Ashabul Kahfi hidup pada masa Raja

Ilsutrasi kisah Ashabul Kahfi. Foto: Unsplash.com/Jez Timms

Dalam sejarah Islam, ada banyak sekali kisah-kisah menakjubkan yang terjadi. Salah satu kisah menakjubkan tersebut adalah kisah Ashabul Kahfi yang terjadi pada masa lalu sebelum zaman Nabi Muhammad SAW.

Ashabul Kahfi adalah kisah tujuh orang pemuda dan seekor anjir yang tertidur di dalam gua selama ratusan tahun, yakni sekitar 309 tahun. Mereka semua tertidur atas kuasa Allah SWT dan untuk bersembunyi serta melarikan diri dari kekejaman Raja Decyanus. Niat mereka melarikan diri adalah untuk mempertahankan keimanannya.

Kisah ini berawla dari adanya seorang pemimpin di negeri yang bernama Afasus bernama Raja Decyanus. Ia adalah seorang raja yang memerintah pada 249-251 Masehi.

Dalam memimpin suatu negara, Raja Decyanus dikenal sangat kejam dan selalu menyiksa penganut-penganut Kristen. Bahkan Raja Decyanus selalu memerintahkan dan memaksa seluruh rakyatnya untuk ikut menyembah berhala. Jika tidak ada yang menurut, Raja Decyanus tidak akan segan-segan untuk membunuhnya. Maka dari itu, sebagian besar rakyat di negeri Afasus menyembah berhala.

Akan tetapi, berbeda dengan enam orang pemuda golongan bangsawan yang tidak ingin menuruti perintah Raja Decyanus untuk menyembah berhala. Mendengar fakta ini, Raja Decyanus marah. Ia memerintahkan pengawalnya untuk segera membawa enam pemuda tersebut ke hadapannya.

Ketika pemuda-pemuda tersebut sudah berada di istana, Raja Decyanus mempertanyakan kenapa mereka tidak mau menyembah berhala. Bahkan, Raja Decyanus menawarkan berbagai kenikmatan, seperti harta dan jabatan. Namun, mereka tetap hanya ingin beribada kepada Allah SWT.

Dikarenakan mereka teguh pada pendirian, alhasil Raja Decyanus murka karena penolakan yang pemuda-pemuda tersebut. Meski begitu, Raja Decyanus tetap memberikan mereka kesempatan untuk memikirkan tawaran yang telah dijanjikan.

Pemuda-pemuda tersebut tetap memiliki keteguhan iman yang luar biasa dan tetap menolak tawaran yang diberikan Raja Decyanus.

Akhirnya, mereka pun pergi meninggalkan kota dan bersembunyi di sebuah gua di Gunung Tikhayus yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

Namun, ditengah perjalanan, mereka tidak sengaja bertemu dengan seorang pengembala bersama anjingnya. Pemuda tersebut rupanya juga memiliki keimanan yang sama dan memutuskan untuk ikut bersamanya.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Kahfi ayat 17 yang artinya:

"Engkau melihat matahari ketika terbit dan condong dari gua mereka ke sebelah kanan dan apabila terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedangkan mereka berada dalam tempat yang luas di dalam gua itu."

Di dalam gua tersebut, mereka dengan leluasa dan bebas beribadah kepada Allah SWT. Tak lupa, mereka juga berdoa dan memohon untuk diberikan pelrindungan kepada Allah SWT agar terhindar dari kejaran Raja Decyanus yang kejam itu.

Kemudian, Allah SWT menutup pendengaran dan penglihatan mereka sehingga tanpa sadar, mereka telah tertidur dalam waktu yang cukup lama, yakni 309 tahun.

Lalu, setelah lama tertidur, para pemuda tersbeut bersama dengan seekor anjing yang dibawanya, terbangun karena mendengar suara seseorang yang membangun kandang di sekitar gua.

Mereka bangun dengan wajah yang berseri-seri. Mereka pun saling melontarkan pertanyaan sudah berapa mereka tinggal di sini. Salah satu pemuda pun menjawab, Tuhan yang lebih mengetahui berapa lama tinggal di sini.

Hingga pada akhirnya, mereka memutuskan untuk keluar dari gua guna mencari makan dan memastikan bagaimana keadaan kota. Betapa herannya mereka, ketika melihat orang-orang yang sudah beriman dan keadaan kota yang juga sudah berubah.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), Ashabul Kahfi atau Seven Sleepers of Ephesus merupakan kisah yang langgeng pada Kristen dan Islam selama abad pertengahan. Tujuh pemuda tersebut dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Romawi Timur Theodosius II 408-450 mesehi.

Begitulah sedikit kisah yang cukup terkenal dengan Ashabul Kahfi. Apa nih pelajaran yang dapat kamu petik dari kisah Ashabul Kahfi?

Advertisements

Ashabul Kahfi hidup pada masa Raja

Peristiwa mengenai sekelompok pemuda yang ditidurkan Allah selama ratusan tahun di gua adalah satu kisah menakjubkan yang tercantum di Al Quran. Lalu, kapan sebenarnya peristiwa Ashabul Kahfi tersebut terjadi?

Terjadi Setelah Menyebarnya Agama Nasrani 

Umroh.com merangkum, sebuah keterangan menyebut bahwa waktu terjadinya peristiwa Ashabul Kahfi adalah setelah perkembangan agama Nasrani. Mereka (pemuda Ashabul Kahfi) dituturkan memeluk agama Nabi Isa bin Maryam. 

Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan? Cukup download aplikasinya di sini!

Terjadi Sebelum Muncul Agama Nasrani 

Ada juga yang menyebut bahwa waktu terjadinya peristiwa Ashabul Kahfi adalah sebelum perkembangan agama Nasrani. Keterangan ini muncul karena ternyata para pendeta Yahudi mengetahui kisah mereka. Ketika Nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam, kaum Yahudi juga mengajukan pertanyaan tentang Ashabul Kahfi untuk menguji kenabian Rasulullah.

Baca juga: Fenomena Ashabul Kahfi, Saksi Bisu Kebesaran Allah

Penuturan tersebut menguatkan keyakinan bahwa peristiwa Ashabul Kahfi sudah tercantum dalam kitab-kitab para ahli kitab, serta terjadi sebelum menyebarnya agama Nasrani. 

Berikut adalah penjelasan mengenai pertentangan dua pendapat di atas.

Peristiwa Ashabul Kahfi Terjadi Saat Pemerintahan Kaisar Romawi 

Sebuah catatan sejarah menyatakan waktu terjadinya peristiwa Ashabul Kahfi di masa pemerintahan kaisar Romawi Timur. Tepatnya saat Kaisar Diqyanus (Decius) memerintah di tahun 249-251 Masehi. Dahulu Romawi Timur menguasai negeri Syam, yang kini terpecah menjadi negara Suriah, Libanon, Israel, Palestina, dan Yordania.  

Punya rencana untuk pergi umroh bersama keluarga? Wujudkan mimpi Anda dengan cara mudahnya di sini!

Kala itu, pusat pemerintahan Romawi berada di Amman, Yordania. Selama memimpin, Diqyanus dikenal kejam. Ia gemar menyiksa rakyat yang berbeda paham dengannya. Kaisar penyembah dewa-dewa ini tidak ingin ada satu pun orang di wilayahnya yang menyembah tuhan selain patung-patung berhala. Jika ada yang menolak, akan diberi siksaan kejam hingga ancaman pembunuhan.

Ashabul Kahfi hidup pada masa Raja

Selain itu, ada anggapan bahwa waktu terjadinya peristiwa Ashabul Kahfi adalah ketika Romawi Timur dipimpin oleh Kaisar Trajan atau Trajanus. Kepemimpinan Trajan terjadi di sekitar tahun 98-117 Masehi. Sebuah catatan sejarah turut menyebut bahwa Kaisar Trajan berperilaku sangat diktator dan kejam.  

Kekejaman ditimpakan pada rakyatnya yang menolak menyembah berhala. Kaisar Trajan akan membunuh siapa saja yang menunjukkan penolakan terhadap berhala. Ia mengeluarkan undang-undang tentang hukuman kepada rakyat yang menolak untuk menyembah berhala. Saat itu, pusat pemerintahan Romawi Timur diyakini berada di Damaskus, Suriah. 

Ashabul Kahfi hidup pada masa Raja

Undang-undang pun didukung para Gubernur di kota-kota besar. Dalam catatan sejarah, Gubernur Romawi bernama Pilinius pernah bersurat kepada Kaisar Trajan. Isinya tentang sekelompok pemuda pengikut Messiah / Masehi. Ini merujuk pada gelar Nabi Isa yang dijuluki Al Masih. Sekelompok pemuda itu digambarkan sebagai pengikut Isa Al Masih yang memegang teguh ajaran tauhid sebenarnya, yaitu mengesakan Allah. Atas keyakinan mereka, mereka menerima vonis hukuman dari pemerintah kala itu.

Pendapat Terjadinya Ashabul Kahfi di Masa Kaisar Trajan Lebih Bisa Diterima 

Di antara beberapa pendapat di atas, anggapan waktu terjadinya peristiwa Ashabul Kahfi di masa Kaisar Trajan adalah yang paling bisa diterima. Catatan sejarah menyebutkan bahwa para Ashabul Kahfi terbangun di masa pemerintahan Teodocius II, tahun 408-450 Masehi. 

Baca juga: Inilah Penampakan Gua Ashabul Kahfi, Sebagai Bukti Kebesaran Allah

Jarak waktu antara pemerintahan kaisar Trajan dengan Teodocius lebih dari 300 tahun. Rentang terjauhnya sekitar 351 tahun, sedangkan rentang antara tahun pertama pemerintahan Trajan hingga tahun pertama pemerintahan Teodocius II adalah sekitar 310 tahun. Argumen ini memperkuat firman Allah di surat Al Kahfi ayat 25, “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”. 

Namun anggapan itu juga masih belum bisa dipastikan kebenarannya. Waktu terjadinya peristiwa Ashabul Kahfi terpaut jauh dengan kelahiran Rasulullah. Selain itu, pendapat-pendapat tersebut bisa jadi tercampur dengan pendapat sebagian besar orang Nasrani. Orang-orang Nasrani juga meyakini sejarah yang menyebut bahwa sekte-sekte Kristen turut dikejar-kejar oleh penguasa Romawi penyembah berhala, sebelum Konstantin berkuasa pada tahun 300 Masehi. 

Kisah Ashabul Kahfi Diketahui dengan Baik oleh Kaum Yahudi Madinah 

Pertentangan kembali terjadi ketika menyebut fakta bahwa surat Al Kahfi diturunkan untuk menjawab pertanyaan kaum Yahudi Madinah. Mereka mengajukan pertanyaan kepada orang Mekah untuk menguji kenabian Rasulullah SAW. Allah kemudian menjawab pertanyaan tersebut melalui ayat-ayat dalam sebagian surat Al Kahfi. 

Jika catatan sejarah sebelumnya menyebut bahwa terjadi pada pengikut Nabi Isa, maka timbul pertanyaan: ‘Mengapa yang mengajukan pertanyaan tentang Ashabul Kahfi adalah kaum Yahudi?”. Ditambah lagi, Orang-orang Arab Mekah sering berdagang menuju daerah Syam, tempat bermukim orang-orang Nasrani, namun tidak pernah mendengar kisah mengenai Ashabul Kahfi. 

Kisah mengenai Ashabul Kahfi justru datang dari kaum Yahudi, karena pendeta mereka mengetahui kisah tersebut secara pasti dari kitab Taurat yang asli. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa sekitar tahun 1500-1300 Sebelum Masehi. Jika sudah tertulis dalam Taurat, maka kejadian Ashabul Kahfi berlangsung sebelum kenabian Nabi Musa AS. 

Mau dapat kesempatan bisa umroh gratis? Cukup dengan download aplikasinya di sini!

Hanya Allah yang Mengetahui Waktu Terjadinya Peristiwa Ashabul Kahfi 

Kisah-kisah sebelum kenabian Nabi Musa AS tentunya sangat sulit dilacak kebenarannya. Namun satu hal perlu kita yakini, yaitu hanya Allah yang mengetahui waktu terjadinya peristiwa Ashabul Kahfi. Dan waktu saat mereka dibangunkan kembali. Sebagaimana firman Allah di surat Al Kahfi ayat 26, “Katakanlah: “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan”.

Ashabul Kahfi hidup pada zaman Nabi siapa?

Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya Nabi Isa AS. Pada masa itu, mereka hidup di tengah banyaknya kezaliman dan juga di tengah masyarakat penyembah berhala.

Siapakah nama raja yang sangat kejam di masa Ashabul Kahfi?

Berjalanya zaman, raja Dikyanus pun lengser dan setelah Ashabul Kahfi terbangun setelah tidur 309 tahun Hijriyah atau 300 tahun Masehi, maka raja yang berkuasa adalah raja Theodosius II yang berkuasa sekitar 421 M yang sudah beriman kepada Allah (pada saat itu beragama Kristen).

Ashabul Kahfi hidup pada tahun berapa?

Ashabul Kahfi merujuk pada tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang, atas izin Allah SWT, tidur di dalam gua selama ra tusan tahun, yakni 300 tahun syamsiah atau 309 tahun qamariah.

Siapakah Raja Diqyanus?

Dikyanus adalah raja yang berkuasa di sekitar Efesus, yaitu daerah yang disinyalir tempat Gua Ashabulkahfi berada. Raja Dikyanus diperkirakan berkuasa pada tahun 112 M. Raja Dikyanus dikenal sebagai raja yang kejam.