Selama mengkartel harus diberi minyak pelumas tujuannya untuk

Kegiatan produksi pada bengkel manufaktur terutama pada proses pembubutan, penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) di lingkungan kerja seharusnya sudah menjadi keasadaran diri yang harus dilaksanakan tanpa adanya peringatan dan bahkan paksaan dari siapapun. Karena pada dasarnya penerapan K3L di lingkungan kerja secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada diri sendiri, orang disekitarnya, mesin, peralatan dan lingkungan kerja sehari-hari. Dengan demikian, apabila K3L diterapkan dengan penuh kesadaran akan berdampak positif dan jika tidak akan berdampak negatif terhadap diri sendiri dan lingkungan kerja.

Terdapat beberapa kegiatan standar yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan terkait penerapan K3L pada saat melakukan proses pembubutan, diantaranya:

a) Yang harus dilakukan

Kegiatan yang harus dilakukan terkait penerapan K3L pada saat proses pembubuatan diantaranya:

 Menggunakan Pakaian Kerja

Untuk menghindari baju dan celana harian terkena kotoran, oli dan benda-benda lain pada saat melakukan proses pembubutan, operator harusmenggunakan pakaian kerja yang standar sebagaimana terlihat pada (Gambar 2.205).

80 Teknik Permesinan Bubut 2 Gambar 2. 74 Penggunakan pakaian kerja yang standar pada

saat proses pembubutan  Menggunakan Kaca Pengaman (Safety Glasses)

Untuk menghindari mata terkena atau kemasukan tatal/beram pada saat proses pembubutan, maka selama melakukan pemotongan harus menggunakan kaca mata yanag sesuai standar keselamatan kerja (Gambar 2.206)

Gambar 2. 75 Menggunaan kaca mata yang standar pada saat proses pembubutan

SMK Kelas XI Semester 2 81  Menggunakan Sepatu Kerja

Pada saat melakukan proses pembubutan, tidak bisa dihindari adanya chip/beram yang berserakan dilantai akibat dari hasil pemotongan. Selain itu ada kemungkinan benda/alat atau perlengkapan lain terjatuh dari atas dan juga oli yang berceceran. Maka dari itu, pada saat melakukan proses pembubutan harus menggunakan sepatu kerja sesuai standar yang berlaku (Gambar 2.207).

Gambar 2. 76 Menggunakan sepatu kerja yang standar pada saat proses pembubutan

 Menggunakan Alat Penarik Beram

Proses pembubutan akan mengsilkan potongan tatal/beram. Hasil potongaan yang melilit pada benda kerja, apabila dianggap perlu untuk menghilangkannya harus menggunakan alat penarik beram agar tangan tidak terluka (Gambar 2.208).

82 Teknik Permesinan Bubut 2 b) Yang tidak boleh dilakukan

Kegiatan yang tidak boleh dilakukan pada saat proses pembubuatan diantaranya:

 Menempatkan Peralatan Kerja Yang Tidak Aman

Agar semua peralatan aman dan mudah diambil pada saat akan digunakan, perlatan harus diletakkan dan ditempatkan pada posisi yang aman dan ditata dalam penempatannya. Penempatan peralatan sebagaimana (Gambar 2.209), sangat tidak dibenarkan karena peralatan rawan akan terjadinya kerusakan akibat saling berbenturan atau mudah terjatuh.

Gambar 2. 78 Penempatkan peralatan kerja yang tidak aman  Meninggalkan Kunci Cekam Pada Mulut Pengencang Cekam

Mesin Setelah Melepas Benda Kerja

Menempatkan kunci cekam pada mulut pengencang cekam setelah melepas benda kerja (Gambar 2.210), adalah kegiatan yang sangat membahyakan bagi operator dan orang-orang yang ada disekitarnya, karena apabila mesin dihidupkan sedangkan kunci cekam masih menempel di mulut kunci cekam mesin, kunci cekam akan terlempar dengan arah yang tidak jelas sehingga dapat mengenai siapa saja yang ada disekitarnya.

SMK Kelas XI Semester 2 83 Gambar 2. 79 Menempatkan kunci cekam pada mulut

pengencang cekam setelah melepas benda kerja  Berkerumunan Disekirtar Mesin Bubut Tanpa Alat Pelindung

Berkerumunan disekirtar mesin bubut tanpa alat pelindung adalah salah satu kegitan yang sangat membahayakan, karena rawan terjadi kecelakaan akibat loncatan tatal/beram atau perlengkapan mesin bubut yang terjatuh (Gambar 2.211)

Gambar 2. 80 Bekerumunan disekirtar mesin bubut yang sedang beroperasi, tanpa menggunakan pakaian kerja dan alat

84 Teknik Permesinan Bubut 2  Membiarkan air Pendingin dan Tatal/Beram Berserakan di Lantai Dengan membiarkan air pendingan dan tatal berserakan dilantai (Gambar 2.212), akan mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Misalnya lantai jadi licin sehingga orang yang lewat mudah terjatuh dan tatalnya dapat mengakibatkan orang yang lewat terluka kakinya. Selain itu dilarang keras bekas air pendingin dibuang sembarangan, karena campuran air pendingin mengandung bahan kimia yang berbahaya.

Gambar 2. 81 Membiarkan air pendingan dan tatal berserakan  Menggunakan Sarung Tangan Pada Saat Melakukan

Pembubutan

Menggunakan sarung tangan pada saat melakukan pembubutan, juga sangat tidak dianjurkan. Karena jika menggunakan sarung tangan kepekaan tangan jadi berkurang, sehingga dalam melakukan pengukuran hasil pembubutan kurang sensitif (Gambar 2.213), dan juga tangan jadi kuarang peka terhadap kejadian-kejadian lainnya yang dapat mengakibatkan tangan rawan terjadi kecelakaan.

SMK Kelas XI Semester 2 85 Gambar 2. 82 Menggunakan sarung tangan pada saat melakukan

pembubutan

 Membuang Tatal/Beram Bersama Jenis Sampah Lainnya

Kegiatan membuang tatal/beram hasil pembubutan bersama-sama jenis sampah lainnya sangatlah tidak dianjurkan (Gambar 2.214), karena demi kesehatan lingkungan sampah jenis organik dan an-organik seharusnya dibedakan sehingga pengolahan akhirnya lebih mudah

Gambar 2. 83 Membuang tatal/beram, besama jenis sampah lainnya

86 Teknik Permesinan Bubut 2 2.3.3 Rangkuman

Pemasangan pahat bubut:

Persyaratan utama dalam melakukan proses pembubutan adalah, pemasangan pahat bubut ketinggiannya harus sama dengan pusat senter. Persyaratan tersebut harus dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi perubahan geometri pada pahat bubut yang sedang digunakan.

Pembubutan Permukaan Benda Kerja (Facing):

Persyaratan yang harus dilakukan pada saat membubut permukaan diantarannya, pertama: benda kerja berukuran pendek dapat dilakukan pencekaman langsung dengan cekam mesin, kedua: untuk pemasangan benda kerja yang memiliki ukuran tidak terlalu panjang, disarankan pemasangannya ditahan oleh senter putar/tetap, dan ketiga: untuk benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang dan pada prosesnya tidak mungkin dipotong-potong terlebih dahulu, maka pada saat membubut permukaan harus ditahan dengan penahan benda kerja yaitu steady rest. proses pembubutan permukaan benda kerja dapat dilakukan dari berbagai cara yaitu:

 Membubut permukaan benda kerja dengan start pahat bubut dari sumbu senter  Membubut permukaan benda kerja dengan start pahat bubut dari luar bagian

kiri benda kerja.

Pembubutan/Pembuatan Lubang Senter:

Untuk menghindari terjadinya patah pada ujung mata sayat bor senter akibat kesalahan prosedur, ada beberapa persyaratan dalam membuat lubang senter pada mesin bubut selain yang dipersyaratan sebagaimana pada saat meratakan permukaan benda kerja yaitu penonjolan benda kerjanya tidak boleh terlalu panjang dan untuk benda kerja yang berukuran panjang harus ditahan dengan penahan benda kerja (steady rest), persyaratan lainnya adalah:

 Sumbu senter spindel mesin harus satu sumbu dengan kepala lepas

 Permukaan benda kerja sebelum dibuat lubang senter harus benar-benar rata terlebih dahulu atau dilakukan pembubutan muka atau

 Putaran mesin bubut pada saat pembuatan lubang senter bor harus sesuai ketentuan yaitu, selain besarnya putaran mesin harus sesuai dengan perhitungan arah putarannya tidak boleh terbalik (putaran mesin harus berlawanan arah jarum jam)

SMK Kelas XI Semester 2 87

Pembubutan Lurus:

Proses pemembubutan rata/lurus, ada beberapa cara pemegangan atau pengikatannya yaitu tergantung dari ukuran panjangnya benda kerja diantranya:

 Pengikatan benda kerja yang berukuran relatif pendek, dapat dilakukan dengan cara langsung diikat menggunakan cekam mesin.

 Pengikatan benda kerja yang berukuran relatif panjang, pada bagian ujung yang menonjol keluar ditahan dengan senter putar

 Pengikatan benda kerja yang berukuran realatif panjang yang dikawatirkan akan terjadi getaran pada bagian tengahnya, selain pada bagian ujung benda kerja yang menonjol keluar ditahan dengan senter putar, juga pada bagian tengahnya harus ditahan dengan penahan benda kerja/steady ress

 Pengikatannnya dengan cara ditahan diantara dua senter Pembubutan Tirus (Taper):

Pembubutan tirus dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:

 Pembubutan tirus yang pendek ukurann panjangya dengan cara membentuk pahat bubut

 Pembubutan tirus yang sedang ukuran panjangnya dengan cara menggeser eretan atas

 Pembubutan tirus bagian luar yang relatif panjang ukurannya dengan menggeser kedudukan kepala lepas

 Pembubutan tirus bagian luar/dalam yang relatif panjang ukurannya dengan menggunakan perlengkapan tirus/taper attachment

Pelaksanakan pembubutan tirus, terdapat beberapa macam standar ketirusan yang dapat dijadikan sebagai acuan diantaranya:

 Tirus Mandril (Mandrel Taper)  Tirus Morse (Morse Tapers – Tpm)

 Tirus Brown Dan Sharp (Brown Dan Sharp Tapers – B&S)

 Tirus Jarno (Jarno Tapers)  Tirus Jacobs (Jacobs Tapers)  Tirus BT (BT Tapers)

88 Teknik Permesinan Bubut 2

Pembubutan Alur (Groove):

Sesuai dengan fungsinya bentuk alur ada tiga jenis yaitu: berbentuk kotak, radius, dan V. Fungsi alur pada sebuah benda kerja adalah, pertama: untuk pembubutan alur pada poros lurus, berfungsi memberi kebebasan/space pada saat benda kerja dipasangkan dengan elemen/komponen lainnya atau memberi jarak bebas pada proses penggerindaan terhadap suatu poros; kedua: untuk pembubutan alur pada ujung ulir, tujuannya agar baut/mur dapat bergerak penuh sampai pada ujung ulir

Pembubutan Bentuk (Profil):

Pembubutan profil adalah proses pembubutan untuk membentuk permukaan benda kerja dengan bentuk sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Dalam membentuk permukaan benda kerja dapat dilakukan dengan cara mengatur gerakan pahat secara manual atau menggerakkan pahat secara otomatis dengan menggunakan perlengkapan bubut copy dan cara lainnya adalah dengan membentuk pahat bubut yang akan digunakan sesuai bentuk yang diinginkan

Pemotongan Pada mesin Bubut (Cutting off):

Ada beberapa persyaratan umum yang harus dilakukan pada proses pemotongannya diantaranya: menggunakan pahat potong yang standar geometrinya, pemasangan benda kerja harus kuat dan tidak boleh terlalu menonjol keluar dari rahang cekam untuk benda kerja yang berukuran pendek, pemasangan pahat potong harus kuat dan tidak boleh terlalu menonjol keluar dari dudukannya, gunakan putaran mesin antara 1/4 s.d 1/3 putaran normal, bagian yang akan dipotong harus sedikit lebih lebar dibandingkan dengan lebar mata pahatnya agar pahat tidak terjepit, dan untuk pemotongan benda yang berukuran panjang boleh menggunakan penahan senter putar dengan catatan mengikuti prosedur yang benar.

Pembubutan Ulir Pada Mesin bubut:

Pembuatan ulir dengan jumlah banyak atau produk masal, pada umunya dilakukan atau diproses dengan cara diantaranya: diroll, dicetak, dipress dan diproses pemesinan dengan mesin yang desainnya hanya khusus digunakan untuk membauat ulir sehingga prosesnya cepat dan hasilnya presisi.

SMK Kelas XI Semester 2 89  Bagian-bagian ULir

Pada Ulir terdapat beberapa bagian yang dengan peristilahan nama tertentu diantaranya, pada bagian lingkaran ulir terdapat gang (pitch-P) dan kisar (lead-L). Pengertian “gang” adalah jarak puncak ulir terdekat dan pengertian “kisar” adalah jarak puncak ulir dalalam satu putaran penuh. Bila dilihat dari jumlah uliranya, jenis ulir dapat dibagi menajadi dua jenis yaitu: ulir tunggal (Single thread) dan ulir ganda/majemuk (Multiple thread). Disebut ulir tunggal apabila dalam satu kali keliling benda kerja hanya terdapat satu alur ulir dan disebut ulir ganda/majemuk jika mempunyai lebih dari satu alur ulir dalam satu keliling lingkaran.

Selain itu ulir juga memiliki standar nama ukuran yang baku, diantaranya diameter terbesar atau nomilal (mayor diameter), diameter tusuk (pitch diameter) dan diameter terkecil atau diameter kaki (minor diameter). Nama ulir bagian luar dan ulir bagian dalam dapat dilihat pada

 Standar Ulir Untuk Penggunaan Umum

Macam-macam standar ulir untuk penggunaan umum diantaranya: - Metrik V Thread Standard

Jenis ulir Metrik V Thread Standard atau biasa disebut ulir segitiga metrik, adalah salah satu jenis ulir dengan satuan milimeter (mm) dengan total sudut ulir sebesar 60º. Selain itu ulir metrik memiliki kedalaman ulir baut (luar) 0,61P dengan radius pada dasar ulirnya 0,7 P dan kedalaman ulir murnya (dalam) 0,54 P dengan radius pada dasar ulirnya 0,07 P.

Untuk operasional dilapangan, penulisan ulir metrik diberi lambang M yang disertai diameter nominal dan gang/kisar ulirnya. Misalnya M 12x1,75 artinya: standar ulir mertrik dengan diameter nominal 12 mm dan gang/kisarnya 1,75 mm.

- British Standard Whitworth Thread (BSW)

Jenis ulir British Standard Whitworth Thread (BSW) atau biasa disebut ulir standar whitwhorth, adalah salah satu jenis ulir dengan satuan inchi (1 inchi= 1mm) dengan total sudut ulir sebesar 55º, kedalaman ulir total 0,96 P, kedalaman ulir riil 0,64 dan pada dasar dan puncak ulirnya memiliki radius 0,137 inchi.

Untuk operasional dilapangan, penulisan ulir whitworth diberi lambang BSW atau W yang disertai diameter nominal dan gang/kisar ulirnya. Misalnya W 1/2x14 artinya: standar ulir whitworth dengan diameter nominal 1/2 inchi dan gang/kisarnya 14 sepanjang satu inchi.

90 Teknik Permesinan Bubut 2 - British standard Fine Thread (BSF)

Jenis ulir British standard Fine Thread (BSF), memiliki satuan dan profil yang sama dengan jenis ulir standar whitwhorth yaitu memiliki total sudut ulir sebesar 55º, kedalaman ulir total 0,96 P, kedalaman ulir riil 0,64 dengan pada dasar dan puncak ulirnya 0,1

- Unified National Coarse Thread (UNC)

Jenis ulir Unified National Coarse Thread (UNC), memiliki total sudut 60º dengan kedalaman ulir baut (luar) 0,614 P dan kedalaman ulir murnya (dalam) 0,54 P.

- Unified National Fine Thread (UNF)

Jenis ulir Unified National Fine Thread (UNC) memiliki profil yang sama dengan Jenis ulir Unified National Coarse Thread (UNC), perbedaannya kisar ulirnya lebih halus.

- British Association Thread (BA)

Jenis ulir British Association Thread (BA) atau bisa disebut ulir bola, memiliki total sudut 47,5º dengan kedalaman ulir 0,6 P dan radius pada ujung ulir memiliki radius 0,18 P

Macam-macam standar ulir untuk penggunaan umum diantaranya: - Square Thread Form

Jenis ulir Square Thread Form atau biasa disebut ulir segi empat, adalah salah satu jenis ulir dengan bentuk ulirnya segi empat dengan bentuk sudut yang siku - Acme Trhead Form

Jenis ulir acme trhead form atau biasa disebut ulir Acme, adalah salah satu jenis ulir dengan bentuk ulirnya trapesium dan sudut ulirnya 29º dan lebar puncak ulirnya 0,37 P

- Metrik ISO Trapezoidal Tread

- Jenis ulir metrik iso trapezoidal tread atau biasa disebut ulir trapesium, adalah salah satu jenis ulir dengan bentuk ulirnya trapesium dan sudut ulirnya 30º - Batres Tread

Jenis ulir Batres Tread atau biasa disebut ulir gergaji terdapat dua jenis yaitu, pertama: ulir gergaji dengan sudut total ulirnya 45º dan kedalaman ulirnya 0,75 P, kedua: ulir gergaji dengan sudut total ulirnya 50º dan kedalaman ulirnya sama yaitu 0,75 P

SMK Kelas XI Semester 2 91  Teknik Dasar Pembubutan ULir Segitiga

Beberapa teknik yang mendasari proses pembubutan ulir tersebut diantaranya: - Metoda Pemotongan Ulir Segitiga

Metoda Pemotongan ulir pada mesin bubut dapat dilakukan dengan tiga cara diantaranya:

 Pemotongan tegak lurus terhadap sumbu (dengan eretan lintang)  Pemotongan miring dengan menggeser eretan atas

 Pemotongan Zig-zag/bervariasi - Arah Pemotongan Ulir

Arah pemotongan ulir tergantung dari jenis ulirnya yaitu ulir kiri atau kanan. Apabila jenis ulirnya kanan, arah pemotongan ulirnya dimulai start awal dari posisi ujung benda kerja bagian kanan, dan untuk ulir kiri, arah pemotongan ulirnya dimulai start awal dari posisi ujung benda kerja bagian kiri

- Kedalaman Pemotongan Ulir

Kedalaman ulir segitiga jenis metris untuk baud (ulir luar) kedalamannya sebesar “0,61 mm x Kisar”, dan untuk murnya (ulir dalam) kedalamannya sebesar “0,54 mm x Kisar”. Ketentuan lain sebelum melakukan pemotongan ulir adalah, kurangi diameter nominal ulir sebesar 1/10.K atau d ulir = D nomina l x 1/10 K.

- Proses Pemotongan ULir Segitiga

Proses pemotongan ulir segitiga pada mesin bubut dapat menggunakan dua jenis pahat ulir yaitu pahat ulir mata potong tunggal atau majemuk.

Pengeboran Pada Mesin Bubut:

Persyaratan pengeboran pada mesin bubut diantarannya:

 Penonjolan benda kerjanya tidak boleh terlalu panjang, dan untuk benda kerja yang berukuran panjang harus ditahan dengan penahan benda kerja (steady

rest).

 Senter kepala lepas harus disetting kelurusannya/kesepusatannya terlebih dahulu dengan sumbu senter spindel mesin yang berfungsi sebagai dudukan atau pemegang benda kerja.

 Permukaan benda kerja sebelum dibuat lubang bor harus dibuat lubang pengarah dengan bor senter

 Selain besarnya putaran mesin harus sesuai dengan perhitungan, arah putarannya tidak boleh terbalik (putaran mesin harus berlawanan arah jarum jam)

92 Teknik Permesinan Bubut 2

Pembubutan Diameter Dalam (Boring):

Untuk menghindari terjadinya getaran pada proses pembubutan diameter dalam, ada beberapa persyaratan teknis yang harus dilakukan diantaranya:

 Pemasangan pahat bubut dalam harus kuat dan setinggi senter.

 Penonjolan benda kerjanya tidak boleh terlalu panjang, dan untuk benda kerja yang berukuran panjang harus ditahan dengan penahan benda kerja (steady

rest).

 Sebelum dilakukan pembubutan lubang harus dilakukan pembuatan lubang awal terlebih dahulu

 Selain besarnya putaran mesin harus sesuai dengan perhitungan, arah putaran harus disesuaikan dengan posisi mata sayat pahat dalamnya

Mengkartel Pada Mesin Bubut:

Mengkartel pada mesin bubut adalah proses pembuatan alur/gigi melingkar pada bagian permukaan benda kerja dengan tujuannya agar permukannya tidak licin pada saat dipegang oleh tangan. Bentuk/profil hasil hasil pengkartelan akan mengikuti jenis katertel yang digunakan. ada yang belah ketupat, dan ada yang lurus tergantung gigi kartelnya.

 Menetukan Putaran Mesin dan Diameter Benda Kerja

Untuk menentukan putaran mesin pada saat mengkartel, gunakan putaran kurang-lebih “¼” dari putaran normal atau n kartel = ¼ x n normal , dengan tujuan agar supaya roll dan porosnya tidak mendapat beban yang berat dan terjadi gesek yang tinggi. Untuk mengurangi terjadinya gesekan antara roll dan poros, berikan pelumasan sebelum katel digunakan.

 Menentukan Diameter Benda Kerja

Untuk mendapatkan diameter kartel sesuai dengan ukuran yang diharapkan, sebelum dikartel diameter benda kerja terlebih dahulu dikurangi sebesar ±1/3÷1/2 kali kisar kartel atau D kartel = D - (1/3 x Kisar kartel ). Hal ini dapat terjadi karena benda kerja akan mengembang pada saat dikartel. Dan jangan

SMK Kelas XI Semester 2 93

Penerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Pada Proses Pembubutan:

Terdapat beberapa kegiatan standar yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan terkait penerapan K3L pada saat melakukan proses pembubutan, diantaranya:

 Yang harus dilakukan

Kegiatan yang harus dilakukan terkait penerapan K3L pada saat proses pembubuatan diantaranya:

- Menggunakan baju kerja dan sepatu kerja - Menggunakan kaca pengaman (safety glasses)

- Menggunakan alat penarik, pada sat menarik tatal/beram yang melilit  Yang Tidak Boleh dilakukan

Kegiatan yang tidak boleh dilakukan pada saat proses pembubuatan diantaranya: - Menempatkan peralatan kerja yang tidak aman

- Meninggalkan kunci cekam pada mulut pengencang cekam mesin setelah melepas benda kerja

- Berkerumunan disekitar mesin bubut tanpa alat pelindung keselamatan kerja - Membiarkan air pendingin dan tatal/beram berserakan di lantai

- Menggunakan sarung tangan pada saat melakukan pembubutan - Membuang tatal/beram bersama-sama jenis sampah lainnya

94 Teknik Permesinan Bubut 2 2.3.4 Tugas

1. Jelaskan dengan singkat cara pembutan permukaan dan sebutkan jenis peralatan yang digunakan!

2. Jelaskan dengan singkat cara pembutan lurus dan sebutkan jenis peralatan yang digunakan!

3. Jelaskan dengan singkat cara pembutan tirus dan sebutkan jenis peralatan yang digunakan!

4. Sebutkan macam-macam standar ketirusan dan jelaskan penggunaannya 5. Pembubutan tirus dengan diketahui: D= 50 mm, d= 44 mm, panjang ketirusan l

= 58 mm. Berapa penggeseran eretannya?

6. Jelaskan dengan singkat cara pembutan alur dan sebutkan jenis peralatan yang digunakan!

7. Jelaskan dengan singkat cara pembutan bentuk dan sebutkan jenis peralatan yang digunakan!

8. Jelaskan dengan singkat cara pemotongan pada mesin bubut dan sebutkan jenis peralatan yang digunakan!

9. Jelaskan dengan singkat bagian-bagian ulir secara umum! 10. Ada beberapa standar ulir, sebuatkan dan jelaskan dimensinya!

11. Metoda pemotongan ulir ada tiga cara, sebutkan dan jelaskan cara pembuatannya!

12. Jelaskan pengertian lambang ulir M 12x1,75! 13. Jelaskan pengertian lambang ulir W 15/8x16!

14. Bila dilihat dari bentuknya, jenis ulir ada beberapa macam. Sebutkan minimal empat buah!

15. Jelaskan dengan singkat cara pembubutan diameter dalam dan sebutkan jenis peralatan yang digunakan!

16. Jelaskan dengan singkat cara mengkartel pada mesin bubut

17. Pada proses pembubutan harus menerapkan K3L. Jelaskan apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh dilkukan pada saat melakukan proses pembubutan!

18. Sebutkan minimal empat buah standar ulir!

19. Metode pemotongan ulir ada tiga, sebutkan dan jelaskan!

20. Bila diketahui jenis ulir M12x1,75. Berapa besar kedalaman penguliran pada saat pembuatan ulir luar/baut dan ulir dalam/mur?

SMK Kelas XI Semester 2 95 2.3.5 Tes Formatif

Pilihan Ganda:

Jawablah soal dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan memberi tanda (X).

1. Perubahan geometri pahat bubut akibat lebih rendah pusat dengan sumbu senter pada saat pembubutan muka, permukaan hasil pembubutan akan menjadi...

a. Cembung b. Cekung c. Menonjol d. Menyudut

2. Proses pembubutan permukaan yang memilki ukuran relatif panjang pada ujungnya harus ditahan dengan...

a. Follow rest b. Steady rest c. Senter putar d. Cekam mesin

3. Yang termasuk fungsi pembuatan lubang senter bor adalah.... a. Penagarah pahat bubut

b. Pengarah benda kerja c. Penahan benda kerja d. Pengarah pengeboran

4. Salah satu persyaratan sebelum melakukan pembuatan lubang senter adalah.. a. Permukaan benda kerja rata

b. Ketinggian benda kerja setinggi senter c. Putaran mesin serah jarum jam

d. Putaran mesin berlawanan jarum jam

5. Pembubuatan lurus di antara dua senter, jika senter tetap dan senter kepala lepasnya tidak sepusat, akan berakibat....

a. Pembubutan tirus hasilnya tirus b. Pembubutan tirus hasilnya lurus c. Pembubutan lurus hasilnya lurus d. Pembubutan lurus hasilnya tirus

6. Membubut tirus dengan memiringkan/menggeser eretan atas, rumus yang dapat digunakan adalah…. a. tg α = b. tg α = c. tg α = d. tg α =

96 Teknik Permesinan Bubut 2 7. Sebuah benda kerja akan dibubut tirus dengan menggeser eretan atas. Diketahui

diameter terbesar (D): 58 mm, diameter terkecil (d): 50 mm dan panjang tirusnya (l): 60 mm. Maka pergeseran eretan atasnya adalah....

a. α = 3° 38' 40,67” b. α = 3° 48' 50,67” c. α = 7° 25' 30,72” d. α = 7° 35' 40,72”

8. Membubut ulir luar M 12x0,75. Kedalaman ulirnya adalah… a. 2,45 mm

b. 1,45 mm c. 0,45 mm d. 0,045 mm

9. Membubut ulir dalam M 14x2. Kedalaman ulirnya adalah… a. 2,08 mm

b. 1,08 mm c. 2,88, mm d. 1,88 mm

10. Pada saat mengkartel, disarankan dalam menetapkan putaran mesin (n) tidak boleh

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA