Kaum muda belum banyak yang menjadi elite.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kaum muda harus berperan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Bermodalkan segala potensi yang dimiliki, mereka sangat mampu untuk membangun kolaborasi nasional yang sangat bermanfaat untuk mendukung pembangunan.
"Pada satu sisi peranan pemuda cenderung lambat di dunia politik, tapi di sisi lain dunia inovasi, ekonomi, teknologi dan lain-lain anak muda justru yang menguasai," kata Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Asrorun Niam Sholeh dalam diskusi bertajuk "Pemuda, Mana Suaramu?" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, (11/5).
Peranan pemuda itu sudah pasti mampu mengangkat ekonomi bangsa. Maka dari itu, Niam kurang setuju dengan anggapan yang mengatakan bahwa pemuda zaman sekarang lebih mementingkan dirinya sendiri ketimbang kepentingan bangsa.
Niam mengakui, peran politik kaum muda di ruang-ruang publik relatif rendah di banding awal kemerdekaan. Kalau dulu, katanya, Sudirman memimpin gerilya pada usia 25 tahun. Sukarno mendirikan PNI pada usia 26 tahun dan menjadi Presiden pada usia 44 tahun.
Bung Tomo menggerakkan heroisme yang menjadi tonggak hari pahlawan pada usia 25 tahun. Kiai Wahid Hasyim menjadi Ketua MIAI umur 26 tahun. Aktor politik sekarang masih didominasi kaum tua. Kaum muda belum banyak yang menjadi elite. “Karenanya relevan sekali komitmen Presiden untuk membuka ruang dan kesempatan kaum muda", tegas mantan aktifis mahasiswa 98 ini.
Lebih lanjut Niam menjelaskan, Pemerintah terus berikhtiar untuk melakukan penyesuaian dg tuntutan kebutuhan kaum muda milenial, termasuk percepatan pelibatan kaum muda dalam ruang publik. Kepemimpinan, kepeloporan, dan kemandirian kaum muda yang salah satunya melalui kewirausahaan kaum muda, adalah kunci dalam wujudkan bangsa Indonesia yg mandiri, unggul, dan berdaya saing.
"Organisasi kepemudaan perlu merespon perubahan tsb dg tetap menjaga komitmen kebangsaan, komitmen keberagaman, komitmen kebersamaan, komitmen persatuan, dan komitmen pada NKRI. Ini sebagauli mabda' ataylu batu pijak dalam kehidupan berbangsa", jelasnya.
Diskusi itu dihadiri oleh unsur pemuda dan media. Di samping Niam, narasumber lain dalam diskusi tersebut Roy Kusuma Jaya Ketua Umum PP GMNI, Saddam Jihad Ketua Umum PB HMI, Ahmad Rofiq politisi muda Sekretaris Jenderal Perindo serta Hasanudin Ali CEO Alvara Reseacrh Center.
"Bhinneka Tunggal Ika" merupakan semboyan yang sangat cocok digunakan di Indonesia. Semboyan ini sangat mewakili bangsa Indonesia yang memiliki banyak keanekaragaman, mulai dari segi etnis, budaya hingga bahasa.
Indonesia tumbuh dari beberapa daerah yang memiliki ciri khas masing-masing. Aceh dengan julukan Serambi Mekkah, Jakarta dengan hiruk pikuknya, Bali dengan keeksotisan alamnya, hingga Papua dengan kekayaan emasnya.
Tidak lupa bahasa yang digunakan setiap daerah berbeda. Bahasa Jawa, Melayu, Sunda dan masih banyak lagi. Selain itu, tarian tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia pun bermacam-macam.
Kendati di atas, kita sebagai masyarakat majemuk wajib untuk menghargai setiap perbedaan yang ada. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan yang wajib dihafal oleh setiap lapisan masyarakat Indonesia.
Dengan adanya perbedaan yang begitu banyak, diharapkan kita dapat menjaga integritas nasional yang sudah terjaga sejak dulu. Integrasi nasional sangat penting untuk bangsa Indonesia. Apalagi di kalangan generasi muda yang akan meneruskan pembangunan bangsa ini.
Tanpa adanya integrasi, kita akan terpecah belah. Tapi sebelum itu, mari kita mencari tahu apa itu integrasi nasional.
Integrasi nasional sendiri merupakan penyatuan bagian-bagian yang berbeda menjadi satu kesatuan utuh yang membentuk bangsa. Integrasi nasional dibagi menjadi dua kelompok, yaitu integrasi nasional dipandang secara politis dan integrasi nasional dipandang secara antropologis.
Secara politis, integrasi nasional melahirkan segala sesuatu yang kemudian dipandang sebagai identitas di mana saja masyarakat Indonesia berada. Misalnya, yaitu sifat ramah yang dimiliki masyarakat Indonesia.
Secara antropologis, merupakan proses yang membentuk penyesuaian diri satu masyarakat dengan masyarakat lainnya yang berbeda. Di sini setiap individu dan setiap kelompok masyarakat akhirnya akan membentuk keserasian fungsi.
Integrasi nasional mempunyai faktor pendukung yang juga dapat menjadi syarat integrasi nasional menuju suatu kemakmuran, yaitu:
1. Faktor Sejarah
Masyarakat Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke sama-sama pernah merasakan penjajahan dari Belanda. Karena perasaan senasib itulah yang membuat kita bersatu.
2. Keinginan bersatu
Keinginan masyarakat sendiri untuk bersatu dapat menjadi faktor pendorong integrasi nasional.
Baca Juga: Menciptakan Pendidikan Keluarga Berkarakter dan Terintegrasi
3. Cinta tanah air dan rela berkorban
Setelah suatu bangsa merdeka, yang menjadi faktor pendorong integrasi nasional adalah rasa cinta tanah air dan rela berkorban. Di mana kita ingin bangsa Indonesia tetap ada.
4. Konsensus atau kesepakatan nasional
Merupakan pendorong selanjutnya dari integrasi nasional. Dengan mendukung kemerdekaan atau pernyataan kedaulatan yang sudah ada. Ini berlaku ketika negara dalam keadaan tidak stabil.
Selain faktor pendorong, ada pula faktor penghambat yang dapat membuat disintegrasi nasional, yaitu:
1. Masyarakat heterogen
2. Wilayah Indonesia yang luas
3. Ancaman dari luar dan dalam negeri
4. Ketidakmerataan pembangunan
5. Etnosentrisme
Dalam menciptakan integrasi nasional yang makmur, perlu adanya keterlibatan dari seluruh rakyat Indonesia. Salah satunya, yaitu generasi muda yang akan mewarisi bangsa Indonesia. Generasi muda dianggap pion penting. Sehingga perlu sekali menanamkan pada generasi muda untuk lebih mencintai dan dapat membanggakan Indonesia.
Namun saat ini rasa cinta dan memiliki bangsa Indonesia dari generasi muda mulai terkikis. Adanya globalisasi merupakan faktor yang besar terhadap perubahan ini.
Generasi muda saat ini lebih menggandrungi sesuatu yang berbau impor atau berasal dari luar negeri. Karena ada anggapan dengan menyukai atau menggunakan barang dari luar negeri dianggap lebih gaul dan lebih kekinian.
Sedangkan generasi muda merupakan harapan semua orang tua untuk membuat Indonesia lebih maju dan lebih sejahtera. Karena potensi yang dimiliki generasi muda sangatlah besar. Dengan potensi ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mempertahankan integrasi nasional dan dapat berkontribusi dalam mengatasi persoalan-persoalan bangsa yang semakin hari makin kompleks.
Kontribusi yang dapat dilakukan generasi muda dalam menjaga integritas nasional dengan menerapkan:
1. Pengenalan Bhinneka Tunggal Ika
Generasi muda harus memahami dan mengamalkan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila untuk dapat melaksanakan integrasi nasional. Janganlah kita menonjolkan sikap kedaerahan atau keagamaan secara berlebihan yang dapat memicu perpecahan.
Baca Juga: Persatuan Bangsa Untuk Perdamaian
2. Toleransi antar ras, suku, dan umat beragama
Indonesia merdeka dengan hasil jerih payah para pejuang yang berasal dari berbagai suku, ras, agama, dan golongan. Sehingga sudah sepatutnya kita saling menghargai satu sama lain. Perbedaan bukan berarti menjadi pembeda.
3. Menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi di ruang publik yang bersifat formal.
Perbedaan yang ada bukan menjadi sebuah alasan kita untuk terpecah belah atau lebih mengunggulkan kelebihan daerah asalnya. Bukan juga untuk membanding-bandingkan siapa yang paling bagus budayanya. Karena kita satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Selain itu, perbedaan merupakan suatu keindahan yang harus kita jaga.
Walaupun kita berasal dari daerah yang berbeda, dari rahim yang berbeda, bukan berarti kita tidak dapat bersatu. Kita memiliki ibu yang sama, yaitu Ibu Pertiwi yang harus kita jaga dan membuatnya bangga. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Mari kita bersama-sama menjaga bumi Nusantara dengan damai, makmur, dan sejahtera.
Jakarta - "Berani berkata tidak. Berani menghadapi kebenaran. Lakukan yang benar karena benar. Ini adalah kunci ajaib menjalani hidup dengan integritas". -William Clement Stone-William Clement Stone. Seorang penulis dan pengusaha sukses Amerika Serikat menekankan betapa pentingnya menjalani kehidupan dengan penuh integritas. Makna integritas ialah memegang teguh prinsip moral untuk bersikap jujur, adil, tulus, ikhlas, dapat dipercaya, komitmen dalam membela kebenaran, tegas dan berani bertindak dalam menegakkan keadilan.Segala permasalahan yang terjadi dewasa ini di Indonesia seperti korupsi yang kian merajalela, penyalahgunaan wewenang, lemahnya penegakan hukum, inefisiensi birokrasi, harga bahan-bahan pokok yang naik, ancaman perpecahan bangsa, dan lain-lain adalah sebagian besar disebabkan lemahnya integritas para pemimpin. Kemajuan atau kemunduran suatu bangsa banyak ditentukan oleh seberapa besar integritas yang dimiliki oleh para pemimpinnya. Jika suatu negara dipimpin oleh pemimpin dengan integritas yang rendah maka dengan mudahnya akan melakukan penyelewengan kekuasaan demi kepentingan pribadinya. Tepat 82 tahun yang lalu, 28 Oktober 1928, para pemuda bangsa ini menunjukkan integritas dan semangat persatuannya dengan melepas semua simbol kesukuannya. Para pemuda yang berasal dari jong Java, jong Ambon, jong Sumatra, jong Sulawesi, dan lain-lain semua menyatukan suara dan hati untuk bersama-sama bahu membahu melepaskan Indonesia dari penjajah. Mereka pun mengucap janji bertumpah darah satu (tanah air Indonesia), berbangsa satu (Bangsa Indonesia) dan menjunjung tinggi bahasa persatuan (Bahasa Indonesia). Sumpah pemuda mempunyai kekuatan yang sangat mendalam karena terjadinya persatuan di antara para tunas bangsa. Meskipun mereka memiliki banyak perbedaan namun itu tidak menjadikan penghalang. Justru, perbedaan itu menjadi sumber pondasi yang kokoh untuk membangun kesatuan. Banyak yang menghubungkan antara Sumpah Pemuda dengan persatuan yang harus dimiliki oleh bangsa ini. Hal tersebut tidaklah salah. Namun, jika melihat lebih dalam sebenarnya kunci dari Sumpah Pemuda adalah integritas yang dimiliki oleh para pemuda saat itu. Integritas yang mereka miliki menggerakkan hati dan semangat juang mereka untuk bersatu dan meninggalkan segala atribut kesukuan.
Indonesia Kini
Lebih dari sepuluh tahun bangsa ini telah mengalami reformasi. Pasang surut pembangunan juga terjadi dalam perjalanannya. Ada keberhasilan. Namun, tidak dipungkiri dalam beberapa hal kita semakin terpuruk. Seperti dalam bidang diplomasi internasional, penegakan supremasi hukum, pemerataan kesejahteraan, peningkatan ekonomi mikro. Tujuan berbangsa untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat pun belum tercapai.
Pemuda dan Integritas
Pemuda adalah harapan bangsa yang sering diidentikkan sebagai generasi yang idealis, dinamis, progresif, dan memiliki integritas. Hal inilah yang menjadi keunggulan kaum muda dibanding kaum tua. Meskipun mungkin dari segi pengalaman belum sama. Pemuda memiliki tanggung jawab yang besar untuk membawa perubahan bagi kemajuan bangsa.
Muhammad AssadQatar +974 5540 2782
Mahasiswa S2 Islamic Finance, Qatar.
(msh/msh)