Berdasarkan klasifikasi DHCP server dibagi menjadi 3 sebutkan dan jelaskan secara singkat

Dalam dunia internet, ada banyak hal yang bisa memudahkan pengelolaan jaringan. Salah satunya, DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol). Protokol ini biasanya berada dalam sebuah perangkat DHCP server dan bekerja otomatis mengenali perangkat yang terhubung di sebuah jaringan.

Nah, apa itu DHCP dan bagaimana cara kerjanya?

Kami akan membahas DHCP secara mendalam di artikel ini. Mulai dari pengertian, fungsi, hingga cara kerjanya. Mari simak penjelasan selengkapnya berikut ini!

Apa itu DHCP?

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang dipakai untuk memudahkan penyebaran alamat IP (internet protocol) secara otomatis ke perangkat lainnya.

Tanpanya, konfigurasi harus dilakukan secara manual pada setiap komputer supaya mendapatkan alamat IP yang berbeda. Hal ini tentu akan merepotkan dan menghabiskan banyak waktu, bukan? Terlebih jika konfigurasi dilakukan pada jaringan besar.

IP Address atau alamat IPsendiri adalah barisan angka pada sebuah perangkat yang memungkinkan perangkat Anda terhubung dengan Internet. Sehingga Anda dapat mengakses halaman web, email, dan lainnya.

Nah, dengan menggunakan DHCP, alamat IP dapat dibagikan ke banyak perangkat dalam satu waktu secara otomatis. Itulah mengapa perangkat ini banyak diterapkan pada jaringan baik skala kecil maupun besar.

Perbedaan DHCP Server dan DHCP Client

Dalam jaringan komputer, terdapat istilah server dan client. Server adalah perangkat yang menyimpan seluruh data, mengelola, dan mengatur segala aktivitas yang ada di jaringan tersebut. Sementara client adalah perangkat yang meminta layanan dari server.

Pada DHCP pun dikenal istilah DHCP server dan DHCP client. Lalu apa perbedaan keduanya?

DHCP server adalah sebuah perangkat yang bertugas untuk mengatur dan memberikan alamat IP secara otomatis kepada komputer client yang ada. Sementara itu, komputer /perangkat lain seperti handphone yang menerima alamat IP dari DHCP server disebut DHCP client.

DHCP server biasanya memberikan alamat IP khusus yang dinamis pada setiap komputer client. Jadi, alamat IP yang dikirim oleh DHCP server dapat kadaluarsa pada waktu yang ditetapkan.

Namun, biasanya DHCP server akan memperbarui masa alamat IP tersebut secara otomatis. Di sinilah kelebihan menggunakan perangkat ini, sehingga komputer client atau sysadmin sekalipun tidak harus melakukan apa-apa.

Baca juga: Komputer Server: Pengertian, Fungsi, dan Spesifikasinya

Fungsi DHCP Server

Berikut ini beberapa fungsi DHCP server yang perlu Anda ketahui:

1. Mengelola dan Mendistribusikan Alamat IP

Secara umum, fungsi dari perangkat ini adalah untuk mengelola dan memudahkan distribusi alamat IP ke komputer client. Proses distribusi ini dapat dilakukan ke banyak perangkat sekaligus secara otomatis. Artinya, Anda tak perlu melakukan konfigurasi pada setiap komputer.

2. Mencegah IP Conflict

IP conflict terjadi akibat adanya dua perangkat yang memiliki alamat IP yang sama. Jika hal ini terjadi, perangkat tersebut tentu tak dapat terhubung dengan jaringan.

Dengan menggunakan perangkat ini, kesalahan dalam pembagian alamat IP dapat diminimalisir. Selain itu, dapat juga mengelola pembagian alamat IP dengan baik sehingga kemungkinan terjadi kesalahan sangat minim.

3. Memperbarui Alamat IP secara Otomatis

Alamat IP yang diberikan oleh server biasanya mempunyai masa pemakaian atau masa kadaluarsa. Jika, alamat IP masih digunakan tetapi masa pemakaian telah berakhir, Anda perlu memperbarui atau meminta alamat IP yang baru.

Dengan Dynamic Host Configuration Protocol, alamat IP dapat diperbarui kembali secara otomatis tanpa perlu mengkonfigurasi kembali.

4. Mendukung Penggunaan Kembali Alamat IP

Alamat IP yang pernah digunakan dapat digunakan kembali oleh komputer client. Namun, untuk menggunakan kembali, perlu dipastikan alamat IP sedang tidak digunakan oleh komputer lain.

Dynamic Host Configuration Protocol server akan membantu Anda mengecek apakah alamat IP sedang off dan bebas pakai. Sehingga alamat IP dapat digunakan kembali.

Cara Kerja DHCP Server

Ketika pengguna menyalakan komputer dan menghubungkannya ke server dengan layanan ini, otomatis komputer akan meminta alamat IP ke server. Kemudian server menjawab permintaan tersebut hingga akhirnya komputer mendapatkan alamat IP dan terhubung ke jaringan.

Untuk lebih jelas mengenai cara kerjanya, simak proses-proses yang terjadi pada layanan ini.

1. IP Least Discovery

Pada tahap pertama ini disebut sebagai tahap penemuan. Saat client terhubung dengan jaringan, client akan mencari DHCP server yang bekerja pada jaringan tersebut. Client akan mengirimkan pesan DHCPDISCOVER ke subnet jaringan menggunakan alamat tujuan 255.255.255.255. Setelah ditemukan, client akan meminta alamat IP yang tersedia pada DHCP server.

2. IP Least Offer

Ketika DHCP server menerima pesan DHCPDISCOVER dari client, server akan membuat penawaran kepada dengan mengirim pesan DHCPOFFER ke client. Pesan tersebut berisi id client, alamat IP yang ditawarkan, subnet mask, durasi penggunaan, dan alamat IP DHCP server.

3. IP Lease Request

Setelah menerima penawaran dari DHCP server, client kemudian menyetujui penawaran yang diberikan dengan memberikan pesan DHCPREQUEST kepada server. Isi pesannya adalah meminta agar server meminjamkan salah satu IP address yang tersedia di kumpulan alamat IP DHCP.

4. IP Lease Acknowledge

Pada tahap terakhir ini, setelah server menerima pesan permintaan dari client. Server akan mengirim pesan berupa paket DHCPACK kepada client. Paket ini berisi alamat IP, durasi sewa, dan informasi konfigurasi lain yang mungkin dibutuhkan client.

Pada tahap alamat IP diberikan, berarti proses konfigurasi IP telah selesai. Setelah alamat IP diberikan kepada client, server akan mencoret dan memberi tanda pada alamat IP tersebut di database yang mereka miliki.

Setelah proses ini selesai dan berhasil, komputer client bisa menggunakan jaringan tersebut dan bertukar data dengan komputer client lain di jaringan lokal tersebut.

Kesimpulan

DHCP merupakan layanan pendistribusian alamat IP ke komputer client secara otomatis. Dengan perangkat ini, seorang admin server tidak perlu melakukan setting alamat IP pada setiap komputer client yang ingin terhubung dengan jaringan.

Selain itu, dengan DHCP server, kemungkinan terjadinya IP Conflict dapat dicegah karena telah memberi tanda alamat IP yang telah digunakan pada DHCP pool. Alamat IP yang telah digunakan dan dalam keadaan off pun dapat digunakan kembali (reusable). Itulah mengapa banyak pihak yang menerapkan layanan ini pada jaringan mereka.

Demikian ulasan mengenai DHCP untuk jaringan. Semoga bermanfaat 🙂

Artikel SMK kelas XI jurusan Teknik Komputer dan Jaringan ini menjelaskan tentang Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), meliputi pengertian, fungsi, serta cara kerjanya.

--

Sebagai anak TKJ, kamu pasti pernah mendapat materi tentang jaringan komputer, kan? 

Jaringan komputer merupakan jaringan telekomunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar komputer dengan saling bertukar data.

Ah, kalau itu mah, aku sudah tahu!

Wah, gitu dong, sombong! Eh tapi, kalau protokol untuk mengelola jaringan komputer kamu sudah tahu, belum?

Pengelolaan jaringan komputer bisa dilakukan menggunakan suatu protokol yang bernama DHCP. Kepanjangan dari DHCP yaitu Dynamic Host Configuration Protocol.

Pernah denger sih, tentang DHCP, tapi masih bingung, nih!

Nah, kalau kamu masih bingung tentang DHCP, simak penjelasannya berikut ini, yuk!

DHCP adalah protokol untuk mengelola pemberian konfigurasi jaringan secara otomatis, agar perangkat-perangkat yang terhubung dalam suatu jaringan dapat saling berkomunikasi.

Jadi, DHCP ini tujuan utamanya adalah mengatur pemberian konfigurasi jaringan berupa IP Address (Internet Protocol Address) yang unik kepada perangkat-perangkat yang ada dalam jaringan. Dengan adanya IP Address, suatu perangkat bisa mengakses jaringan dan bisa berkomunikasi dengan perangkat lain dalam jaringan tersebut.

Baca juga: Bedah Jurusan Komputer: Bedanya Jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika

IP Address sendiri adalah alamat identifikasi suatu perangkat untuk bisa terhubung ke jaringan. IP Address harus unik (berbeda-beda untuk setiap perangkat) supaya dalam satu jaringan nggak ada dua perangkat yang punya IP Address yang sama. Kesamaan IP Address akan membuat kedua perangkat tersebut tidak dapat mengakses jaringan dan tidak dapat berkomunikasi dengan perangkat lain dalam jaringan.

Selain IP Address, konfigurasi jaringan lain yang juga diberikan adalah IP Gateway dan IP DNS. Nah, konfigurasi jaringan ini ibaratnya sebagai tiket agar suatu perangkat bisa masuk ke dalam jaringan dan bisa saling berkomunikasi dengan perangkat lainnya yang sudah lebih dulu tergabung dalam jaringan.

DHCP disusun oleh perangkat-perangkat yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni DHCP Server dan DHCP Client

DHCP Server adalah perangkat yang bertugas memberikan konfigurasi jaringan secara otomatis. Biasanya, DHCP Server hanya ada satu dalam satu jaringan. 

Sedangkan DHCP Client adalah perangkat yang menerima konfigurasi jaringan dari DHCP Server tadi. Perangkat client dalam jaringan biasanya berjumlah banyak dan bisa berupa berbagai macam perangkat. Bisa berupa komputer, laptop, printer, CCTV, dan lain sebagainya.

Ilustrasi protokol DHCP dapat kamu lihat pada infografik berikut.

Terlihat pada gambar, DHCP Server sedang mengirimkan paket data berisi konfigurasi jaringan berupa IP Address, IP Gateway, dan IP DNS pada DHCP Client. 

Tapi, perlu diingat bahwa konfigurasi jaringan yang diberikan tidak serta merta menjadi milik client selamanya. Ada batas waktu yang tersedia bagi setiap konfigurasi jaringan yang diberikan. Jadi, si client ini ibaratnya kayak nyewa gitu ke si server. 

Kenapa disewakan? Kenapa nggak dikasihkan aja buat si client selamanya?

Nah, sekarang, coba bayangkan kalau konfigurasi jaringan yang diberikan otomatis menjadi milik client selamanya. Jika ada perangkat yang mati, maka konfigurasi jaringannya akan tetap terkonfigurasi di perangkat yang mati tersebut dan jadi nggak bisa digunakan untuk perangkat lainnya yang melakukan request.

Sedangkan kalau disewakan, jika ada perangkat client yang mati, konfigurasi jaringannya dapat digunakan oleh si server untuk diberikan kepada client lain yang melakukan request.

Nah, inilah alasan mengapa konfigurasi jaringan yang diberikan oleh server kepada client menggunakan sistem sewa-menyewa alias ada batas waktunya.

Kalau konfigurasi jaringan suatu client sudah mendekati batas akhir masa sewa, client bisa mengajukan perpanjangan masa sewa kepada server.

Keuntungan DHCP

DHCP dapat memberikan keuntungan yaitu membuat pengelolaan jaringan menjadi lebih cepat, terutama jika jaringan yang dikelola berskala besar. Tanpa adanya DHCP, konfigurasi harus dilakukan satu per satu secara manual pada setiap perangkat dalam jaringan. 

Kalau jaringannya cuma terdiri dari 5 komputer sih, masih oke lah ya, mengatur konfigurasinya satu per satu. Tapi kalau komputernya ada ratusan? Atau bahkan ribuan? Wah, apa nggak pegel, tuh?

Nah, dengan menggunakan DHCP, konfigurasi jaringan bisa dibagikan ke banyak perangkat dalam satu waktu secara otomatis. Udah kaya sulap aja, ya. Tinggal simsalabim, lalu boom! Selesai semua!

Keuntungan lain yang bisa diberikan DHCP adalah kita hanya perlu mengatur server saja jika ada perubahan pada konfigurasi jaringan. Jadi, kita nggak perlu mengatur perangkat client-nya juga karena pengaturan pada perangkat client akan dikerjakan oleh si server. Kita tinggal duduk manis aja sambil ngeteh.

Terus kalau misalnya ada penambahan perangkat client, gimana?

Ah, itu mah gampang! Tinggal ditambahin aja! Nggak perlu takut terjadi konflik antarperangkat client akibat kesamaan alamat IP, karena server akan mencegah terjadinya hal tersebut.

Hmm.. kalau dipikir-pikir pinter juga ya, si server ini. Mau reinkarnasi jadi server ajalah biar pinter. 

Cara Kerja DHCP

Nah, setelah tahu pengertian dan fungsi DHCP, sekarang kita belajar cara kerjanya, yuk! Cara kerja DHCP biasa disebut sebagai DORA.

Hah, Dora? Oh, Dora si karakter kartun itu, ya?

Eits, bukan, ya! DORA di sini adalah singkatan dari Discover, Offer, Request, dan Acknowledgment. Yuk, kita bahas satu per satu!

Discover

Cara kerja DHCP dimulai dengan proses yang disebut Discover. Discover ini dilakukan oleh perangkat client dengan mengirimkan DHCP Discover Message kepada server. 

Jadi, client akan mengirim pesan kepada server untuk memberitahukan bahwa client tersebut butuh konfigurasi jaringan.

Offer

Kemudian, server yang menerima pesan ini akan melakukan Offer yaitu membalas pesan tadi dengan mengirim DHCP Offer Message. 

Pesan Offer ini berisikan penawaran konfigurasi jaringan yang tersedia untuk si client.

Request

Selanjutnya, client akan melakukan Request yaitu membalas pesan dari server tadi dengan mengirim DHCP Request Message. 

Pesan Request ini berisikan pernyataan client bahwa ia setuju dengan penawaran yang diberikan server tadi.

Acknowledgment

Terakhir, server akan melakukan Acknowledgment yaitu membalas kembali pesan dari client dengan mengirimkan DHCP Acknowledgment Message. 

Pesan Acknowledgment ini berisikan informasi konfigurasi jaringan sesuai kesepakatan. 

Setelah melalui keempat tahap tadi, client pun kini resmi tergabung dalam jaringan dan dapat berkomunikasi dengan perangkat lain dalam jaringan ini.

Wah, asik juga ya, cara kerjanya! Kirim-kiriman pesan gitu, udah kayak kamu dan dia. Tapi kalau kamu dan dia sih, kamunya kirim pesan ke dia, eh dianya malah kirim pesan ke orang lain. Hehe.. nggak deng, bercanda..

Gimana? Sudah paham dengan DHCP? Jangan lupa ya, cara kerja DHCP adalah DORA. Oke?

Sekian penjelasan tentang DHCP meliputi pengertian, manfaat, serta cara kerjanya yang mudah dipahami. Kalau masih belum paham, yuk meluncur ke ruangbelajar! Di sana ada video pembahasan yang lebih lengkap, lho!

Referensi:

Pranata, K. S. 2013. Sistem Operasi Jaringan untuk SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA