Amalan malam Idul Adha NU Online

Medan -

Umat Muslim hari ini merayakan Idul Adha yang ditetapkan pada 10 Juli 2022. Pada hari raya, umat muslim berbondong untuk menjalani ibadah salat sunah Idul Adha yang dilakukan pada pagi hari.

Dilansir dari NU Online, website resmi milik Nahdlatul Ulama, ada enam amalan yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah salat Hari Raya Idul Adha, diantaranya :

1. Mengumandangkan Takbir

Mengumandangkan takbir di masjid-masjid, musala dan rumah-rumah pada malam hari raya. Waktunya mulai dari terbenam matahari sampai imam naik ke mimbar untuk berkhutbah pada Hari Raya Idul Adha, yang terus dilanjutkan sampai tanggal 13 Dzulhijjah pada hari tasyriq.

2. Mandi Sebelum Salat Idul Adha

Mandi saat jelang Idul Adha disunahkan yang dapat dilakukan mulai dari tengah malam sebelum subuh. Namun, yang lebih diutamakan adalah umat Muslim yang mandi sesudah salat Subuh.

Adapun tujuan dari mandi adalah membersihkan anggota badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar bugar. Mandi sebelum waktu berangkat ke masjid adalah yang paling baik.

3. Memakai Wewangian

Pada saat Idul Adha, umat Muslim disunnahkan untuk memakai wangi-wangian, memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau-bau yang tidak enak, untuk memperoleh keutamaan hari raya tersebut.

4. Menggunakan Pakaian Terbaik

Saat ketemu dengan orang penting atau atasan, kita tentu menggunakan pakaian terbaik, apalagi kita akan menghadap sang pencipta langit dan bumi ALLAH SWT.

Umat Muslim disarankan untuk memakai pakaian yang paling baik lagi bersih dan suci jika memilikinya. Jika tidak memilikinya, maka cukup memakai pakaian yang bersih dan suci. Akan tetapi, sebagian ulama mengatakan bahwa yang paling utama adalah memakai pakaian yang putih dan memakai serban.

5. Berjalan Kaki Menuju Masjid

ketika menuju ke masjid ataupun tempat salat Idul Adha, disunahkan para umat Muslim berjalan kaki karena hal itu lebih utama. Namun untuk orang yang telah berumur dan orang yang tidak mampu berjalan, maka boleh saja berangkat dengan menggunakan kendaraan.
Dengan berjalan kaki, kita bisa bertegur sapa mengucapkan salam dan juga bisa bermushafahah (bersalam-salaman) sesama kaum muslimin.

6. Makan Sesudah Salat Idul Adha

Untuk Hari Raya Idul Adha disunahkan makan setelah selesai melaksanakan salat Idul Adha. Berbeda dengan Hari Raya Idul Fitri disunahkan makan sebelum melaksanakan salat Id.

Anjuran makan pada Hari Raya Idul Adha adalah setelah selesai melaksanakan salat Idul Adha. Alangkah lebih baik jika makan kurma sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw.

Akan tetapi jika tidak mendapati kurma, masyarakat boleh makan dengan yang lain. Bagi masyarakat Indonesia dapat disesuaikan dengan makanan pokok daerah masing-masing.

Simak Video "D'Masiv Tetap Gas Ambil Job saat Idul Adha"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)

Ahad (10/07/2022) besok, umat Islam akan merayakan Idul Adha 1443 H. Aneka persiapan telah dilakukan dari menghias masjid dan tempat ibadah, serta lainnya. Kumandang takbir juga akan bergema pada Sabtu (09/07/2022) petang ini.  


Sekadar diketahui bahwa ada perbedaan antara takbir yang dilakukan saat Idul Adha dengan Idul Fitri. Hal tersebut mendesak diketahui umat Islam agar tidak salah dalam pelaksanaannya.


Id menurut Ibrahim al-Bajuri dari akar kata العود (al-'aud) yang berarti kembali. Artinya, di waktu ini setiap hamba kembali menjadi bersih. Idul Fitri yaitu kembali bersih setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, sedangkan Idul Adha merupakan kembali bersih bagi orang-orang yang menjalankan ibadah haji. Dalam kedua hari raya ini, di antara amalan yang disunahkan bagi umat Islam adalah menghidupkan malam hari raya dengan ibadah. 

Amalan malam Idul Adha NU Online

Dalam sebuah hadits disebutkan: 


من أحْيَا لَيلَةَ الْعِيد، أَحْيَا اللهُ قَلْبَهُ يَوْمَ تَمُوْت القُلُوبُ 


Artinya: Barang siapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian. (Lihat: Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri, [Thaha Putra], halaman: 227) 


Minimal, dalam menghidupkan malam id, seseorang bisa menjalankan shalat isya berjamaah serta niat kuat ingin menjalankah shalat shubuh berjamaah. Lebih baik lagi menjalankan ibadah-ibadah lain seperti membaca Al-Qur'an, dzikir dan lain sebagainya. 

Amalan malam Idul Adha NU Online


Di antara kesunahan pada hari raya ini adalah mengumandangkan takbir. Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i dalam Fathul Qarib al-Mujib menjelaskan, takbir dalam id terbagi menjadi dua macam, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad. 


Takbir mursal adalah takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah shalat, baik fardlu maupun sunah. Takbir mursal ini sunah dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Baik lelaki maupun perempuan sama-sama dianjurkan melantunkan takbir, baik saat di rumah, bepergian, di jalan, masjid, pasar, dan seterusnya. 


Berikut perbedaan antara bacaan takbir. 


1. Waktu melakukan takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam iid hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat id, meliputi Idul Fitri maupun Iidul Adha. Itu yang pertama.   


2. Takbir muqayyad merupakan takbir yang pelaksanaannya memiliki waktu khusus, yaitu mengiringi shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah. Waktu pembacaannya adalah setelah shalat shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah). 


Adapun shighat takbir sebagai berikut: 


 اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ.

(Lihat: Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i, Fathul Qarib al-Mujib dalam kitab Hasyiyah Al Bajuri [Thaha Putera]) halaman: 227-228) 


Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa takbir pada malam hari raya Idul Fitri dinamakan takbir mursal. Sedangkan takbir yang dilantunkan pada hari raya Idul Adha disebut takbir muqayyad.  Takbir ini dilaksanakan dengan jumlah masa lima hari, mulai tanggal 9 hingga 13 Dzulhijjah pada setiap usai shalat, baik shalat fardlu ataupun sunah. 

  

Adapun takbir pada malam hari raya Idul Adha itu dinamakan takbir muqayyad, jika mengacu bahwa takbir itu dilaksanakan usai shalat dalam rentang waktu lima hari tersebut. Sedangkan jika dilihat bahwa takbir itu dilaksanakan pada malam hari raya id, takbir malam hari raya Idul Adha ini juga termasuk takbir mursal. Yang berarti, takbir pada hari raya Idul Adha menyandang dua istilah, mursal dan muqayyad sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikh Ibrahim al-Bajuri. Wallahu a'lam.

Amalan apa di malam Idul Adha?

Apa Saja Amalan Sunnah Idul Adha?.
Mengumandangkan Takbir. ... .
Mandi Sebelum Shalat Idul Adha. ... .
Pakai Parfum atau Wewangian. ... .
Pakai Pakaian Bersih. ... .
Berjalan Kaki Menuju Masjid. ... .
6. Tidak Makan dan Minum Sebelum Shalat. ... .
7. Mendengarkan Khutbah. ... .
Melaksanakan Kurban..

Apa yang harus dilakukan saat malam Idul Adha?

Berikut penjelasannya..
Mengumandangkan takbir. Ilustrasi. ... .
Mandi sebelum salat Idul Adha. ... .
Memakai wewangian. ... .
Mengenakan pakaian yang paling baik. ... .
Berjalan kaki ke masjid. ... .
6. Tidak makan sebelum salat Id. ... .
5 Rukun Haji Sesuai Syariat Islam..
5 Syarat Wajib Haji dalam Islam..

Amalan apa yang harus diperbanyak menjelang Idul Adha?

6 Amalan Sunnah yang Dilakukan Sebelum Sholat Idul Adha.
Tidak Makan Sebelum Salat Idul Adha. ... .
Mandi Sebelum Berangkat ke Tempat Salat. ... .
Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian. ... .
Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang sholat. ... .
Memperbanyak Takbir Ketika Keluar dari Rumah Menuju Tempat Sholat Ied..

Bolehkah makan sebelum shalat Idul Adha NU Online?

Dilansir dari laman NU, anjuran terkait tidak makan dan minum sebelum shalat Idul Adha, sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW berikut: "Diriwayatkan dari sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah."