Cara menentukan sumber data dalam PENELITIAN kualitatif

6. Penentuan Sumber Data

Bagian akhir proses pembuatan desain penelitian adalah penentuan sumber data atau populasi. Sumber data adalah orang, tempat, dan kertas yang dapat memberikan informasi bagi peneliti. Orang dapat memberikan informasi berupa keterangan lisan maupun tertulis. Tempat dapat memberikan informasi berupa gerak maupun keadaan diam. Informasi gerak berupa aktivitas sehari-hari, tarian, laju kendaraan, sajian sinetron, nyanyian, dan sebagainya. Informasi dari keadaan diam dapat berupa keadaan ruangan, perabotan, berbagai benda, warna, dan sebagainya, sedangkan kertas mewakili semua bentuk dokumen tertulis (laporan, buku, majalah, koran, prasasti, lontar), baik berupa tulisan, gambar maupun simbol.

Ketiga bentuk subjek tersebut dapat menjadi sumber data penelitian. Data adalah fakta-fakta yang akan diperoleh dalam penelitian. Data dapat berupa informasi kualitatif yang menggambarkan kenyataan, dapat pula berupa angka-

188 Sosiologi SMA/MA Kelas XII 188 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

Untuk memperoleh data yang benar, peneliti harus pandai-pandai menentukan sumber data yang sesuai dengan variabel penelitian. Variabel merupakan objek penelitian, sedangkan sumber data merupakan subjek peneli- tian. Misalnya, Anda meneliti mobilitas sosial di desa Perang Kecamatan Bara Utara Timur Kabupaten Joyobayan. Variabelnya adalah mobilitas sosial. Untuk memperoleh informasi mengenai mobilitas sosial itu, Anda mengamati, me- wawancarai, atau menyebarkan angket kepada warga masyarakat desa Perang. Oleh karena itu, penduduk desa tersebut merupakan sumber data. Akan tetapi, apabila Anda memperoleh informasi dengan mewawancarai bupati, camat, atau kepala desanya, maka sumber datanya adalah ketiga pejabat tersebut. Baik penduduk maupun ketiga pejabat tersebut dapat dijadikan sumber data sekaligus, bahkan apabila Anda memperoleh data dari dokumen-dokumen laporan kependudukan yang tersimpan di perpustakaan atau kantor pemerintah, maka yang menjadi sumber data adalah dokumen-dokumen tersebut.

Pada bagian pemilihan metode telah disebutkan bahwa penelitian dapat dilakukan terhadap semua atau sebagian dari objek yang harus diteliti sebagai sumber data. Pada dasarnya, data yang akan diperoleh harus mencerminkan keadaan sumber data yang sebenarnya. Apabila subjek yang diteliti hanya sedikit, misalnya peserta didik satu kelas, maka kita dengan mudah bisa meneliti seluruh peserta didik di kelas tersebut. Data yang terkumpul pasti sesuai dengan yang dikehendaki oleh variabel. Apabila sumber datanya banyak dan mencakup wilayah yang luas (penduduk Indonesia, misalnya) akan timbul persoalan. Persoalan itu hanya bisa dijawab dengan menerapkan teknik pengambilan sampel.

Berdasarkan sampelnya, penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu penelitian populasi, penelitian sampel, dan studi kasus. Penelitian populasi atau penelitian kasus meneliti semua subjek yang dijadikan sumber data. Kesimpulannya akan dikenakan kepada seluruh populasi. Penelitian sampel meneliti sebagian dari populasi, tetapi kesimpulannya harus dapat digeneralisasi untuk seluruh populasi. Sementara itu, penelitian kasus meneliti satu kasus tertentu dan kesimpulannya hanya berlaku untuk kasus tersebut.

Penelitian populasi dan kasus tidak membutuhkan teknik khusus dalam menentukan sumber data. Akan tetapi, pada penelitian sampel yang menyangkut populasi yang luas dan beragam, kita harus memahami dengan tepat karakteristik (sifat dan ciri-ciri) sumber data. Tujuannya adalah agar hasilnya nanti men- cerminkan seluruh populasi. Berikut ini ada dua sifat populasi (sumber data) yang masing-masing menghendaki teknik tertentu agar hasilnya akurat.

Desain Penelitian Sosial

membuat teh manis, setelah melarutkan teh dan gula ke dalam segelas air dan mengaduknya, pada umumnya diikuti dengan mencicipinya. Mencicipi sebenar- nya merupakan kegiatan mengambil sampel (contoh yang mewakili segelas teh). Karena sifat air teh manis adalah homogen (serba sama), maka hanya dengan mengambil seujung sendok sebagai sampel kita yakin bahwa teh di seujung sendok itu manis berarti seluruh isi gelas juga manis. Pengambilan dapat dilakukan pada bagian mana saja dari segelas teh yang kita bicarakan.

Demikian pula, populasi yang bersifat homogen. Kita bisa mengambil sampel secara acak (random) dengan cara tertentu. Populasi dikatakan berjumlah besar sehingga perlu diambil sampelnya apabila jumlahnya mencapai lebih dari 100. Sampel yang layak untuk jumlah populasi lebih dari 100 adalah 10% hingga 15% atau 20% hingga 25% (Suharsimi Arikunto, 1999). Penentuan sampel secara acak dapat dilakukan dengan teknik undian, ordinal, dan menggunakan tabel bilangan acak (random).

Undian dilakukan menggunakan kertas bernomor yang digulung, kemudian kita ambil satu per satu setelah dikocok. Nomor-nomor yang keluar itulah yang dijadikan sampel. Apabila telah mencapai jumlah yang ditetapkan, undian dihentikan. Teknik ordinal dilakukan dengan mengambil urutan nomor populasi berdasarkan loncatan yang sama, misalnya kelipatan tiga (3, 6, 9, 12, dst) sampai mencapai jumlah yang ditentukan lalu berhenti. Penentuan kelipatan tiga atau kelipatan yang lain dilakukan dengan undian, sedangkan menggunakan tabel bilangan random dilakukan dengan menjatuhkan pensil atau benda lain di tabel tersebut. Bilangan yang ditunjuk oleh pensil itulah yang dijadikan sampel. Setiap nomor sampel diperoleh dengan sekali menjatuhkan pensil. Apabila pensil menunjuk pada bilangan yang telah terpilih maka diulangi lagi, hingga mencapai jumlah yang telah ditentukan lalu berhenti.

b. Populasi Heterogen Penelitian sosial akan selalu berhubungan dengan populasi yang heterogen.

Hal ini sesuai dengan hakikat masyarakat yang senantiasa terdiri dari berbagai kelompok dan kelas sosial. Untuk itu diperlukan teknik khusus dalam penentuan sampel, yaitu sebagai berikut.

1) Sampel Berstrata (Stratified Sample) Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang terdiri

dari kelas-kelas sosial berbeda. Misalnya, penelitian mengenai pengaruh televisi terhadap masyarakat desa Sukamaju. Di desa tersebut ada kelas orang kaya, menengah, dan miskin. Setiap kelas sosial harus diwakili dalam jumlah yang sama. Jumlah keseluruhan dari seluruh sampel sesuai dengan ketentuan persentase yang telah dijelaskan di atas.

190 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

2) Sampel Kelompok (Cluster Sample) Teknik ini hampir sama dengan sampel berstrata. Perbedaannya terletak

pada sifat heterogenitas populasi. Apabila pada sampel berstrata diterapkan pada populasi yang terdiri dari kelas-kelas sosial, maka sampel kelompok diterap- kan pada populasi yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial.

3) Sampel Wilayah (Area Probability Sample) Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang meliputi

beberapa wilayah dan setiap wilayah memiliki ciri berbeda, misalnya penelitian mengenai tanggapan masyarakat Indonesia terhadap rencana penerapan undang-undang antipornografi dan pornoaksi. Kenyataannya, setiap provinsi memiliki nilai-nilai budaya berbeda. Oleh karena itu, agar setiap wilayah terwakili, maka sampel diambil dari semua provinsi sehingga mencapai jumlah sesuai yang diinginkan.

4) Sampel Proporsi (Proporsional Sampel) atau Sampel Imbangan Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang

mencakup beberapa wilayah, sekaligus beberapa kelompok sosial. Setiap wilayah dan kelompok sosial memiliki jumlah anggota berbeda. Misalnya, penelitian mengenai tanggapan masyarakat Indonesia terhadap penayangan wajah koruptor di televisi. Agar setiap kelompok terwakili, maka sampel diambil dari semua wilayah dan semua kelas atau kelompok sosial. Jumlah perwakilan setiap wilayah dan kelompok sosial ditentukan oleh perbandingan jumlah anggota wilayah dan kelompok sosial tersebut terhadap jumlah keseluruhan populasi. Apabila, seluruh populasi berjumlah 100, di dalamnya ada tiga kelompok yaitu kelompok A beranggota 50, kelompok B beranggota 30, dan kelompok C beranggota 20, maka sampelnya adalah 5 dibanding 3 dibanding 2 (A dibanding

B dibanding C).

5) Sampel Bertujuan (Purporsive Sample) Teknik ini digunakan apabila peneliti mengalami keterbatasan waktu, tenaga,

dan biaya sehingga tidak memungkinkan meneliti sampel yang jauh. Untuk itu sampel bisa ditentukan berdasarkan tujuan tertentu memerhatian ciri-ciri setiap populasi, memilih subjek yang paling sesuai dengan ciri populasi, dan harus cermat. Misalnya, penelitian mengenai minat peserta didik SMA terhadap mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan pertimbangan seperti di atas, peneliti dapat memilih sampel dari kota-kota besar di Indonesia yang memiliki banyak SMA, dan beberapa kota yang tidak memiliki banyak SMA.

6 ) Sampel Kuota (Quota Sample) Teknik ini dilakukan untuk menentukan sampel dengan tanpa memperhati-

kan strata dan wilayah, yang penting jumlahnya sesuai dengan yang telah ditentukan. Teknik ini kurang menjamin akurasi data yang akan diperoleh apa- bila populasinya heterogen.

Desain Penelitian Sosial

7 ) Sampel Kembar (Double Sample) Peneliti sering khawatir instrumen pengambilan data tidak semuanya

kembali. Apabila itu terjadi, maka jumlah sampel akan berkurang dari ketentuan dan berarti tidak memenuhi syarat. Untuk menghindari hal itu, digunakan sampel tandingan dengan tujuan untuk mengganti masukan data yang rusak, hilang, atau tidak dikembalikan oleh nara sumber.

Penerapan teknik penentuan sampel bergantung kepada keadaan sumber data. Apabila sumber datanya berupa populasi yang tersebar dalam beberapa wilayah dan terbagi dalam kelas-kelas sosial yang beragam, maka teknik penentuan sampelnya pun lebih dari satu. Misalnya, penelitian mengenai sikap masyarakat Indonesia terhadap larangan merokok di tempat umum. Populasinya adalah seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai wilayah, berbagai golongan, dan berbagai kelas sosial. Oleh karena itu, sampelnya pun ditentukan dengan cara proporsional untuk setiap wilayah, berstrata untuk mewakili setiap kelas sosial, dan klaster untuk mewakili setiap kelompok, dan random untuk memilih sampel-sampel dari satu kelompok atau kelas sosial yang homogen.

Aktivitas Siswa

Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada guru untuk dinilai!

1. Carilah contoh rancangan penelitian yang telah dibuat oleh orang lain

yang pernah mengadakan penelitian (orang tua, saudara, tetangga, dll) lalu pinjam atau fotokopilah! Pelajarilah desain tersebut, kemudian identifikasikan dan berilah komentar mengenai:

a. pendekatan/metode yang digunakan,

b. variable yang dirumuskan,

c. teknik perumusan sample, dan

d. format (sistematika) desain.

2. Buatlah sebuah rancangan penelitian lengkap! Tukarkan hasil pekerjaan

Anda dengan teman sekelas untuk dikoreksi! Berdasarkan masukan dari teman Anda, sempurnakan rancangan Anda dan ajukan dalam seminar kelas agar memperoleh tanggapan lebih lanjut!

192 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

Pelatihan Kerjakan di buku tugas Anda!

Jawablah dengan tepat!

1. Mengapa dalam penelitian ilmiah judul disamakan dengan masalah?

2. Sebutkan langkah-langkah membuat desain penelitian!

3. Apakah yang dimaksud dengan sumber data penelitian dan bagaimana

cara menentukanya?

4. Apakah perbedaan dan kesamaan teknik stratified sampling dengan

cluster sampling?

5. Jabarkan judul penelitian berikut ini berdasarkan : variabel, indikator,

pendekatan, alternatif, dan penentuan sampelnya! Judul: Tanggapan Masyarakat Suka Pindah terhadap Rencana

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Gunung Kacang Jawa Tengah.

Tes Skala Sikap Kerjakan di buku tugas Anda!

Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah ini, dengan cara memberi tanda cek ( pada kolom S (Setuju), TS (Tidak Setuju) atau R (Ragu-ragu)!

1. Setiap desain penelitian yang lolos (disetujui) pasti sudah dipertimbangkan kemanfaatannya. Oleh karena itu, dalam desain tidak perlu diuraikan manfaat penelitian.

2 Penelitian deskriptif dapat menggunakan hipo- tesis, dapat pula tidak menggunakan hipotesis.

3 Penelitian sosiologi tidak memerlukan uji hipo- tesis dengan menggunakan rumus perhitungan statistik, karena ilmu sosial tidak berhubungan dengan matematika.

Desain Penelitian Sosial

4 Studi pendahuluan diperlukan dengan tujuan untuk memperoleh data penelitian.

5 Judul penelitian harus mengandung permasa- lahan, pendekatan, sumber data, dan waktu penelitian.

Rangkuman

1. Penelitian ilmiah adalah suatu penyelidikan secara sistematis, terencana, dan menggunakan metode ilmiah terhadap suatu objek.

2. Ada lima prinsip dalam pelaksanaan metode ilmiah, yaitu:

a. perumusan masalah

b. penentuan hipotesis,

c. pengumpulan data,

d. pengolahaan data, dan

e. penyimpulan

3. Penelitian ilmiah dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa prinsip, yaitu:

a. tujuan,

b. latar belakang bidang ilmu peneliti,

c. lingkup persoalan yang diteliti,

d. lokasi, serta

e. ada tidaknya variabel.

4. Dalam suatu penelitian ilmiah dapat dijabarkan menjadi sepuluh langkah prosedur penelitian ilmiah, yaitu:

a. merumuskan masalah,

b. merumuskan anggapan dasar,

c. merumuskan hipotesis,

d. memilih pendekatan

e. menentukan variabel,

f. menentukan sumber data,

g. menentukan dan menyususn instrumen,

194 Sosiologi SMA/MA Kelas XII 194 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

i. menganalisis data, dan j. menulis laporan.

5. Langkah perumusan masalah dalam desain penelitian adalah:

a. pemilihan masalah

b. studi pendahuluan, dan

c. perumusan masalah.

6 . Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh seorang peneliti.

7 . Hipotesis adalah teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji.

8 . Menurut Borg dan Gall, hipotesis harus memenuhi syarat berikut:

a. rumusannya singkat dan jelas,

b. menyatakan hubungan antara dua objek, serta

c. didukung oleh teori-teori yang pernah dikemukakan para pakar di bidangnya.

9 . Pendekatan juga disebut sebagai metode penelitian, yaitu cara yang ditempuh seseorang dalam meneliti objek penelitian.

10. Metode penelitian dapat dibedakan menjadi:

a. metode berdasarkan teknik pengambilan sampel penelitian,

b. metode berdasarkan ada tidaknya suatu variabel,

c. metode menurut pengembangan penelitian.

11. Variabel adalah objek penelitian yang berupa gejala-gejala yang

bervariasi.

12. Variabel dibagi menjadi dua macam, yaitu

a. variabel kuantitif,

b. variabel kualitatif.

13. Sumber data adalah orang, tempat, dan dokumen yang dapat memberikan informasi bagi peneliti.

14 Berdasarkan sampel, penelitian dibagi tiga, yaitu:

a. penelitian populasi,

b. penelitian sampel, dan

c. studi kasus

15. Populasi penelitian dibedakan menjadi dua macam, yaitu

a. populasi homogen,

b. populasi heterogen

Desain Penelitian Sosial

Pengayaan (Contoh desain/rencana penelitian)

Desain Penelitian

A. Judul Penelitian Tanggapan Peserta Didik SMA se-Kabupaten Joyobayan Tahun

Pelajaran 2002/2003 terhadap Pornografi dan Pornoaksi.

B. Alasan Mengadakan Penelitian Akhir-akhir ini pornoaksi dan pornografi menjadi masalah yang

dibicarakan banyak orang. Hal itu karena pornografi dan pornoaksi sering ditampilkan di berbagai kesempatan, mulai dari panggung-panggung hiburan di masyarakat, siaran-siaran TV, iklan-iklan, dan bahkan VCD. Sebagian orang berpendapat, bahwa pornografi dan pornoaksi akan dapat merusak akhlak generasi muda, khususnya peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan. Salah satu bentuk ketidaksetujuan sebagian warga masyarakat terhadap pornografi dan pornoaksi tercermin dari tulisan salah satu koran yang menyatakan bahwa goyang ngebor mengundang pro dan kontra di berbagai kalangan masyarakat dan memicu aksi kelompok masyarakat melawan pornoaksi dan pornografi. Sasaran demo di antaranya adalah dua stasiun televisi swasta yang mengeksploitasi penyanyi yang sekarang sedang meroket namanya itu. (Suara Merdeka, 19 Mei 2003) .

Para peserta didik di SMA di Kabupaten Joyobayan, seperti para peserta didik pada umumnya, mereka di sekolah senantiasa diajari hal-hal yang baik. Hal-hal yang baik itu misalnya berpakaian sopan, berbicara sopan, bertingkah laku sopan, dan supaya menerapkan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya ajaran agama apa saja sangat menentang porno-grafi dan pornoaksi. Keduanya dianggap sebagai bentuk perbuatan yang tidak bermoral.

Mengingat hal tersebut di atas, penulis menilai adanya pertentangan antara apa yang terjadi di masyarakat, khususnya masalah pornografi dan pornoaksi, dengan apa yang terjadi di sekolah. Hal inilah yang melatar- belakangi penulis untuk mengetahui lebih mendalam mengenai tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan terhadap kedua hal tersebut (pornografi dan pornoaksi).

196 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

C. Rumusan Masalah Pornoaksi dan pornografi mencakup ruang lingkup yang amat luas.

Akan tetapi, penelitian ini hanya menyangkut kejadian-kejadian yang mengandung pornografi dan pornoaksi, dalam bentuk panggung pertun- jukkan, arena rekreasi, informasi media massa, berbagai bacaan, maupun iklan dan poster, internet, dan film yang diputar dengan VCD Player. Tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan terhadap hal-hal seperti itulah yang akan diteliti.

Oleh karena itu, secara umum peneltian ini didasarkan kepada rumusan masalah sebagai berikut.

Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/2003 terhadap pornografi dan pornoaksi?

Penjabaran lebih spesifik rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/2003 terhadap panggung pertunjukan yang menampilkan pornografi dan pornoaksi?

2. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/2003 terhadap arena rekreasi yang menampilkan pornografi dan pornoaksi?

3. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/2003 terhadap isi media massa yang menampilkan pornografi dan pornoaksi?

4. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/2003 terhadap bacaan-bacaan yang mengandung pornografi dan pornoaksi?

5. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/2003 terhadap iklan dan poster yang menampilkan pornografi dan pornoaksi?

6 . Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/2003 terhadap situs internet yang menampilkan pornografi dan pornoaksi?

7 . Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/2003 terhadap film yang diputar melalui VCD Player yang menampilkan pornografi dan pornoaksi?

Desain Penelitian Sosial

D. Manfaat Hasil Penelitian Dengan dilakukan hasil penelitian ini penulis berharap :

1. Peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai sikap peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan pada tahun pelajaran 2002/2003 terhadap pornografi dan pornoaksi.

2. Peneliti dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berke- pentingan dengan masalah pendidikan generasi muda, khususnya dalam hal menghadapi masalah pornografi dan pornoaksi.

3. Peneliti juga ingin ikut memberikan sumbangan, walaupun kecil, kepada dunia ilmu pengetahuan, mudah-mudahan hasil penelitian ini nantinya turut memperkaya pengetahuan yang bermanfaat.

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui sikap dan tanggapan para peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan pada tahun pelajaran 2002/2003 mengenai masalah pornoaksi dan pornografi.

2. Mendapatkan data dan informasi yang pasti mengenai masalah pornografi dan pornoaksi secara langsung dari kalangan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan pada tahun pelajaran 2002/2003, sehingga nantinya dapat memberikan saran langkah-langkah yang baik yang dapat diambil oleh pihak yang berkepentingan guna menangani dan mengantisipasi dampak negatif pornoaksi dan pornografi di kalangan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan.

F. Asumsi Penelitian ini didasarkan kepada asumsi sebagai berikut :

1. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/ 2003 rata-rata pernah menonton panggung pertunjukan sebagai media yang sering menampilkan pornografi dan pornoaksi.

2. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/ 2003 rata-rata pernah mengunjungi arena rekreasi, sebagai tempat yang sering menampilkan pornografi dan pornoaksi.

3. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/ 2003 rata-rata pernah membaca dan menyimak media massa, sebagai media yang sering memuat pornografi dan pornoaksi.

4. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/ 2003 rata-rata pernah membaca komik dan buku-buku cerita, sebagai media yang sering memuat pornografi dan pornoaksi.

198 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

5. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/ 2003 rata-rata pernah melihat iklan dan poster, sebagai media yang sering menampilkan pornografi dan pornoaksi.

6 . Sebagian dari peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/2003 pernah mengakses internet, sebagai media yang sering memuat pornografi dan pornoaksi.

7 . Sebagian dari peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/2003 pernah menonton VCD player, sebagai media tersebarnya pornografi dan pornoaksi.

G. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pornografi

Dalam kehidupan sehari–hari sudah sering didengar istilah pornografi. Baik di media cetak maupun elektronik. Walapun istilah tersebut sudah cukup dikenal, peneliti merasa perlu untuk menyajikan definisi yang jelas untuk istilah itu sebagai berikut:

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun 2001 halaman 889, kata porno berarti cabul.

b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Balai Pustaka tahun 2001 halaman 371, kata grafis berarti:

1) bersifat graf, bersifat huruf, dilambangkan dengan huruf.

2) bersifat matematika, statisika, dan sebagainya dalam wujud titik- titik, garis-garis, atau bidang-bidang yang secara fiskal dapat men- jelaskan hubungan yang ingin disajikan secara terbaik tetapi penya- jian hasil perhitungan bersifat grafik.

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pornografi adalah:

a. penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisaan untuk membangkitkan nafsu birahi;

b. bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi.

2. Pengertian Pornoaksi

Istilah pornoaksi merupakan istilah yang relatif baru dikenal masyarakat. Istilah tersebut akhir-akhir ini muncul di media massa sehubungan maraknya gaya menari seorang penyanyi dangdut yang mengundang pro dan kontra. Setelah peneliti mencari dalam berbagai literatur ternyata belum ada definisi yang khusus untuk istilah tersebut.

Desain Penelitian Sosial

Akan tetapi, dengan melihat asal kata yang menyusun istilah tersebut, penulis dapat menguraikan pengertiannya berdasarkan akar kata yang menyusun istilah tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peneliti dapat menguraikannya sebagai berikut:

- porno : cabul ( Balai Pustaka, 2001 hal. 889) - aksi

: tindakan, gerakan, sikap (gerak-gerak, tingkah laku), elok

sekali (Balai Pustaka, 2001 hal. 22).

Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengertian pornoaksi secara keseluruhan adalah suatu sikap atau tindakan yang memperlihatkan sebagian dari tubuh yang sangat erotis (merangsang). Tindakan tersebut mencakup gaya, tarian, gerakan tubuh, dan tingkah laku seseorang lainnya.

3. Jenis-jenis Pornografi dan Pornoaksi Berdasarkan pengertian pornografi penulis dapat menguraikan jenis-

jenis pornografi seperti di bawah ini.

a. Pornografi yang berupa tulisan Pornografi yang berupa tulisan yaitu mencakup tulisan dalam cerpen,

novel, dan puisi.

b. Pornografi berupa gambar Pornografi berbentuk gambar misalnya, foto–foto porno, VCD (Video

Compact Disc) yang berisi gambar–gambar atau film-film porno. Berdasarkan pengertian pornoaksi penulis dapat menguraikan jenis-

jenis pornoaksi seperti di bawah ini.

a. Foto Model Foto model adalah orang yang sedang difoto dengan gaya (pose) dan

busana yang menarik perhatian penonton atau pembaca. Agar foto yang dihasilkan menarik, pada umumnya foto model bergaya dan berbusana yang mengarah kepada pornografi dan pornoaksi.

b. Aksi dalam Film Film adalah cerita fiksi yang diperankan para aktor kemudian direkam

dan diedarkan di masyarakat. Film-film yang beredar di masyarakat, baik lewat layar lebar di gedung-gedung bioskop maupun lewat televisi dan VCD, sering disisipi adegan-adegan porno. Bahkan, ada film-film tertentu yang justru mengkhususkan ceritanya mengenai adegan seks.

c. Aksi Penyanyi Panggung Penyanyi yang menyanyi dengan aksi yang tidak senonoh, contohnya

adalah goyang ngebor.

200 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

H. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan terhadap pornografi dan pornoaksi. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai sikap atau tanggapan peserta didik SMA se-Kabupaten Joyobayan terhadap pornografi dan pornoaksi.

2. Jenis dan Sumber data

a. Jenis Data Data adalah segala fakta maupun angka yang dapat dijadikan untuk

menyusun informasi. Data yang akan diperoleh berupa jawaban responden terhadap angket tertulis yang menanyakan sikap peserta didik Jawaban itu berupa pilihan terhadap pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan tidak tahu.

b. Sumber Data Sumber data (populasi) penelitian ini adalah semua peserta didik SMA

se-Kabupaten. Joyobayan yang terdaftar pada tahun 2002/2003. Rinciannya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel Jumlah Peserta Didik SMA di Kabupaten Joyobayan Tahun 2003

No. Sekolah Jumlah Peserta Didik 1. SMA N 1 Joyobayan

7 46 orang 2. SMA N 2 Joyobayan

9 28 orang 3. SMA N 3 Joyobayan

79 2 orang 4. SMA N 1 Baker

360 orang 5. SMA N 1 Cempaka

583 orang 6 .

SMA N 1 Mentari 523 orang 7 .

SMA N 1 Bunga 508 orang 8 .

SMA N Tirta 561 orang 9 .

SMA N 1 Mawar 458 orang 10. SMA Berbudi

400 orang 11. SMA Tulip

309 orang 12. SMA Madya

7 1 orang 13. SMA Luwes

314 orang 14. SMA Suka Maju

24 orang 15. SMA Artha

34 orang Jumlah

6 .611 orang Sumber data: MKKS-SMA Kab. Joyobayan

Desain Penelitian Sosial

d. Metode pengolahan data : penghitungan persentase.

3. Populasi dan Sampel Penelitian Penulis berpedoman kepada pendapat Suharsimi Arikunto (1999) yang

menjelaskan bahwa, apabila subjeknya lebih dari 1000 diambil antara 10 sampai dengan. 15 persen dari seluruh populasi. Oleh karena itu, peneliti menetapkan sampel sebesar 10% dari 6.611 peserta didik, yaitu 661 orang responden. Kenyataannya adalah peserta didik SMA yang diteliti tersebar di 5 SMA berada dalam kota Joyobayan 3 SMA negeri dan 2 SMA swasta), dan 10 lainnya tersebar di luar kota (kota-kota kecamatan), yang mencakup

6 SMU negeri dan 4 SMA swasta luar kota Joyobayan. Oleh karena itu, agar sampel yang diambil dapat mewakili populasi, maka peneliti menempuh jalan sebagai berikut:

a. SMU negeri di dalam kota diwakili oleh SMA N 2 Joyobayan dan SMA N 3 Joyobayan

b. SMA swasta dalam kota dan sekaligus di luar kota diwakili oleh SMA Berbudi.

c. SMA negeri di luar kota diwakili oleh SMA N 1 Baker (sebelah barat), SMA N 1 Cempaka (sebelah timur), dan SMA N Mentari (sebelah selatan).

Dengan demikian, dapat dikatakan secara singkat, bahwa sampel peneli- tian ini berjumlah 661 orang dan tersebar di 5 SMA negeri dan swasta Kabupaten Joyobayan. Sampel diambil dengan teknik berdasarkan wilayah (area probability sample), proporsional (proporsional sampel), dan penentuannya secara acak (random sample).

I. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan penelitian dijadwalkan sebagai berikut:

No. Kegiatan Waktu 1. Pembuatan desain penelitian

1 – 4 April 2003 2. Surat-menyurat

5 – 10 April 2003 3. Penyusunan angket

5 – 15 April 2003 4. Pengumpulan data

16 – 31 April 2003 5. Pengolahan/analisis data

1 – 10 Mei 2003 6 .

Penyusunan laporan 11 – 25 Mei 2003 7 .

Pengiriman laporan ke LPIR 2003 28 Mei 2003

202 Sosiologi SMA/MA Kelas XII

J. Tim Peneliti

1. Ketua tim

: Budi

2. Sekretaris tim : Rini

Kelima peneliti tersebut di atas adalah anggota Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 1 Baker Kabupaten Joyobayan Jawa Tengah.

Menyetujui, Joyobayan, 4 April 2003 Kepala SMA N 1 Baker

Ketua Tim,

Drs. Amat, M.Pd. Budi

Tokoh

DRS. SYAMSUDDIN HARIS MSi MEMANG INGIN JADI PENELITI

Drs Syamsuddin Haris, MSi lahir di Bima, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 9 Oktober 1957. Beliau adalah seorang ahli peneliti utama bidang Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Sejak kecil, Beliau bersekolah dari Sekolah Dasar hingga sekolah lanjutan di daerah asalnya. Kemudian, melanjutkan ke FISIP Universitas Nasional (Unas) Jakarta hingga memperoleh gelar Sarjana, lalu melanjutkan ke Universitas Indonesia untuk me-

nempuh program Magister. Kini, Beliau adalah kandidat Doktor di Universitas Indonesia.

Sumber: www.tokohindonesia.com

Desain Penelitian Sosial

Tokoh yang telah menulis buku berjudul Menggugat Politik Orde Baru (1998), Menggugat Pemilu Orde Baru (1998), dan Reformasi Setengah Hati (1999), benar-benar mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pe- neliti. Tidak banyak orang yang bercita-cita seperti Beliau.

Ketika kuliah di Unas, muncul keinginannya menjadi peneliti karena sering mengikuti diskusi-diskusi dan pemaparan hasil penelitian ilmiah para peneliti yang ada di sana. Untuk itu, Beliau kemudian melamar menjadi dosen di Unas sambil menyibukkan diri di redaksi jurnal ilmu dan budaya. Suatu saat, Beliau mengikuti tes yang diselengggarakan LIPI dan Beliau diterima menjadi peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Kandidat doktor Universitas Indonesia ini, di LIPI, berhasil menjadi Ahli Peneliti Utama di bidang Perkembangan Politik Nasional dengan pangkat Golongan Pembina Utama /IV E. Disamping itu, Beliau juga aktif sebagai Staf Pengajar Paska Sarjana Universitas Indonesia dan Universitas Nasional.

Sumber: www.tokohindonesia.com

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA