Takdir pada seseorang bisa berubah dengan cara ikhtiar hal ini disebut dengan

Takdir pada seseorang bisa berubah dengan cara ikhtiar hal ini disebut dengan

Assalamualaikum. Tentang takdir. Jika misal seseorang sudah ditakdirkan buruk bagi seseorang, apakah bisa diperbaiki? Terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Waalaikumussalam Wr. Wb. Saudara penanya yang dirahmati oleh Allah SWT. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah berdasarkan ketentuan yang sudah dibuat oleh Allah SWT. Bahkan perbuatan baik maupun buruk yang kita lakukan merupakan ketentuan Allah SWT. Demikian prinsip ajaran Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah sebagaiman dimaklumi bersama. Prinsip ini adalah tentang kepercayaan akan adanya takdir. Ketentuan Allah SWT untuk seluruh makhluk-Nya.

Percaya pada adanya takdir merupakan salah satu rukun iman dalam agama Islam. Dasarnya, salah satunya adalah hadis berikut:

الإيمان أن تؤ من با لله وملا ئكته وكتبه ورسله واليوم الا خر وتؤ من بالقدرخيره وشره

“Iman adalah Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir serta qadha’ dan qadar, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Lalu, apakah ketika Allah telah mentakdirkan keburukan kepada kita, lalu keburukan itu dapat diperbaiki? Ketika Allah telah mentakdirkan sesuatu, berarti hal itu ada beberapa level. Pertama, ditakdirkan dalam ilmu Allah (al-ilm). Kedua, ditakdirkan dalam kehendak Allah (al-iradah). Ketiga, ditakdirkan dalam catatan Allah (kitabah). Keempat, penciptaan oleh Allah melalui sifat qudrat-Nya (al-khalqu).

Takdir yang berada dalam sifat Allah (ilmu dan iradah) tidak dapat berubah. Berbeda dengan takdir yang berada dalam catatan amal (kitabah) dan penciptaan (al-khalqu). Sebagian di antaranya dapat berubah sesuai kehendak Allah SWT. (yamhullah ma yasya’ wa yutsabbit). Di sinilah, doa dan silaturahim dapat berperan mengubah ketentuan ini. Keburukan menjadi kebaikan. Doa, silaturahim, sedekah dan kebaikan-kebaikan lainnya dapat memperbaiki takdir buruk yang menimpa kita. Takdir yang bisa diubah disebut dengan takdir muallaq.

Secara syariat, kita diwajibkan melaksanakan kebaikan-kebaikan dan segala yang bermanfaat. Kita tidak boleh beranda-andai. Berandai-andai dapat membuka kesempatan setan melakukan keburukan terhadap kita. Rasulullah SAW bersabda,

إحرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز فإن أصا بك شيء فلا تقل: لو أني فعلت كذا وكذا لكن كذا وكذا ولكن قل: قدر الله وما شاء فعل فإن (لو) تفتح عمل الشيطان

“Berusahalah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan Allah dan janganlah sampai kamu lemah (semangat).Jika sesuatu menimpamu, janganlah engkau berkata ‘Seandainya aku melakukan ini dan itu, niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah Allah telah mentakdirkan segalanya dan apa yang dikehendaki-Nya pasti dilakukan-Nya)’ Karena sesungguhnya (kata) ‘seandainya’ itu akan mengawali perbuatan syaithan.”(HR. Muslim)

Dengan demikian, jika seseorang sudah ditakdirkan buruk, hal itu sebenarnya masih dapat diperbaiki. Tentu oleh Allah SWT sendiri. Perbaikan itu dapat diwujudkan oleh Allah dengan kita melakukan kebaikan-kebaikan, seperti doa, sedekah, dan silaturhim. Karena itu, kita hendaknya senantiasa melaksanakan kebaikan-kebaikan dan manfaat-manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Contoh Takdir yang Bisa Diubah dan Tidak Bisa Diubah – Qodho dan Qodar adalah salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh seluruh umat Islam. Percaya pada takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Kewajiban iman kepada Qodho dan Qodar juga disebutkan dalam hadis sahih. Rasulullah SAW bersabda, “Iman ialah percayanya engkau kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan kepada Qodar Allah yang baik maupun buruk”. (HR. Muslim).

Qodho berarti penciptaan dan Qodar artinya ketentuan. Secara istilah, Qodar memiliki makna ketentuan Allah atas segala sesuatu sesuai dengan pengetahuan (al-‘Ilm) dan kehendak-Nya (al-Masyi-ah) yang azali (tidak bermula). Di mana sesuatu tersebut terjadi pada waktu yang telah ditentukan dan dikehendaki oleh-Nya.

Qadar mencakup apa pun yang terjadi pada seluruh makhluk di seluruh alam semesta ini. Mulai dari kebaikan, keburukan, kejahatan, keimanan, kekufuran, ketaatan, kemaksiatan, dan lain-lain. Qodar lah yang sering kita sebut juga sebagai takdir.

Dalam Islam, ada dua macam takdir yang kita percayai. Pertama, takdir mubram yang berarti takdir Allah SWT yang telah ditetapkan oleh-Nya dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Kedua, takdir muallaq, yaitu takdir yang masih dapat diubah dengan cara berikhtiar atau berusaha serta berdoa.

Akan tetapi, menurut para ulama, macam-macam takdir juga terbagi berdasarkan waktu penciptaannya. Terdapat empat macam takdir, yaitu takdir azali, takdir ‘umri, takdir sanawi, dan takdir yaumi. Keempatnya juga merupakan bagian dari takdir mubram dan takdir muallaq.

Apa itu Takdir Mubram?

Takdir pada seseorang bisa berubah dengan cara ikhtiar hal ini disebut dengan
unsplash.com

Takdir mubram merupakan ketentuan Allah yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah dengan cara apa pun. Ketentuan ini hanya ada pada ilmu Allah, tidak ada satu makhluk lain yang mengetahui hal tersebut selain Dia.  Hal ini karena Allah SWT telah menjadikan takdir mubram sebagai ketentuan yang mutlak dan manusia tak akan bisa menentangnya.

Takdir azali pun termasuk bagian takdir mubram. Takdir azali merupakan takdir yang ditulis dalam Lauh Mahfudz, jauh 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Jadi takdir azali ini adalah takdir utama yang pasti terjadi bagi semua makhluk.

Dalam hadis HR. Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk-Nya, 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. Dan ‘Arsy-Nya berada di atas air.”

Contoh takdir mubram yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain, yaitu kelahiran dan kematian manusia, gravitasi bumi, bencana, serta hari akhir.

1. Kelahiran dan Kematian Manusia

Seorang anak tidak dapat menentukan siapa ayah atau ibunya, waktu kelahiran, jenis kelamin, ras maupun bentuk fisiknya. Karena hal tersebut sudah ditetapkan oleh Allah SWT dan inilah yang dinamakan takdir ‘umri.

Begitu juga mengenai kematian manusia. Tak ada manusia yang mengetahui kapan ia akan meninggal karena hal tersebut telah ditetapkan dan merupakan ketentuan Allah SWT. Sesuai firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-A’raf ayat 34.

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat menunda atau mempercepatnya sesaat pun.” (QS. Al-A’raf: 34)

Contoh takdir mubram lainnya, ada gravitasi bumi. Manusia tidak akan bisa berjalan di bumi tanpa adanya gravitasi. Suatu benda juga pasti akan jatuh ke bawah karena ditarik oleh gravitasi bumi.

3. Bencana

Segala bencana yang sudah dan akan terjadi di muka bumi pun salah satu takdir mubram dan merupakan takdir azali. Pasalnya, bencana-bencana tersebut, baik bencana alam atau tha’un (wabah) telah ditetapkan oleh Allah SWT sebelum bumi dan langit diciptakan.

Hal itu tergambar pada firman Allah SWT dalam Al-Quran, “Tiadalah suatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab (Lauh Mahfudz) dahulu sebelum kejadiannya,” (QS. Al-Hadid: 22).

4. Hari Kiamat

Demikian pula hari kiamat. Takdir azali ini salah satu takdir mubram yang sudah ditetapkan sejak puluhan ribu tahun lamanya sebelum penciptaan alam semesta oleh Allah SWT. Tidak ada satu makhluk yang mengetahui kapan hari akhir itu akan datang.

Itulah beberapa contoh takdir mubram. Takdir yang tak dapat diubah.

Pengertian Takdir Muallaq

Takdir pada seseorang bisa berubah dengan cara ikhtiar hal ini disebut dengan
unsplash.com

Takdir muallaq merupakan ketentuan Allah SWT yang dapat diubah oleh manusia dengan cara ikhtiar dan doa. Dimulai dari takdir ‘umri, takdir yang berada pada lembaran-lembaran yang ditulis para Malaikat setelah mereka meniupkan roh kedalam janin.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, “Sesungguhnya kalian dikumpulkan penciptaannya selama empat puluh hari dalam perut ibunya. Kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), lalu menjadi segumpal daging, dan Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan roh padanya, serta diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat, yaitu untuk menulis ajalnya, amalnya, rezekinya, dan celaka atau bahagianya.” (HR. Bukhari Muslim)

Tulisan para Malaikat itu mengutip Lauh Mahfudz untuk catatan, seperti umur, rezeki, kesehatan, jodoh, dan seterusnya. Hal-hal tersebut dan hal lain yang dapat diubah dengan melibatkan ruang usaha dan doa bagi manusia di dalamnya, maka semua itu merupakan takdir muallaq.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surah An-Najm ayat 39-40 yang artinya, “Dan seorang manusia tak akan mendapat selain apa yang telah diusahakannya, dan usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang setimpal pula”.

Kemudian setiap malam Lailatul Qadar, manusia pun akan menerima takdir tahunannya untuk setahun ke depan. Takdir tahunan itu disebut sebagai takdir sanawi.

Ketika malam itu tiba, umat Islam berlomba-lomba melantunkan doa dan sedang melaksanakan ibadah puasa, sehingga kita dapat memohon agar takdir kita menjadi lebih baik.

Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhaan: 4)

“Pada malam Lailatul Qadar, turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Allah SWT untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 4-5)

Bahkan, sesungguhnya tak hanya pada malam Lailatul Qadar saja kita berdoa untuk berubahnya takdir muallaq, menjadi seperti yang kita inginkan. Pasalnya, setiap manusia juga memiliki takdir harian yang disebut sebagai takdir yaumi.

Oleh sebab itu lah, takdir muallaq bias diubah dengan doa. Sesuai firman Allah SWT,

“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat (bukan dalam artian jarak), Aku kabulkan permohonan orang-orang yang berdoa, jika ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memohon doa kepada-Ku dan beriman kepada-Ku, semoga mereka mendapatkan petunjuk” (QS. al-Baqarah: 186).

Dalam beberapa hadis yang diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah merubah suatu takdir melainkan doa” (HR. Al Hakim, Hasan). Kemudian, “Tak ada sesuatu yang dapat menolak Qodar kecuali doa” (HR. at-Tirmidzi).

Dalam kitab shahih Al-Mustadrak yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Aisyah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sikap waspada tidak mampu menolak takdir. Doa memberikan manfaat kepada hal-hal yang telah terjadi dan yang belum terjadi. Pada saat musibah itu turun, doa segera menghadapinya. Keduanya saling bertarung hingga tiba hari kiamat”.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pun turut menjelaskan mengenai perihal mengubah takdir dengan doa. Berlandaskan hadits Tsauban RA yang di dalamnya Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba terhalang dari rezekinya karena dosa yang dilakukannya. Sesungguhnya takdir itu tidaklah berubah, kecuali dengan doa. Sesungguhnya doa dan takdir saling berusaha untuk mendahului, hingga hari kiamat, dan sesungguhnya perbuatan baik (kepada orang tua) itu memperpanjang umur.” (HR. Ahmad No. 22438, Ibnu Majah No. 22438, dihasankan oleh Syu’aib Al-Arnauth dalam Takhrij Al-Musnad).

Dari hadis tersebut, Syaikh Abdul Aziz menuturkan bahwa berdoa itu adalah bagian dari takdir, dan takdir itu pasti terjadi. Atas kehendak Allah SWT lah doa itu dikabulkan dan tidak dikabulkan. Allah SWT juga yang menakdirkan dan mencegah segala sesuatu, baik karena doa, sedekah, atau amal salih. Allah SWT pula yang menjadikan perkara-perkara di hadis tersebut sebagai sebab-sebab dari semua itu (rezeki, panjang umur, dan lainnya), yang tidak lepas dari ketetapan-Nya.

Contoh Takdir Muallaq yang Dapat Diubah

Contoh takdir muallaq juga banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain, seperti ketika seseorang mengalami sakit.

Sebagai Maha Pencipta, Allah SWT lah yang menciptakan penyakit dan obat atas penyakit yang dibuatnya. Saat manusia ditakdirkan sakit atau mengalami musibah, masih ada kesempatan untuk berusaha bangkit, berobat, dan berdoa agar sembuh. Selain itu, berikut beberapa contoh lain takdir yang dapat diubah dalam kehidupan kita.

1. Kepandaian Seseorang

Kepandaian, kecerdasan, atau kepintaran seseorang merupakan salah satu contoh takdir muallaq. Beberapa orang mungkin saja memang memiliki kemampuan berpikir di atas rata-rata. Sementara itu, sisanya tergolong normal, bahkan ada juga yang mengalami kesulitan mengingat serta memahami sesuatu.

Akan tetapi, kondisi tersebut bisa kamu ubah dengan belajar lebih giat lagi setiap harinya. Kamu pun bisa mengambil les privat di luar jam sekolah biasa.

2. Kesehatan Seseorang

Kesehatan juga termasuk takdir muallaq. Selama kita hidup, kita diberi kemampuan untuk senantiasa menjaga kesehatan tubuh. Jika tidak menderita penyakit genetik atau bawaan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, kita masih bisa berusaha mendapatkan tubuh yang sehat dengan berikhtiar mengatur pola makan, berolahraga, hingga menjaga kebersihan.

3. Rezeki

Allah SWT sudah mengatur rezeki dengan porsi terbaik untuk semua makhluk-Nya. Namun, kamu pun tidak akan mendapatkannya jika kamu tak berusaha semaksimal mungkin. Misalnya, Allah SWT telah menetapkan rezekimu menjadi seorang miliarder, tetapi kamu hanya pasrah menerima nasib tanpa berusaha lebih keras lagi untuk meraihnya. Maka ketetapan tersebut tak akan terpenuhi karena minimnya usaha yang kamu lakukan.

4. Kebijaksanaan

Kebijaksanaan termasuk sifat yang bisa kamu raih seiring waktu dan usaha serta merupakan takdir muallaq. Tentunya kebijaksanaan tidak datang begitu saja dari pasrah menerima nasib atau mengikuti arus kehidupan.

Agar kamu semakin bijak dalam menjalani kehidupan, kamu harus menerima dan mau belajar dari kesalahan serta memiliki sudut pandang berpikir yang baik. Tak hanya itu, kemampuan untuk jujur pada diri sendiri maupun orang lain juga berperan penting.

Kesimpulan

Perjalanan hidup di dunia ini sangatlah dinamis. Tak jarang juga penuh tantangan dan rintangan yang tidak mungkin bisa dihindari karena takdir yang telah ditetapkan. Namun, ketika kita menghadapi masalah tersebut, kita harus menyikapinya dengan bijak dan cerdas.

Seseorang tidak akan pandai jika ia malas belajar, tidak akan menjadi sehat dan bugar jika tak pernah berolahraga, dan tak mungkin menjadi kaya jika tak mau bekerja. Walaupun Allah SWT telah menentukan semuanya, tapi selama manusia itu hidup tetap harus berusaha mengubah nasibnya.

Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk paling mulia diantara makhluk-makhluk-Nya yang lain. Setiap manusia pun dikaruniai akal pikiran dan organ-organ tubuh untuk bergerak, sehingga semua potensi dalam diri yang telah diberikan Allah SWT wajib kita gunakan untuk meraih semua impian dan harapan yang kita miliki.

Dengan beriman kepada takdir dengan benar, maka ia akan senang hati untuk selalu berusaha dan berjuang dalam menjalani kehidupannya. Demi mengubah takdir muallaq menjadi lebih baik, maka kamu diharuskan untuk selalu berusaha atau ikhtiar dan terus berdoa serta tawakal dalam menunggu keputusan dari-Nya.

Karena sesungguhnya takdir Allah adalah takdir yang terbaik untuk hamba-Nya. Teman Grameds bisa membuktikannya dengan membaca buku karya Nurhasan yang berjudul Aku Yakin Takdir-Mu yang Terbaik: Ubah Musibah jadi Berkah.

Dalam bukunya, Nurhasan membuat kita melihat dengan perspektif lain untuk selalu beryukur. Datangnya cobaan, ujian, maupun musibah yang menimpa kita merupakan pengingat agar kita kembali kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, tidak ada usaha dan doa seseorang yang sia-sia. Ia pasti akan mendapatkan hasil dari usahanya. Sama halnya dengan doa, ia juga akan mendapat salah satu dari tiga kebaikan doa, yaitu antara dosa-dosanya yang diampuni, permintaannya dikabulkan, atau mendapatkan kebaikan yang disimpan baginya untuk di kemudian hari nanti.

Dengan demikian, maka tidak mutlak bahwa setiap doa yang dipanjatkan pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Setiap doa yang dipinta oleh seorang hamba kepada Allah SWT adalah sebagai kebaikan bagi dirinya sendiri. Dalam keadaan apapun, seseorang yang berdoa akan mendapatkan salah satu dari kebaikan yang telah kita sebutkan di atas.

Begitu pula ketika kita berdoa untuk mengubah takdir. Perubahan takdir yang terjadi pun tetap tertulis dalam dalam Lauh Mahfudz.

Maka dari itu, terimalah takdirmu, bertahanlah, jadikan ia teman. Pada akhirnya, kamu akan bisa melewatinya dengan baik. Perlahan mari kita belajar mencintai takdir itu melalui buku Amor Fati: Cintai Takdirmu tulisan Rando Kim.

Rando mengajak Teman Grameds untuk tabah melewati kerikil dalam takdir kita yang curam dan kasar. Selain itu, Teman Grameds juga diajak untuk Berdamai dengan Takdir melalui buku karya Sony Adams.

Sony mengajarkan kita seni meredam stres, merawat batin, dan memahami kehidupan agar lebih bahagia. Menghadapi segala hal terkait takdir secara sederhana dan lapang dada. Kemudian, membimbing Teman Grameds menuju ke tingkatan pribadi yang lebih kuat serta mawas diri.

Teman Grameds juga bisa membaca kisah inspiratif lainnya dalam novel-novel yang mengisahkan tentang takdir yang ada di Gramedia. Ketiga buku di atas pun tentunya bisa kamu temukan di Gramedia kesayangan mu atau dapat kamu cari melalui Gramedia.com.

Penulis: Indah Utami

BACA JUGA:

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien