Apa yang dimaksud dengan disorganisasi atau disintegrasi sosial

Disintegrasi sosial merupakan suatu bentuk perpecahan yang ada dalam kelompok sosial. Kelompok sosial yang kita pahami di sini mencakup beragam level, dari yang tingkatnya global sampai keluarga atau kekerabatan.

Disintegrasi merupakan kebalikan dari integrasi. Jika integrasi bermakna penyatuan, maka disintegrasi merupakan keterpisahan. Dalam konteks organisasi atau kelompok bisa kita pahami sebagai perpecahan.

Integrasi Sosial: Pengertian dan Contohnya

Di sini kita akan fokus membahas secara ringkas pengertian, gejala dan contoh disintegrasi sosial. Paradigma umum yang sering muncul dalam pembahasan mengenai disintegrasi adalah melihat disintegrasi sebagai ancaman, problem atau permasalahan yang harus diantisipasi.

Sebenarnya disintegrasi bisa juga bersifat positif, misalnya memutus rantai pertemanan dengan kelompok kriminal. Proses disintegrasi dengan mereka adalah suatu langkah positif jika kita tidak ingin dikaitkan dengan kelompok kriminal.

Mari kita langsung bahas mulai dari pengertiannya.

Pengertian disintegrasi sosial

Definsinya dapat dideskripsikan secara singkat sebagai keterpisahan atau perpecahan yang terjadi dalam kelompok sosial.

Kelompok sosial yang lebih besar terpecah menjadi unit-unit yang lebih kecil. Coba kamu bayangkan kelompok sosial pada level negara yang bernama Uni Soviet. Sekarang negara itu sudah tidak ada. Salah satu negara hasil perpecahannya yang wilayahnya terluas adalah Rusia.

Uni Soviet mengalami disintegrasi pada 1989.

Pikirkan pula tentang Timor-Timur. Indonesia mengalami disintegrasi dengan lepasnya Timor-Timur pada 1998. Pada level negara, tidak cukup sulit membayangkan apa arti disintegasi.

Pada level yang lebih kecil, kamu bisa lihat bagaimana Deddy dan Dhani mengalami disintegrasi dalam rumah tangganya.

Seperti yang disampaikan di awal, disintegrasi sosial bisa mencakup level negara, sampai rumah tangga.

Gejala disintegrasi sosial

Beragam gejala terjadinya disintegrasi bisa dideteksi. Polanya hampir sama di semua level. Berikut beberepa kecenderungan yang bisa dianggap sinyal terjadinya disintegrasi:

  • Adanya konflik antar anggota kelompok
  • Adanya pertentangan norma dalam kelompok
  • Norma sosial tidak berfungsi sebagaimana mestinya
  • Tidak ada sanksi yang membuat jera pelanggar norma
  • Kondisi anomie, dimana norma lama kehilangan legitimasinya, norma baru belum kuat mengikat para anggota kelompok
  • Tidak ada visi bersama yang dianut oleh anggota kelompok
  • Ada anggota kelompok yang merasa dirugikan dengan menjadi bagian dari kelompok
  • Tidak ada konsensus ketika terjadi silang pendapat

Beberapa gejala yang disebutkan diatas bisa diaplikasikan, sekali lagi, dari level negara sampai keluarga, bahkan di luar itu. Perlu diingat bahwa gejala disintegrasi tidak selalu menghasilkan disintegrasi.

Misalnya terjadinya konflik antar anggota kelompok. Konflik adalah gejala disintegrasi, namun jika bisa segera ditangani dan konsensus dicapai, maka disintegrasi bisa diantisipasi.

Konflik Sosial: Pengertian dan Contohnya

Selanjutnya mari kita membahas beberapa contoh disintegrasi

Contoh disintegrasi sosial

Sekilas di atas sudah kita singgung beberapa contohnya, dari Uni Soviet sampai Deddy dan Dhani. Beberapa contoh lain yang bisa kita sebutkan diantaranya:

Kriminalitas

Perilaku kriminal adalah gambaran terjadinya disintegrasi yang dialami pelaku kriminal. Ketika norma yang berlaku adalah tidak boleh merampas pulsa orang lain, pelaku kriminal penyedot pulsa mengalami disintegrasi dari norma yang berlaku.

Kenakalan remaja

Kita bayangkan kenakalan remaja di sini, misalnya dalam bentuk pornoaksi. Remaja yang tidak tunduk pada norma kesusilaan yang berlaku, mengalami disintegrasi sosial. Faktor penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari tontonan sampai kurang perhatian.

Pergolakan daerah

Terjadinya pergolakan daerah adalah bentuk disintegrasi sosial. Pergolakan di sini diartikan sebagai konflik yang berbentuk kekerasan. Perang sipil berbasis identitas suku, agama dan ras yang terjadi di daerah sudah merupakan bentuk disintegrasi.

Oleh Aletheia Rabbani 5/03/2020 10:10:00 PM

Disintegrasi Sosial

A. Pengertian Disintegrasi Sosial Disintegrasi adalah sebuah kondisi atau keadaan hilangnya keharmonisan, ketidakutuhan, atau perpecahan yang sedang terjadi dalam suatu lingkungan masyarakat. Disintegrasi sosial merupakan suatu proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yang terpisah-pisah satu sama lain. Disintegrasi sosial terjadi akibat hilangnya ikatan bersama yang mempersatukan anggota kelompok satu dengan yang lain. Ikatan bersama tersebut dapat berupa nilai-nilai yang dijunjung tinggi seperti norma dan nilai-nilai dasar yang ditaati bersama atau juga berupa sebuah ikatan yang berbentuk organisasi kelembagaan yang menyatukan anggota masyarakat. Potensi disintegrasi bangsa Indonesia menurut data empiris relatif tinggi. Salah satu indikasi dari potensi ini adalah heterogenitas ethnik dan linguistik yang rendah. Berikut beberapa pengertian disintegrasi sosial:

1) Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1994, disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah. Pengertian ini mengacu pada kata kerja disintegrate, to lose unity or intergrity by or as if by breaking into parts.


2) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan tidak bersatu padu; terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.
3) Dalam Ilmu Sosiologi, disintegrasi sebagai rédigée terpecahnya suatu kesatuan jadi bagian-bagian kecil yang terpisah satu sama lain. Disintegrasi dimaknai sebagai suatu proses terpecah belahnya sebuah keadaan dari kesatuan sehingga menjadi tercerai berai. Hal tersebut disebabkan oleh hilangnya persatuan yang mengintegrasikan anggota masyarakat tertentu dengan masyarakat yang lain.

B. Gejala Disintegrasi

1) Tidak adanya persamaan pandangan (persepsi) antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang semula dijadikan patokan oleh masing-masing anggota masyarakat 2) Perilaku para warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai-nilai dan norma-norma yang telah disepakati bersama 3) Kerap kali terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam masyarakat 4) Nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat tidak lagi difungsikan dengan baik dan maksimal sebagaimana mestinya 5) Tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama terhadap pelaksanaan sanksi bagi mereka yang melanggar norma-norma yang ada di masyarakat 6) Kerap kali terjadinya proses-proses sosial di masyarakat yang bersifat disosiatif, seperti persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut, pertentangan antarindividu maupun kelompok, perang urat syaraf, dan seterusnya

C. Penyebab Disintegrasi Sosial


1) Pertama, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama. Krisis di sektor ini selalu merupakan faktor signifikan dalam mengawali lahirnya krisis di bidang politik-pemerintahan, hukum, dan sosial
2) Kedua, krisis politik berupa perpecahan elite di tingkat nasional, sehingga menyulitkan lahirnya kebijakan yang utuh dalam mengatasi krisis ekonomi. Krisis politik juga bisa dilihat dari absennya kepemimpinan politik yang mampu membangun solidaritas sosial untuk secara solid menghadapi krisis ekonomi
3) Ketiga, krisis sosial dimulai dari terjadinya disharmoni dan bermuara pada meletusnya konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok masyarakat (suku, agama, ras). Jadi, dikala krisis ekonomi sudah semakin parah, yang akibatnya antara lain terlihat melalui rontoknya berbagai sektor usaha, naiknya jumlah penganggur, dan meroketnya harga berbagai produk, maka kriminalitas pun akan meningkat dan berbagai ketegangan sosial menjadi sulit dihindari. Dalam situasi seperti ini, hukum akan terancam supremasinya dan kohensi sosial terancam robek. Suasana kebersamaan akan pupus dan rasa saling percaya akan terus menipis
4) Keempat, intervensi internasional yang bertujuan memecah-belah, seraya mengambil keuntungan dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya terhadap kebijakan politik dan ekonomi negara-negara baru pasca disintegrasi
5) Kelima, demoralisasi tentara dan polisi dalam bentuk pupusnya keyakinan mereka atas makna pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai bhayangkari negara. Demoralisasi itu, pada kadar yang rendah dipengaruhi oleh merosotnya nilai gaji yang mereka terima akibat krisis ekonomi.

D. Bentuk Disintegrasi Sosial

1) Pergolakan Daerah, terjadi dikarenakan adanya suatu kesenjangan berupa kesenjangan dalam hal kebijakan politik, kesenjangan ketidakadilan, kesenjangan masalah etnis, kesenjangan konflik agama, dan lain sebagainya. 2) Demonstrasi, merupakan fenomena yang seringkali kita temukan, dinamika yang terjadi dalam bidang ketatanegaraan yang terjadi di era reformasi yang turut mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat. Sebelum era reformasi, rakyat mempunyai keterbatasan dalam menyuarakan aspirasinya secara langsung 3) Kriminalitas, perkembangan teknologi membawa dampak pada disintegrasi sosial, saat ini tindak kriminalitas tidak hanya yang sifatnya kasat mata saja, misalnya perampokan, pembunuhan, pencurian, penjambretan, pembegalan, dan lain sebagainya. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mengakibatkan berkembangnya variasi modus dalam melakukan suatu tindak kejahatan.

4) Kenakalan Remaja, merupakan suatu kegiatan antisosial yang diperbuat oleh seseorang yang beranjak dewasa (remaja), bila hal tersebut dilakukan oleh orang dewasa bisa dikategorikan sebagai tindak kejahatan (crime).

E. Contoh Disintegrasi Sosial

1) Pembangunan Jalan Tol, misalnya pemerintah merencanakan pembangunan jalan tol dari sebuah kota ke kota lainnya. Jalan tol tersebut akan melewati tanah, kebun, sawah, bahkan pemukiman warga. Itu berarti akan ada penggusuran. Setiap unsur dalam masalah ini (masyarakat dan pemerintah) saling memaksakan kehendak. Dengan kekuasaannya, pemerintah mengerahkan polisi dan tentara untuk mengamankan jalannya penggusuran. Sementara warga bertahan mati-matian dan tidak mau digusur, karena akan menyengsarakan hidup mereka sendiri. Tentu keadaan semacam ini akan menimbulkan disintegrasi sosial. 2) GAM di Aceh, GAM lahir karena kegagalan gerakan Darul Islam pada masa sebelumnya. Darul Islam muncul sebagai reaksi atas ketidak berpihakan Jakarta terhadap gagasan formalisasi Islam di Indonesia. Darul Islam adalah sebuah gerakan perlawanan dengan ideologi Islam yang terbuka. Bagi Darul islam, dasar dari perlawanan adalah Islam, sehingga tidak ada sentimen terhadap bangsa-bangsa lain, bahkan ideologi Islam adalah sebagai perekat dari perbedaan yang ada. Gagasan ini juga berkembang dalam gerakan Darul Islam di Aceh. 3) Konflik Papua, sudah lama Tanah Papua menjadi tanah konflik. Selain konflik horizontal antar warga sipil, konflik vertikal yang terjadi antara pemerintah Indonesia dan orang asli Papua telahmengorbankan banyak orang. Konflik ini hingga kini belum diatasi secara tuntas. Masih adanya konflik ini secara jelas diperlihatkan oleh adanya tuntutan Merdeka dan Referendum, serta terjadinya pengibaran bendera bintang kejora, dan berlangsungnya aksi pengembalian Undang-undang No. 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

F. Penanggulangan Disintegrasi

Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah sebagai berikut: 1) Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu 2) Menciptakan kondisi yang mendukung komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus 3) Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa 4) Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah

5) Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif



Dari berbagai sumber

Ket. klik warna biru untuk link

Download

Lihat Juga 
1. Integrasi masyarakat
2. Tahap-tahap resolusi konflik
3. Enkulturasi
4. Disorganisasi (disintegrasi) dan reorganisasi (reintegrasi)
5. Difusi
6. Bentuk-bentuk integrasi sosial
7. Belajar berdemokrasi dan hidup dalam pluralisme
8. Persamaan
9. Desentralisasi
10. Hak asasi manusia
11. Demokrasi
12. Kontrak sosial
13. Perkawinan

14. Definisi Kebiasaan, Tahap dan Pembentukan Adat
15. Demonstrasi
16. Definisi Pergolakan Daerah, Faktor Penyebab dan Contohnya
17. Definisi Harmoni Sosial
18. Pengertian Ideologi, Ciri, Fungsi, Dimensi, Jenis, dan Macamnya
19. Definisi Pemulihan (Recovery) Pasca Konflik
20. Definisi Reintegrasi dan Upaya Reintegrasi Sosial

Materi Sosiologi SMA


Bab 5. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.1 Integrasi dan Reintegrasi Sosial
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.1 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.2 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum Revisi 2016) (Lanjutan)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA