Apa yang dimaksud dengan panggilan hidup sebagai umat Allah?

PANGGILAN HIDUP SEBAGAI UMAT ALLAHA.PEMAKNAAN HIDUPManusia pada hakikatnya diciptakan oleh Allah yang Maha Kuasa dengan segalarencana-Nya, yakni karya keselamatan dalam hidupnya. Manusia menjadi objek dan subjekdari rencana Tuhan itu. Oleh karena itu, pribadi manusia mempunyai peran sentral bagiterwujudnya Kerajaan Allah. Dengan demikian manusia dipanggil untuk ikut serta bekerjabersama Allah, mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Itulah maknadari panggilan hidupmanusia.Sejak awal mula, manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, memilikikesempurnaan yang paling tinggi di banding mahkluk ciptaan yang lain. Itu menunjukkanbahwa manusia adalah harta kesayangan Allah, mahkluk paling sempurna, dipanggil dandiikutsertakan dalam karya Allah, yakni mengembangkan dan menyempurnakan kehidupan.Oleh karena itu, hidup manusia semata-mata merupaka anugerah Allah yang harusdipertanggungjawabkan. Ada tiga kategori bentuk pertanggungjawaban atas hidup manusia,yakni:mempertahankan hidup(menghormati, menjaga, merawat, memelihara hidup)Contoh: makan teratur dengan menu yang sehat, olahraga teratur, menjaga kebersihantubuh dan lingkungan tempat tinggal, menghormati dan menjaga hidup oranglain.memaknai hidup(berperanan, aktivitas, karya, pelayanan) Contoh: ikut kegiatan gereja/keagamaan, menjadi pelayan gereja (misdinar, choir, singer,lektor, dsb), menjadi anggota gerakan sosial, menjadi relawan kemanusiaan, dsb.mengembangkan hidup(mencapai kemajuan, prestasi, belajar tiada henti)Contoh: mengikuti kejuaraan/kompetisi/pertandingan, menjadi juara di bidang akademis,menjadi enterpreuner sebari sekolah, aktif dalam kegiatan seminar/pengembangan diri.Pada prinsipnya, hidup yang merupakan anugerah itu harus disyukuri dandipertanggungjawabkan sebaik-baiknya. Sebagaimana diungkapkan oleh Santo Paulus dalamsuratnya kepada Jemaat di Roma 14: 10-12: 10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkaumenghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. 11Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akanbertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah." 12 Demikianlahsetiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendirikepada Allah.Simaklah syair lagu “Masih ada Waktu” (Ebiet G Ade) berikut ini:

Bila masih mungkin kita menorehkan batin,atas nama jiwa dan hati tulusikhlas,Mumpung masih ada kesempatan buat kita, Mengumpulkan doa perjalanan abadi.Kita mesti ingat tragedi yang memilukan, Kenapa harus mereka yang pergi menghadapTentu ada hikmah yang harus kita petik,Atas nama jiwa mengheningkan cipta.**. Kita meski bersyukur, Bahwa kita masih di beri waktu, Entah sampai kapan, Tak adayang dapat menghitungHanya atas kasihNya, Hanya atas kehendakMu,Kita masih bertemu matahari, Kepada rumput ilalangKepada bintang gemintang, Kita dapat mencoba meminjam catatannyaSampai kapan kita berada, Waktu yang masih tersisa,Semuanya menggeleng, Semuanya terdiam

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 10 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Rasul Petrus mengawali nasihatnya dalam surat 2Petrus 1: ini dengan menyadarkan jemaat pada panggilan mereka sebagai "umat Allah".

Bahwasanya setiap orang yang telah menerima anugerah keselamatan didalam Kristus Yesus, telah menerima Roh Kudus (kuasa Ilahi-Nya). Roh Kudus sebagai kuasa Allah yang Mulia dan Ajaib itu telah memanggil setiap orang percaya untuk mengenal Kristus sebagai Juruselamat. Roh Kudus itu juga yang selanjutnya menuntun setiap orang percaya dalam jemaat untuk senantiasa hidup dalam kesalehan, yaitu kehidupan yang mencerminkan kehidupan Kristus (ayat 3).

Di satu sisi, oleh karena mutu kehidupan Tuhan Yesus yang Mulia dan Istimewa, orang percaya dapat menerima perjanjian untuk mendapat bagian dalam kodrat Allah (kodrat Ilahi). Berdasarkan pribadi Kristus dan persekutuan dengan-Nya yang diwujudkan dalam iman, orang kristen didunia ini dan sekarang ini mengalami kemungkinan hidup luput dari dosa dan kecemarannya, sehingga makin bertumbuh menyerupai kehidupan Tuhan Yesus. Sementara itu di sisi yang lain, proses kehancuran dengan tiada hentinya dialami oleh segala sesuatu yang fana. Hal tersebut menimpa dunia ini akibat kejatuhan manusia kedalam dosa, karena manusia telah membuka jalan untuk "hawa nafsu" (ayat 4).

Jemaat dengan demikian hendaknya terus berusaha dengan sungguh-sungguh menumbuhkan dan menambahkan imannya dengan berbagai kebajikan. Selanjutnya kepada kebajikan pengetahuan. Artinya, iman harus nampak dalam kebajikan (perbuatan baik dan hidup berkesusilaan yang tinggi) dan kehidupan ini hanya dapat terjadi bila didukung oleh pengenalan akan Allah yang mantap atau dalam istilah yang digunakan Rasul Petrus : "pengetahuan" (ayat 5). Setelah jemaat memperoleh pengenalan dan pengetahuan yang benar tentang Allah. Jemaat juga perlu hidup dalam penguasaan diri sebagai wujud penerapan iman-nya dalam sikap hidup. Agar jemaat dapat tetap menguasai diri, jemaat harus memiliki ketekunan iman. Ketekunan iman itulah yang akan mengarahkan hidup jemaat pada kesalehan. Hidup dalam kesalehan akan mendorong jemaat untuk berbuah lebat di dalam Kasih. Jemaat hidup saling mengasihi terhadap sesama saudara seiman bahkan mampu mengasihi semua orang (ayat 6-7).

Selanjutnya, jika jemaat hidup dalam kasih yang berlimpah-limpah maka jemaat semakin hari semakin mengenal Kristus dengan lebih baik dan lebih dekat lagi. Mereka akan terdorong untuk melakukan segala sesuatu dengan semangat dan dengan demikian akan berhasil karena dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dengan melakukan hal-hal tersebut, jemaat akan semakin jelas  mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (ayat 8).

Sebaiknya, jika jemaat tidak memiliki kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan dan kasih, maka mereka akan hidup dalam kegelapan (ibarat orang yang buta - tidak pernah melihat terang/cahaya). Buta dalam hal ini tentu secara rohani (buta iman-nya) dan juga "picik" yaitu tidak mampu melihat makna mujizat pengampunan dosa dan penyucian yang dikerjakan oleh Allah (ayat 9).

Dengan kata lain, iman Kristen bukanlah suatu rumusan teori yang hanya indah kedengarannya saja, tetapi juga merupakan dasar sikap hidup dan perilaku sehari-hari dari setiap orang yang ber-iman. Hal ini penting karena Allah telah memperlengkapi setiap orang percaya dengan segala perlengkapan yang diperlukan. Hal ini bertujuan agar ada pertumbuhan dan kemajuan yang terjadi pada setiap orang Kristen sehingga suatu hari kelak, setiap orang percaya itu dapat mempertanggung jawabkan kehidupan dan perbuatannya dihadapan Allah sang pemberi kehidupan. Seluruh kehidupan orang yang percaya hendaknya menjadi suatu "persembahan" yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, itulah tanda syukur kita kepada Allah selaku umat-Nya. Ia telah mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menebus segala dosa kita.

Di Minggu Adven yang kedua ini, marilah kita mempersiapkan diri menyambut Yesus Kristus, Putra Allah, yang sudah, sedang dan akan datang ke dunia ini, dengan penuh rasa syukur dan tekad sebagai Gereja-Nya, kita terus membenahi diri, agar kita layak menjadi "mempelai-Nya".


Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 04 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:

2Petrus 1:3-9


3. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.

4. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

5. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,

6. dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,

7. dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.

8. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.

9. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA