Siapa saja seseorang yang tidak termasuk orang yang Merugi

RENUNGAN AKHIR RAMADAN

CAHAYA RAMADHAN   Apr 28, 2022  -   Diposting Oleh : Newsroom Diskominfosantik  -  Dibaca : 2.262 Kali


Oleh: Tata Jaelani (*)

Ramadan akan segera berakhir. Akankah kita menjadi orang beruntung  atau sebaliknya di bulan berkah ini. Apakah tarbiyah Ramdan sampai ke hati kita atau sebaliknya hanya sebatas dimulut tanpa ada atsar atau bekas untuk diamalkan di bulan lain setelah ditempa sebulan lamanya.

Mereka yang merayakan Idul Fitri adalah yang menempa dirinya untuk betul kembali fitrah setelah melewati serangkaian ujian dan pendidikan. Bukan seperti orang-orang merayakan lebaran yang dengan pongahnya membuat rangkaian seremoni padahal seharipun dia tidak berpuasa ini orang yang  rugi bahkan celaka berjumpa dengan Ramadan.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad, ketika Rasulullah SAW akan menaiki mimbar untuk khutbah Jum’at, pada anak tangga pertama beliau mengucapkan aamiin.

Ketika naik pada anak tangga kedua beliau juga mengucapkan aamiin, begitu juga pada anak tangga ketiga beliau mengucapkan aamiin.

Setelah selesai shalat, para sahabat kemudian bertanya, ''Wahai Rasulullah, mengapa engkau mengucapkan amin pada anak tangga pertama sampai ketiga ?”

Rasulullah SAW menjawab, “Pada anak tangga pertama aku mengucapkan amin, karena malaikat Jibril membisikkan kepada ku, celakalah dan merugilah orang yang ketika disebut namamu wahai Muhammad, dia tidak bershalawat kepadamu.”

 “Celakalah dan merugilah orang yang tinggal bersama kedua orang tuanya tetapi tidak membuatnya masuk surga.”

Dan pada anak tangga ketiga aku mengucapkan amin, karena malaikat Jibril membisikkan kepadaku,

“Celakalah dan merugilah orang yang melaksanakan ibadah shaum di bulan Ramadhan, tetapi Allah tidak mengampuni dosa-dosanya.” Lalu siapa saja golongan yang merugi di bulan Ramadan?

Berikut 5 golongan orang yang merugi di bulan Ramadan menurut Rasulullah":

1. Orang yang menganggap biasa bulan Ramadan

Tidak ada yang berbeda seperti bulan lainnya sampai Ramadhan berlalu, tentu ini sebuah kerugian yang besar, ia sama sekali tidak menganggap istimewa puasa dan merasakan manfaat bulan suci Ramadhan.

Ia juga tidak segera melakukan kebaikan padahal di bulan suci ramadhan inilah segala pahala dilipatgandakan.

Orang yang menganggap biasa bulan Ramadhan, ibarat orang yang melewatkan ghanimah (harta rampasan perang) yang tidak ternilai harganya.

2. Orang yang Tiba-tiba Berubah Alim hanya pada Bulan Ramadan

Imam Ahmad mengatakan:"Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di Bulan Ramadan saja".

Hal ini nampak pada dari perilaku tidak baik menjadi baik seperti, dari tidak berjilbab kemudian berhijab dari yang tidak shalat kemudian rajin shalat, baik yang wajib maupun sunnah.

Namun, jika nanti selesai Ramadhan manusia itu kembali berbuat maksiat kepada Allah melepas hijab dan tidak lagi ke masjid hingga meninggalkan shalat karena itu tersu berusahalah untuk tetap istiqomah dalam beramal dan berbuat kebaikan.

3. Orang yang Sebatas Menahan Lapar dan Dahaga

Golongan yang ketiga adalah orang yang hanya menahan hawa lapar dan haus saja. Ia tidak merasa bersalah dan berdosa ketika melakukan kemunkaran, menggunjing, menyebar fitnah dan menghina.

Dan pada saat ramadhan tiba, kebiasaan buruk itu tidak juga berubah sehingga Ramadhan tidak membawa pengaruh bagi kehidupannya sehari-hari.

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasa),".

4. Orang yang Tidak Memanfaatkan Waktu di Bulan Ramadan

Mereka yang tidur pada siang hari di bulan suci ramadhan serta bergadang dan melakukan hal yang sia-sia pada malam harinya itu adalah golongan yang merugi.

Seharusnya di bulan ini, disibukan dengan amal ibadah seperti sholat berjamaah, tadarus dan tadabur Al quran, berzikir, berinfaq, dan sedekah serta kebaikan lainnya.

5. Orang yang Tetap Melakukan Maksiat di Bulan Ramadan

Selama bulan Ramadan terdapat banyak amal yang jika dikerjakan akan menyebabkan mendapat ampunan dari Allah SWT seperti amal puasa.

Rasulullah SAW mengatakan:

"Siapa yang berpuasa dengan motivasi yang benar karena iman dan mengaharp ganjaran dari Allah SWT, Allah ampuni dosa-dosanya yang telah lewat,".

Demikian juga Qiyam ramadhan, Rasulullulah SAW mengatakan:

"Siapa yang shalat tarawih di bulan ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari AlLah SWT, Allah ampuni dosa-dosanya yang lewat,".

Kita masih diberi kesempatan beberapa hari lagi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, meminta ampun kepadaNya agar dosa-dosa kita diampuni dan taubat kita diterima.

Sehingga kita tidak termasuk golongan orang celaka dan merugi yakni orang yang melaksanakan ibadah shaum di bulan Ramadhan tapi Allah tidak mengampuni dosa-dosanya.

Maka kesempatan ini tidak boleh kita sia-siakan mari kita laksanakan seluruh iobadah di bulan suci yang tinggal beberapa hari lagi dengan sebaik-baiknya, melaksanakan shaum dengan sebaik-baiknya.

Shalat tarawih dengan seikhlas-ikhlasnya, membayar zakat dan lain sebagainya. Semoga Ramadan tahun ini kita bisa menjadi lebih baik lagi aamiin. (*)

(*) Pimpred Newsroom Diskominfosantik Kab Bekasi

(*) Disarikan dari berbagai sumber

KH ABDULLAH Gymnastiar yang akrab disapa Aa Gym memberikan tausyiah dalam Dakwah yang digelar Pemko Banda Aceh, Senin (3/7) di Taman Sari (Taman Bustanussalatin) Banda Aceh.

BANDA ACEH - Dai kondang, KH Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym dalam tausiahnya di Taman Sari (Taman Bustanussalatin) Banda Aceh, Senin (3/7) antara lain memaparkan ada empat golongan manusia yang tidak masuk dalam kelompok orang yang merugi. Dakwah yang digelar oleh Dinas Syariat Islam (DSI) Banda Aceh itu dihadiri ribuan warga Banda Aceh.

Dalam kesempatan itu AA Gym mengambil hikmah dari Surat Al-Ashr. Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid ini menyebutkan, dalam pandangan Islam sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali mereka yang memiliki empat ciri sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surat Al-Ashr.

Empat ciri manusia yang tidak masuk dalam golongan merugi yaitu, pertama orang yang beriman, sebab kenyakinan kepada Allah SWT merupakan sumber kebahagian. “Jangan takut soal rezeki karena sudah dijamin oleh Allah bahkan semenjak kita berada dalam kandungan ibu. Takutlah jika kita tidak jujur, korupsi, dan melakukan hal-hal buruk lainnya,” ujar AA Gym.

Kedua, manusia yang semua aktivitasnya termasuk dalam amal saleh, karena amal saleh itulah yang akan dibawa hingga mati. Ia menyebutkan, kuncinya lakukan semua kegiatan dengan ikhlas dan cara yang benar. Menurutnya, ciri-ciri orang kurang ikhlas itu sering merasa sakit hati.

Ketiga, orang yang memahami, melakukan, dan mendakwahkan kebenaran. Ia mencontohkan, saat ini sangat banyak orang yang buang sampah sembarang, hingga merokok hingga orang lain terganggu. Maka berdakwahlah dengan lemah lembut, tegas, dan santun.

Keempat yaitu bersabar, yaitu menahan dan mengendalikan diri. Sebab semua kerusakan diawali dengan ketidakmampuan manusia dalam menahan dirinya. Sehingga ia mengajak semua orang melatih kesabaran dengan shalat dan sedekah, serta hidup apa adanya. Dalam dakwah itu, dihadiri Wali Kota, Illiza Sa’aduddin Djamal, Wakil Wali Kota, Zainal Arifin, kepala SKPK, anggota DPRK, serta PNS Pemko Banda Aceh hingga masyarakat umum.(mun)

Sumber: Serambi Indonesia

Ferri Iz Mizha

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dalam bergaul dengan sesama muslim, Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah memberikan aturannya. Pertama, orang-orang muslim itu adalah bersaudara, karena itu hendaknya kita selalu berbaik sangka kepada saudara-saudara kita dan selalu berusaha berbuat baik kepada mereka. Kedua, kita tidak boleh menghina dan menjelek-jelekan orang lain, karena boleh jadi orang yang dihina itu lebih baik daripada diri kita.

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
(Al Hujurat : 10)

Dan Pada hakekatnya seorang mukmin itu memang selalu berada di antara kedua posisi, yaitu tenang saat mengingat Allah, namun di saat yang sama, selalu khawatir bahwa dirinya tidak mematuhi aturan-Nya. Karena itulah kita selalu berdo’a untuk memohon ampun kepadaNya.

Ghibah adalah perkara yang diharamkan sebagaimana dalam firmanNya, Allah telah melarangnya sebagaimana dalam kaidah ushul fikih, bahwa lafadz larangan asalnya menghasilkan hukum haram. Di antara dalil larangan ghibah adalah firman Allah ta’ala:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan jangan di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian akan merasa jijik. Bertakwalah kalian pada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.”
(Al-Hujurat : 12)

Dan Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda: “’Tahukah kalian apa itu ghibah?’ Lalu sahabat berkata: ‘Allah dan rasulNya yang lebih tahu’. Rasulullah bersabda: ‘Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci’. Beliau ditanya: ‘Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku?’ Rasulullah bersabda: ‘jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu.’”
(HR.Muslim 2589)

Sesungguhnya ada empat golongan orang yang tak merugi, yakni orang yang beriman, orang yang beramal soleh, orang-orang yang saling menasihati dalam kebenaran, dan orang yang menasihati dalam kesabaran.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.

(Al Ashr : 1-3)

Yaa Robb ijinkan kami untuk istiqamah sholat sunnah utamaMU sholat tahajud dan berbincang denganMU di 1/3 malam. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu memberikan Rahmat dan Hidayat kepada kita, serta mengijabah do’a kita.
Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA