Sejarah Vietnam dapat ditinjau kembali ke seratus tahun ke-3 SM. Mayoritas catatan tertulis mengenai sejarah Vietnam dapat ditemukan dalam catatan-catatan sejarah Tiongkok. Show
Masa Pra-dinastiPada tahun 214 SM, beberapa tahun setelah Kaisar Qin Shihuang mempersatukan Tiongkok, dia mengirim bala tentara ke selatan Tiongkok sebagai menaklukkan wilayah yang sekarang adalah Guangdong, Guangxi, Fujian dan utara Vietnam. Penaklukkan itu didampingi dengan penaklukkan suku lawas Bai Yue. Setelahnya, Dinasti Qin mendukung migrasi suku Han secara besar-besaran ke selatan dan membentuk 3 provinsi di selatan. Antara puluhan tahun kemudian, tahun 203 SM, Dinasti Qin terpuruk ke dalam kekacauan. Pada saat ini, pemimpin militer Qin di Nanhai (sekarang Vietnam utara), Zhao Tuo mengambil kesempatan ini sebagai membentuk negara sendiri, Nan Yue, dengan Raja Wu. Ibukota negara Nan Yue berada di kawasan Guangzhou sekarang. Namun, Nan Yue kemudian ditaklukkan oleh Kaisar Han Wudi dari Dinasti Han pada tahun 111 SM. Sebagai lebih 10 seratus tahun selanjutnya, Vietnam utara secara langsung dikuasai oleh Dinasti Han, Dong Wu, Dinasti Jin, Dinasti Selatan, Dinasti Sui dan Dinasti Tang). Masa Dinasti-dinastiPada 939 CE, orang-orang Vietnam sukses mengalahkan militer Tiongkok di Sungai Bach Dang dan mendapatkan kemerdekaan setelah 10 seratus tahun di bawah kontrol Tiongkok. Mereka mendapatkan otonomi secara lengkap satu seratus tahun kemudian. Pada masa pemerintahan Dinasti Tran, Dai Viet mengalahkan tiga usaha invasi Mongol di bawah Dinasti Yuan. Tiga kali dengan pasukan yang sangat akbar juga dengan persipan yang hati-hati sebagai serangan mereka, tetapi tiga kali terus-menerus orang-orang Mongol dikalahkan sama sekali oleh Dai Viet. Secara kebetulan, pertempuran terakhir dimana jendral Vietnam Tran Hung Dao mengalahkan kebanyakan militer Mongol diadakan lagi di Sungai Bach Dang seperti nenek moyangnya kurang lebih 300 tahun yang lalu. Feudalisme di Vietnam mencapai titik puncaknya saat Dinasti Le pada seratus tahun ke 15, khususnya selama masa pemerintahan Kaisar Le Thanh Tong. Antara seratus tahun ke 11 dan 15, Vietnam memperluas wilayahnya ke arah Sealatan dalam ronde yang disebut Nam Tien (Perluasan ke Selatan). Mereka belakangnya menaklukan kerajaan Champa dan banyak kekaisaran Khmer. Masa kolonialisme PerancisKemerdekaan Vietnam belakangnya pada pertengahan seratus tahun 19 AD (Setelah Masehi), ketika Vietnam dikolonialisasikan oleh Kerajaan Perancis. Pemerintahan Perancis menanamkan perubahan signifikan dalam ronde politik dan norma budaya istiadat pada warga Vietnam. Sistem pendidikan modern gaya Barat dikembangkan dan agama Kristen diperkenalkan kepada warga Vietnam. Pengembangan ekonomi perkebunan sebagai mempromosikan ekspor tembakau, nila (indigo), teh dan kopi, Perancis mengabaikan permintaan hendak pemerintahan sendiri (self-government) dan hak-hak sipil yang terus meningkat. Suatu pergerakan politik nasionalis dengan cepat muncul, dan pemimpin muda Ho Chi Minh memimpin permintaan hendak kemerdekaan kepada League of Nations (Liga Bangsa-Bangsa). Tetapi, Perancis memelihara dominasi kontrol terhadap koloni-koloninya sampai Perang Alam II, ketika perang Jepang di Pasifik memicu penyerbuan ke Indochina. Sumber kekuatan alam Vietnam dieksploitasi sebagai kebutuhan kampanye militer Jepang ke Burma, Semenanjung Malay dan India. Pada tahun terkahir perang, pemberontakan nasionalis berpasukan muncul di bawah Ho Chi Minh, melakukan kemerdekaan dan komunisme. Menyusul kekalahan Jepang, pasukan nasionalis melawan pasukan kolonial Perancis pada Perang Indochina Pertama yang dimulai pada tahun 1945 sampai 1954. Perancis merasakan kekalahan akbar pada Pertempuran Dien Bien Phu dan dalam saat singkat setelah itu ditarik dari Vietnam. Negara-negara yang bertempur dalam Perang Vietnam membagi Vietnam pada 17th parallel menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan sesuai Perjanjian Geneva (Geneva Accords). Perang VietnamPemerintahan komunis atas Vietnam Utara ditolak oleh Amerika Serikat (A.S.) atas kemiripannya terhadap Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina (RRC). Ketidaksetujuan dengan segera muncul atas ide pemilihan umum dan reunifikasi (Vietnam Utara dan Selatan), dan A.S. mulai meningkatkan kontribusi penasihat militer, bahkan Soviet menyuplai tentara dan persenjataan sebagai memperkuat militer komunis. Serangan kontroversial atas kapal A.S. di Teluk Tonkin memicu serangan militer A.S. terhadap instalasi milter Vietnam Utara dan penempatan lebih dari 500.000 tentara di Vietnam Selatan. Pasukan A.S. dengan segera dibingungkan oleh suatu perang gerilya yang buruk dengan Viet Cong, milisi komunis Vietnam Selatan. Pasukan Vietnam Utara gagal dalam usaha penyerbuan terhadap Selatan pada 1968 Tet Offensive dan perang dengan segera menyebar ke negara tetangga Laos dan Kamboja. Dengan korban yang menggunung, A.S. mulai memindahkan tugas perjuangan ke militer Vietnam Selatan dalam ronde yang dikenal sebagai Vietnamisasi. Usaha tersebut membuahkan hasil yang campur aduk, tetapi dengan dukungan A.S., Vietnam Selatan mampu bertahan. Perjanjian Damai Paris (Paris Peace Accords) pada 27 Januari 1973 mengakui kekuasaan tertinggi kedua belah pihak. Di bawah perjanjian, seluruh pasukan perang Amerika ditarik pada 29 Maret 1973. Pertempuran kecil tetap berlanjut, tetapi semua pertempuran akbar telah belakangnya sampai sekali lagi, Utara menginvasi dan menundukkan Selatan pada 30 April 1975. Vietnam Selatan dengan singkat menjadi Republik Vietnam Selatan, suatu negara boneka di bawah kekuasaan militer oleh Vietnam Utara, sebelum secara resmi disatukan dengan Utara di bawah pemerintahan Komunis sebagai Republik Sosialis Vietnam pada 2 July 1976. Pasca perang VietnamAkibat dari pengambil-alihan kontrol, komunis Vietnam melarang partai politik lain, menahan tersangka yang dipercayai berkolaborasi dengan Amerika Serikat dan memulai kampanye masal tentang kolektifisasi pertanian dan pabrik-pabrik. Rekonstruksi negara yang porak poranda akibat perang terjadi sangat lambat dan masalah kemanusiaan serius dan masalah-masalah ekonomi menghadapi rezim komunis. Pada 1978, Militer Vietnam menginvasi Kamboja sebagai melepaskan bekas rekan mereka, Khmer Rouge, dari penindasan. Gerakan ini memperburuk hubungan dengan RRT, yang meluncurkan serangan mendadak kepada Vietnam Utara pada 1979. Konflik ini mengakibatkan Vietnam lebih makin bergantung terhadap bantuan ekonomi dan militer dari Soviet.Dalam suatu perubahan sejarah pada 1986, Partai Komunis Vietnam mengimplementasikan reformasi pasar lepas sama sekali (free-market) yang dikenal sebagai Doi Moi (Renovasi). Dengan kekuasaan negara tetap tidak tertandingi, kepemilikan pribadi atas pertanian-pertanian dan perusahaan-perusahaan, deregulasi dan investasi asing dipicu. Namun demikian, kekuatan Partai Komunis Vietnam atas semua organ-organ pemerintahan tetap kuat. Đổi MớiPada perubahan sejarah pada tahun 1986, Partai Komunis Vietnam menerapkan reformasi pasar lepas sama sekali yang dikenal sebagai Đổi Mới(Renovasi). Dengan kekuasaan negara yang tetap tidak terlawankan, kepemilikan swasta atas pertanian dan perusahaan-perusahaan, deregulasi dan investasi asing dipacu. Ekonomi Vietnam mencapai pertumbuhan yang cepat dalam produksi ronde pertanian dan perindustrian, konstruksi dan perumahan, ekspor dan investasi asing. Vietnam sekarang adalah satu di antara negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di alam. Secara politis, reformasi belum terjadi. Partai Komunis Vietnam mempertahankan kontrol atas semua organ-organ pemerintah. edunitas.com Page 2Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (kelahiran di Cepu, Jawa Tengah, 7 Januari 1905 – meninggal 5 September 1962 pada umur 57 tahun) yaitu seorang dai karismatik yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) di Tasikmalaya pada tahun 1949. Sejarah hidupPada tahun 1901, Belanda menetapkan politik etis (politik balas budi). Penerapan politik etis ini menyebabkan banyak sekolah modern yang dibuka untuk masyarakat pribumi. Kartosoewirjo yaitu salah seorang anak negeri yang berkesempatan mengenyam pendidikan modern ini. Hal ini disebabkan karena ayahnya memiliki letak yang cukup penting sebagai seorang pribumi saat itu. [1] Pada umur 8 tahun, Kartosoewirjo masuk ke sekolah Inlandsche School der Tweede Klasse (ISTK). Sekolah ini menjadi sekolah nomor dua untuk kalangan bumiputera. Empat tahun akhir, beliau masuk ELS di Bojonegoro (sekolah untuk orang Eropa). Orang Indonesia yang sukses masuk ELS yaitu orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Di Bojonegoro, Kartosoewirjo mengenal guru rohaninya yang bernama Notodiharjo, seorang tokoh Islam modern yang mengikuti alur pemikiran Muhammadiyah. Beliau menanamkan pemikiran Islam modern ke dalam alam pemikiran Kartosoewirjo. Pemikiran Notodiharjo ini sangat memengaruhi sikap Kartosoewirjo dalam meresponi ajaran-ajaran Islam.[2] Setelah lulus dari ELS pada tahun 1923, Kartosoewirjo melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Kedokteran Nederlands Indische Artsen School.Pada masa ini, beliau mengenal dan bergabung dengan organisasi Syarikat Islam yang dipimpin oleh H. O. S. Tjokroaminoto. Beliau sempat tinggal di rumah Tjokroaminoto. Beliau menjadi murid sekaligus sekretaris pribadi H. O. S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto sangat memengaruhi perkembangan pemikiran dan aksi politik Kartosoewirjo. Ketertarikan Kartosoewirjo untuk mempelajari alam politik semakin dirangsang oleh pamannya yang semakin memengaruhinya untuk semakin mendalami ilmu politik. Oleh karena itu, tidak ajaib apabila nanti Kartosoewirjo tumbuh sebagai orang yang memiliki integritas keIslaman yang kuat dan kesadaran politik yang tinggi. Tahun 1927, Kartosoewirjo dikeluarkan dari Nederlands Indische Artsen School karena beliau dianggap menjadi aktivis politik serta memiliki buku sosialis dan komunis.[2] KarierS. M. Kartosoewirjo juga melakukan pekerjaan sebagai Pemimpin Redaksi Koran harian Fadjar Asia. Beliau membikin tulisan-tulisan yang mengandung penentangan terhadap bangsawan Jawa (termasuk Sultan Solo) yang bekerjasama dengan Belanda. Dalam artikelnya nampak pandangan politiknya yang radikal. Beliau juga menyerukan agar kaum buruh bangun untuk menjadikan lebih baik kondisi kehidupan mereka, tanpa memelas. Beliau juga sering mengkritik pihak nasionalis lewat artikelnya.[1] Kariernya akhir melejit saat beliau menjadi sekretaris jenderal Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). PSII yaitu kelanjutan dari Sarekat Islam. Kartosoewirjo akhir bercita-cita untuk membangun negara Islam (Daulah Islamiyah). Di PSII beliau menemukan jodohnya. Beliau menikah dengan Umi Kalsum, anak seorang tokoh PSII di Malangbong. Beliau akhir keluar dari PSII dan membangun Komite Pembela Kebenaran Partai Sarekat Islam Indonesia (KPKPSII). Menurut Kartosoewirjo, PSII yaitu partai yang berdiri di luar lembaga bangunan oleh Belanda. Oleh karena itu, beliau menuntut suatu penerapan politik hijrah yang tidak mengenal kompromi. Menurutnya, PSII harus menolak segala bangun-bangun kerjasama dengan Belanda tanpa mengenal kompromi beracara jihad. Beliau mendasarkan segala tindakkan politiknya saat itu berdasarkan pembedahan dan gunanya sendiri terhadap Al-Qur’an. Beliau tetap istiqomah pada pendiriannya, walaupun berbagai kendala menghadang, patut itu kendala dari tubuh partai itu sendiri, kendala dari tokoh nasionalis, maupun kendala dari tekanan pemerintah Kolonial.[1] Masa perang kemerdekaanPada masa perang kemerdekaan 1945-1949, Kartosoewirjo terlibat giat tetapi sikap kerasnya membikinnya sering bertolak akhir dengan pemerintah, termasuk ketika beliau menolak pemerintah pusat agar seluruh Divisi Siliwangi melakukan long march ke Jawa Tengah. Perintah long march itu yaitu konsekuensi dari Perjanjian Renville yang sangat mempersempit wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Kartosoewirjo juga menolak posisi menteri yang dinegosiasikan Amir Sjarifuddin yang saat itu menjabat Perdana Menteri. Pada waktu itu, Sugondo Djojopuspito, yang kenal patut dengan SM Kartosoewitjo dan Amir Sjarifuddin ketika peristiwa Sumpah Pemuda 1928 di Batavia, membujuk Kartosoewirjo: Wis to Mas, miliho menteri opo wae asal ojo Menteri Pertahanan utowo Menteri Dalam Negeri (Sudahlah Mas, pilih jadi menteri apa saja, tapi jangan Menteri Pertahanan atau Menteri Dalam Negeri). Kartosoewirjo menjawab: Emoh, nek dasar negoro ora Islam (Tidak mau, sekiranya dasar negara bukan Islam). Negara Islam IndonesiaPeristiwa Penangkapan Kartosuwiryo Kekecewaannya terhadap pemerintah pusat semakin membulatkan tekadnya untuk membentuk Negara Islam Indonesia. Kartosoewirjo akhir memproklamirkan NII pada 7 Agustus 1949. Tercatat beberapa kawasan mencetuskan menjadi babak dari NII terutama Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh. Pemerintah Indonesia akhir bereaksi dengan menjalankan operasi untuk menangkap Kartosoewirjo. Gerilya NII melawan pemerintah berlanjut lama. Perjuangan Kartosoewirjo kesudahannya ketika aparat keamanan menangkapnya setelah melewati perburuan panjang di wilayah Gunung Rakutak di Jawa Barat pada 4 Juni 1962. Pemerintah Indonesia akhir menghukum mati Kartosoewirjo pada 12 September 1962 di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu, Jakarta. Lihat pulaReferensi
edunitas.com Page 3Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (kelahiran di Cepu, Jawa Tengah, 7 Januari 1905 – meninggal 5 September 1962 pada umur 57 tahun) yaitu seorang dai karismatik yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) di Tasikmalaya pada tahun 1949. Sejarah hidupPada tahun 1901, Belanda menetapkan politik etis (politik balas budi). Penerapan politik etis ini menyebabkan banyak sekolah modern yang dibuka untuk masyarakat pribumi. Kartosoewirjo yaitu salah seorang anak negeri yang berkesempatan mengenyam pendidikan modern ini. Hal ini disebabkan karena ayahnya memiliki letak yang cukup penting sebagai seorang pribumi saat itu. [1] Pada umur 8 tahun, Kartosoewirjo masuk ke sekolah Inlandsche School der Tweede Klasse (ISTK). Sekolah ini menjadi sekolah nomor dua untuk kalangan bumiputera. Empat tahun akhir, beliau masuk ELS di Bojonegoro (sekolah untuk orang Eropa). Orang Indonesia yang sukses masuk ELS yaitu orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Di Bojonegoro, Kartosoewirjo mengenal guru rohaninya yang bernama Notodiharjo, seorang tokoh Islam modern yang mengikuti alur pemikiran Muhammadiyah. Beliau menanamkan pemikiran Islam modern ke dalam alam pemikiran Kartosoewirjo. Pemikiran Notodiharjo ini sangat memengaruhi sikap Kartosoewirjo dalam meresponi ajaran-ajaran Islam.[2] Setelah lulus dari ELS pada tahun 1923, Kartosoewirjo melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Kedokteran Nederlands Indische Artsen School.Pada masa ini, beliau mengenal dan bergabung dengan organisasi Syarikat Islam yang dipimpin oleh H. O. S. Tjokroaminoto. Beliau sempat tinggal di rumah Tjokroaminoto. Beliau menjadi murid sekaligus sekretaris pribadi H. O. S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto sangat memengaruhi perkembangan pemikiran dan aksi politik Kartosoewirjo. Ketertarikan Kartosoewirjo untuk mempelajari alam politik semakin dirangsang oleh pamannya yang semakin memengaruhinya untuk semakin mendalami ilmu politik. Oleh karena itu, tidak ajaib apabila nanti Kartosoewirjo tumbuh sebagai orang yang memiliki integritas keIslaman yang kuat dan kesadaran politik yang tinggi. Tahun 1927, Kartosoewirjo dikeluarkan dari Nederlands Indische Artsen School karena beliau dianggap menjadi aktivis politik serta memiliki buku sosialis dan komunis.[2] KarierS. M. Kartosoewirjo juga melakukan pekerjaan sebagai Pemimpin Redaksi Koran harian Fadjar Asia. Beliau membikin tulisan-tulisan yang mengandung penentangan terhadap bangsawan Jawa (termasuk Sultan Solo) yang bekerjasama dengan Belanda. Dalam artikelnya nampak pandangan politiknya yang radikal. Beliau juga menyerukan agar kaum buruh bangun untuk menjadikan lebih baik kondisi kehidupan mereka, tanpa memelas. Beliau juga sering mengkritik pihak nasionalis lewat artikelnya.[1] Kariernya akhir melejit saat beliau menjadi sekretaris jenderal Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). PSII yaitu kelanjutan dari Sarekat Islam. Kartosoewirjo akhir bercita-cita untuk membangun negara Islam (Daulah Islamiyah). Di PSII beliau menemukan jodohnya. Beliau menikah dengan Umi Kalsum, anak seorang tokoh PSII di Malangbong. Beliau akhir keluar dari PSII dan membangun Komite Pembela Kebenaran Partai Sarekat Islam Indonesia (KPKPSII). Menurut Kartosoewirjo, PSII yaitu partai yang berdiri di luar lembaga bangunan oleh Belanda. Oleh karena itu, beliau menuntut suatu penerapan politik hijrah yang tidak mengenal kompromi. Menurutnya, PSII harus menolak segala bangun-bangun kerjasama dengan Belanda tanpa mengenal kompromi beracara jihad. Beliau mendasarkan segala tindakkan politiknya saat itu berdasarkan pembedahan dan gunanya sendiri terhadap Al-Qur’an. Beliau tetap istiqomah pada pendiriannya, walaupun berbagai kendala menghadang, patut itu kendala dari tubuh partai itu sendiri, kendala dari tokoh nasionalis, maupun kendala dari tekanan pemerintah Kolonial.[1] Masa perang kemerdekaanPada masa perang kemerdekaan 1945-1949, Kartosoewirjo terlibat giat tetapi sikap kerasnya membikinnya sering bertolak akhir dengan pemerintah, termasuk ketika beliau menolak pemerintah pusat agar seluruh Divisi Siliwangi melakukan long march ke Jawa Tengah. Perintah long march itu yaitu konsekuensi dari Perjanjian Renville yang sangat mempersempit wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Kartosoewirjo juga menolak posisi menteri yang dinegosiasikan Amir Sjarifuddin yang saat itu menjabat Perdana Menteri. Pada waktu itu, Sugondo Djojopuspito, yang kenal patut dengan SM Kartosoewitjo dan Amir Sjarifuddin ketika peristiwa Sumpah Pemuda 1928 di Batavia, membujuk Kartosoewirjo: Wis to Mas, miliho menteri opo wae asal ojo Menteri Pertahanan utowo Menteri Dalam Negeri (Sudahlah Mas, pilih jadi menteri apa saja, tapi jangan Menteri Pertahanan atau Menteri Dalam Negeri). Kartosoewirjo menjawab: Emoh, nek dasar negoro ora Islam (Tidak mau, sekiranya dasar negara bukan Islam). Negara Islam IndonesiaPeristiwa Penangkapan Kartosuwiryo Kekecewaannya terhadap pemerintah pusat semakin membulatkan tekadnya untuk membentuk Negara Islam Indonesia. Kartosoewirjo akhir memproklamirkan NII pada 7 Agustus 1949. Tercatat beberapa kawasan mencetuskan menjadi babak dari NII terutama Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh. Pemerintah Indonesia akhir bereaksi dengan menjalankan operasi untuk menangkap Kartosoewirjo. Gerilya NII melawan pemerintah berlanjut lama. Perjuangan Kartosoewirjo kesudahannya ketika aparat keamanan menangkapnya setelah melewati perburuan panjang di wilayah Gunung Rakutak di Jawa Barat pada 4 Juni 1962. Pemerintah Indonesia akhir menghukum mati Kartosoewirjo pada 12 September 1962 di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu, Jakarta. Lihat pulaReferensi
edunitas.com Page 4Sekayu adalah sebuah disktrik yang menjadi ibukota Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia. Secara administratif, Disktrik Sekayu merupakan tempat Kota Sekayu yang berstatus sebagai ibukota Kabupaten Musi Banyuasin. Disktrik Sekayu bercirikan wilayah perkotaan (urban area). Disktrik Sekayu adalah pusat pemerintahan kabupaten, pusat pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, dan pusat perdagangan benda/barang dan perbuatan yang berguna (selain Sungai Lilin dan Bayung Lencir). Selain bahasa Melayu dialek Sekayu, bahasa lain yang dipakai masyarakat di wilayah ini adalah bahasa Melayu dialek Palembang atau bahasa Indonesia. Lapang wilayah Disktrik Sekayu mencapai 701,60 km2 (4.92 persen dari total lapang Kabupaten Musi Banyuasin) dengan banyak masyarakat mencapai 82.263 jiwa (14.01 persen dari total masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin) dan tingkat kepadatan mencapai 117,25 jiwa (kecamatan paling padat nomor dua setelah Disktrik Sungai Lilin). edunitas.com Page 5Sekayu adalah sebuah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia. Secara administratif, Kecamatan Sekayu merupakan lokasi Kota Sekayu yang berstatus sebagai ibukota Kabupaten Musi Banyuasin. Kecamatan Sekayu bercirikan wilayah perkotaan (urban area). Kecamatan Sekayu adalah pusat pemerintahan kabupaten, pusat pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, dan pusat perdagangan benda/barang dan jasa (selain Sungai Lilin dan Bayung Lencir). Selain bahasa Melayu dialek Sekayu, bahasa lain yang digunakan masyarakat di wilayah ini adalah bahasa Melayu dialek Palembang atau bahasa Indonesia. Lapang wilayah Kecamatan Sekayu mencapai 701,60 km2 (4.92 persen dari total lapang Kabupaten Musi Banyuasin) dengan jumlah masyarakat mencapai 82.263 jiwa (14.01 persen dari total masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin) dan tingkat kepadatan mencapai 117,25 jiwa (kecamatan paling padat nomor dua setelah Kecamatan Sungai Lilin). edunitas.com Page 6Sekayu adalah sebuah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia. Secara administratif, Kecamatan Sekayu merupakan lokasi Kota Sekayu yang berstatus sebagai ibukota Kabupaten Musi Banyuasin. Kecamatan Sekayu bercirikan wilayah perkotaan (urban area). Kecamatan Sekayu adalah pusat pemerintahan kabupaten, pusat pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, dan pusat perdagangan benda/barang dan jasa (selain Sungai Lilin dan Bayung Lencir). Selain bahasa Melayu dialek Sekayu, bahasa lain yang digunakan masyarakat di wilayah ini adalah bahasa Melayu dialek Palembang atau bahasa Indonesia. Lapang wilayah Kecamatan Sekayu mencapai 701,60 km2 (4.92 persen dari total lapang Kabupaten Musi Banyuasin) dengan jumlah masyarakat mencapai 82.263 jiwa (14.01 persen dari total masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin) dan tingkat kepadatan mencapai 117,25 jiwa (kecamatan paling padat nomor dua setelah Kecamatan Sungai Lilin). edunitas.com Page 7Sekayu adalah sebuah disktrik yang menjadi ibukota Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia. Secara administratif, Disktrik Sekayu merupakan tempat Kota Sekayu yang berstatus sebagai ibukota Kabupaten Musi Banyuasin. Disktrik Sekayu bercirikan wilayah perkotaan (urban area). Disktrik Sekayu adalah pusat pemerintahan kabupaten, pusat pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, dan pusat perdagangan benda/barang dan perbuatan yang berguna (selain Sungai Lilin dan Bayung Lencir). Selain bahasa Melayu dialek Sekayu, bahasa lain yang dipakai masyarakat di wilayah ini adalah bahasa Melayu dialek Palembang atau bahasa Indonesia. Lapang wilayah Disktrik Sekayu mencapai 701,60 km2 (4.92 persen dari total lapang Kabupaten Musi Banyuasin) dengan banyak masyarakat mencapai 82.263 jiwa (14.01 persen dari total masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin) dan tingkat kepadatan mencapai 117,25 jiwa (kecamatan paling padat nomor dua setelah Disktrik Sungai Lilin). edunitas.com Page 8
edunitas.com Page 9
edunitas.com Page 10
edunitas.com Page 11
edunitas.com Page 12Tags (tagged): 3 Title of articles, 3 April, 3 Juno, 3 Letters of John, 3 November, 300, 3000 BC, 303, 30s, 325, 33, 340s, 341, 37, 380's, 381, 387, 3rd century BC, 3rd Millennium, 3rd millennium BC, 3x3 Eyes Page 13Tags (tagged): 3 Title of articles, 3 April, 3 Juno, 3 Letters of John, 3 November, 300, 3000 BC, 303, 30s, 325, 33, 340s, 341, 37, 380's, 381, 387, 3rd century BC, 3rd Millennium, 3rd millennium BC, 3x3 Eyes Page 14Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM Page 15Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM Page 16Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) L, L'Hospitalet de Llobregat, L'Huisserie, L-3 Communications, L-dagang, La (aksara Bali), La (aksara Jawa), La 2 (Spanyol), La Academia Junior Indonesia, La Capelle-les-Boulogne, La Carlota City, La Celle-Saint-Cloud, La Chaine Info, La Chapelle-aux-Lys, La Chapelle-aux-Naux, La Chapelle-Basse-Mer, La Chapelle-Bayvel, La Chapelle-du-Chatelard, La Chapelle-du-Lou, La Chapelle-du-Mont-du-Chat, La Chapelle-du-Noyer Page 17Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) L, L'Hospitalet de Llobregat, L'Huisserie, L-3 Communications, L-dagang, La (aksara Bali), La (aksara Jawa), La 2 (Spanyol), La Academia Junior Indonesia, La Capelle-les-Boulogne, La Carlota City, La Celle-Saint-Cloud, La Chaine Info, La Chapelle-aux-Lys, La Chapelle-aux-Naux, La Chapelle-Basse-Mer, La Chapelle-Bayvel, La Chapelle-du-Chatelard, La Chapelle-du-Lou, La Chapelle-du-Mont-du-Chat, La Chapelle-du-Noyer Page 18Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C-SPAN, C. S. Lewis, C. Th van Deventer, C.A. Bella Vista, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Ca (huruf Arab), CA Bastia, Ca Bastia, Ca Batna, Cabagan, Isabela, Cabai, Cabai (disambiguasi), Cabai benalu, Cabai Panggul-kelabu, Cabai panggul-kuning, Cabai Panggul-kuning, Cabai perut-kuning Page 19Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C-SPAN, C. S. Lewis, C. Th van Deventer, C.A. Bella Vista, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Ca (huruf Arab), CA Bastia, Ca Bastia, Ca Batna, Cabagan, Isabela, Cabai, Cabai (disambiguasi), Cabai benalu, Cabai Panggul-kelabu, Cabai panggul-kuning, Cabai Panggul-kuning, Cabai perut-kuning Page 20Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Battle of Wits (film 2006), A battle of wits (film 2006), A Beautiful Mind, A better tomorrow, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, A Fresh Start for Something New, A Funny Thing Happened on the Way to the Forum, A Girl like Me, A Girl Like Me, A Journey (album), A kara, A Kind of Magic, A Kind of Magic (album), A Messenger, A Midsummer Night's Dream, A Midsummer Nights Dream, A Midsummer's Night Dream Page 21Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Battle of Wits (film 2006), A battle of wits (film 2006), A Beautiful Mind, A better tomorrow, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, A Fresh Start for Something New, A Funny Thing Happened on the Way to the Forum, A Girl like Me, A Girl Like Me, A Journey (album), A kara, A Kind of Magic, A Kind of Magic (album), A Messenger, A Midsummer Night's Dream, A Midsummer Nights Dream, A Midsummer's Night Dream Page 22Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) D, D'Maestro, D'Maleo Hotel & Convention Mamuju, D'Masiv, D'Plong: Sensasi Rock'n'Dut, D.o.t, D.T. Suzuki, D1 Tower, D14, DAAI TV, Daala Timur, Bulo, Polewali Mandar, Daallo Airlines, Daan Bovenberg, Dacia Nation, Dacia Romawi, Dactylia dichotoma, Dactylia varia, Dadang Wigiarto, Dadanggendis, Nguling, Pasuruan, Dadap, Dadap (disambiguasi) Page 23Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) D, D'Maestro, D'Maleo Hotel & Convention Mamuju, D'Masiv, D'Plong: Sensasi Rock'n'Dut, D.o.t, D.T. Suzuki, D1 Tower, D14, DAAI TV, Daala Timur, Bulo, Polewali Mandar, Daallo Airlines, Daan Bovenberg, Dacia Nation, Dacia Romawi, Dactylia dichotoma, Dactylia varia, Dadang Wigiarto, Dadanggendis, Nguling, Pasuruan, Dadap, Dadap (disambiguasi) Page 24Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) F, F-5 Freedom Fighter, F-84 Thunderjet, F-86 Sabre, F. Budi Hardiman, F.C. Gifu, F.C. Hansa Rostock, F.C. Internazionale, F.C. Internazionale Milano, F.L. Tobing, F.L. Wright, F.Scott Fitzgerald's Way Of Love, F.T. Island, F10, F3H Demon, F4F Wildcat, F6F Hellcat, FA Women's Premier League, FA Women's Super League, Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban, Fa-Tal - Gal a Todo Vapor Page 25Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) F, F-5 Freedom Fighter, F-84 Thunderjet, F-86 Sabre, F. Budi Hardiman, F.C. Gifu, F.C. Hansa Rostock, F.C. Internazionale, F.C. Internazionale Milano, F.L. Tobing, F.L. Wright, F.Scott Fitzgerald's Way Of Love, F.T. Island, F10, F3H Demon, F4F Wildcat, F6F Hellcat, FA Women's Premier League, FA Women's Super League, Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban, Fa-Tal - Gal a Todo Vapor Page 26Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I AM., I AM. (film), I Ampera Cabinet, I Bajnoksag Nemzeti, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, I Ketut Mahendra, I Ketut Suardana, I Ketut Sudikerta, I Ketut Untung Yoga Anna, I Love You, Beth Cooper, I Love You, Beth Cooper (film), I Love You, Om, I Love Your Glasses, I Pakubuwana, I Putu Sulastra, I Radio Bandung, I Remember Me (album) |