Setelah makanan masuk ke dalam kerongkongan jelaskan apa yang terjadi dengan dinding kerongkongan

Fungsi kerongkongan sangat penting dalam sistem pencernaan. Esofagus atau kerongkongan adalah saluran yang menghubungkan tenggorokan dan lambung.

Esofagus diketahui memiliki panjang sekitar 20 sampai 21 cm, mulai dari trakea (batang tenggorok) dan memanjang sampai bagian atas lambung. Adanya kerongkongan akan mempermudah kita dalam menelan makanan. Maka dari itu, jika organ ini mengalami gangguan kita akan cenderung sulit untuk menelan makanan.

Meskipun hanya berupa saluran panjang, ternyata kerongkongan memiliki anatomi khusus yang menunjang fungsinya. Mengutip dari hellosehat.com, berikut ini beberapa anatomi penyusun kerongkongan.

1. Epiglotis

Epiglotis merupakan bagian kerongkongan yang letaknya di awal. Bagian ini menjadi penutup jalur pernapasaan saat kita menelan makanan.

Baca Juga

Bagian ini terususn atau lapisan otot yang sama dengan lapisan pada lambung dan usus. Adapun lapisan otot tersebut, seperti berikut:

a. Adventitia

Lapisan ini merupakan bagian terluar yang disusun atas jaringan ikat. Adventitia berakhir di bagian ujung kerongkongan dan berbatasan dengan lambung.

Advertising

Advertising

Pada esofagus terdapat dua macam lapsan otot. Yaitu otot yang memanjang di luar dan otot yang melingkar di bagian dalam.

c. Submukosa

Lapisan ini memiliki kelenjar yang menghasilkan lendir. Fungsi lendir ini yaitu sebagai pelumas untuk mempermudah gerakan makanan.

d. Mukosa

Mukosa merupakan lapisan paling dalam yang tersusun atas sel epitel bertingkat.

3. Sfingter

Bagian kerongkongan lainnya yaitu sfingter. Bagian ini merupakan otot bentuk cincin yang bisa membuka dan mutup. Terdapat dua jenis sfingter, yaitu sfingter atas dan bawah.

Sfingter atas berada dengan dengan tenggorokan yang menghubungkan hidung dengan mulut. Sedangkan sfingter bawah terletak pada pertemuan kerongkongan dengan lambung bagian atas.

Baca Juga

Secara umum fungsi kerongkongan adalah untuk membantu proses pencernaan. Namun ternyata fungsi dari organ ini cukup kompleks. Mengutip dari hellosehat.com, berikut beberapa fungsi dari kerongkongan.

1. Menutup Jalur Pernapasan saat Makan dan Minum

Fungsi kerongkongan yang pertama yaitu menutup jalur pernapasan saat makan dan minum. Bagian yang berperan untuk menjalankan tugas ini yaitu epiglotis.

Katup ini berguna mencegah makanan dan cairan masuk ke paru-paru. Dengan demikian, kita tidak akan tersedak saat sedang makanan atau minum.

2. Menghancurkan Makanan dan Membantu Makanan Masuk ke Lambung

Otot-otot pada kerongkongan bisa menghasiljan gerak peristaltik. Gerakan ini dapat meremas makanan dan membantu makanan terus masuk ke lambung. Gerak ini juga ditemukan di organ lain seperti usus halus dan usus besar.

3. Mencegah Makanan Kembali ke Mulut

Kerongkongan memiliki bagian bernama sfingter yang dapat mencegah makanan bergerak kembali ke mulut. Dengan demikian, makanan yang sudah masuk tidak dapat keluar lagi. Dan membuat pencernaan lebih lancar.

Baca Juga

Sama halnya dengan organ tubuh lain, kerongkongan juga bisa mengalami masalah kesehatan. Masih mengutip dari sumber yang sama, berikut ini beberapa gangguan terhadap fungsi kerongkongan yang perlu diwaspadai.

1. Akalasia

Akalasia adalah kondisi saat esofagus tidak bisa mendorong makanan atau cairan ke lambung. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kerusakan sel saraf di dinding kerongkongan.

Dalam kondisi normal, sfingter atas akan membuka saat kita menelan sesuatu dan membuat makanan atau cairan tersebut turun ke lambung. Namun pada penderita akalasia, sfingter tidak bisa menutup, sehingga makanan dan cairan terjebak di dalam kerongkongan dan tidak masuk ke lambung.

2. Esofagitis

Masalah kesehatan ini adalah sebuah peradangan atau iritasi di lapisang esofagus. Perdangan ini dapat terjadi jika asam lambung naik. Asam lambung akan mengikis lapisan kerongkongan dan menimbulkan radang serta iritasi.

Peradangan juga bisa disebabkan oleh adanya infeksi, efek obat tertentu, dan reaksi alergi. Penderita masalah kesehatan ini umumnya akan sulit menelan. Selain itu, ada juga yang merasakan gejala seperti berikut:

  • Nyeri saat menelan.
  • Nyeri dada yang parah saat makan.
  • Panas atau nyeri ulu hari akibat asam lambung naik.
  • Makanan tersangkut dalam kerongkongan.
  • Asam lambung naik hingga ke mulut.

Baca Juga

Barrett’s esophagus adalah kondisi ketika lapisan esofagus mengalami kerusakan karena terusm menerus terpapar asam lambung. Gangguan fungsi kerongkongan ini timbul sebagai komplikasi penyakit GERD dan esofagitis yang tidak disembuhkan dengan baik.

Asam lambung yang sering naik, akan menyebabkan lapisan kerongkongan menipis. Lama-kelamanaan sel dari lapisan tersebut berubah dan menjadi rusak.

Penyakit ini juga bisa meningkatkan risiko kanker esofagus. Walaupun risiko kanker tidak meningkat secara drastis, namun penderita barrett’s esophagus harus rutin menjalani perawatan medis.

4. Kanker Kerongkongan

Pembentukan kanker biasanya berawal dari sel yang menysusun lapisan dalam esofagus. Sel ini dapat mengalami mutasi DNA dan tumbuh tak terkendali hingga menyebabkan jaringan abnormal yang menyebar ke seluruh tubuh.

Penyebab gangguan fungsi kerongkongan ini belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker esofagus. Berikut uraiannya.

Baca Juga

  • Mengalami masalah kesehatan seperti asam lambung, refluks pada empedu, barrett’s esophagus, atau akalasia.
  • Kebiasaan merokok atau minum alkohol.
  • Berat badan berlebih.
  • Terlalu sering minum air panas.
  • Jarang mengkonsumsi buah dan sayur.
  • Menjalani terapi radiasi di bagian dada atau perut bagian atas.

Lihat Foto

shutterstock.com

ilustrasi sistem pencernaan

KOMPAS.com – Proses pencernaan makanan adalah serangkaian kerja tubuh untuk mengubah makanan yang dimakan menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat diserap di usus halus.

Zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam tubuh, antara lain karbohidrat, protein, dan lemak.

Sedangkan nutrisi berupa vitamin, mineral, dan air tidak mengalami proses pencernaan.

Baca juga: 9 Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan Secara Alami

Proses pencernaan makanan pada manusia dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni proses pencernaan mekanik dan kimiawi (enzimatis).

Proses pencernaan mekanik adalah proses pengubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk yang lebih kecil atau halus.

Proses itu terjadi di dalam mulut dengan bantuan gigi dan lidah.

Proses pencernaan secara mekanik juga terjadi di dalam lambung dengan bantuan gerak peristaltic dinding lambung, sehingga makanan seperti diaduk.

Sedangkan proses pencernaan kimiawi adalah proses pengubahan zat makanan dari bentuk yang kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim pencernaan.

Sebagai contoh, pengubahan protein menjadi asam amino yang dilakukan oleh enzim tripsin.

Alat-alat pencernaan makan

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan.

Di dalam tubuh, proses pengolahan makanan menjadi energi sangat bergantung pada sistem pencernaan manusia. Sistem ini tergolong kompleks, karena tubuh juga akan menyerap hasilnya untuk pertumbuhan dan perbaikan sel demi kelangsungan hidup manusia.

Sistem pencernaan manusia memungkinkan kita memperoleh nutrisi dan energi dari berbagai jenis makanan atau minuman. Keduanya diperlukan dalam proses metabolisme, perbaikan sel dan jaringan tubuh, serta menunjang aktivitas sehari-hari, seperti bergerak, bernapas, belajar, dan bekerja.

Tak hanya nutrisi dan energi, sistem pencernaan manusia juga menghasilkan limbah yang akan dikeluarkan tubuh dalam bentuk tinja (feses).

Organ-Organ dalam Sistem Pencernaan Manusia

Agar bisa diubah menjadi energi dan berbagai macam nutrisi, seperti asam amino, glukosa, dan asam lemak, makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh perlu diproses terlebih dahulu.

Berikut ini adalah beberapa organ tubuh pada sistem pencernaan manusia yang akan mengubah makanan menjadi energi dan nutrisi serta mengeluarkan zat sisa:

1. Mulut

Proses pencernaan manusia dimulai dari makanan digigit, dikunyah, dan dihaluskan di dalam mulut. Makanan yang bercampur dengan air liur akan dipecah menjadi potongan yang lebih kecil oleh gigi, sehingga menjadi lunak dan mudah ditelan.

Lidah pun berperan dalam mencampur makanan dengan air liur, mengarahkan makanan di dalam mulut agar tergigit secara merata oleh gigi, dan kemudian mendorongnya ke dalam kerongkongan untuk ditelan.

2. Kerongkongan (esofagus)

Dalam proses menelan makanan, organ sistem pencernaan manusia yang berperan adalah kerongkongan (esofagus). Kerongkongan merupakan saluran yang memiliki panjang sekitar 25 cm dan berfungsi menyalurkan makanan dan minuman dari mulut ke dalam lambung.

Di saluran ini terdapat otot berbentuk cincin yang disebut lower esophagael sphincter. Otot ini berfungsi untuk memastikan makanan atau minuman yang sudah mencapai lambung tidak kembali naik ke kerongkongan atau mulut.

3. Lambung

Setelah menerima makanan dan minuman, lambung akan mengeluarkan zat asam dan enzim untuk melanjutkan proses pencernaan. Makanan yang masuk ke lambung ini diolah menjadi cairan pekat atau berupa pasta, dan selanjutnya akan didorong menuju usus halus.

Selain memecah makanan, lambung juga akan membunuh mikroorganisme yang mungkin terdapat pada makanan atau minuman.

4. Pankreas

Dalam sistem pencernaan manusia, pankreas menghasilkan enzim yang bertugas untuk memecah nutrisi, seperti enzim lipase, protease, dan amilase. Enzim-enzim tersebut akan dilepaskan oleh pankreas dan ikut bercampur dengan enzim pencernaan dari lambung.

Enzim lipase berfungsi untuk mencena lemak menjadi asam lemak, protease untuk mencerna protein menjadi asam amino, sedangkan amilase untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa.

5. Kantung empedu

Hati atau liver merupakan penghasil cairan empedu yang peranannya sangat penting dalam sistem pencernaan manusia, yaitu memecah lemak menjadi asam lemak.

Cairan empedu ini terdiri dari kolesterol, garam empedu, bilirubin, air, serta mineral, seperti kalium dan natrium, yang disimpan di dalam kantung empedu. Ketika proses pencernaan makanan berlangsung, cairan empedu akan dialirkan ke dalam usus halus.

6. Usus halus

Makanan yang sudah menjadi pasta atau kimus (chyme) di dalam lambung akan didorong ke usus halus dengan gerakan peristaltik usus. Di usus halus, makanan akan dipecah lebih lanjut dengan bantuan enzim dari pankreas dan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati.

Usus halus sendiri terdiri atas 3 bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (bagian terakhir dari usus halus). Duodenum bertanggung jawab untuk melanjutkan proses pemecahan makanan, sedangkan jejunum dan ileum bertanggung jawab untuk proses penyerapan nutrisi ke dalam aliran darah.

7. Usus besar

Setelah nutrisi diserap oleh tubuh, semua makanan yang diproses dalam sistem pencernaan manusia akan meninggalkan sisa atau limbah yang disebut tinja (feses). Usus besar akan mendorong limbah makanan tersebut ke dalam rektum, yaitu perhentian terakhir pada saluran pencernaan.

Proses pengolahan dan pencernaan makanan hingga menjadi tinja umumnya memerlukan waktu kurang lebih 30–40 jam. Ketika rektum sudah terisi penuh dan tinja di dalamnya siap dikeluarkan melalui anus, Anda akan merasakan mulas dan muncul dorongan untuk buang air besar.

Selain mengeluarkan tinja, usus besar juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan

Beragam penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia, seperti maag, penyakit asam lambung, diare, sembelit, penyakit Crohn, atau wasir, bisa terjadi jika kesehatan saluran cerna tidak terjaga.

Gangguan sistem pencernaan ini dapat menyebabkan proses penyerapan nutrisi di dalam tubuh terganggu, sehingga meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi atau kekurangan gizi.

Oleh karena itu, Anda perlu menjaga kesehatan sistem pencernaan dengan melakukan beberapa tips berikut ini:

  • Minum air putih minimal 8 gelas per hari
  • Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian
  • Batasi konsumsi minuman beralkohol
  • Hentikan kebiasaan merokok
  • Batasi konsumsi makanan berkolesterol tinggi
  • Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung probiotik
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter

Menjaga kesehatan sistem pencernaan manusia merupakan hal yang harus Anda lakukan mulai dari sekarang. Berkat kerja sistem organ ini, Anda memperoleh nutrisi dan energi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Bila Anda masih memiliki pertanyaan seputar cara kerja sistem pencernaan manusia atau mengalami gejala gangguan pencernaan, seperti diare, mual, muntah, dan BAB berdarah, konsultasikanlah lebih lanjut dengan dokter.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA