PERTANYAAN tentang isu manajemen dan Operasi

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.

1.         Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem. Pandangan kesisteman sangat penting bagi manager operasi karena  : (a) sistem operasi/produksi merupakan bagian dari organisasi, dan (b) di antara fungsi operasi/produksi terdapat sub-sistem lain. Jelaskan.

2.         Menggunakan Gambar proses konversi (input-proses-output dan umpan balik) jelaskan proses konversi pada outlet makanan siap saji (Mc Donald, misalnya dan kolang renang umum.

3.         Konservasi energi sebagai sebuah perusahaan dan juga sebagai pertimbangan nasional. Jika Anda seorang managejer pada toko swalayan besar yang mempekerjakan 200 orang dan membelanjakan lebih dari Rp 10 juta untuk utilities (terutama listrik) per bulan, pendekatan manajemen apa yang dapat membantu Anda dalam mengurangi biaya energi ? Jelaskan mengapa ? (Bantuan : 3 pendekatan manajemen, klasik, behavioral & modelling)

4.         Bagaimana kebijakan operasi/produksi terkait dengan kebijakan akuntansi, kebijakan keuangan dan kebijakan pemasaran ?

5.         Pencapaian tujuan organisasi mensyaratkan bahwa management operasi/produksi harus memperhitungkan organisasi industri, strategi, kebijakan operasi dan proses konversi. Bagaimana elemen-elemen ini saling terkait ? Bagimana keterkaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi ?

6.         Kaitkan gambar pada Pertanyaan No. 2 dengan kegiatan-kegiatan manajer operasional pada tabel berikut :

%

Activity

%

Activity

90.6

Production planning

48.1

Lead time reduction

76.9

Supervisor training

47.5

Quality circles

66.3

Capacity expantion

46.9

Developing new processes for old product

63.1

Worker safety program

46.3

Automating jobs

58.8

Defining manufacturing strategy

44.4

Developing new process for new product

57.5

Motivating direct labor employees

43.1

Vendor relations,procurement

55.0

Value analysis-product redesign

42.5

Focusing factories

54.4

Improved maintenance practices

41.3

Narrowing product line

53.1

Changing manufacturing organisation

39.4

Making existing system work better

51.3

Changing labor/management relationship

35.0

Giving workers a broader range of tasks to perform

50.0

Developing integrated infromation system

33.1

CAD

7.         Bandingkan (cari persamaan dan perbedaan) 3 kategori manajemen : klasik, behavioral dan modelling.

8.         Ketika negara-negara semakin terindustrialisasi, masyarakat punya lebih banyak waktu dan membutuhkan lebih banyak jasa. Banyak tenaga kerja memasuki dunia kerja pada usia yang lebih tua dan keluar pada usia yang lebih muda. Bagaimana  perubahan ini mempengaruhi peran tradisional manajer operasi/produksi ?

9.         Mengapa teori manajemen behavioral diperlukan ? Berdasarkan pengalaman atau pengamatan Anda, gunakan situasi atasan-bawahan untuk mendukung penjelasan Anda !

10.     Kaitkan model umum pengelolaan operasi dengan teori-teori manajemen !

11.     Bagaimana krisis keuangan, krisis enerji dan pangan membuat tantangan baru bagi manajer operasi/produksi ?

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 15 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 20 to 25 are not shown in this preview.

PERTANYAAN tentang isu manajemen dan Operasi
9:45 AM
PERTANYAAN tentang isu manajemen dan Operasi
Manajemen Telekomunikasi

Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh Tim VII


Reznia Febianty, Putu Eka Suarjaya, Aris Sudarto, Widya Adi Nugroho

(artikel sejenis baca disini)


PERTANYAAN tentang isu manajemen dan Operasi

Perumusan strategi yang berhasil tidak menjamin penerapan strategi yang juga berhasil. Walaupun terkait erat, secara mendasar penerapan strategi berbeda dari perumusan strategi. Perumusan dan penerapan strategi berbeda dalam hal-hal berikut :
  • Perumusan strategi memosisikan kekuatan sebelum tindakan 
  • Penerapan strategi mengelola kekuatan selama tindakan 
  • Perumusan strategi berfokus pada keefektifan 
  • Penerapan strategi berfokus pada keefisienan 
  • Perumusan strategi terutama merupakan proses intelektual 
  • Penerapan strategi terutama merupakan proses operasional 
  • Perumusan strategi membutuhkan keterampilan intuitif dan analitis yang bagus 
  • Penerapan strategi membutuhkan keterampilan motivasi dan kepemimpinan yang khusus 
  • Perumusan strategi membutuhkan koordinasi antar beberapa individu 
  • Penerapan strategi membutuhkan koordinasi antar banyak individu 
Di semua organisasi, kecuali yang paling kecil, transisi dari perumusan ke penerapan strategi membutuhkan peralihan tanggung jawab dari para penyusun strategi kepada para manajer divisional dan fungsional. 

Persoalan-persoalan penerapan bisa muncul karena peralihan tanggung jawab ini, terutama bila keputusan perumusan strategi diterima secara tiba-tiba oleh manajer tingkat menengah dan bawah. 

Oleh karena itu, sangat penting bahwa para manajer divisional dan fungsional dilibatkan sejauh mungkin di dalam aktivitas perumusan strategi. Hal yang juga sama pentingnya adalah para penyusun strategi harus sebisa mungkin dilibatkan di dalam aktivitas penerapan strategi. Isu-isu utama manajemen bagi penerapan strategi meliputi :

  1. Penetapan tujuan tahunan 
  2. Pembuatan kebijakan 
  3. Alokasi sumber daya 
  4. Perubahan struktur organisasi yang ada 
  5. Restrukturisasi dan rekayasa ulang 
  6. Perbaikan program penghargaan dan insentif 
  7. Minimalisasi penolakan terhadap perubahan 
  8. Pengenalan manajer pada strategi 
  9. Pengembangan budaya yang mendukung strategi 
  10. Adaptasi proses produksi/operasi 
  11. Pengembangan fungsi sumber daya manusia yang efektif 
Perubahan manajemen dipastikan lebih ekstensif ketika strategi yang diterapkan membawa perusahaan kearah yang sama sekali baru.
Penetapan tujuan tahunan merupakan sebuah aktivitas terdesentralisasi yang secara langsung melibatkan seluruh manajer dalam suatu organisasi. Tujuan tahunan penting bagi penerapan strategi karena :
  1. Merupakan landasan untuk alokasi sumber daya 
  2. Merupakan mekanisme utama untuk mengevaluasi manajer 
  3. Merupakan instrumen utama untuk memonitor kemajuan ke arah pencapaian tujuan jangka panjang 
  4. Menetapkan prioritas organisasional, divisional dan departemental 
Waktu dan tenaga yang besar perlu diluangkan untuk memastikan bahwa tujuan tahunan direncanakan dengan baik, sejalan dengan tujuan jangka panjang, dan mendukung strategi yang hendak diterapkan.
Perubahan dalam arah strategis perusahaan tidak terjadi secara otomatis. 

Dalam kenyataan sehari-hari, kebijakan dibutuhkan untuk membuat suatu strategi berjalan

Kebijakan memfasilitasi pemecahan masalah yang berulang kali muncul dan memandu penerapan strategi. Apa pun cakupan dan bentuknya, kebijakan berfungsi sebagai mekanisme untuk menerapkan strategi dan mencapai tujuan. 

Sebisa mungkin, kebijakan harus dinyatakan dalam bentuk tulisan. Kebijakan merepresentasikan sarana untuk menjalankan keputusan strategis.

Alokasi Sumber Daya

Alokasi sumber daya merupakan aktivitas (kegiatan) utama manajemen yang memungkinkan pelaksanaan strategi. Manajemen strategis memampukan sumber daya dialokasikan berdasarkan prioritas yang ditetapkan dalam tujuan tahunan. 

Tidak ada yang lebih menghambat manajemen strategis dan keberhasilan organisasi melebihi sumber daya yang dialokasikan secara tidak konsisten dengan prioritas yang ditetapkan dalam tujuan tahunan

Semua organisasi mempunyai setidaknya empat jenis sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan : 

  1. sumber daya keuangan, 
  2. sumber daya fisik, 
  3. sumber daya manusia, dan 
  4. sumber daya teknologi. 

Mengelola Konflik 

Interdependensi tujuan dan kompetisi untuk sumber daya yang terbatas seringkali mengakibatkan konflik. Konflik dapat didefinisikan sebagai perselisihan kedua belah pihak atau lebih mengenai satu atau beberapa isu atau masalah

Berbagai pendekatan untuk mengelola dan menyelesaikan konflik dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori : 

  1. penghindaran, 
  2. defusi, dan 
  3. konfrontasi. 

Mencocokkan Struktur dengan Strategi 

Ada dua alasan utama perubahan dalam strategi sering kali mengharuskan adanya perubahan dalam struktur yaitu :
  1. Struktur sangat menentukan bagaimana tujuan dan kebijakan ditetapkan 
  2. Struktur mendikte bagaimana sumber daya akan dialokasikan 
Perubahan dalam strategi menyebabkan perubahan dalam struktur organisasi

Struktur seharusnya dirancang untuk memfasilitasi upaya-upaya strategis sebuah perusahaan dan karenanya mengikuti strategi tersebut. 

Kita mencermati isu ini dengan cara berfokus pada tujuh jenis struktur organisasi dasar : 

  1. fungsional, 
  2. divisional, 
  3. unit bisnis strategis (Strategic business unit-SBU) dan 
  4. matriks. 

Restrukturisasi dan Rekayasa Ulang 

Restrukturisasi menyangkut pengurangan ukuran perusahaan dalam hal jumlah karyawan, jumlah divisi atau unit, serta jumlah tingkat hierarkis dalam struktur organisasi perusahaan.

Pengurangan dalam hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Restrukturisasi berkaitan terutama dengan kepentingan pemegang saham (shareholder) dan bukannya kepentingan karyawan.

Rekayasa ulang lebih berfokus pada kepentingan karyawan dan konsumen daripada kepentingan pemegang saham. 

Rekayasa ulang menyangkut menyusun ulang atau merancang ulang tugas, kerja, dan proses demi peningkatan atau perbaikan biaya, kualitas layanan, dan kecepatan. Rekayasa ulang biasanya tidak memengaruhi struktur atau bagan organisasi, dan juga tidak mengimplikasikan hilangnya pekerjaan atau pemecatan karyawan.

Menghubungkan Kinerja dan Gaji dengan Strategi 

Kebanyakan perusahaan saat ini menggunakan bentuk kompensasi atas dasar kinerja untuk para manajer dan karyawan. 

Sekitar 80 persen dari seluruh perusahaan dewasa ini menawarkan bentuk-bentuk program bonus tertentu, yang menyediakan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menghemat biaya selama masa-masa sulit dan berbagi laba selama masa-masa baik. Banyak perusahaan juga menggolongkan karyawan atas dasar kinerja alih-alih fungsi pekerjaan mereka sebab perusahaan ingin menarik dan mempertahankan karyawan terbaik.

Mengelola Resistensi terhadap Perubahan 

Resistensi terhadap perubahan bisa dianggap sebagai ancaman terbesar bagi penerapan strategi yang berhasil. 

Resistensi terhadap perubahan bisa muncul di tahap atau di tingkat manapun dari proses penerapan strategi. 

Meskipun ada beragam pendekatan untuk menerapkan perubahan, tiga strategi yang lazim digunakan adalah:

  1. strategi perubahan paksa, 
  2. strategi perubahan edukatif, dan 
  3. strategi perubahan rasional atau demi kepentingan sendiri. 

Mengelola Lingkungan Hidup

Perusahaan perlu merumuskan dan menerapkan strategi dari perspektif lingkungan hidup. 

Strategi-strategi lingkungan bisa mencakup pengembangan atau akuisisi bisnis ramah lingkungan, divestasi atau beralih dari bisnis yang merusak lingkungan, upaya untuk menjadi produsen berbiaya rendah melalui minimalisasi limbah dan konservasi energi, serta pelaksanaan strategi diferensiasi melalui fitur produk yang hijau.

Menciptakan Budaya yang Mendukung Strategi 

Para penyusun strategi harus berusaha keras untuk melestarikan, menekankan, dan membangun berdasarkan aspek-aspek budaya (culture) yang ada yang mendukung strategi baru yang diusulkan. 

Banyak riset mengindikasikan bahwa strategi baru sering kali digerakkan oleh pasar dan didikte oleh berbagai kekuatan kompetitif. 

Oleh karena alasan ini, mengubah budaya sebuah perusahaan agar sesuai dengan strategi baru biasanya lebih efektif daripada mengubah strategi agar sesuai dengan budaya yang ada. Beragam teknik tersedia untuk mengubah budaya suatu perusahaan, diantaranya rekrutmen, pelatihan, transfer, promosi, restrukturisasi rancangan organisasi, model peran, dan penegasan positif. Kapabilitas, keterbatasan, dan kebijakan produksi/operasi dapat secara signifikan membantu atau menghambat pencapaian tujuan. 

Proses produksi biasanya merupakan lebih dari 70 persen total aset sebuah perusahaan. 

Bagian terbesar dari proses penerapan strategi terjadi di bagian produksi. Keputusan-keputusan yang terkait dengan produksi dapat memiliki dampak yang dramatis terhadap keberhasilan atau kegagalan upaya-upaya penerapan strategis. Sistem manajemen strategis yang dirancang dengan baik bisa gagal jika tidak ada perhatian yang memadai pada dimensi sumber daya manusia. 

Masalah-masalah sumber daya manusia yang muncul ketika bisnis menerapkan strategi biasanya dapat dilacak pada salah satu dari tiga penyebab berikut :

  • Gangguan struktur sosial dan politik 
  • Kegagalan untuk memadukan keahlian seseorang dengan tugas-tugas penerapan, dan 
  • Kurangnya dukungan dari manajemen puncak pada aktivitas penerapan 

Kesimpulan

Perumusan strategi yang berhasil sama sekali tidak menjamin penerapan strategi yang juga berhasil

Walaupun senantiasa saling tergantung, perumusan strategi dan penerapan strategi secara karakterisitik berbeda. Secara singkat, penerapan strategi berarti perubahan. Secara luas berarti ”pekerjaan yang sesungguhnya dimulai setelah strategi dirumuskan”. 

Penerapan strategi yang berhasil membutuhkan dukungan, sekaligus disiplin dan kerja keras, dari manajer dan karyawan yang memiliki motivasi tinggi. Merumuskan strategi yang tepat tidaklah cukup, sebab manajer dan karyawan harus termotivasi untuk menerapkan strategi tersebut.

Sumber:

David Fred R., Konsep Manajemen Strategis, Penerbit Salemba Empat, 2009

Artikel Terkait