Berapa lama allah menurunkan azab kepada kaum nabi shaleh

Jakarta -

Kisah Kaum Tsamud dan Nabi Shaleh terjadi di lokasi bernama Lembah Hijr, yang kini berada di kawasan negara Arab Saudi. Dikutip dari Arab News, Lembah Hijr tersebut berada di dekat wilayah Al-Ula, Madinah kawasan Hijaz.

Buku Kisah Para Nabi Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Isa AS karya Ibnu Katsir menjelaskan, Kaum Tsamud menyembah berhala layaknya Kaum 'Ad yang hidup sebelumnya. Allah SWT kemudian mengutus Nabi Shaleh yang berasal dari Kaum Tsamud untuk mengingatkan warganya.

Kisah Nabi Shaleh dan Kaum Tsamud terdapat dalam QS Al A'raf ayat 73

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَٰلِحًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمْ ءَايَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِىٓ أَرْضِ ٱللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Arab latin: Wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, qad jā`atkum bayyinatum mir rabbikum, hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum 'ażābun alīm

Artinya: Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih".

Sayangnya, tidak semua warga Kaum Tsamud mendengar dan melaksanakan ajaran yang dibawa Nabi Shaleh. Kebanyakan justru menolak bahkan sepakat membunuh unta betina yang menjadi bukti kebesaran Allah SWT.

"Orang yang ditugaskan membunuh unta betina adalah Qidar bin Salif bin Junda, seorang pria berkulit coklat tua dengan tubuh pendek. Dalam beberapa riwayat dikatakan Qidar membunuh unta tersebut bersama Masra' bin Mahraj bin Mahya, serta tujuh orang lainnya," tulis buku tersebut.

Usai pembunuhan unta, Nabi Shaleh memperingatkan kaumnya tentang azab Allah SWT. Namun bukannya menyesal, mereka justru menantang azab untuk diturunkan secepatnya seperti tercantum dalam Al A'raf 77

فَعَقَرُوا۟ ٱلنَّاقَةَ وَعَتَوْا۟ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا۟ يَٰصَٰلِحُ ٱئْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ

Arab latin: Fa 'aqarun-nāqata wa 'atau 'an amri rabbihim wa qālụ yā ṣāliḥu`tinā bimā ta'idunā ing kunta minal-mursalīn

Artinya: Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)."

Allah SWT lalu menurunkan azab yang membinasakan kaum kafir tersebut. Azab diawali suara petir, guncangan dahsyat, hingga batu-batu berjatuhan seperti diceritakan dalam An Naml ayat 52

فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةًۢ بِمَا ظَلَمُوٓا۟ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Arab latin: Fa tilka buyụtuhum khāwiyatam bimā ẓalamụ, inna fī żālika la`āyatal liqaumiy ya'lamụn

Artinya: "Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui."

Waktu berlalu sejak era Kaum Tsamud dan Nabi Shaleh, hingga tahun kenabian Rasulullah SAW. Nabi Muhammad dikisahkan melalui Lembah Al Hijr saat Perang Tabuk. Beliau bersama rombongan melalui sumur yang digunakan unta Nabi Shaleh.

Nabi Muhammad kemudian melarang rombongannya memasuki wilayah tersebut. Dalam haditsnya Nabi menjelaskan di area itulah Kaum Tsamud ditimpa azab. Berikut haditsnya,

"Sesungguhnya, aku takut kalian akan ditimpa musibah (azab) seperti musibah yang menimpa mereka (Kaum Tsamud). Oleh sebab itu janganlah kalian memaskuki (wilayah) mereka." (HR Ahmad).

Tahun demi tahun wilayah yang berada di dekat Al Ula tidak dijamah orang. Di area tersebut terdapat situs warisan dunia Madain Shaleh yang telah ditetapkan badan kebudayaan dunia UNESCO.

Namun nasib wilayah Al Ula kini berubah seiring keputusan pemerintah Saudi mewujudkan Vision 2030. Al Ula yang sebelumnya tidak dikenal, berubah menjadi tourist hotspot dengan resor mewah.

"Saya sangat senang dengan pembukaan turisme di Al Ula. Pembukaan ini memberi kesempatan bekerja dan melepas ketergantungan pada sumber daya alam sebagai kekuatan ekonomi," ujar penduduk Al Ula, Manal Al Budair.

Pembukaan pariwisata di Al Ula masih berlangsung, seiring Madain Shaleh dan lokasi tempat Kaum Tsamud yang mengabaikan seruan Nabi Shaleh diazab Allah SWT.

Simak Video "Arab Saudi Resmi Cabut Larangan Warganya Bepergian ke Indonesia"



(row/lus)

Jakarta -

Nabi Shaleh AS adalah satu dari 25 nabi yang wajib kita imani. Nabi Shaleh AS diutus Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum yang hidup setelah kaum 'Aad, yaitu kaum Tsamud.

Kaum Tsamud adalah kaum yang juga menyembah berhala seperti kaum sebelumnya. Mereka hidup dalam kesesatan yang nyata.

Allah SWT kemudian mengutus rasul-Nya, Nabi Shaleh AS untuk menyadarkan kaum Tsamud. Namun, sebagian besar dari kaumnya tetap hidup dalam kekafiran dan tiada hentinya mencaci maki nabi Shaleh AS.

Kisah Nabi Shaleh AS dan kaum Tsamud dijelaskan dalam beberapa surat dalam Al Quran. Seperti surat Al-A'raf: 73-79, surat Hud: 61-68, surat Al-Hijr: 80-84, surat Al-Isyra: 59, surat Asy-Syu'ara': 141-159, surat an-Naml: 45-53, surat Fussilat: 17-18, surat al-Qamar:23-32, surat Asy-Syams: 11-15, dan surat Ibrahim: 8-9.

Berikut kisah Nabi Shaleh AS:

1. Kelembutan Dakwah Nabi Shaleh AS

Dikutip dari buku Kisah Para Nabi karangan Ibnu Katsir, Nabi Shaleh AS berdakwah dengan penuh kelembutan. Ia menasihati kaumnya untuk menempati negeri dengan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah ruah.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Asy-Syu'ara' ayat 146-152 sebagai berikut,

أَتُتْرَكُونَ فِى مَا هَٰهُنَآ ءَامِنِينَ

Artinya:" Adakah kamu akan dibiarkan tinggal di sini (di negeri kamu ini) dengan aman." (Q.S Asy-Syu'ara':146)

فِى جَنَّٰتٍ وَعُيُونٍ

Artinya: "Di dalam kebun-kebun serta mata air." (Q.S Asy-Syu'ara':147)

وَزُرُوعٍ وَنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيمٌ

Artinya: "dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang lembut." (Q.S Asy-Syu'ara':148)

وَتَنْحِتُونَ مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًا فَٰرِهِينَ

Artinya:" Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin." (Q.S Asy-Syu'ara':149)

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ

Artinya: "Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (Q.S Asy-Syu'ara':150) .

وَلَا تُطِيعُوٓا۟ أَمْرَ ٱلْمُسْرِفِينَ

Artinya: "dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas." (Q.S Asy-Syu'ara':151)

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut menjelaskan bahwa kaum Tsamud mengerjakan semua itu dengan cerdas, terampil, dan ulet. Oleh sebab itu, diperintahkan untuk menerima nikmat Allah dengan rasa syukur serta mengerjakan amal saleh, beribadah hanya kepadaNya, dan tidak menyekutukan-Nya.

Nabi Shaleh juga memperingatkan untuk tidak menentang Allah dan menyimpang dari ketaatan pada-Nya, karena dampak yang ditimbulkan akan sangat buruk bagi kaum Tsamud.

Dalam menyampaikan ajaran-Nya, Nabi Shaleh AS selalu bersikap lembut. Hal tersebut diungkapkan lewat kata-kata indahnya dan penuh keluwesan dalam mengajak kaumnya untuk menuju kebaikan.

Sebagaimana dikatakan dalam firman Allah SWT pada Q.S Hud ayat 63 yang artinya:

"Shaleh berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain daripada kerugian." (Q.S Hud: 63).

Namun, setelah Nabi Shaleh AS menasihati dengan kelembutan, kaum Tsamud membalasnya dengan mengganggap Nabi Shaleh AS sebagai orang yang terkena sihir. Seperti dijelaskan dalam Q.S Asy-Syua'ra: 153 yang artinya "Sesungguhnya, kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang terkena sihir."

2. Mukjizat Unta Betina Lahir dari Batu Besar

Pada suatu hari, ketika Nabi Shaleh AS mendatangi kaum Tsamud untuk mengajak menyembah Allah SWT, mereka (kaum Tsamud) menantang Nabi Shaleh AS untuk bisa mengeluarkan unta dari sebuah batu besar barulah setelah itu mereka akan beriman terhadap Nabi Shaleh AS.

Nabi Shaleh AS lalu bergegas menuju tempat ibadahnya lalu menunaikan sholat. Ia berdoa kepada Allah SWT untuk mengabulkan permintaan kaum Tsamud. Allah SWT pun mengabulkan doa Nabi Shaleh AS.

Batu besar itu lalu terbelah dan muncullah seekor unta betina persis sesuai permintaan kaum Tsamud. Akan tetapi, sebagian besar dari mereka mengingkari janjinya dan tetap berada dalam kekafiran.

Disebutkan dalam Q.S Al-Isra:59,

وَمَا مَنَعَنَآ أَن نُّرْسِلَ بِٱلْءَايَٰتِ إِلَّآ أَن كَذَّبَ بِهَا ٱلْأَوَّلُونَ ۚ وَءَاتَيْنَا ثَمُودَ ٱلنَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوا۟ بِهَا ۚ وَمَا نُرْسِلُ بِٱلْءَايَٰتِ إِلَّا تَخْوِيفًا

Artinya:" Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti."

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, maksud menganiaya unta betina adalah mengingkari janji dan tidak mengikuti kebenaran dengan adanya mukjizat tersebut.

Klik kisah Nabi Shaleh pada halaman berikutnya:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA