Ghibah dan namimah harus kita jauhi karena dapat menimbulkan beberapa hal jelaskan

Ilustrasi namimah. Foto: Unsplash

Dalam agama Islam, namimah merupakan salah satu perbuatan tercela yang wajib kita hindari. Kata namimah berasal dari kata “nammam” yang berarti orang yang suka mengadu domba dengan menyebarluaskan perkataan dan berita palsu atau bohong.

Perilaku namimah ini seringkali kita temui di lingkungan sekitar, misalnya lingkungan pertemanan, tetangga, hingga keluarga. Perlu diketahui bahwa namimah tidak hanya terbatas dalam bentuk perkataan/verbal saja. Namun, dapat berupa tulisan, tanda, maupun isyarat, termasuk aib, perkataan, maupun kekurangan orang yang sedang menjadi bahan pembicaraan.

Agar tercegah dari akhlak buruk perilaku namimah, simak penjelasan tentang cara menghindari namimah yang dikutip dari Konsep Namimah dan Pencegahannya dalam Perspektif Tafsir Sufistik oleh Ratna Yanti dan Amaruddin Asra.

Ilustrasi membaca Al-Quran. Foto: Pixabay

Membaca Al-Quran membuat hati kita menjadi lebih tenang. Membaca Al-Quran juga dapat menghilangkan semua keraguan, kemunafikan, kesyirikan, penyimpangan, serta penyelisihan yang terdapat dalam hati, termasuk namimah.

Shalat malam merupakan ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Sebab, shalat malam dapat menjaga seseorang dari bahaya, termasuk perilaku buruk seperti namimah.

Bergaul dengan Orang Baik dan Shaleh

Pergaulan sangat berperan penting dalam membentuk sifat kita. Jika kita bergaul dengan orang yang buruk, maka besar kemungkinan kita juga akan menjadi pribadi yang buruk. Sebaliknya apabila kita bergaul dan berteman dengan orang yang baik dan shaleh, kita akan ikut menjadi orang baik.

Allah SWT telah memberitahukan bahwa umat-umat terdahulu tidak pernah terlepas dari puasa, sebab puasa dapat mendidik akhlak, menyucikan jiwa dan mendidik kesabaran. Karena itu, puasa juga dapat berperan sebagai metode untuk mencegah dari bahaya lisan.

Dzikir menjadi salah satu cara mencegah namimah. Foto: Pixabay

Dengan berdzikir, pikiran kita akan penuh dengan doa kepada Allah Swt. dan tidak aka nada pikiran untuk melakukan perbuatan tercela.

Jika dalam lingkungan pergaulan kita ada yang berperilaku namimah, maka kita harus sabar dan waspada agar tidak tergoda oleh syaitan untuk ikut melakukan hal tersebut. Sebaiknya, ingatkanlah orang itu agar ia juga terbebas dari perilaku tidak terpuji tersebut.

Seperti kata pepatah, diam adalah emas. Diam akan menjauhkan kita dari hawa nafsu, memberikan kenikmatan ibadah, melembutkan hati dan mendatangkan kesucian diri serta kehormatan.

Jika kita sudah sabar dan waspada, bahkan memperingatkan seseorang agar tidak melakukan namimah namun diabaikan, ada baiknya kita diam saja. Karena jika kita masih terlibat dalam pembicaraan tersebut, bukan tidak mungkin kita akan masuk dalam jebakan syaitan dengan ikut melakukan namimah.

Itulah cara-cara untuk menghindari perilaku namimah. Semoga kita dijauhkan dari perilaku tercela seperti itu.

Ilustrasi gosip. ©Shutterstock

JABAR | 4 Februari 2021 12:01 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Setiap umat muslim pasti tidak ingin dirinya masuk ke dalam jeratan dosa. Menaati perintah Allah SWT dan menjauhi setiap apa yang dilarang oleh agama merupakan kewajiban bagi umat Islam. Namun, ada perbuatan dosa yang sering dilakukan manusia tanpa mereka sadari. Perbuatan dosa tersebut adalah ghibah.

Meski identik dengan perempuan, namun laki-laki pun terkadang juga tidak bisa menghindari perbuatan ghibah ini. Ketika sedang asyik berkumpul atau berinteraksi dengan teman, terkadang kita tidak bisa mengontrol pembicaraan sehingga tanpa sadar kita sudah menggunjing seseorang.

Ghibah adalah perbuatan di mana kita membicarakan aib atau keburukan orang lain. Ghibah adalah salah satu perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT dan termasuk dalam perbuatan dosa besar. Bahkan meskipun yang dibicarakan itu sesuai kenyataan, ghibah tetaplah perbuatan yang zalim.

Meski ghibah sulit dihindari, namun kita harus tetap mencoba untuk menghindari perbuatan dosa ini. Allah SWT sendiri mengibaratkan pelaku ghibah seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati.

"Dan janganlah sebagian kalian ghibah (menggunjing) sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kalian akan merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang." (Q.S Al Hujurat : 12).

2 dari 4 halaman

©McKay Caston

Ghibah adalah perbuatan yang termasuk dalam golongan dosa besar. Selain firman Allah SWT pada surat Al Hujurat yang telah disebutkan sebelumnya, Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan masalah ghibah ini kepada para sahabat,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim).

Dilansir dari rumaysho.com, Imam Nawawi juga ikut menjelaskan bahwa ghibah adalah menyebutkan kejelekan orang lain di saat ia tidak ada saat pembicaraan. (Syarh Shahih Muslim, 16: 129).

Dalam Al Adzkar, Imam Nawawi menyebutkan, “Ghibah adalah sesuatu yang amat jelek, namun tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri, pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara ghibah bisa jadi melalui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.”

Ulama telah bersepakat bahwa hukum dari ghibah adalah haram. Ghibah adalah dosa besar. Perbuatan ghibah juga sama halnya dengan menjatuhkan kehormatan, mencemarkan nama baik, dan menginjak wibawa orang yg kita gunjing. Dalam kitab Bidayatul Hidayah karya Al Ghazali menerangkan bahwa membicarakan kejelekan orang lain lebih keji dari pada 30 kali perbuatan zina.

3 dari 4 halaman

Ghibah adalah perbuatan haram yang sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, kita harus tetap waspada dengan perbuatan dosa ini. Dilansir dari brilio.net, berikut kami berikan bagaimana cara menghindari ghibah:

Berkumpul dengan orang sholeh

Pergaulan dan perkumpulan merupakan salah satu sumber ghibah yang paling besar. Oleh karena itu, untuk terhindar dari perbuatan dosa ini, ada baiknya kita bijak memilih dengan siapa kita harus berkumpul. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari dan Muslim).

Menjaga lidah

Secara tidak sadar, kita bisa saja terjebak dalam perbuatan ghibah jika tidak menjaga lidah dan mulut. Ketika apa yang dibicarakan sudah mulai mengarah ke hal yang tidak baik, segera berhenti dan ganti topik dengan hal lain yang lebih bermanfaat.

Dari Sahl bin Sa'ad ra, Rosulullah SAW pernah bersabda:

"Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya." (Muttafaq 'alaih).

4 dari 4 halaman

Sebelum terlena dengan pembicaraan seru saat berkumpul dengan teman-teman, yang berpotensi dapat membawa seseorang melakukan ghibah, alangkah baiknya kita berintropeksi diri terlebih dahulu. Dengan intropeksi diri, akan membuat kita merasa enggan dan malu jika membicarakan orang lain, karena kita akan berpikir bahwa diri sendiri masih memiliki banyak kesalahan yang harus dibenahi.

Perbanyak berpikir positif

Pikiran positif akan memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupan seseorang. Pikiran positif juga akan meminimalisir munculnya pikiran buruk terhadap apa pun, termasuk kepada orang lain. Jadi, ketika pembicaraan mulai mengarah pada ghibah, kita bisa menolak dengan perlahan dan tetap berprasangka baik kepada orang yang akan dibicarakan tersebut.

Saling mengingatkan

Ketika ada seorang teman yang mulai menggunjing orang lain, maka sebagai seorang muslim, hendaknya kita mengingatkan mereka bahwa ghibah adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Hal ini juga sudah tercatat dalam Alquran yang artinya,

"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (Q.S Al Ashr : 1-3).

Perbanyak Istighfar

Seorang muslim sudah semestinya selalu mengingat Allah SWT dengan memperbanyak istighfar kapan pun dan di mana pun. Hal ini untuk memohon ampunan atas segala dosa yang ia sengaja maupun tidak disengaja. Dengan memperbanyak istighfar, juga bisa menjadi pelindung dari perbuatan dosa sehingga kita terhindar dari perbuatan ghibah karena merasa takut dengan dosanya.

(mdk/ank)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA