Sering buang air besar lebih dari 5 kali disebut penyakit apa?

Jakarta - Lebih sering mondar-mandir buang air besar? Selain karena paparan bakteri dan virus, ternyata ada hal lainnya lho yang buat frekuansi buang air kamu bertambah.

Berikut adalah kemungkinan yang jadi sumber masalah pencernaanmu, dikutip dari Women's Health, Kamis (2/10/2017). Hmm apa saja ya? Cek selengkapnya di bawah ini.

1. Makan lebih sehat

Saat kamu beralih memakan makanan yang lebih sehat dari biasanya dengan konsumsi sayur dan buah yang kaya serat maka kemungkinan untuk buang air besar (BAB) lebih sering dari biasanya dapat saja terjadi, demikian disampaikan Rudy Bedford, M.D., gastroenterologis di Providence Saint John's Health Center, Santa Monica, California.

2. Infeksi perut

Entah virus atau bakteri bisa saja menginfeksi perut sehingga kamu menjadi terus menerus pergi ke kamar mandi. Jika kondisi tidak kunjung membaik hingga kotoran kamu berdarah atau sudah tidak padat lagi, segera periksakan diri ke dokter.

3. Olahraga makin sering

Olahraga meningkatkan kontraksi otot pada usus besar sehingga bekerja dua kali lebih keras dari biasanya menurut Bedford. Karena itulah saat sembelit, dokter menyarankan untuk berolahraga dengan rajin.

Baca juga: Diare Karena Gastroenteritis, Tidak Cukup dengan Minuman Elektrolit

4. Iritasi usus

Kyle Staller, M.D., gastroenterologis dari Massachusetts General Hospital mengatakan sindrom iritasi usus merupakan salah satu alasan lainnya, dan biasanya masalah ini terjadi pada wanita muda. Ciri gangguan usus ini seperti adanya rasa sakit di perut, kembung, dan kram, dan juga diare.

5. Stres

"Banyak orang yang jadi lebih sering bab karena sedang stres," ujar Staller. Ya, buang air besar memang bisa dipicu karena adanya rasa stres. Jika kamu merasa banyak pikiran, alihkan dengan sedikit meditasi dan yoga.

6. Mendekati menstruasi

Perubahan hormon progesteron pada siklus haid dapat mempengaruhi seberapa sering seorang wanita buang air besar dan menurut Staller ini adalah hal yang normal terjadi.

Baca juga: Pengobatan yang Tepat untuk Diare (up/up)

Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda buang air besar (BAB) lebih dari dua sampai tiga kali dalam sehari, setiap hari? Jika ya, maka Anda harus coba untuk belajar tentang sindrom iritasi usus (IBS).

Meskipun itu masih dalam batas normal, namun Anda tetap harus khawatir. Apalagi jika digabungkan dengan gejala lain seperti kelelahan.

IBS adalah gangguan di mana usus besar dipengaruhi dengan radang, sehingga menimbulkan sejumlah gejala termasuk diare. Jika tidak diobati, IBS dapat menyebabkan penyakit serius.

Berikut ini beberapa fakta tentang IBS, dan Anda harus mengetahuinya, dilansir laman Boldsky, Rabu (5/10/2016).

Fakta 1

Penyebab sindrom iritasi usus tidak begitu jelas, biasanya didiagnosis berdasarkan tingkat gejala keparahan.

Fakta 2

Faktanya adalah gangguan IBS berkaitan dengan gaya hidup, yang berarti orang-orang yang terkena dampak harus memperbaiki kebiasaan sehari-hari dan dietnya.

Fakta 3

Beberapa gejala utama dari sindrom iritasi usus adalah nyeri perut, kembung, diare, dan sembelit.

Fakta 4

Tidak seperti jenis biasa diare, orang dengan IBS mengalami dorongan untuk mengeluarkan tinja pada interval yang berulang, yang polanya diikuti setiap hari.

Fakta 5

Fakta lainnya adalah orang yang mengalami IBS akan mengeluarkan tinjanya setelah makan atau minum sesuatu.

Fakta 6

Bagi orang yang menderita IBS akan kehilangan banyak nutrisi dari tubuh, yang menyebabkan kelelahan.

Fakta 7

Sebuah studi penelitian telah menemukan bahwa orang yang menderita kecemasan lebih rentan terhadap sindrom iritasi usus besar.

Fakta 8

Bagi orang yang menderita IBS cenderung untuk mengeluarkan tinjanya tapi tak bisa. Itu menyebabkan ketidaknyamanan perut.

Fakta 9

Meskipun IBS dapat disembuhkan, gejala dapat dikontrol dengan diet dan pola gaya hidup sehat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

“Jika kamu mengalami BAB cair atau diare, cobalah perhatikan lebih jauh gejalanya. Sebab, bisa jadi kondisi tersebut merupakan tanda diare yang disebabkan oleh masalah kesehatan lain. Misalnya seperti intoleransi laktosa hingga Irritable Bowel Syndrome (IBS) yang menyerang kinerja otot usus besar.”

Halodoc, Jakarta - Diare adalah masalah yang umum dialami oleh masyarakat Indonesia. Diare ditandai dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang meningkat, serta feses yang cair. Meski begitu, ternyata BAB cair tidak selalu menjadi tanda diare biasa, lho. Ada masalah pencernaan lainnya yang juga ditandai dengan BAB cair. 

Namun, karena diare adalah masalah pencernaan yang cukup sering dialami oleh orang Indonesia, akibatnya BAB cair pun sering diidentikkan dengan diare. Lantas, kira-kira apa saja penyebab dari BAB cair selain diare biasa? Yuk, simak infonya di sini! 

Perbedaan Antara Diare Biasa dan BAB Cair yang Perlu Diwaspadai 

Sebelum membahas apa saja penyebab BAB cair selain diare biasa, penting untuk terlebih dahulu mengetahui perbedaan diare biasa dan BAB cair yang perlu kamu waspadai. Definisi diare menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah ketika frekuensi buang air besar cair mencapai tiga kali atau lebih dalam sehari, atau frekuensi BAB lebih sering dari biasanya.

Penting untuk diingat, frekuensi BAB lebih dari tiga kali, tapi feses masih padat bukan merupakan gejala diare. Feses bayi menyusui yang cenderung lembek juga tidak menandakan serangan diare. 

Penyebab diare sendiri adalah infeksi bakteri, virus, dan organisme parasit di dalam sistem pencernaan kita. Penyebarannya bisa dari air yang terkontaminasi oleh feses, atau kebersihan makanan yang kurang terjaga. Bakteri yang umumnya menyebabkan diare adalah Escherichia coli, Campylobacter, Salmonella, and Shigella

Sementara itu, kondisi BAB cair biasanya disertai gejala lain, seperti sakit perut, mual, hingga muntah-muntah pada kasus tertentu. Jika kamu mengalami gejala tersebut, belum tentu kamu terserang diare biasa. 

Ini Penyebab BAB Cair Selain Diare yang Perlu Diwaspadai

Selain sebagai tanda diare, BAB cair juga merupakan gejala atau akibat dari kondisi berikut.

1. Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan yang disebabkan karena ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa akibat kurangnya enzim laktase. Enzim laktase sendiri diproduksi oleh sel-sel usus halus bernama enterosit. Seseorang yang memiliki intoleransi laktosa akan memiliki BAB cair ketika mengonsumsi makanan yang memiliki laktosa, seperti susu sapi dan produk turunannya.

2. Efek Samping Obat

Ada kalanya obat menimbulkan efek samping diare. Tapi diare ini bukanlah diare biasa yang disebabkan oleh bakteri, melainkan sebagai efek samping dari obat yang sedang dikonsumsi. Beberapa jenis obat yang memicu diare adalah antasida yang mengandung magnesium, atau lebih dikenal sebagai obat maag. Antibiotik tertentu, seperti antibiotik golongan penisilin, cephalosporin dan fluorokuinolon juga memicu efek samping diare. Pengobatan kanker juga ada yang memicu diare.

3. Hipertiroidisme 

Hipertiroidisme adalah kondisi ketika seseorang memiliki kadar hormon tiroid yang tinggi dalam tubuh, sehingga memengaruhi metabolisme tubuh. Metabolisme tubuh makin cepat akibat tingginya hormon tiroid. Kondisi ini bisa berpengaruh pada sistem pencernaan dan menyebabkan BAB cair.

4. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

BAB cair dengan frekuensi tinggi juga bisa jadi salah satu gejala dari Irritable Bowel Syndrome atau IBS. IBS adalah penyakit pencernaan jangka panjang yang menyerang kinerja otot usus besar. Usus besar sendiri berfungsi untuk menyerap air dari sisa makanan yang tidak bisa dicerna usus halus. Ia juga berkontraksi untuk mendorong sisa makanan tersebut untuk keluar.

Pengidap IBS memiliki kontraksi otot usus besar yang tidak normal. Ada dua kemungkinan, kemungkinan pertama, kontraksi otot besar terlalu lambat atau lemah, sehingga pengidap IBS sering mengalami sembelit atau konstipasi. Kemungkinan kedua, kontraksi otot terlalu sering dan menyebabkan diare.

Nah, itulah penjelasan mengenai BAB cair yang bisa jadi bukan merupakan diare biasa. Jika kamu mengalami diare, cobalah perhatikan lebih jauh gejalanya, karena bisa jadi kondisi tersebut merupakan tanda diare yang disebabkan oleh masalah kesehatan lain. Misalnya seperti intoleransi laktosa hingga Irritable Bowel Syndrome (IBS) yang menyerang kinerja otot usus besar. 

Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar diare, kamu bisa tanya dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur chat/video call secara langsung. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download Halodocsekarang! 

Referensi: 

WHO.int. Diakses pada 2022. DiarrhoeaNIDDK. Diakses pada 2022. Symptoms & Causes of DiarrheaMedical News Today. Diakses pada 2022. What are the causes of loose stools?Healthline. Diakses pada 2022. What’s Causing My Liquid Bowel Movements?Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Lactose intolerance

Gejala penyakit apa jika sering buang air besar?

Sering buang air besar atau diare adalah gejala kunci dari sindrom iritasi usus besar. Ketika hal ini terjadi, otot di dalam usus berkontraksi lebih sering dari seharusnya. Penderitanya juga akan merasakan kram otot di area perut. Padahal, seharusnya ketika usus besar berkontraksi dengan normal, ritmenya teratur.

Kenapa buang air besar sehari 5 kali?

Keluhan yang anda alami kemungkinan termasuk kedalam gejala dari IBS atau Irritable Bowel Syndrome. Irritable bowel syndrome (IBS) adalah salah satu jenis gangguan pada sistem pencernaan yang menyerang usus besar dan termasuk kedalam penyakit kronis.

Apa penyebab sering buang air besar terus menerus?

Mulai Mengonsumsi Makanan Lebih Sehat Mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan berserat bisa menjadi penyebab kamu lebih sering buang air besar dibanding biasanya. Hal ini bisa jadi tanda bahwa tubuhmu bekerja dengan lebih sehat dan mencoba mencerna semua sayur dan serat yang masuk dalam tubuh.

Bagaimana cara mengatasi buang air besar terus menerus?

Simak daftarnya di bawah ini..
Minum banyak cairan. Banyak yang menyepelekan masalah pencernaan satu ini. ... .
Makan makanan sehat rendah serat. ... .
Mengonsumsi minuman, makanan, atau suplemen probiotik. ... .
4. Hindari makanan yang membuat diare makin parah. ... .
Minum teh chamomile. ... .
6. Makan dalam porsi kecil. ... .
7. Minum obat diare..