100 puisi paling terkenal 2022

Brilio.net - Chairil Anwar merupakan satu di antara penyair ternama di Indonesia. Di kalangan para pencinta karya sastra, nama Chairil Anwar tentunya cukup populer. Chairil Anwar dianggap sebagai penyair angkatan 45.

Sebagai seorang penyair, Chairil terkenal dan dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang". Julukan ini muncul berkat karya puisinya yang berjudul 'Aku'. Ya, Chairil Anwar memang banyak membuat puisi yang mewakili perasaan para pembacanya.

Puisi karya Chairil Anwar memiliki banyak tema, mulai dari percintaan, individualisme, eksistensialisme, hingga kematian. Karya-karya Chairil tersebut kemudian dikompilasikan dalam tiga buku, yaitu Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir yang merupakan kumpulan puisi bersama Asrul Sani dan Rivai Apin (1950).

Puisi-puisi karya Chairil Anwar pun memiliki banyak makna yang disusun dari kata-kata puitis. Kamu, bisa menggunakan puisi karya Chairil Anwar ini untuk merayu seorang wanita, ataupun sekadar untuk tugas sekolah atau kuliah. Berikut 35 teks puisi Chairil Anwar, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Sabtu (3/12).

Contoh teks puisi Chairil Anwar puitis.

100 puisi paling terkenal 2022

foto: Instagram/@solusibuku.com

1. Aku.

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi.

2. Sia-Sia.

Penghabisan kali itu kau datang

Membawaku karangan kembang

Mawar merah dan melati putih:

Darah dan suci

Kau tebarkan depanku

Serta pandang yang memastikan: Untukmu.

Sudah itu kita sama termangu

Saling bertanya: Apakah ini?

Cinta? Keduanya tak mengerti.

Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.

Ah! Hatiku yang tak mau memberi

Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

3. Sendiri.

Hidupnya tambah sepi, tambah hampa

Malam apa lagi

Ia memekik ngeri

Dicekik kesunyian kamarnya

Ia membenci. Dirinya dari segala

Yang minta perempuan untuk kawannya

Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga

Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama

Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?

Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!

4. Tak sepadan.

Aku kira,

Beginilah nanti jadinya

Kau kawin, beranak dan berbahagia

Sedang aku mengembara serupa Ahasvéros.

Dikutuk sumpahi Eros

Aku merangkaki dinding buta

Tak satu juga pintu terbuka.

Jadi baik juga kita padami

Unggunan api ini

Karena kau tidak ‘kan apa apa

Aku terpanggang tinggal rangka.

5. Krawang-Bekasi.

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi

tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,

terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno

Menjaga Bung Hatta

Menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat

Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami

Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi.

5. Penghidupan.

Lautan maha dalam

Mukul dentur selama

Nguji tenaga pematang kita

Mukul dentur selama

Hingga hancur remuk redam Kurnia Bahagia

Kecil setumpuk

Sia-sia dilindung, sia-sia dipupuk.

6. Nisan.

Untuk nenekanda,

Bukan kematian benar menusuk kalbu

Keridlaanmu menerima segala tiba

Tak kutahu setinggi itu atas debu

dan duka maha tuan bertakhta.

7. Ajakan.

Ida

Menembus sudah caya

Udara tebal kabut

Kaca hitam lumut

Pecah pencar sekarang

Di ruang legah lapang

Mari ria lagi

Tujuh belas tahun kembali

Bersepeda sama gandengan

Kita jalani ini jalan

Ria bahgia

Tak acuh apa-apa

Gembira girang

Biar hujan datang

Kita mandi-basahkan diri

Tahu pasti sebentar kering lagi.

8. Pelarian.

I

Tak tertahan lagi

remang miang sengketa di sini

Dalam lari

Dihempaskannya pintu keras tak berhingga.

Hancur-luluh sepi seketika

Dan paduan dua jiwa.

II

Dari kelam ke malam

Tertawa-meringis malam menerimanya

Ini batu baru tercampung dalam gelita

“Mau apa? Rayu dan pelupa,

Aku ada! Pilih saja!

Bujuk dibeli?

Atau sungai sunyi?

Mari! Mari!

Turut saja!”

Tak kuasa …terengkam

Ia dicengkam malam.

9. Suara Malam.

Dunia badai dan topan

Manusia mengingatkan “Kebakaran di Hutan”*

Jadi ke mana

Untuk damai dan reda?

Mati.

Barang kali ini diam kaku saja

Dengan ketenangan selama bersatu

Mengatasi suka dan duka

Kekebalan terhadap debu dan nafsu.

Berbaring tak sedar

Seperti kapal pecah di dasar lautan

Jemu dipukul ombak besar.

Atau ini.

Peleburan dalam Tiada

dan sekali akan menghadap cahaya.

Ya Allah! Badanku terbakar – segala samar.

Aku sudah melewati batas.

Kembali? Pintu tertutup dengan keras.

10. Hukum.

Saban sore ia lalu depan rumahku

Dalam baju tebal abu-abu

Seorang jerih memikul.

Banyak menangkis pukul.

Bungkuk jalannya – Lesu

Pucat mukanya – Lesu

Orang menyebut satu nama jaya

Mengingat kerjanya dan jasa

Melecut supaya terus ini padanya

Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga

Pekik di angkasa: Perwira muda

Pagi ini menyinar lain masa

Nanti, kau dinanti-dimengerti!

11. Taman.

Taman punya kita berdua

Tak lebar luas, kecil saja

Satu tak kehilangan lain dalamnya.

Bagi kau dan aku cukuplah

Taman kembangnya tak berpuluh warna

Padang rumputnya tak berbanding permadani

Halus lembut dipijak kaki.

Bagi kita bukan halangan.

Karena

Dalam taman punya berdua

Kau kembang, aku kumbang

Aku kumbang, kau kembang.

Kecil, penuh surya taman kita

Tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia.

12. Lagu Biasa.

Di teras rumah makan kami kini berhadapan

Baru berkenalan. Cuma berpandangan

Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam

Masih saja berpandangan

Dalam lakon pertama

Orkes meningkah dengan “Carmen” pula.

Ia mengerling. Ia ketawa

Dan rumput kering terus menyala

Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi

Darahku terhenti berlari

Ketika orkes memulai “Ave Maria”

Kuseret ia ke sana.

13. Kesabaran.

Aku tak bisa tidur

Orang ngomong, anjing nggonggong

Dunia jauh mengabur

Kelam mendinding batu

Dihantam suara bertalu-talu

Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak berbicara

Suaraku hilang, tenaga terbang

Sudah! tidak jadi apa-apa!

Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali

Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali

Sambil bertutup telinga, berpicing mata

Menunggu reda yang mesti tiba

14. Kenangan.

Untuk Karinah Moordjono,

Kadang

Di antara jeriji itu itu saja

Mereksmi memberi warna

Benda usang dilupa

Ah! tercebar rasanya diri

Membubung tinggi atas kini

Sejenak

Saja. Halus rapuh ini jalinan kenang

Hancur hilang belum dipegang

Terhentak

Kembali di itu itu saja

Jiwa bertanya; Dari buah

Hidup kan banyakan jatuh ke tanah?

Menyelubung nyesak penyesalan pernah menyia-nyia.

15. Rumahku.

Rumahku dari unggun-timbun sajak

Kaca jernih dari luar segala nampak

Kulari dari gedong lebar halaman

Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senjakala

Di pagi terbang entah ke mana

Rumahku dari unggun-timbun sajak

Di sini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang

Aku tidak lagi meraih petang

Biar berleleran kata manis madu

Jika menagih yang satu.

Contoh teks puisi Chairil Anwar penuh makna.

100 puisi paling terkenal 2022

foto: bukuisme

16. Kesabaran.

Aku tak bisa tidur

Orang ngomong, anjing nggonggong

Dunia jauh mengabur

Kelam mendinding batu

Dihantam suara bertalu-talu

Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak berbicara

Suaraku hilang, tenaga terbang

Sudah! tidak jadi apa-apa!

Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali

Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali

Sambil bertutup telinga, berpicing mata

Menunggu reda yang mesti tiba

17. Kawanku dan Aku.

Kepada L.K. Bohang,

Kami jalan sama. Sudah larut

Menembus kabut.

Hujan mengucur badan.

Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan.

Darahku mengental-pekat. Aku tumpat-pedat.

Siapa berkata?

Kawanku hanya rangka saja

Karena dera mengelucak tenaga.

Dia bertanya jam berapa!

Sudah larut sekali

Hingga hilang segala makna

Dan gerak tak punya arti.

18. Bercerai.

Kita musti bercerai

Sebelum kicau murai berderai.

Terlalu kita minta pada malam ini.

Benar belum puas serah-menyerah

Darah masih berbusah-busah.

Terlalu kita minta pada malam ini.

Kita musti bercerai

Biar surya ‘kan menembus oleh malam di perisai

Dua benua bakal bentur-membentur.

Merah kesumba jadi putih kapur.

Bagaimana?

Kalau IDA, mau turut mengabur

Tidak samudra caya tempatmu menghambur.

19. Cerita.

Kepada Darmawidjaya,

Di pasar baru mereka

Lalu mengada-menggaya.

Mengikat sudah kesal

Tak tahu apa dibuat

Jiwa satu teman lucu

Dalam hidup, dalam tuju.

Gundul diselimuti tebal

Sama segala berbuat-buat.

Tapi kadang pula dapat

Ini renggang terus terapat.

20. Selamat Tinggal.

Perempuan...

Aku berkaca

Ini muka penuh luka

Siapa punya?

Kudengar seru menderu

– dalam hatiku? –

Apa hanya angin lalu?

Lagu lain pula

Menggelepar tengah malam buta

Ah…!!

Segala menebal, segala mengental

Segala tak kukenal

Selamat tinggal…!!!

21. Dendam.

Berdiri tersentak

Dari mimpi aku bengis dielak

Aku tegak

Bulan bersinar sedikit tak nampak

Tangan meraba ke bawah bantalku

Keris berkarat kugenggam di hulu

Bulan bersinar sedikit tak nampak

Aku mencari

Mendadak mati kuhendak berbekas di jari

Aku mencari

Diri tercerai dari hati

Bulan bersinar sedikit tak tampak.

22. Merdeka.

Aku mau bebas dari segala

Merdeka

Juga dari Ida

Pernah

Aku percaya pada sumpah dan cinta

Menjadi sumsum dan darah

Seharian kukunyah kumamah

Sedang meradang

Segala kurenggut

Ikut bayang

Tapi kini

Hidupku terlalu tenang

Selama tidak antara badai

Kalah menang

Ah! Jiwa yang menggapai-gapai

Mengapa kalau beranjak dari sini

Kucoba dalam mati.

23. Doa.

Kepada pemeluk teguh,

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh mengingat

Kau penuh seluruh

Cahaya-Mu panas suci

Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

Di pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling.

24. Sajak Putih.

Bersandar pada tari warna pelangi

Kau depanku bertudung sutra senja

Di hitam matamu kembang mawar dan melati

Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

Meriak muka air kolam jiwa

Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka

Selama matamu bagiku menengadah

Selama kau darah mengalir dari luka

Antara kita Mati datang tidak membelah.

25. Dalan Kereta.

Dalam kereta.

Hujan menebal jendela

Semarang, Solo…, makin dekat saja

Menangkup senja.

Menguak purnama.

Caya menyayat mulut dan mata.

Menjengking kereta. Menjengking jiwa,

Sayatan terus ke dada.

26. Malam.

Mulai kelam

belum buntu malam,

kami masih saja berjaga

Thermopylae?

Jagal tidak dikenal?

Tapi nanti

Sebelum siang membentang

Kami sudah tenggelam hilang

27. Sebuah Kamar.

Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia.

Bulan yang menyinar ke dalam

Mau lebih banyak tahu.

“Sudah lima anak bernyawa di sini,

Aku salah satu!”

Ibuku tertidur dalam tersedu,

Keramaian penjara sepi selalu,

Bapakku sendiri terbaring jemu

Matanya menatap orang tersalib di batu!

Sekeliling dunia bunuh diri!

Aku minta adik lagi pada

Ibu dan bapakku, karena mereka berada

di luar hitungan: Kamar begini,

3 x 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa!

28. Kabar Dari Laut.

Aku memang benar tolol ketika itu,

Mau pula membikin hubungan dengan kau;

Lupa kelasi tiba-tiba bisa sendiri di laut pilu,

Berujuk kembali dengan tujuan biru.

Di tubuhku ada luka sekarang,

Bertambah lebar juga, mengeluar darah,

Di bekas dulu kau cium napsu dan garang;

Lagi aku pun sangat lemah serta menyerah.

Hidup berlangsung antara buritan dan kemudi.

Pembatasan cuma tambah menyatukan kenang.

Dan tawa gila pada whisky tercermin tenang.

Dan kau? Apakah kerjamu sembahyang dan memuji,

Atau di antara mereka juga terdampar,

Burung mati pagi hari di sisi sangkar?

29. Cintaku Jauh Di Pulau.

Cintaku jauh di pulau,

Gadis manis, sekarang iseng sendiri.

Perahu melancar, bulan memancar,

Di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.

Angin membantu, laut terang, tapi terasa

Aku tidak ‘kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,

Di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!

Perahu yang bersama ‘kan merapuh!

Mengapa ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,

Kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

30. Situasi.

Tidak perempuan! yang hidup dalam diri

Masih lincah mengelak dari pelukanmu gemas gelap,

Bersikeras mencari kehijauan laut lain,

Dan berada lagi di kapal dulu bertemu,

Berlepas kemudi pada angin,

Mata terpikat pada bintang yang menanti.

Sesuatu yang mengepak kembali menandungkan

Tai Po dan rahasia laut Ambon

Begitulah perempuan! Hanya suatu garis kabur

Bisa dituliskan

Dengan pelarian kebuntuan senyuman.

31. Kepada Kawan.

Sebelum Ajal mendekat dan mengkhianat,

mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat,

selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa,

belum bertugas kecewa dan gentar belum ada,

tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam,

layar merah terkibar hilang dalam kelam,

kawan, mari kita putuskan kini di sini:

Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri!

Jadi

Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,

Tembus jelajah dunia ini dan balikkan

Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu,

Pilih kuda yang paling liar, pacu laju,

Jangan tambatkan pada siang dan malam

Dan

Hancurkan lagi apa yang kau perbuat,

Hilang sonder pusaka, sonder kerabat.

Tidak minta ampun atas segala dosa,

Tidak memberi pamit pada siapa saja!

Jadi

mari kita putuskan sekali lagi:

Ajal yang menarik kita, ‘kan merasa angkasa sepi,

Sekali lagi kawan, sebaris lagi:

Tikamkan pedangmu hingga ke hulu

Pada siapa yang mengairi kemurnian madu!!!

32. Sudah Dulu Lagi.

Sudah dulu lagi terjadi begini

Jari tidak bakal teranjak dari petikan bedil

Jangan tanya mengapa jari cari tempat di sini

Aku tidak tahu tanggal serta alasan lagi

Dan jangan tanya siapa akan menyiapkan liang penghabisan

Yang akan terima pusaka: kedamaian antara runtuhan menara

Sudah dulu lagi, sudah dulu lagi

Jari tidak bakal teranjak dari petikan bedil.

33. Selama Bulan Menyinari Dadanya.

Selama bulan menyinari dadanya jadi pualam

Ranjang padang putih tiada batas

Sepilah panggil panggilan

Antara aku dan mereka yang bertolak

Aku bukan lagi si cilik tidak tahu jalan

Di hadapan berpuluh lorong dan gang menimbang:

Ini tempat terikat pada Ida dan ini ruangan “pas bebas”

Selama bulan menyinari dadanya jadi pualam

Ranjang padang putih tiada batas

Sepilah panggil panggilan

Antara aku dan mereka yang bertolak

Juga ibuku yang berjanji

Tidak meninggalkan sekoci.

Lihatlah cinta jingga luntur:

Dan aku yang pilih

Tinjauan mengabur, daun daun sekitar gugur

Rumah tersembunyi dalam cemara rindang tinggi

Pada jendela kaca tiada bayang datang mengambang

Gundu, gasing, kuda kudaan, kapal kapalan di zaman kanak,

Lihatlah cinta jingga luntur:

Kalau datang nanti topan ajaib

Menggulingkan gundu, memutarkan gasing

Memacu kuda kudaan, menghembus kapal kapalan

Aku sudah lebih dulu kaku.

34. Aku Berkisar Antara Mereka.

Aku berkisar antara mereka sejak terpaksa

Bertukar rupa di pinggir jalan, aku pakai mata mereka

Pergi ikut mengunjungi gelanggang bersenda:

Kenyataan-kenyataan yang didapatnya.

(bioskop Capitol putar film Amerika,

lagu-lagu baru irama mereka berdansa)

Kami pulang tidak kena apa-apa

Sungguhpun Ajal macam rupa jadi tetangga

Terkumpul di halte, kami tunggu trem dari kota

Yang bergerak di malam hari sebagai gigi masa.

Kami, timpang dan pincang, negatip dalam janji juga

Sandarkan tulang belulang pada lampu jalan saja,

Sedang tahun gempita terus berkata.

Hujan menimpa. Kami tunggu trem dari kota.

Ah hati mati dalam malam ada doa

Bagi yang baca tulisan tanganku dalam cinta mereka

Semoga segala sypilis dan segala kusta

(Sedikit lagi bertambah derita bom atom pula)

Ini buktikan tanda kedaulatan kami bersama

Terimalah duniaku antara yang menyaksikan bisa

Kualami kelam malam dan mereka dalam diriku pula.

35. Derai-Derai Cemara.

Cemara menderai sampai jauh

Terasa hari akan jadi malam

Ada beberapa dahan di tingkap merapuh

Dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan

Sudah berapa waktu bukan kanak lagi

Tapi dulu memang ada suatu bahan

Yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan

Tambah terasing dari cinta sekolah rendah

Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan

Sebelum pada akhirnya kita menyerah.

(brl/red)

Recommended By Editor

  • On This Day: 1949, meninggalnya penyair legendaris Chairil Anwar
  • 20 Puisi pembakar semangat kemerdekaan, menyentuh dan inspiratif
  • 39 Kata-kata quote Sapardi Djoko Damono, bijak dan romantis
  • 7 Fakta “Nyanyi Sunyi Revolusi”, kisah tragis begawan sastra Indonesia
  • 9 Penulis Indonesia yang karyanya bisa sampai mendunia, inspiratif!
  • 8 Puisi cinta karya sastrawan Tanah Air ini bakal buatmu klepek-klepek

(brl/red)

Puisi apa yang terkenal?

Kumpulan Puisi Kemerdekaan Indonesia.
“Diponegoro” – Chairil Anwar..
“Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini” – Taufik Ismail..
3. “ Hari Kemerdekaan” – Sapardi Djoko Damono..
4. “ Jakarta 17 Agustus Dini Hari” – Sitor Situmorang..
“Museum Perjuangan” – Kuntowijoyo..
6. “ ... .
7. “ ... .
“Doa Serdadu Sebelum Berperang” – W.S. Rendra..

Apa puisi Chairil Anwar yang terkenal?

Berikut 3 puisi Chairil Anwar tentang kemerdekaan yang dikutip detikSulsel dari Repositori Kemdikbud berjudul "Chairil Anwar":.
Persetujuan dengan Bung Karno. Ayo Bung Karno kasih tangan, Mari kita bikin janji. ... .
Diponegoro. Di masa pembangunan ini. ... .
Krawang-Bekasi. Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi..

Judul puisi apa saja?

#1. Hujan Bulan Juni – Sapardi Djoko Damono..
#2. Biru Bukit, Bukit Kelu – Taufiq Ismail..
#3. Sajak Matahari – W.S. Rendra..
#4. Lereng Merapi – Sitor Situmorang..
#5. Malam Laut – Sudarto Bachtiar..

Siapa tokoh puisi yang terkenal di Indonesia?

6 Tokoh Puisi di Indonesia, Siapa Favoritmu?.
Chairil Anwar..
Sapardi Djoko Damono..
Sitor Situmorang..
Goenawan Mohamad..
Wiji Thukul..
W.S Rendra..

Ulasan teratas dari Amerika Serikat

Ada ulasan pemfilteran masalah sekarang. Silakan coba lagi nanti.

Ditinjau di Amerika Serikat 🇺🇸 pada 13 September 2022

Sedang mencari puisi 'Abou Ben Adhem' dan menemukannya, bersama dengan yang terbaik dari Carl Sandburg, Robert Frost, Auden, Carroll, Dickinson, Poe, Thomas, Kipling, Whitman, dan Blake. Ini harus ada di rumah semua orang, dan dibacakan untuk anak -anak juga.

Ditinjau di Amerika Serikat 🇺🇸 pada 30 Maret 2006

Bagaimana saya bisa menjaga jiwa saya di dalam diri saya, sehingga tidak menyentuh jiwa Anda? Bagaimana saya bisa menaikkannya cukup tinggi, melewati Anda, ke hal -hal lain? Saya ingin melindunginya, di antara benda -benda yang hilang, dalam beberapa kegelapan dan Tempat diam yang tidak beresonansi ketika kedalaman kita bergema. ~ Rainer Maria Rilke
How can I raise it high enough, past you, to other things?
I would like to shelter it, among remote lost objects,
in some dark and silent place that doesn't resonate
when our depths resound. ~Rainer Maria Rilke

Leslie Pockell telah menciptakan koleksi 100 puisi cinta untuk menjelajahi banyak aspek ekspresi cinta. Puisi -puisi itu berkisar dari kerinduan yang penuh gairah hingga penggambaran yang realistis (cinta sejati Judith Viorst). Ada gambar transendensi dan keamanan cinta. Semuanya dari ekstasi hingga kesedihan sudah termasuk. Klasik suka Helen oleh Edgar Allan Poe sangat akrab.

Istri pedagang sungai oleh Li Po membawa keindahan dan stroberi yang elegan oleh Edwin Morgan mencelupkan ke dalam kenangan badai sambil makan stroberi dalam gula, salah satu puisi favorit saya sepanjang masa karena akhirnya. Puisi Katherine Mansfield tentang teh itu hangat dan memuaskan. Aliran dan ritme dalam banyak puisi sangat menghibur.

Berbagai emosi dalam puisi juga memungkinkan untuk beberapa saat sarkasme (cinta 20 sen kuartal pertama oleh Kenneth takut) dan bahkan humor yang lucu lucu. Teman lele Anda oleh Richard Brautigan jenaka dan imut dan memandang cinta dari perspektif yang sangat kreatif. Ini memungkinkan puisi dengan kepribadian dan meringankan konten yang lebih berat dan cinta melankolis yang sering diungkapkan.

Puisi dan ekstrak lengkap berbaur dengan mudah melalui halaman. Setiap puisi disertai dengan penjelasan mendalam yang juga menjelaskan fakta -fakta sejarah dan kehidupan penyair. Dalam Love Song oleh Rainer Maria Rilke kita mengetahui tentang melankolisnya seumur hidup dan Leslie Pockell menjelaskan bagaimana dia sadar akan jarak antara kekasih memainkan "bagian penting dalam mempertahankan misteri cinta dan kehidupan." Gagasannya mengalir dengan puisi dalam perayaan puisi yang indah. Dia hanya memberikan informasi yang cukup untuk memperkenalkan puisi itu dan tidak memberikan komentar yang diperluas.

Penyair yang ditampilkan dalam koleksi ini meliputi: Dante Alighieri, William Shakespeare, Howard Moss, Christopher Marlowe, John Milton, Edgar Allan Poe, Robert Burns, Robert Graves, Rumi, Sir John Suckling, E.E. Cummings, Frances Cornford, Sir Philip Sidney, Guillaume Apollinaire , Juan Ramon Jimenez, Walt Witman, Pablo Neruda, William Blake, Robert Frost, Catullus, Octavio Paz, Tzumi Shikibu, Sylvia Plath, Li Po, D.H. Lawrence, John Keats, Ted Hughes, Margaret Atwood dan banyak lagi ...

Ada 100 penyair yang ditampilkan dalam buku ini. Apakah Anda seorang romantis tanpa harapan atau menikmati memikirkan banyak aspek cinta, buku ini memiliki banyak hal untuk ditawarkan. Saya hampir dapat menjamin Anda akan menemukan 5 puisi untuk dipuja, 10 Anda ingin membaca lagi dan lagi dan 20 penyair baru yang senang Anda temukan.

~ The Rebecca Review

Ditinjau di Amerika Serikat 🇺🇸 pada 12 April 2009

Saya hanya merasa bahwa koleksi seperti ini mencoba untuk menutupi semua pangkalan tanpa benar -benar memahami puisi. Mereka telah mengambil karya di luar konteks, dari beberapa era sejarah, berfokus pada periode seputar abad ke -20, dan menyarankan bahwa setiap karya puitis tentang cinta sepanjang waktu terkandung dalam halaman buku ini. Saya merasa para editor berkata, "Inilah dan semua cinta itu dan bisa."

Beberapa karya yang dipilih bukan yang terbaik oleh penulis, yang membuat saya merasa bahwa pengenalan nama lebih penting daripada karya yang sebenarnya. apa itu cinta? seseorang seharusnya bertanya. Apa itu gairah? Bisakah itu berasal dari kata -kata? Bisakah itu melompat dari halaman dan memulai dengan prosa atau ayat? Sirene, memikat pandangan seseorang, sehingga mata tidak akan pernah mengembara dan hanya melihat kata -kata semangat yang akan datang. Apakah karya itu membuat Anda merasakan apa yang penulis rasakan? Apakah tubuh Anda mulai memancarkan gairah yang sama seperti itu? Bisakah Anda mencicipi bibir kekasih yang diabadikan? Apakah dunia Anda meleleh dan kemudian menjadi dunia mereka?

Ya, beberapa karya ini telah melakukan ini dan beberapa hanya memiliki kata dan frasa yang disusun dengan rapi. Saya berharap ini lebih nyata dan kurang seperti catatan tebing. Saya mengerti bahwa '100 Puisi Cinta' adalah frasa buzz dan mungkin telah mempromosikan penjualan, tetapi harus lebih lengkap, dengan beberapa dari masing -masing penulis, menggali jantung cinta dan apa artinya mencintai. Terkadang seseorang tidak bisa sampai di sana dari sini dalam satu atau dua halaman. Lompat dengan kedua kaki dan tunjukkan cinta padaku.

Cinta adalah hal yang luar biasa. Seseorang dapat menetapkan seluruh hidup mereka untuk menemukan cinta dan hanya dapat melihat sekilas apa yang bisa terjadi. Cinta dapat mengubah kepribadian seseorang, itu bisa sangat memakan waktu dan bahkan dapat mengubah arah sejarah. Kalau saja semua orang bisa benar-benar mengalami apa artinya mencintai, dengan sepenuh hati. Berpikir dan merasa nyaman bukanlah atribut cinta. Cinta adalah, dalam semua misteri itu, tak terlukiskan; Jadi tunjukkan jalannya. Bawalah saya di jalan setapak sehingga saya dapat melihatnya, merasakannya dan mengalaminya secara langsung, bahkan jika saya tidak pernah mengetahuinya atau menyebutnya teman. Saya ingin menjalaninya secara perwakilan melalui huruf dan ruang ini. Dapatkah sebuah buku membuat ini mengutip karya yang ditempatkan secara acak selama berabad -abad inspirasi? Dalam 100 buah, itu tidak bisa. Saya telah dibiarkan dengan rasa yang tidak dapat disembuhkan di mulut saya. Hanya menyerahkan ayat -ayat cinta yang sepenuhnya akan diredakan.

Buku ini tidak lebih dari pengantar dan harus diperlakukan seperti itu, bukan koleksi yang pasti. Saran saya kepada Anda adalah membaca koleksi yang lebih lengkap untuk benar -benar mengetahui dan merasakan apa yang sebenarnya berarti semua penulis ini oleh cinta.

Ditinjau di Amerika Serikat 🇺🇸 pada 19 Agustus 2020

Saya berharap posting tersebut menyertakan daftar puisi yang termasuk dalam buku ini. Saya salah menganggap itu akan mencakup beberapa puisi yang umum dipuji, seperti berkeliaran dengan kesepian sebagai awan oleh Wordsworth atau jalan yang kurang dilalui oleh Frost. Juga, buku ini tidak berisi indeks alfabet puisi atau penulis, jadi jika Anda mencari puisi tertentu, Anda telah memindai 6 halaman "konten."

Ditinjau di Amerika Serikat 🇺🇸 pada 20 Januari 2021

Buku yang bagus tapi sampul ditekuk di tepi. Butuh bungkus gelembung atau semacamnya.

Ditinjau di Amerika Serikat 🇺🇸 pada 30 Agustus 2021

Saya pikir mereka melakukan pekerjaan pemilihan puisi yang sangat baik dan perkenalan singkat. Diindeks secara menyeluruh.

Ditinjau di Amerika Serikat 🇺🇸 pada 11 Juni 2020

Saya membeli ini untuk suami saya bersama dengan beberapa barang lainnya untuk Hari Valentine. Ini adalah buku kecil puisi yang indah. Bonusnya adalah seminggu sekali, dia sudah mulai memilih puisi untuk saya dan membacanya dengan keras untuk saya. ❤️

Ditinjau di Amerika Serikat 🇺🇸 pada 22 Juni 2021

buku saku yang bagus untuk jalan -jalan

Ulasan teratas dari negara lain

5.0 dari 5 Starsa ​​Paket Perfect Puisi A PERFECT PARCEL OF POEMS

Ditinjau di Inggris 🇬🇧 pada 21 Desember 2012

Buku kecil yang menarik yang memberikan berbagai puisi yang bagus semuanya terkait dengan cinta dan romansa. Kata pengantar yang menarik untuk setiap item yang menambah kenikmatan. Berharap sudah sekitar 50 tahun yang lalu. Saya telah membeli beberapa untuk membuat carry dan bahkan mungkin sedikit lebih dengan gadis -gadis itu saat itu !!

4.0 dari 5 Pilihan Starssolid solid choices

Ditinjau di Inggris 🇬🇧 pada 20 Juni 2020

Pilihan yang menarik, terutama beberapa puisi Amerika yang kurang akrab.

5.0 dari 5 starsexcellent Excellent

Ditinjau di Inggris 🇬🇧 pada 4 Mei 2019

Pengiriman Prompt Hadir yang Hebat

5.0 dari 5 bintang bintang Five Stars

Ditinjau di Inggris 🇬🇧 pada 1 Januari 2015

1.0 dari 5 pilihan StarSpoor. Menghindari. Poor selection. Avoid.

Ditinjau di Jerman 🇩🇪 pada 6 Juni 2014

Pilihan yang buruk, yang terlepas dari kelas yang selalu muncul dalam antologi puisi, memiliki beberapa pilihan yang lebih dipertanyakan (seperti ayat -ayat jingoistik pada penghapusan unggulan AS dan seleksi yang kurang jelas dalam puisi yang diterjemahkan), hampir tidak dihitung di antara 100 puisi terbaik sepanjang masa oleh imajinasi apa pun.

Tidak akan merekomendasikan.

Pergi untuk "The Golden Treasury" atau antologi lain yang mapan.

Apa 10 puisi paling populer?

Sepuluh puisi terbaik sepanjang masa..
Masih saya bangkit oleh Maya Angelou ..
Sonnet 18 oleh William Shakespeare ..
O Kapten! Kapten ku! oleh Walt Whitman ..
The Raven oleh Edgar Allan Poe ..
Jangan lembut ke malam yang baik itu oleh Dylan Thomas ..
Aku membawa hatimu dengan E.E. Cummings ..
Kekuatan oleh Audre Lorde ..
Jalan yang tidak diambil oleh Robert Frost ..

Siapa puisi paling terkenal?

32 puisi paling ikonik dalam bahasa Inggris..
William Carlos Williams, "The Red Brengbarrow" ....
T. S. Eliot, “Tanah Limbah” ....
Robert Frost, “Jalan Tidak Diambil” ....
Gwendolyn Brooks, "We Real Cool" ....
Elizabeth Bishop, "Satu Seni" ....
Emily Dickinson, "Karena aku tidak bisa berhenti untuk mati -" ....
Langston Hughes, "Harlem".

Apa puisi yang paling umum?

Jenis puisi populer termasuk haiku, ayat gratis, soneta, dan puisi akrostik.haiku, free verse, sonnets, and acrostic poems.

Siapa puisi bahasa Inggris terbaik?

Lihatlah daftar penyair Inggris terkenal sepanjang masa ...
Shakespeare..
Rudyard kipling ..
Robert Burns ..
Oscar Wilde ..
John Milton ..
John Keats ..
Charlotte Bronte ..
Charles Dickens ..