Bagaimana fungsi aperture dalam pengambilan gambar

Bagi yang baru saja memulai mendalami fotografi biasanya mengalami kesulitan untuk berpindah dari mode automatic ke manual. Untunglah, produsen kamera juga memikirkan hal itu dengan memberikan mode Aperture and Shutter Priority.  Memotret dengan menggunakan dua mode ini adalah cara terbaik untuk memahami “peran” aperture dan shutter speed dalam fotografi.

Mode Aperture dan Shutter Priority adalah semi otomatis, bisa dibilang juga sebagai mode semi manual, yang bisa menjadi “jembatan” dalam membantu melepas kebiasaan memakai mode otomatis (Auto) sekaligus beradaptasi memakai mode manual.

Apa Itu Mode Aperture Priority?

Mode Aperture Priority memungkinkan Anda mengontrol aperture, di saat shutter speed dan ISO (jika disetting Auto-ISO) akan tetap secara auto dikontrol kamera.

Itu artinya, Anda dapat fokus hanya pada mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk ke kamera melalui lensa dan sekaligus mengontrol seberapa dalam/dangkal depth of field (alias blur) yang Anda inginkan karena settingan sisanya akan diurus oleh kamera.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Mode Aperture Priority?

Mode Aperture Priority memungkinkan untuk mengontrol aperture yang berefek pada depth of field. Pemotretan memakai mode ini ideal jika Anda ingin mengontrol efek bokeh sesuai selera, dengan shutter speed dan ISO yang dikendalikan kamera.

Situasi 1: Portraits

Saat memotret portrait atau close-up, tentunya Anda ingin tetap menjaga subyek fokus dan juga (seringkali) ngeblur-in background dengan memilih aperture besar  (yang berarti angka yang ditunjukkan pada f merupakan angka kecil).

Gunakan mode Aperture Priority, Anda dapat memilih secara manual angka aperture seperti f/1.8 atau f/2.8 untuk mendapatkan depth of field dangkal, sehingga mendapatkan efek bokeh/blur yang bagus.

Situasi 2: Landscape

Ketika memotret landscape atau pemandangan perkotaan, tentunya Anda menginginkan bagian foreground dan background sama fokusnya. Ini hanya bisa terjadi jika Anda memilih aperture kecil (angka besar) secara manual.

Mode Aperture Priority memberikan kebebasan untuk memilih angka aperture yang diinginkan seperti f/16 atau f/22 untuk mendapatkan depth of field yang mendalam, sementara biarkan kamera Anda yang mengerjakan bagian  shutter speed dan ISO.

Baca juga : Review : Flash YongNuo 560 III

Situasi 3: Pencahayaan Buruk

Lazim terjadi foto anda terlalu gelap ketika Anda memotret di kondisi low light. Mengatasinya dengan cara menaikkan bukaan aperture (memilih angka yang kecil seperti f/1.8) maka akan lebih banyak cahaya yang masuk ke kamera dan menghasilkan foto dengan pencahayaan lebih baik.

Situasi 4: Cahaya Terik saat Siang Hari

Jika Anda memotret di siang hari bolong dan hasilnya terlalu terang (overexposed) saat memakai mode automatic, maka Anda bisa sedikit menutup bukaan aperture. Itu artinya dengan menggunakan angka aperture yang lebih tinggi misalnya f/16), Anda dapat meminimalisir cahaya yang masuk ke kamera melalui lensa.

Apa Itu Mode Shutter Priority?

Seperti namanya, mode Shutter Priority memungkinkan Anda untuk mengatur shutter speed.  Untuk lebih mengenal, shutter speed adalah durasi ketika shutter kamera terbuka agar cahaya bisa memasuki kamera dan mengenai sensornya. Semakin pelan kecepatan shutter maka cahaya yang diterima sensor semakin banyak. Jadi kalau dibukanya cepat ya cahaya yang masuk sedikit.

Ketika  memotret memakai mode Shutter Priority, Anda bebas menyesuaikan shutter speed menurut selera dengan kamera yang otomatis mengatur aperture dan ISO.

Kapan Sebaiknya Memakai Mode Shutter Priority?

Seperti penjelasan tadi, sebaiknya Anda memakai mode ini ketika ingin mengatur penuh shutter speed sesuai kebutuhan. Mode Shutter Priority adalah yang terbaik jika Anda ingin bereksperimen dengan kamera. Jadi sebaiknya untuk situasi bagaimana Anda harus memakainya?

Situasi 1: Membekukan subyek bergerak

Jika Anda ingin nge-freeze-in binatang, mobil melintas atau orang berjalan maka paling cocok menggunakan mode Shutter Priority ini. Shutter speed lebih dari 1/500 sudah ideal untuk nge-freeze obyek, tapi tentunya bergantung kecepatan pergerakannya. Anda bisa menyetting shutter speed sendiri dan sisanya diatur oleh sistem kamera, seperti bukaan aperture dan ISO.

Baca juga : Cara Memotret Fotografi Romantis Anti Gagal

Situasi 2: Menunjukkan pergerakan

Jika Anda berniat memotret pergerakan bintang, cahaya atau blue hour (masa-masa saat pergantian senja maupun matahari terbit) maka pakailah shutter speed pelan jadi pergerakan subyek terpotret dengan baik. Untuk foto long exposure, Anda harus memakai bantuan tripod agar tidak goyang.

Situasi 3: Pencahayaan Remang-Remang

Jika Anda berada dalam kondisi cahaya yang remang maka kemungkinan besar foto yang dihasilkan akan under dalam mode automatic. Dengan mengurangi shutter speed menjadi lebih pelan (misal dari 1/200 menjadi  1/50) maka akan lebih banyak cahaya yang masuk sehingga hasilnya bagus.

Namun Anda harus hati-hati karena shutter speed yang terlampau lambat akan membuat hasil foto goyang.

Situasi 4: Cahaya Terang Benderang

Bayangkan diri Anda sedang memotret memakai mode automatic di siang hari yang terang benderang. Di kondisi seperti ini, Anda dapat menaikkan shutter speed. Artinya dengan menggunakan shutter speed cepat (misal 1/200 menjadi 1/1000) maka bisa meminimalisir cahaya yang masuk ke sensor kamera.

Kesimpulan

Menggunakan mode Aperture dan Shutter Priority dapat membantu Anda jadi lebih familiar dengan cara kerja aperture dan shutter lensa. Mode tersebut akan memberikan hasil jepretan yang bergantung dari pilihan bukaan aperture atau shutter speed Anda, bukan instan dari hasil kerja kamera.

Jadi jika ingin sepenuhnya manual, memilih aperture sendiri agar mendapatkan depth of field tertentu, maka ya Anda harus memakai mode Aperture Priority. Sebaliknya,  jika Anda berniat berkreasi menggunakan shutter speed maka mode Shutter Priority pilihan terbaik.

Ini adalah langkah awal yang baik untuk mengenal lebih dalam kamera secara keseluruhan.

Baca juga: STEP BY STEP CARA MEMILIH KAMERA DIGITAL

Images by: Kunal Malhotra

Source: Digital Photography School

Dalam optik, “aperture” merujuk ke sekelompok bilah kecil yang dibangun ke dalam lensa dan mengendalikan seberapa banyak cahaya yang memasukinya. Walaupun ukurannya kecil, namun aperture memiliki peran vital dalam ekspresi fotografis. (Dilaporkan oleh: Ryosuke Takahashi)

Apakah aperture itu?

"Aperture" artinya "membuka". Kita sering menggunakan istilah "aperture" untuk merujuk ke f-number (pengaturan f-value/ f-stop/ aperture) pada kamera. Namun demikian, ini juga merujuk ke pembukaan dalam lensa ("aperture diaphragm") yang terdiri atas sejumlah bilah ("aperture blades"), dan yang memungkinkan cahaya masuk ke lensa untuk mencapai sensor. 

Aperture diaphragm atau bukaan diafragma terutama:

1. Mengatur jumlah cahaya yang melintas ke dalam bodi kamera
2. Mengontrol ukuran area dalam (depth-of-field), atau sebesar apa keburaman di latar belakang atau di latar depan

Hubungan antara pembukaan diafragma & f-number

f-number adalah nilai yang mengindikasikan ukuran bukaan yang dibentuk oleh bilah aperture. 
Apabila Anda mengubah f-number pada kamera, atau kamera menyesuaikan f-number, ukuran aperture diaphragm berubah sebagaimana kesesuaiannya, yang juga mengubah jumlah cahaya yang mencapai sensor gambar.

Apabila aperture diaphragm “terbuka”, ini memungkinkan sejumlah besar cahaya untuk masuk.
Apabila aperture diaphragm “tertutup”, pembukaan menyempit, dan cahaya yang masuk berkurang.

Semakin sempit bukaannya, f-number semakin besar. Menyesuaikan bukaan ini dirujuk sebagai “opening up the aperture” atau “stopping down the aperture.”

Detail selengkapnya dalam artikel Dasar-Dasar Kamera #1: Aperture

Saran: F-number yang lebih kecil, lebih efektif untuk memotret di lokasi yang pencahayaannya redup—ini membiarkan lebih banyak cahaya untuk masuk.

Hubungan antara aperture dan depth-of-field

Di samping fungsinya sebagai katup kontrol cahaya, aperture juga dapat digunakan untuk menyesuaikan area yang ada dalam fokus (depth-of-field).

Apabila aperture-nya kecil, depth-of-field-nya besar. Hal ini akan membawa semua subjek latar depan dan latar belakang ke dalam fokus.

Apabila aperture terbuka lebar (aperture maksimum), depth-of-field akan dangkal.
Jika subjek Anda di latar depan, dan Anda sudah menetapkan fokus padanya, Anda dapat menciptakan efek yang disebut bokeh (buram latar belakang). Hal ini mengisolasi subjek dari latar belakang, sehingga subjeknya menjadi tajam dan latar belakang menjadi buram. 

Saran:


- Jika ada sesuatu di depan subjek Anda, Anda juga dapat menggunakan aperture maksimum untuk memburamkannya dan menciptakan bokeh latar depan.
- Apabila depth-of-field dangkal, tetapkan fokus secara hati-hati—mungkin ada bagian subjek yang keluar dari zona fokus. Bacalah artikel ini mengenai menangkap ekspresi wajah untuk belajar lebih lanjut mengenai di mana menetapkan fokus untuk potret dari bagian dada ke atas. 

Aperture besar: Depth-of-field dangkal

Aperture-priority AE (f/1.8, 1/1000 det., EV±0)

Apabila mengambil bidikan dengan aperture yang terbuka sepenuhnya, area yang berada di dalam fokus menjadi lebih sempit, akibatnya, latar belakang menjadi begitu buram.

Aperture kecil: Depth-of-field lebih besar

Aperture-priority AE (f/11, 1/320 det., EV±0)

Mengambil bidikan dengan aperture kecil akan menghasilkan gambar tajam yang berada di dalam fokus, baik pada latar depan maupun latar belakang.

Efek aperture pada depth-of-field

f/2.8

f/4.0

f/5.6

f/8.0

f/11

f/16

f/22

Dalam contoh ini, saya menetapkan fokus pada tudung lampu dan mengambil beberapa bidikan dengan nilai aperture yang bervariasi. Seperti diilustrasikan, area yang lebih lebar masuk ke dalam fokus dan efek bokeh di latar belakang berkurang tatkala nilai aperture meningkat. Area di dalam fokus ini dikenal sebagai "depth of field." Gambar dengan area fokus yang besar memiliki "deep focus," sedangkan area dalam fokus yang kecil memiliki "shallow focus."

Difraksi dan aperture kecil

Salah satu saran yang sering dilakukan adalah berhati-hati dalam melakukan stopping down aperture Anda secara efektif. Karena, apabila Anda menggunakan aperture yang terlalu sempit, akan terjadi difraksi.

Difraksi terjadi apabila bukaan diafragma begitu sempit sehingga menyebabkan cahaya melengkung ketika memasukinya, mengakibatkan pantulan yang tidak beraturan di sekeliling bilah aperture. Pantulan yang tidak beraturan ini menyebabkan gambar Anda terlihat kurang tajam.

Karena itu, apabila Anda ingin memperdalam fokusnya, nilai aperture f/8 hingga f/11, biasanya sudah cukup.

Efek difraksi: f/8 v.s f/22

Setelah kamera berada di tempatnya yang aman, saya mengambil beberapa bidikan dari posisi yang sama sementara mengubah nilai aperture. Dua foto di bawah adalah perbesaran area yang ditunjukkan oleh bingkai merah. Perhatikan, bahwa gambar yang diambil pada f/8 tampak lebih tajam dibanding gambar yang diambil pada f/22.

f/8.0

f/22

Ketahui selengkapnya, mengenai cara kamera dan lensa Canon mengatasi difraksi dan aberasi lensa lainnya di sini:
EOS-1D X Mark II – Optimalisasi Lensa dalam Kamera untuk Gambar Berkualitas Tinggi

Apa yang dimaksudkan dengan aperture maksimum lensa?

Dalam istilah awam, nilai aperture maksimum lensa adalah kecerahan saat aperture terbuka sepenuhnya.

Dalam berbagai istilah yang sangat teknis, aperture maksimum lensa adalah fungsi inversi (pembalikan) diameter lensa efektif dibagi focal length (panjang fokus).

Bagaimana pun, ini artinya, bahwa semakin besar ukuran pembukaan aperture, semakin kecil nilai aperture.

Bagaimana cara mengetahui aperture maksimum pada lensa

Jika aperture maksimum lensa adalah f/3.5, ini akan ditunjukkan sebagai “1:3.5” pada lensa.

Pada sebagian lensa zoom nilai aperture maksimum dapat bervariasi dengan panjang fokus. Jika tertera “1:3.5-5.6” pada lensa zoom, ini berarti bahwa aperture maksimum adalah f/3.5 pada ujung wide-angle, dan f/5.6 pada ujung telefoto.

Selebihnya tentang setiap f-number dan pemandangan yang pada umumnya menggunakannya, bacalah serial Teknik Aperture-Priority:
#1: Hubungan Antara Aperture Lensa dan Bokeh
#2: Menciptakan Bokeh Latar Belakang Foto Keluarga yang Hangat dan Akrab
#3: Keajaiban f/2.2 dalam Fotografi Still-Life
#4: Membuat Foto Ekspresi Wajah (f/2.8)
#5: Pengaturan Kamera untuk Potret Wajah Sempurna di Luar Ruangan (f/4)
#6: Pengaturan Aperture yang Berguna untuk Fotografi Jalanan (f/5.6)
#7: Pengaturan Aperture untuk Penggambaran Bentangan Malam yang Tajam (f/8)
#8: Aperture Ideal untuk Penggambaran Lanskap Alam yang Tajam dengan Kedalaman (f/11)
#9: Mendapatkan Penggambaran Lanskap yang Tajam dari Latar Depan hingga ke Latar Belakang (f/16)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA