Prinsip-prinsip perdagangan internasional

DOI: https://doi.org/10.23920/jphp.v3i1.614

ABSTRAKTulisan ini dibuat bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang sistem preferensi umum/Generalyzed System of Preferences (GSP). Pemberian tarif dan bea masuk oleh negara maju kepada negara berkembang seringkali dibarengi dengan motif-motif lain dalam pelaksanaannya di lapangan. Negara maju tidak serta merta memberikan fasilitas kemudahan perdagangan ini kepada negara-negara berkembang dalam menjual produk-produknya di pasar mereka. Dikarenakan pasal asli dalam aturan perdagangan internasional hanya mengatur secara umum. Pasal yang ada di dalam GATT tidak mengatur secara spesifik mengenai pemberian fasilitas kemudahan bea masuk (GSP). Artikel ini mencoba memasukkan pasal-pasal dalam konvensi-konvensi relevan terkait fasilitas GSP. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini ialah deskriptif analitis yang menggambarkan berbagai masalah hukum, fakta, serta gejala lainnya dengan metode pendekatan yuridis normatif yaitu bersifat memaparkan atau menggambarkan permasalahan-permasalahan yang ada dengan cara meneliti bahan hukum primer, literatur-literatur, artikel-artikel, pendapat para ahli. Dari hasil penelitian didapat mengenai pasal-pasal dalam konvensi-konvensi yang masih relevan dalam pemberian fasilitas bea masuk dalam sistem preferensi umum/Generalized System of Preferences (GSP) ialah Pasal 1 ayat 3 Piagam PBB, Resolusi Sidang Umum PBB tanggal 12 Desember 1974 [3281 (XXIX)] Piagam Hak-Hak Kewajiban Ekonomi Negara-Negara Pasal 18, 19, 21, 25 dan 26. Pasal-pasal yang disebut diatas masih relevan dalam kaitannya dengan sistem preferensi umum/Generalized System of Preferences (GSP).

Kata Kunci: gsp, tarif, fasilitas, negara berkembang, negara maju.

ABSTRACT
This paper aims to find out more about the Generalized System of Preferences (GSP). The provision of tariffs and import duties by developed countries to developing countries is often accompanied by other motives in their implementation in the field. Developed countries do not necessarily provide these trade facilities to developing countries in selling their products in their markets. Because the original article in international trade rules only regulates in general terms. The article in the GATT does not specifically regulate the provision of import duty facilities (GSP). This article tries to include articles in relevant conventions related to GSP facilities. The research method used in this paper is descriptive analytical which describes various legal issues, facts, and other symptoms using a normative juridical approach, which is to describe or describe existing problems by examining primary legal materials, literature, articles. , expert opinion. From the results of the research, it was found that articles in conventions that are still relevant in providing import duty facilities in the Generalized System of Preferences (GSP) are Article 1 paragraph 3 of the United Nations Charter, Resolution of the United Nations General Assembly dated December 12, 1974 [3281 (XXIX)] Charter of Economic Rights and Duties of States Articles 18, 19, 21, 25 and 26. The articles mentioned above are still relevant in the Generalized System of Preferences (GSP).
Keywords: gsp, tariffs, facilities, developing countries, developed countries.

Buku Adolf, Huala. (2011). Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, Keni Media, Bandung: Keni Media. Adolf, Huala. (2006). Hukum Perdagangan Internasional, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Adolf, Huala & Chandrawulan, An An. (1995). Masalah-Masalah Hukum Dalam Perdagangan Internasional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Gautama, Sudargo. (1992). Masalah-Masalah Perdagangan, Perjanjian, Hukum Perdata Internasional, Dan Hak Milik Intelektual, Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Gautama, Sudargo. (1994). Segi-Segi Hukum Perdagangan Internasional (GATT dan GSP), Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Hadikusuma, Hilman. (1995). Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju. Jurnal Adolf, Huala. (2002). Aspek-Aspek Hukum Mengenai Generalised System Of Preferences (GSP) Menurut Hukum Uni Eropa. Jurnal Hukum Internasional UNPAD Journal Of International Law, 1(2). Adolf, Huala. (2002). Pengaturan Perdagangan Jasa Khususnya Sektor Pariwisata Dalam World Trade Organization, Jurnal Hukum Internasional UNPAD Journal Of International Law, 1(1). Sefriani. (1994). Benang Merah Antara GSP, Kondisi Perburuhan, dan Politik Luar Negeri Indonesia, Jurnal Hukum No.1 Vol. 1. Available online from: http://journal.uii.ac.id/IUSTUM/article/download/4934/4372. [Accessed August 4, 2021]. Konvesi United Nations Charter, Chapter I, Purposes and Principles. The General Agreement on Tariffs and Trade 1994, Part II, Article XVIII: Govermental Assistance to Economic Development. The General Agreement on Tariff and Trade 1994, Part IV Trade and Development, Article XXXVI: Principles and Objectives. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1994 Tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia).

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Pemberian Preferensi Perdagangan Kepada Negara Kurang Berkembang.

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

35 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

Khor, M. 1998. "The Mixed Blessings of Liberalization, The WTO as an Instrument of disciplining the South", Development and Cooperation, Bonn, No. 2, hal. 8-12.

Krueger, A. 1999. "The Developing Countries and the Next Round of Multilateral Trade negotiations", The World Economy, Oxford, UK: Blackwell Publishers Ltd., Vol. 22 No. 7, hal. 909-933.

Soba, H. 2001. "WTO; Menyongsong Kembali Kekalahan Petani Indonesia", Suara Pembaruan, Jakarta 31 Desember.

Wahl, P. 2001. "Making Globalization Work for All People", Development and Cooperation, Bonn, hal. 8-11.

Wirajuda, N. Hassan. 2001. "Diplomasi Indonesia dalam For a Internasional", makalah pada Pertemuan Tingkat Menteri dan Tingkat Pejabat Tinggi dalam Rangka Menghadapi Perundingan Perdagangan Internasional, Jakarta, 8 Oktober.

World Trade Organization. 1995. The Results of the Uruguay Round of Multilateral Trade Negotiations, The Legal Texts, Geneva.

Sambutan Ketua Umum Kadin Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri Kabinet Gotong Royong dalam Menghadapi Perundingan Internasional, 8 Oktober 2001.


Page 2