Siklus haid lebih dari 35 hari apakah tanda hamil

“Selain kehamilan, telat haid juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan. Misalnya seperti perubahan berat badan, stres, efek samping obat atau pil kontrasepsi, hingga dimulainya masa perimenopause. Maka dari itu, jika telat haid sering kali terjadi, segeralah memeriksakan diri ke dokter spesialis.”

Halodoc, Jakarta –  Seorang wanita dapat dikatakan mengalami telat haid bila siklus menstruasinya berlangsung lebih dari 35 hari. Nah, terlambatnya haid atau menstruasi merupakan salah satu gejala awal akan kehamilan. Akan tetapi, banyak kasus di mana wanita mengalami telat haid, tapi sama sekali tidak merasakan gejala hamil. 

Fenomena telat haid yang ternyata bukan disebabkan oleh kehamilan tentu dapat membuat bingung banyak wanita. Lantas, kira-kira apa penjelasan medis terkait gangguan menstruasi tersebut? Yuk simak informasinya di sini! 

Penjelasan Medis Terkait Telat Haid Selain Kehamilan

Nyatanya, selain kehamilan telat haid dapat disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan. Mulai dari stres, perubahan berat badan, efek samping penggunaan obat atau pil kontrasepsi, indikasi gangguan kesehatan tertentu, hingga dimulainya masa perimenopause. Nah, berikut penjabarannya:

1. Stres 

Dilansir dari Healthline, stres dapat menghambat keseimbangan kadar hormon pada tubuhmu, hingga mengubah rutinitas harian. Bahkan, stres juga dapat memengaruhi bagian otak yang berfungsi untuk mengatur siklus haid, yaitu hipotalamus. Di samping itu, stres juga dapat memicu berbagai penyakit, kenaikan atau penurunan berat badan secara tiba-tiba. Kedua kondisi tersebut juga dapat mengganggu siklus menstruasi seorang wanita sehingga menjadi tidak teratur. 

2. Kondisi Berat Badan 

Mengalami kelebihan berat badan (obesitas), dan kekurangan berat badan juga dapat menjadi penyebab telat haid. Seperti misalnya kondisi obesitas yang dapat memengaruhi regulasi estrogen dan progesteron atau bahkan menyebabkan masalah kesuburan. Sebab, indeks massa tubuh (BMI) yang sangat tinggi telah banyak dikaitkan dengan keterlambatan menstruasi. 

Sementara itu, tubuh yang terlalu kurus juga dapat mengganggu siklus menstruasi yang teratur. Pasalnya, ketika tubuh kekurangan lemak dan nutrisi lainnya, fungsi tubuh dalam memproduksi hormon yang berkaitan dengan menstruasi akan terhambat. 

3. Efek Samping Obat atau Pil Kontrasepsi

Beberapa jenis obat seperti antipsikotik, antidepresan, obat tiroid, antikonvulsan dan obat kemoterapi tertentu, juga dapat menjadi penyebab telat haid. Di samping itu, penggunaan pil kontrasepsi hormonal seperti Depo-Provera yang mengandung progesteron juga dapat memengaruhi siklus menstruasi. 

4. Indikasi Gangguan Kesehatan Tertentu 

Terlambatnya haid atau menstruasi bisa jadi disebabkan oleh indikasi akan adanya gangguan kesehatan yang serius. Sebab, beberapa penyakit kronis dapat memengaruhi siklus menstruasi. Contohnya seperti penyakit tiroid, sindrom ovarium polikistik (PCOS), tumor hipofisis (baik yang bersifat kanker maupun non kanker), kista ovarium, disfungsi hati, hingga diabetes. 

Beberapa gangguan kesehatan yang diidap seseorang sedari lahir seperti sindrom Turner dan insensitivitas androgen juga dapat menimbulkan masalah menstruasi dan kesuburan. Selain penyakit kronis dan gangguan kesehatan bawaan, penyakit akut seperti serangan jantung, gagal ginjal, hingga pneumonia juga dapat menjadi penyebab telat haid.  

Hal ini lantaran penyakit akut tersebut dapat membuat pengidapnya mengalami penurunan berat badan yang cepat dan drastis. Nah, kondisi tersebut berisiko memicu kekurangan nutrisi, hingga disfungsi hormon, di mana keduanya sama-sama dapat memicu telat haid.  

5. Memasuki Fase Perimenopause

Fase perimenopause sendiri merupakan masa peralihan antara usia reproduktif ke usia non-reproduktif. Jika seorang wanita sudah memasuki masa perimenopause, persediaan sel telur pada tubuh akan semakin menipis. Akibatnya siklus haid akan terpengaruh sehingga menyebabkan haid terlambat atau tidak teratur. Kondisi tersebut akan berlangsung hingga pada akhirnya seorang wanita tidak lagi mengalami haid, sebagai tanda bahwa tubuhnya telah memasuki fase menopause. 

Nah, itulah penjelasan medis mengenai telat haid tanpa merasakan gejala hamil. Kondisi tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Mulai dari tingkat stres yang tinggi, hingga dimulainya fase perimenopause pada wanita. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan tentu dibutuhkan jika telat haid sering kali terjadi. Tujuannya agar dokter dapat benar-benar mendiagnosis apa penyebab dari terlambatnya haid. 

Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit dengan dokter spesialis kebidanan atau kandungan pilihanmu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download Halodoc sekarang! 

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2021. Why Is My Period Late: 8 Possible Reasons. Verywell Health. Diakses pada 2021. 10 Reasons for a Missed Period.

Jakarta -

Siklus haid setiap wanita bisa berbeda-beda ya, Bunda. Normalnya, Bunda akan bertemu siklus haid selama beberapa hari dalam satu bulan.

Mengutip Mayo Clinic, siklus haid adalah rangkaian perubahan setiap bulan yang dialami tubuh wanita sebagai persiapan kehamilan. Setiap bulan, salah satu ovarium akan melepaskan sel telur yang disebut proses ovulasi.

Pada saat yang sama, perubahan hormonal akan terjadi untuk mempersiapkan rahim dan kehamilan. Jika ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi, maka lapisan rahim akan keluar melalui vagina. Inilah yang disebut masa haid.


Siklus haid yang dihitung dari hari pertama hingga berikutnya, tidaklah sama untuk setiap wanita. Periodenya bisa terjadi setiap 21 hingga 35 hari dan berlangsung selama dua hingga tujuh hari.

Siklus pajang sering dialami wanita selama beberapa tahun pertama mulai haid. Namun, siklus akan cenderung memendek dan menjadi teratur seiring bertambahnya usia.

Tahapan siklus haid

Siklus haid umumnya terjadi selama 28 hari. Mengutip Medical News Today, berikut tahapan siklus haid 28 hari pada wanita:

Hari 1-5: Folikel yang berisi sel telur berkembang di ovarium. Kondisi ini adalah saat terjadinya pendarahan, Bunda.

Hari 6-8: Kadar estrogen meningkat dan menyebabkan lapisan rahim menebal. Pada hari ke-8 biasanya pendarahan berhenti.

Hari ke-14: Kadar estrogen meningkat dan menyebabkan folikel melepaskan sel telur dan disebut ovulasi.

Hari 15 -24: Kadar progesteron meningkat dan membuat lapisan rahim semakin menebal.

Hari 25-28: Kadar estrogen dan progesteron menurun. Sel telur yang tidak dibuahi akan meninggalkan tubuh. Siklus akan dimulai dari awal lagi.

Batas telat siklus haid

Untuk mengetahui peluang hamil, Bunda perlu mengetahui siklus haid nih. Perhitungan yang tepat, dapat mempermudah kita mengetahui masa subur.

Rata-rata wanita mengalami siklus haid selama 28 hari. Meski begitu, hanya sekitar 15 persen wanita yang mengalami siklus haid dalam waktu ini.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)Dr.dr.Ali Sungkar, SpOG (K), mengatakan bahwa setiap individu memiliki siklus haid yang berbeda. Siklus masih dikatakan dalam batas normal bila terjadi antara 21 sampai 35 hari. Rata-rata plus dan minus-nya haid setiap bulan hanya berjarak dua hari dari bulan sebelumnya.

"Meski antara 21 sampai 35 itu dikatakan dalam batas normal, ada wanita yang haid dua kali sebulan. Tapi, bisa jadi itu normal untuk siklus haidnya," kata Ali.

Ali menyarankan wanita untuk menghitung siklus haid melalui kalender (menstrual diary). Jangan lupa juga untuk konsultasi ke dokter jika merasa telat haid, Bunda.

Periode dan batas telat haid setiap wanita bisa dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Women's Health Amerika Serikat, beberapa tahun setelah haid pertama, siklus haid wanita mungkin terjadi lebih dari 38 hari. Namun, ketika mencapai usia paruh baya dan mendekati menopause, mereka mungkin mengalami menstruasi yang tidak teratur.

Selain usia, berat badan, stres, dan kondisi tubuh dapat memengaruhi siklus haid seseorang ya. Penggunaan obat-obatan, seperti alat kontrasepsi juga dapat memengaruhi pola dan batas telat haid.

Bunda dapat melacak siklus haid dengan menandai hari di kalender. Setelah beberapa bulan, kita bisa melihat apakah haid teratur atau tidak.

Selain mengetahui masa subur, Bunda bisa melacak ada atau tidaknya gejala sindrom pramenstruasi (PMS). Gejala ini meliputi nyeri payudara, sakit kepala, perut kembung, atau mudah lupa.

Bunda juga bisa mengetahui seberapa berat pendarahan di hari-hari tertentu, serta berapa lama siklus haid. Paling penting, kita dapat melihat ada atau tidaknya gejala haid yang muncul dan bikin enggak nyaman.

Kalender Menstruasi/ Foto: iStock

Siklus haid dan kehamilan

Mencatat dan memonitor siklus haid seringkali dilupakan wanita saat datang bulan. Padahal, Bunda bisa mengetahui kesehatan organ reproduksi sebagai cara untuk hamil dengan mencatat siklus haid.

Salah satu cara mengetahui masa subur, yakni dengan menggunakan perhitungan rumus Neagle. Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUPN RSCM, Dr.dr.Suskhan. Djusad, Sp.OG (K) menjelaskan bahwa perhitungan ini akan mencari nilai rata-rata siklus haid tiga bulan, lalu mengetahui masa subur.

"Siklus haid yang teratur, umumnya terhitung 28 hari selama 3 bulan yang teratur. Sedangkan masa subur pada siklus teratur terjadi pada hari ke-14. Artinya di hari ke-14, Ayah dan Bunda dapat memanfaatkannya untuk berhubungan seksual agar terjadi konsepsi dan cepat hamil," kata Suskhan.

Contoh perhitungan masa subur dengan rumus Neagle, misalnya siklus haid dalam tiga bulan adalah 34, 35, 36 hari. Ketiganya lalu dijumlahkan dan diambil nilai rata-rata. Untuk mendapatkan masa subur, nilai rata-rata ini harus dikurangi 14.

Jumlah siklus haid dalam tiga bulan: 34 + 35 + 36 = 105

Nilai rata-rata tiga bulan: 105 : 3 = 35

Masa subur Bunda: 35 - 14 = 21

Artinya, masa subur Bunda dengan siklus haid tidak teratur atau lebih dari 28 hari adalah di hari ke-21. Bunda dapat berhubungan seksual di waktu ini agar cepat hamil.

Bila pembuahan terjadi setelah haid selesai, Bunda kemungkinan bisa mendeteksi kehamilan sebelum siklus haid berikutnya datang. Hormon hCG yang diproduksi oleh plasenta bahkan sudah bisa terdeteksi sejak 10 hari setelah ovulasi, Bunda.

Konsultasi ke dokter

Bunda dapat ke dokter bila merasa khawatir dengan siklus tidak teratur atau batas haid kurang dari 21 atau lebih dari 35 hari. Kondisi di mana Bunda mengalami pendarahan lebih banyak dari biasanya juga perlu dikonsultasikan ke dokter ya.

Sebelum ke dokter, jangan lupa catat siklus haid selama beberapa bulan ya. Tunjukkan catatan ini ke dokter untuk membantu mereka mencari penyebab.

Segera hubungi dokter bila mengalami gejala, seperti demam, mual dan muntah, pendarahan yang berlangsung lebih dari tujuh hari, atau tidak haid selama setahun.

(ank/som)

Simak Video di Bawah Ini, Bun:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA