Tujuan Allah menciptakan alam semesta menurut Al Quran

MI



medcom.id: Tafsir Al-Mishbah kali ini membahas lima ayat Surat Al-Hijr, yakni ayat 85 hingga 90 yang menyeru kepada manusia untuk memperhatikan tujuan penciptaan alam raya, potensi yang diberikan Allah SWT kepada semesta alam dan keutamaan surat Al-Fatihah. Ayat pertama yang dibahas, yaitu ayat 85 berisikan proses alam semesta dan hari akhir, serta seruan untuk memaafkan dengan cara yang baik. "Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik." Alam raya ini tidak diciptakan untuk permainan, melainkan ada tujuannya. Setiap mahluk diciptakan oleh Allah SWT untuk tujuan yang benar. Kita mengabdi kepada Allah dan memberi kemakmuran kepada dunia atas dasar pengabdian. Setiap hal yang kita lakukan haruslah memiliki tujuan yang benar. Manusia yang telah diberikan potensi oleh Allah SWT harus diamalkan untuk kebenaran, meski beberapa diantara manusia mengamalkannya dengan jalan yang keliru. Untuk itulah Allah menetapkan kepastian akan datangnya hari kiamat dan menyeru kepada manusia untuk memaafkan dengan cara yang baik. Tujuannya, apabila seseorang diperlakukan dengan kurang baik, maka orang tersebut tentu berhak membalas dengan setimpal. Kendati demikian, dalam Qur’an Surat Al Hijr ayat 86 berfirman; "Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui." Maksud ayat tersebut ialah, dengan mengimani bahwa Allah SWT maha pencipta dan maha mengetahui, manusia yang merasa sakit hati bisa berlapang dada karena keyakinan bahwasannya keadilan akan tetap diperolehnya kalaupun bukan di dunia maka kelak diakhirat sang Maha Pencipta dan Maha Mengetahui tentu akan mengentaskan persoalan setiap manusia. Dalam ayat selanjutnya, yakni Quran Surat Al Hijr ayat 87, Allah SWT berfirman; "Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung." Para penafsir merujuk tujuh ayat yang dimaksudkan di sini ialah QS Al-Fatihah, yang menjadi surat pembuka Al Quran dan terdiri atas tujuh ayat. Surat tersebut dibaca berulang-ulang pada tiap dua rakaat pertama dalam shalat. Para alim ulama mengungkap; "Tidak ada sesuatu yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang lebih mulia dari surat Al-Fatihah, karenanya surat tersebut mutlak dibaca berkali-kali." Hal tersebut diungkap para alim ulama mengingat keutamaan makna yang terkandung dalam surat tersebut yakni kebesaran Allah. Karenanya, dengan Allah menurunkan ayat-ayatnya, Allah berpesan dalam ayat selanjutnya yakni QS Al-Hijr ayat 88 hingga 90; "Janganlah sekali-kali kamu menujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. Dan katakanlah: Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan. Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah)." Pesan Allah SWT tersebut ditafsirkan oleh penafsir Al Quran, Quraish Shihab sebagai peringatan kepada nabi Muhammad SAW agar tidak tergiur oleh kenikmatan yang dilimpahkan Allah SWT kepada kaum yang lalai. "Jangan berlebihan memandang kenikmatan yang diberikan kepada orang lain, jangan wahai Muhammad SAW, kamu sudah dapat banyak. Jangan kenikmatan duniawi, perhiasan-perhiasan yang diperoleh orang-orang yang tidak beragama dengan baik ini menggiurkan kamu sehingga matamu terbelalak melihat kesana," ujar Quraish.

Kendati demikian, Allah SWT tidak pernah melarang manusia untuk bersenang-senang di dunia. Dalam ayat lain, Ia pernah memerintahkan manusia untuk mencari kesenangan dunia untuk bekal di akhirat. Makna pesan Allah ini dimaksudkan agar manusia tidak terlena pada kenikmatan tersebut, sebab Allah SWT hanya menyampaikan peringatan. Bukan memaksa manusia untuk beriman. Sesungguhnya Allah SWT telah menyiapkan azab bagi manusia yang membagi-bagi kitabnya.

Editor : Afwan Albasit

Berdoa di depan Masjid Hazratbal. ©REUTERS/Danish Ismail

JABAR | 9 Agustus 2021 13:01 Reporter : Novi Fuji Astuti

Merdeka.com - Pada dasarnya Islam memandang manusia dan kemanusiaan secara positif. Menurut Islam manusia berasal dari satu asal yaitu dari Adam dan Hawa.

Manusia merupakan makhluk Allah SWT dalam sebaik-baik bentuk. Di samping itu manusia dibekali dengan ilmu dan akal serta kemauan, dengan demikian dia punya kapasitas sebagai khalifah Allah di muka bumi. Maka dari itu semua ciptaan Allah di langit dan bumi adalah untuk manusia.

Setelah Allah menciptakan manusia pertama dari tanah selanjutnya Dia menciptakan manusia setelah Adam dari saripati tanah, lalu berubah menjadi air mani yang disimpan di rahim, lalu air mani berubah menjadi segumpal daging, terus menjadi tulang-belulang, lalu tulang belulang itu dibungkus dengan daging, akhirnya Allah menjadikannya sebagai makhluk.

Dalam ayat 37-39 surat al-Qiyamah Allah menegaskan bahwa Dia menciptakan manusia dari tanah dan dari air mani yang hina, kemudian meniupkan roh ke dalam tubuh manusia, lantas menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati.

Tujuan penciptaan manusia tentu bukan sebuah kesia-siaan. Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna dibanding makhluk lain, sudah semestinya manusia mengetahui tujuan penciptaan manusia yang diharapkan membuat manusia jadi jauh lebih bisa bersyukur.

Berikut ini informasi mengenai tujuan manusia diciptakan menurut Islam, lengkap dengan penjelasannya telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan jurnal.ar-raniry.ac.id.

2 dari 5 halaman

Tujuan manusia diciptakan menurut Islam yang pertama adalah sebagai pengurus bumi dan seisinya. Khalifah adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk menjaga ke- maslahatan dan kesejahteraan dunia. Hal ini tertuang dalam ayat Al Qur'an yang berbunyi:

” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguh- nya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan men- sucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Ayat 30 dari surat al-Baqarah adalah informasi bagi para malaikat bahwa Allah menciptakan khalifah (Adam dan keturunannya) di muka bumi. Manusia diberi derajat tinggi untuk mengatur, mengelola dan mengolah semua potensi yang ada dimuka bumi.
Tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah juga tertuang dalam QS. al-An’am ayat 165 yang berbunyi:

”Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

3 dari 5 halaman

Tujuan manusia diciptakan menurut Islam berikutnya adalah agar manusia senantiasa mengetahui maha kuasanya Allah SWT. Ini meliputi pemahaman bahwa seluruh alam semesta, termasuk bumi, tata surya dan seisisnya terbentuk atas kuasa Allah SWT.

Hal tersebut telah dijelaskan dalam QS at-Thalaq: 12 yang berbunyi:

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu."

4 dari 5 halaman

Tujuan manusia diciptakan menurut Islam juga untuk mengemban amanah. Tujuan ini berupa kesanggupan manusia memikul beban taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Tujuan penciptaan manusia ini mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah dan mematuhi perintah tersebut.

Hal ini sesuai dengan QS al-Ahzab ayat 72 yang berbunyi: ”Sesungguhnya kami Telah menge- mukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”

Amanah yang sudah ditetapkan tersebut agar tidak dikhianati, baik amanah dari Allah SWT dan RasulNya maupun amanah antara sesama manusia.

5 dari 5 halaman

Tujuan manusia diciptakan menurut Islam yang paling utama adalah untuk beribadah dan bertakwa pada Allah. Manusia pada umumnya diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan ayat QS.Adz Dzariyat: 56 yang berbunyi:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzariyat: 56)

Telah dijelaskan dalam QS.Adz Dzariyat: 56, Allah berfirman Dia menciptakan manusia dan jin semata-mata agar mereka beribadah kepada-Nya. Allah menciptakan manusia bukan hanya untuk sekedar tidur, bekerja, makan maupun minum melainkan untuk melengkapi bumi ini dan beribadah kepada-Nya.

Menurut tafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyah: "bahwa tujuan Allah menciptakan kita manusia serta jin dan makhluk lainnya di bumi ini adalah untuk beribadah kepada-Nya. Allah tidak mungkin menciptakan makhluk begitu saja tanpa pelarangan atau perintah" .

Tujuan ini mendidik manusia untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. (mdk/nof)

Baca juga:
Bacaan Doa Akhir & Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443, Lengkap dengan Lafalnya
Tujuan Organisasi Muhammadiyah Beserta Sejarah Berdirinya, Menarik Diketahui
Bahas Soal Saudara yang Tidak Akur, Ini Penjelasan Ustaz Subki di Tasbih Indosiar
Potret Masjid Tertua di China, Dibangun pada Abad 8 Masehi
Mengenal Jemaah An Nadzir, dari Rambut Pirang sampai Baju Serba Hitam
Najiahu Kampung Keturunan Rasulullah di China, Cucu Nabi Jadi Gubernur Pertama

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA