Apa yang kamu ketahui tentang Sejarah permainan bulutangkis

Olahraga bulu tangkis bisa dibilang sebagai salah satu olahraga yang paling mengangkat nama Indonesia di kancah internasional. Bahkan, setiap olimpiade, olahraga ini tidak pernah absen menyumbang medali dan kerap jadi langganan Indonesia mendulang emas.

Di kancah internasional olahraga bulu tangkis, nama Indonesia tak pernah dipandang sebelah mata. Sudah tak terhitung jumlah atlet badminton Tanah Air yang menjadi juara dunia, mulai dari Christian Hadinata, Susi Susanti, Liliyana Natsir, hingga yang teranyar adalah Gerysia Polii dan Apriani Rahayu yang berhasil mencapai babak final nomor ganda putri di Olimpiade Tokyo 2021.

Pengertian bulu tangkis

Bulu tangkis atau yang sering juga disebut sebagai badminton adalah olahraga yang termasuk dalam permainan bola kecil dan dimainkan dengan cara menjatuhkan bola yang disebut shuttlecock di bidang permainan lawan. Perpindahan bola dalam bulu tangkis dilakukan menggunakan raket dan bisa dimainkan secara tunggal maupun ganda.

Nomor yang dimainkan dalam pertandingan bulut tangkis yaitu:

  • Tunggal putra
  • Tunggal putri
  • Ganda putra
  • Ganda putri
  • Ganda campuran

Biasanya, dalam suatu kejuaraan atau pertandingan, juara ditentukan di tiap nomer. Namun pada beberapa kejuaraan tertentu, ada juga gelar yang diperebutkan secara tim, biasanya mewakili negara.

Sejarah permainan bulu tangkis

Apa yang kamu ketahui tentang Sejarah permainan bulutangkis
Apa yang kamu ketahui tentang Sejarah permainan bulutangkis
Perkembangan badminton di Indonesia dimulai pada 1950-an

Olahraga bulu tangkis awalnya berasal dari sebuah rumah yang disebut Badminton House di kawasan Gloucester-shire, sekitar 200 kilometer sebelah barat London, Inggris, pada abad ke-17. Di rumah itulah, sang pemilik bernama Duke of Beaufort menjadi aktivis olahraga ini.

Meskipun demikian, baru pada 1899 olahraga ini mulai dipertandingkan secara resmi lewat kompetisi bernama All England. Kompetisi inilah yang hingga kini dikenal sebagai kejuaraan tertua di dunia sekaligus sebagai salah satu yang paling prestisius.

Sementara di Indonesia, perkembangan olahraga bulu tangkis bisa dibilang dimulai pada 5 Mei 1951 ketika Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menggelar pertemuan, yang kemudian dikenal sebagai kongres pertamanya. Kongres di Bandung ini sekaligus memilih Ketua Umum pertama PBSI, Rochdi Partaatmadja.

Perlengkapan permainan bulu tangkis

Ada banyak perlengkapan yang dibutuhkan dalam permainan bulu tangkis, mulai dari lapangan, raket, hingga kok. Berikut penjelasannya.

• Lapangan bulu tangkis

Besar lapangan bulu tangkis yang sudah ditentukan oleh IBF adalah:

  • Pajang lapangan bulu tangkis: 13,40 meter
  • Lebar lapangan bulu tangkis: 6,10 meter. Sementara bidang permainan yang digunakan dalam partai tunggal adalah 5,18 meter.

• Net atau jaring

  • Panjang net: 610 cm
  • Lebar net: 76 cm
  • Pita putih di atas net: 3,8 cm
  • Tiang net: berbentuk bulat dengan diameter 3,8 cm
  • Tinggi net: dipasang di tengah lapangan dengan ketinggian 1,524 meter

• Kok (shuttlecock)

Kok yang digunakan dalam pertandingan resmi, menurut peraturan dari IBF memiliki berat kurang lebih 5,67 gram. Di ujung kok ada gabus tempat menancapnya bulu angsa.

Dalam satu buah kok biasanya terdapat 14-16 bulu angsa yang diikat dengan dua buah tali melingkar. Panjang kok bulu tangkis biasanya adalah 8,8 cm dengan 6,5 cm panjang bulu angsa, dan 2,3 cm panjang kepala kok.

• Raket bulu tangkis

Raket bulu tangkis adalah peralatan krusial yang harus ada dalam setiap permainan bulu tangkis. Berat raket bulu tangkis biasanya kurang dari 150 gram. Bahan pembuatanya pun berbeda-beda, mulai dari alumunium, karbon, hingga grafit.

Peraturan olahraga bulu tangkis

Federasi bulu tangkis dunia atau Badminton World Federation (BWF) mengatur segala hal yang berhubungan dengan permainan tepok bulu ini, baik untuk pertandingan kategori individu maupun beregu. BWF juga mengatur mulai dari kriteria penggunaan shuttle kok, panjang dan lebar lapangan, hingga aturan teknis terkait dengan jalannya pertandingan itu sendiri.

Berikut ini beberapa peraturan dalam olahraga bulu tangkis yang menarik untuk Anda ketahui.

1. Aturan servis

Servis dikatakan benar jika:

  • Kedua belah pihak tidak ada yang menunda servis, baik pemain yang melakukan (server) maupun pemain yang menerima.
  • Pemain yang melakukan servis dan pemain yang menerima servis harus berdiri secara diagonal dan dipisahkan oleh net.
  • Beberapa bagian dari kedua kaki server dan penerima harus tetap menapak tanah hingga servis selesai dilakukan.
  • Seluruh kok harus berada di bawah pinggang server pada saat raket server dipukul. Pinggang akan dianggap sebagai garis imajiner yang mengelilingi tubuh, sejajar dengan bagian paling bawah tulang rusuk bagian bawah server.
  • Di pertandingan resmi, BWF juga menggunakan tongkat pengukur ketinggian servis yang memastikan servis pemain harus di bawah 110 sentimeter dari permukaan lapangan pada saat dipukul oleh raket server agar tidak dinyatakan fault.
  • Servis harus melewati net dan masuk ke bidang permainan penerima servis agar dinyatakan sah.
    Pada nomor ganda, pemain kedua yang tidak menerima atau melakukan servis bisa berdiri di area mana saja, asalkan tidak menghalangi penglihatan pemain yang menerima atau melakukan servis tersebut.

2. Sistem skoring

Setiap game terdiri atas 21 poin
  • Pemenang pada setiap olahraga bulu tangkis ialah individu atau tim yang dapat merebut 2 game terlebih dahulu.
  • Seorang pemain dinyatakan menang dalam satu set permainan bulu tangkis jika telah mencapai angkai 21. 
  • Akan ada poin setiap kali pemain individu/tim melakukan servis dan tidak bisa dikembalikan oleh lawan.
  • Ketika kedua pemain single atau ganda berada pada angka 20-20, maka terjadi setting atau duece. Untuk mengakhiri permainan, salah satu pemain/tim harus memiliki jarak 2 poin dibanding lawannya.
  • Jika permainan bulu tangkis berlangsung hingga poin 29-29, maka individu/tim yang terlebih dahulu meraih angka 30 keluar sebagai pemenang.
  • Pemenang akan melakukan servis terlebih dahulu di game berikutnya.

3. Fault

  • Shuttle dipukul dalam posisi lebih tinggi dari pinggang server atau kepala raket lebih tinggi dari pegangan raket server.
  • Shuttle tidak mendarat di lapangan servis yang benar.
  • Kaki server tidak berada di lapangan servis atau kaki penerima tidak berada di lapangan secara diagonal berlawanan dengan server.
  • Server melangkah maju saat melakukan servis.
  • Pemain mengancam lawannya sebelum melakukan servis atau selama melakukan servis.
  • Servis atau tembakan yang mendarat di luar batas lapangan, melewati bawah net, menyentuh penghalang lain atau tubuh atau pakaian pemain.
  • Kok yang sedang dimainkan dipukul sebelum melewati net ke sisi pemukul. Jika hanya raket pemukul yang melewati net setelah memukul bola di areanya (misalnya saat adu netting), itu bukan termasuk fault.
  • Seorang pemain menyentuh net atau penyangga dengan tubuh atau raketnya saat kok sedang dimainkan.
    Memukul kok dua kali secara berurutan oleh pemain atau tim.

Selama ini mungkin Anda menyaksikan maupun bermain olahraga bulu tangkis tanpa menyadari aturan ini. Nah, sekarang saatnya untuk lebih memahaminya!