Sebutkan dua sikap terpuji rasul Ulul Azmi

brainly.co.id needs to review the security of your connection before proceeding.

1. Sikap Terpuji Para Rasul

Ada sikap berbicara, sikap makan-minum, sikap berjalan, sikap bertamu, sikap waktu belajar, sikap ketika bergaul sesama teman, dengan guru, dengan orangtua sendiri atau dengan orang yang lebih tua, dan sebagainya.

Terpuji (ma¥mūdah) artinya sikap yang baik sesuai aturan agama Islam. Misalnya jujur

(al-Am±nah), pemaaf (al-‘Afwu), tekun (al-Khusū’), malu kalau diri tercela (al-Hayāu), bersih (an-Na§±fah), pemurah (as-Sakhau), sabar (a£-¤abru) dan seterusnya.

Sikap terpuji para rasul itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu sikap terpuji kepada Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta, dan sikap terpuji kepada sesama manusia dan alam sekitar.

Kita telah mengetahui bahwa para Rasul itu memiliki sifat wajib, yaitu sifat siddiq artinya benar, sifat amanah artinya dapat dipercaya, sifat tablig artinya menyampaikan, dan sifat fat±nah artinya pandai dan cerdas. Selain itu, ada sifat dan sikap yang mereka pegang teguh yaitu menyembah hanya kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, taat dan patuh kepada Allah Swt.

Para Nabi dan Rasul itu terpelihara dari segala macam dosa, baik dosa kecil apalagi dosa besar. Tetapi sebagai manusia biasa tidak lepas dari sifat khilaf seperti yang dilakukan oleh Nabi Ādama.s. yaitu mendekati pohon larangan Allah akibat godaan setan.

2. Sikap Terpuji Para Rasul Ulul ‘Azmi

Perhatikan Q.S.al-Ahz±b/33: 7 berikut.

Artinya

Q.S. al-Ahzab/53: 7

Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh

Sikap terpuji di dalam ayat itu terdapat kata “teguh” , yaitu perjanjian yang teguh. Teguh dan sanggup menyampaikan agama kepada umatnya masing-masing.

Pada pelajaran sebelumnya telah dijelaskan bahwa Ulul ‘Azmi maksudnya teguh hati, tabah, dan sabar. Mengapa diberi gelar rasul Ulul ‘Azmi karena mereka yang paling banyak mendapat tantangan, paling banyak penderitaan, akan tetapi mereka tetap teguh, tabah, sabar dan terus berjuang menyampaikan pesan Allah Swt. kepada umat manusia.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

65

3. Meneladan Rasul Allah Swt. dan Rasul Ulul ‘Azmi

Meneladan artinya mencontoh. Meneladani atau mencontoh para rasul dan rasul Ulul ’Azmi. Seperti pesan Allah Swt. dalam Q.S.al-Ahqāf/46: 35 yang ditujukan kepada manusia termasuk kita, yaitu:

Artinya: “Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati ...”.

Berikut ini contoh sifat para rasul Ulul ‘Azmi, yaitu: 1. Teguh dan sabar dalam belajar,

2. Teguh dan sabar dalam beribadah (salat),

3. Teguh dan sabar dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah, 4. Teguh dan sabar dalam mematuhi orang tua,

5. Teguh dan sabar dalam pergaulan, tidak cepat marah,

6. Teguh dan sabar dalam mematuhi peraturan, baik peraturan di rumah, sekolah, maupun dilingkungan tempat tinggal,

7. dan seterusnya.

1. Percaya kepada nabi dan rasul adalah salah satu rukun iman. 2. Jumlah rasul yang disebutkan di dalam al-Qur’ān ada 25 orang. 3. Nabi dan rasul memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

4. Rasul Ulul ’Azmi maksudnya teguh hati, tabah, sabar dalam menjalani perintah Allah Swt.

5. Rasul Ulul ’Azmi itu adalah Muhammad saw., Nūh a.s., Ibrāh³m a.s., Mūsā a.s., dan ³sā

a.s.

6. Nabi dan rasul harus menjadi teladan umat manusia.

7. Semua rabi dan rasul membawa ajaran tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa.

8. Nabi Muhammad saw. adalah nabi dan rasul terakhir (penutup).

Mari Kita Buktikan

Insya Allah Kita Bisa

• Membuat kegiatan rutin yang mencerminkan sikap terpuji, yaitu berperilaku siddiq dan amanah. Ajaklah teman-temanmu membuat program mengamalkan sikap-sikap tersebut dalam bentuk klasikal/kelompok.

Ayo Berlatih

A. Bacalah secara cermat percakapan singkat di bawah ini! Pelajaran apa

yang kamu peroleh dari cerita tersebut? Jelaskan!

“Apakah kamu sudah tahu sifat-sifat rasul itu Fatimah?” tanya ayah Fatimah. “Insya Allah tahu ayah, yaitu sidd³q, am±nah, tabl³g, dan fat±nah,” jawab Fatimah.

Pertama, rasul itu bersifat sidd³q artinya jujur dan benar, tidak pernah berdusta, atau berbohong. Kedua, am±nahartinya dapat dipercaya. Ketiga, tabl³g artinya menyampaikan. Keempat, bersifat fat±nah artinya cerdas, pandai, dan bijaksana.

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan jelas!

1. Sebutkan arti Ulul ‘Azmi.

2. Amanāh artinya dapat dipercaya. Jelaskan contohnya.

3. Semua orang ingin cerdas (fat±nah)! Bagaimana caranya supaya cerdas. Jelaskan. 4. Semua rasul membawa ajaran tauhid! Apa arti tauhid? Jelaskan.

5. Mengapa Nabi Muhammad saw. disebut rasul terakhir? Jelaskan.

6. Ulul ’Azmi maksudnya teguh hati. Jelaskan contohnya. 7. Rasul Ulul ’Azmi ada 5 orang. Sebutkan.

8. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad saw. di masa muda. 9. Apa arti musyrik? Jelaskan.

C. Tanggapilah pernyataan-pernyataan ini dengan jujur, sesuai dengan

keyakinanmu

No. Pernyataan

Pernyataan

Alasan

S TS TT

1. Para rasul Allah Swt. itu wajib kita imani.

2. Kehadiran rasul adalah untuk mendidik manusia.

3. Berikap amānah menjadikan manusia mulia.

4. Berperilaku sidd³q membuat orang susah.

5. Untuk menjadi orang cerdas harus bekerja keras.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

67

Tugas Kelompok

Bersama temanmu, diskusikan tentang bagaimana cara mudah mengenal rasul-rasul Allah Swt. Kemudian, sampaikan hasil diskusi tersebut di depan teman- temanmu yang lain.

Komentar dan Paraf Orang Tua

Paraf,

A. Mari Hidup Sederhana

Bagaimanakah hidup sederhana itu?

Perhatikan gambar rumah di sebelah ini. Rumah itu terletak di pinggir pantai. Di sekitar rumah banyak tanaman dan pepohonan yang terawat baik, serta lingkung an dan halaman rumah pun tampak bersih. Menurutmu, apakah rumah tersebut tergolong sederhana atau tidak? Kemukakan pendapatmu.

Q.S. al-Furqān/25: 67 mengajarkan ciri-ciri orang yang hidup sederhana.

Artinya: “Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar.” (Q.S. al- Furqān/25: 67).

Menurut al-Qur’ān, hidup sederhana itu adalah di antara berlebihan dan kikir. Berlebihan artinya tidak wajar atau aneh-aneh, sedangkan kikir artinya terlampau hemat atau disebut juga pelit. Dalam menggunakan uang jajan dianjurkan agar tidak berlebihan dan tidak pula kikir. Hidup sederhana bukan berarti harus miskin, atau tidak punya apa apa. Contoh sederhana misalnya makan bakso, antara makan dua mangkuk dengan seperempat mangkuk, maka yang dianggap sederhana dari itu adalah makan bakso satu mangkuk.

Rasul artinya utusan. Sedangkan Rasulullah artinya utusan Allah Subhanahu wata’ala , yaitu orang yang menerima wahyu dan berkewajiban menyampaikannya kepada orang lain atau umat manusia. Perhatikan Q.S. al-An’am/6:48 berikut ini.

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ

Artinya: “Dan tidak Kami mengutus para rasul melainkan untuk memberi kabar gembira dan peringatan”.

Ayat di atas menjelaskan tentang “alasan Allah Subhanahu wata’ala mengutus para rasul”? Jawabannya adalah untuk memberi kabar gembiradan memberikan peringatan. Kabar gembira maksudnya menyampaikan janji Allah Subhanahu wata’ala bagi orang yang menaati perintah-Nya. Bagi mereka diberikan kenikmatan dan kesenangan di dunia maupun di akhirat kelak. Rasul memberi peringatan, yaitu bagi mereka yang ingkar kepada Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya akan mendapat balasan buruk yaitu neraka jahanam. Nabi dan rasul adalah manusia biasa, laki-laki yang dipilih oleh Allah Subhanahu wata’ala untuk menerima wahyu. Sebagaimana manusia lainnya rasul pun hidup seperti kebanyakan manusia, yaitu makan, minum, berjalan-jalan, nikah, punya anak, merasa sakit, senang, susah, semakin tua, mati, dan sifat-sifat manusiawi lainnya.

B. Tugas dan Sifat Rasul-rasul Allah

Para utusan Allah mempunyai tugas yang sangat berat, yaitu memimpin manusia agar hidup sejahtera dan bahagia di dunia dan di akhirat. Agar tugas itu sukses dan berhasil, mereka diberi sifat-sifat yang istimewa oleh Allah Subhanahu wata’ala Sifat tersebut lebih dikenal dengan “sifat-sifat wajib bagi rasul” artinya sifat yang harus dimiliki seorang rasul

Pertama,rasul itu bersifat siddiq artinya jujur dan benar. Seorang rasul selalu benar dalam perkataan dan perbuatan, mustahil dia berkata dusta atau bohong.

Kedua,rasul harus amānah artinya dan dapat dipercaya. Seorang rasul mustahil khianat. Dia wajib menyampaikan amanah Allah Subhanahu wata’ala kepada kaumnya. Semua perkataan, perbuatan dan tindakan rasul harus benar, dan tidak boleh ingkar janji.

Ketiga, rasul bersifat tablig artinya menyampaikan. Seorang rasul harus menyampaikan pesan Allah Subhanahu wata’ala kepada umat walaupun terasa sulit atau dianggap membahayakan. Rasul tidak boleh menyembunyikan sesuatu yang telah diberikan Allah Subhanahu wata’ala kepadanya.

Keempat, rasul bersifat fatānah artinya cerdas, pandai dan bijaksana. Seorang rasul harus pandai dan cerdas akalnya, memiliki kekuatan berpikir yang tinggi, dan memiliki hati yang bersih atau akal budi yang tinggi. Dengan sifat ini, seorang rasul dapat menyelesaikan tugas kerasulannya dengan baik.

Mari kita membiasakan atau meneladani sifat-sifat para Rasul seperti sikap seperti contoh berikut ini:

  • Berbuat yang benar artinya perbuatan yang sesuai dengan perintah agama. Ucapan dan tutur kata harus baik dan benar, perilaku harus baik dan santun. Hindari berbuat buruk yang tidak disenangi Allah Subhanahu wata’ala dan manusia.

  • Kalau kita dipercaya atau dititipi seseorang, kerjakanlah dengan jujur dan ikhlas. Ada pepatah lama mengatakan “sekali saja kita berbuat salah, selamanya orang tidak percaya”.

  • Pesan-pesan kebaikan harus disampaikan kepada orang lain, mulailah dari diri sendiri, keluarga, kemudian kepada yang lainnya.

  • Hidup harus cerdas, yaitu cerdas akal dan cerdas nurani.

1. Apa yang Dimaksud dengan Rasul Ulul ‘Azmi?

Jawaban pertanyaan di atas adalah sebagai berikut. Ulul ’Azmiterdiri dari dua kata, yaitu Ulul dan al-Azmi. Ulul atau Ulu/Uli artinya mempunyai atau memiliki. Al-Azmi artinya teguh atau tekadyang kuat. Ulul ‘Azmiartinya memiliki keteguhan/tekad. Kalau disebut rasul Ulul ‘Azmi, maka artinya rasul yang memiliki keteguhan atau tekad. Para rasul Ulul ‘Azmi memiliki keteguhan, tekad, ketabahan, dan kesabaran yang sangat kuat, serta teguh dalam menjalankan tugasnya, yaitu menyampaikan ajaran-ajaran Allah Subhanahu wata’ala.

2. Siapa Saja Rasul yang Tergolong Ulul ‘Azmi?

Rasul Ulul ‘Azmi itu adalah Nūh ‘alaihissalam , Ibrāhim ‘alaihissalam, Mūsā ‘alaihissalam, Isā ‘alaihissalam , dan Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam

Ayo, ikuti riwayat singkat para Rasul Ulul ‘Azmi berikut.

a. Nabi Nūh ‘alaihissalam adalah keturunan kesepuluh dari Nabi Ādam ‘alaihissalam Ia mengajak manusia agar menyembah Allah Subhanahu wata’ala dan melarang memperhambakan diri kepada selain Allah Subhanahu wata’ala Tetapi manusia di masa itu tidak mengacuhkan seruannya. Seruan Nabi Nūh ‘alaihissalam itu mereka sambut dengan cemooh dan ejekan. Selama 950 tahun Nabi Nūh ‘alaihissalam menyiarkan ajaran Allah Subhanahu wata’ala , tetapi umatnya tetap saja ingkar termasuk anaknya sendiri yang bernama Kan’ān. Akhirnya Tuhan menurunkan kepada mereka siksaan berupa banjir besar. Hanya sedikit orang yang selamat dari banjir besar. Mereka yang selamat adalah para pengikut Nūh ‘alaihissalam

b. Nabi Ibrāhim ‘alaihissalam adalah anak Azar tukang membuat patung-patung untuk dijadikan sesembahan. Nabi Ibrāhim ‘alaihissalam hidup pada masa raja Namrud yang zalim, musyrik dan kufur. Nabi Ibrāhim ‘alaihissalam mengajak raja Namrud dan kaumnya agar beriman dan menyembah Allah Subhanahu wata’ala Ia ajak agar mereka meninggalkan menyembah berhala. Ada banyak kesabaran dan keteguhan Nabi Ibrāhim ‘alaihissalam yang dapat kita ketahui lebih lanjut. Karena ketaatan Nabi Ibrāhim‘alaihissalam kepada Allah Subhanahu wata’ala , maka doanya dikabulkan.

c. Nabi Mūsā ‘alaihissalam adalah putra Imrān, keturunan Bani Israil. Ia hidup pada masa raja Firaun yang sangat zalim, mengaku dirinya Tuhan. Siapa yang tidak mau menuhankannya, maka orang itu akan dibunuh. Nabi Mūsā ‘alaihissalam terus saja menyebarkan ajaran Allah Subhanahu wata’ala kepada kaum Bani Israil seraya berdoa agar diberi kawan yang membantunya. Akhirnya diberilah Harun saudaranya yang membantu dakwahnya. Doa Nabi Mūsā ‘alaihissalam dikabulkan Allah Subhanahu wata’ala , maka Nabi Hārūn ‘alaihissalam diangkat Allah Subhanahu wata’ala menjadi Rasul.

d. Nabi ‘Isa ‘alaihissalam adalah putra Maryam. Dengan kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala beliau dilahirkan dengan perantaraan ibu saja. Keajaiban kelahiran ini menjadi ujian kepada manusia, percaya atau tidak kepada kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dalam menjalankan dakwahnya, diancam dan direncanakan untuk dibunuh dengan cara disalib. Namun Allah Subhanahu wata’ala menyelamatkan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dengan cara diangkatkan ke alam ghaib (mi’raj). Ternyata yang terbunuh adalah orang yang menyerupai Nabi ‘Isa ‘alaihissalam yaitu Yahuza (Iskariot). Lihat Q.S. an-Nisa/4: 157:

وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ

Artinya “... tidaklah mereka membunuh dan menyalib Isa, hanya orang yang diserupakan Allah dengan Isā ‘alaihissalam yang tersalib.”

D. Kisah Keteladanan Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai Ulul ‘Azmi

Sejak usia muda, Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam terkenal jujur, tabah, sabar, bertanggung jawab, dan pekerja keras sehingga diberi julukan “al Amin” artinya terpercaya. Setelah diangkat menjadi rasul, beliau tak henti-hentinya berdakwah mengajak umat manusia menyembah Allah Subhanahu wata’ala dan meninggalkan kemusyrikan yaitu penyembahan terhadap berhala. Dalam menyiarkan agama Allah Subhanahu wata’ala , Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam sering dihadang, bahkan diancam akan dibunuh oleh orang-orang kafir Quraisy. Abu Jahal adalah orang yang paling membencinya. Pernah ketika Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam sedang beribadah, Abu Jahal dan komplotannya datang sengaja mengotorinya dengan najis. Namun Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam hanya berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala : “Ya Tuhan kepada Engkau aku menyerahkan kaum Quraisy”. Doa ini berulang-ulang beliau baca. Dari peristiwa itu, Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam bukanlah sosok manusia pendendam, tidak membalas kejahatan Abu Jahal dan kawan-kawannya dengan tindakan yang sama, cukup menyerahkan persoalannya kepada Allah Subhanahu wata’ala. Selain jujur dan pemaaf, Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menyayangi anak yatim. Nabi pernah mengatakan: “ Barangsiapa yang memelihara dan mengasuh anak yatim dengan sebaik-baiknya, kelak mereka akan masuk surga, dan tempatnya berdekatan denganku. Hal ini diisyaratkan Nabi dengan jari telunjuk dan jari tengahnya yang berdekatan dan tidak terhalang apa pun”. Begitulah kepedulian Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya. Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam , dialah nabi dan rasul penutup, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya. Karena Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai penutup, maka sering disebut dengan istilah khatamul anbiya artinya penutup atau penghabisan para nabi dan rasul.

E. Sikap Terpuji Para Rasul dan Rasul Ulul ‘Azmi

1. Sikap Terpuji Para Rasul

Terpuji (mahmūdah) artinya sikap yang baik sesuai aturan agama Islam. Misalnya jujur (al-Amanah), pemaaf (al-‘Afwu), tekun (al-Khusū’), malu kalau diri tercela (al-Hayāu), bersih (an-Nadhifah), pemurah (as-Sakhau), sabar (ash-shabru) dan seterusnya.

Sikap terpuji para rasul itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu sikap terpuji kepada Allah Subhanahu wata’ala sebagai pencipta alam semesta, dan sikap terpuji kepada sesama manusia dan alam sekitar.

Kita telah mengetahui bahwa para Rasul itu memiliki 4 sifat wajib, yaitu sifat siddiq artinya benar, sifat amanah artinya dapat dipercaya, sifat tablig artinya menyampaikan, dan sifat fatanah artinya pandai dan cerdas. Selain itu, ada sifat dan sikap yang mereka pegang teguh yaitu menyembah hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, taat dan patuh kepada Allah Subhanahu wata’ala Para Nabi dan Rasul itu terpelihara dari segala macam dosa, baik dosa kecil apalagi dosa besar. Tetapi sebagai manusia biasa tidak lepas dari sifat khilaf seperti yang dilakukan oleh Nabi Ādam ‘alaihissalam yaitu mendekati pohon larangan Allah akibat godaan setan.

2. Sikap Terpuji Para Rasul Ulul ‘Azmi

Perhatikan Q.S. al-Ahzab/33: 7 berikut.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh."

Sikap terpuji di dalam ayat itu terdapat kata “teguh” , yaitu perjanjian yang teguh. Teguh dan sanggup menyampaikan agama kepada umatnya masing-masing. Pada pelajaran sebelumnya telah dijelaskan bahwa Ulul ‘Azmi maksudnya teguh hati, tabah, dan sabar. Mengapa diberi gelar rasul Ulul ‘Azmi karena mereka yang paling banyak mendapat tantangan, paling banyak penderitaan, akan tetapi mereka tetap teguh, tabah, sabar dan terus berjuang menyampaikan pesan Allah Subhanahu wata’ala kepada umat manusia.

3. Meneladan Rasul Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul Ulul ‘Azmi

Meneladan artinya mencontoh. Meneladani atau mencontoh para rasul dan rasul Ulul ’Azmi. Seperti pesan Allah Subhanahu wata’ala dalam Q.S. al-Ahqāf/46: 35 yang ditujukan kepada manusia termasuk kita, yaitu:

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ

Artinya: “Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati ...”.

Berikut ini contoh sifat para rasul Ulul ‘Azmi, yaitu:

  1. Teguh dan sabar dalam belajar,

  2. Teguh dan sabar dalam beribadah (salat),

  3. Teguh dan sabar dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah,

  4. Teguh dan sabar dalam mematuhi orang tua,

  5. Teguh dan sabar dalam pergaulan, tidak cepat marah,

  6. Teguh dan sabar dalam mematuhi peraturan, baik peraturan di rumah, sekolah, maupun dilingkungan tempat tinggal,

RANGKUMAN

  1. Percaya kepada nabi dan rasul adalah salah satu rukun iman.

  2. Jumlah rasul yang disebutkan di dalam al-Qur’ān ada 25 orang.

  3. Nabi dan rasul memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

  4. Rasul Ulul ’Azmi maksudnya teguh hati, tabah, sabar dalam menjalani perintah Allah Subhanahu wata’ala

  5. Rasul Ulul ’Azmiitu adalah Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam , Nūh ‘alaihissalam ,Ibrāh³m ‘alaihissalam, Mūsā ‘alaihissalam , dan ‘Isa ‘alaihissalam

  6. Nabi dan rasul harus menjadi teladan umat manusia.

  7. Semua rabi dan rasul membawa ajaran tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala , Tuhan Yang Maha Esa.

  8. Nabi Muhammad ‘shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi dan rasul terakhir (penutup).

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA