Orang yang melakukan pelayaran pertama menyusuri pantai barat afrikayaitu

Catatan: Seri tulisan ini merupakan Bagian III dari seri tulisan PARA PAHLAWAN NUSANTARA DI AFRIKA SELATAN. Bagian ini menceritakan perjalanan wisata ziarah ke negeri yang di dalam pelajaran sejarah disebut Tanjung Harapan. Bagaimana menuju negeri tersebut, memesan hotel, kendaraan, mencari pemandu wisata dan makanan halal serta mengamati tempat-tempat yang kita kunjungi. Semoga anda wahai pembaca memperoleh anugerahNya untuk berwisata menziarahi para pahlawan kita di negeri orang nun jauh ini. Aamiin.

Dari sekian banyak nama yang saya kenal tatkala belajar sejarah di bangku Sekolah Dasar sampai Sekolah Menangah Atas, ada tiga yang merujuk ke satu tempat di benua Afrika; yaitu Tanjung Harapan, Bartolomeu Dias dan Vasco da Gama. Yang pertama adalah nama sebuah tanjung raksasa yang terletak di ujung Selatan benua Afrika. Yang kedua, Bartolomeu Dias, adalah pelaut Portugis yang untuk pertama kali berhasil melakukan pelayaran panjang dan berbahaya dari Eropa menyusuri laut Atlantis nan ganas, dan merupakan orang Eropa pertama yang menjejakkan kaki di Angola di pantai Barat Afrika pada Desember 1487, setelah berlayar lebih dari 16 bulan.

Dari Angola ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Namibia dan akhirnya tiba di Tanjung Harapan pada 3 Februari 1488. Sebuah daerah yang kala itu pantas disebut negeri antah berantah. Tapi dari Tanjung Harapan jalan menuju Lautan Hindia dan negara-negara asal muasal rempah-rempah di sepanjang lautan itu terbuka, serta menjadi lebih mudah dicapai dibanding apabila melalui darat melewati gurun pasir nan ganas di Timur Tengah atau melalui jalur sutera di Asia Tengah dan Utara.

Lantaran banyak menghadapi badai yang ganas, semula ia menamakan Tanjung di ujung selatan Afrika sebagai Cape of Storms atau Tanjung Badai. Namun oleh Putera Mahkota Portugis, Pangeran John yang menugasinya, nama itu diubah menjadi Cape of Good Hope atau Tanjung Harapan Baik dan selanjutnya lebih dikenal Cape of Hope atau Tanjung Harapan. Setelah naik tahta Pangeran John bergelar John II. Sementara Bartolomeu Dias meninggal di Tanjung Harapan 29 Mei 1500.

Nama yang ketiga yaitu Vasco da Gama, adalah juga pelaut Portugis yang ditugasi oleh Raja John III, untuk melanjutkan penaklukan Bartolomeu ke Asia. Rombongannya berlayar pada 1497 dan menjejakkan kakinya di Calicut (Kozhikode), di pantai Malabar di anak benua India pada 20 Mei 1498. Keberhasilan Vasco da Gama menemukan daerah produsen rempah-rempah yang mengharumkan Eropa berabad-abad sebelumnya itu, mengobati kedukaan pelaut-pelaut Eropa yang sudah kehilangan ribuan orang yang selama ini mencoba mencarinya. Penemuan itu juga membuka lebar-lebar pintu gerbang penjajahan Portugis, yang diikuti oleh Belanda, Inggris dan Perancis selama lebih tiga abad di Afrika dan Asia.

Di kawasan Tanjung Harapan, sebelum meneruskan pelayaran Vasco da Gama sempat singgah dan melakukan konsolidasi kekuatan di pulau Robben, yang berjarak sekitar 9 km dari pantai Tanjung Harapan. Menjadikan pulau Robben sebagai area persinggahan pelayaran dari Eropa mengarungi Lautan Atlantis menuju Asia, khususnya Indonesia sekarang melalui Lautan Hindia, yang di masa-masa berikutnya diteruskan baik oleh Belanda maupun Inggris.

Semenjak itu pula wilayah di Tanjung Harapan beserta pulau Robben menjadi tempat persinggahan, peristirahatan, gudang logistik dan perbaikan pelayaran bangsa-bangsa Eropa ke Asia serta Timur Jauh dan sebaliknya.

Ujung Selatan Benua Afrika tersebut kini menjadi Republik Afrika Selatan, dengan Tanjung Harapan sebagai provinsinya yang beribukota di Cape Town, yang sekaligus menjadi kota pusat lembaga Legislatif. Pusat Pemerintahan sementara itu ditempatkan di kota Pretoria, sedangkan pusat kekuasaan kehakiman di tempatkan di kota Bloemfontein.

Cape Town adalah sebuah kota yang memiliki latar belakang pegunungan yang unik, satu berbentuk seperti meja sehingga disebut Table Mountain dan yang satu lagi bagaikan kepala singa dan disebut Lion’s Head. Dengan kamera tele atau teropong kita bisa melihat dinding-dinding Table Mountain bagaikan sebuah candi alami, karena dindingnya terlihat bagaikan batu-batu raksasa yang dipahat dan disusun rapi, yang bila diresapi bisa menggetarkan batin. Setidaknya bagi penulis.

Daerah hunian membentang dari kaki bukit ke area pantai dengan pusat kota persis di pinggir teluk yang juga dinamakan Table Bay. Dengan bentangan alam yang seperti itu, Cape Town menjadi sebuah kota yang sangat indah.

Perkembangan di Tanjung Harapan dari semula bagaikan negeri antah berantah, berubah cepat semenjak rombongan kapal dagang Belanda yang dipimpin oleh Jan van Riebeeck mendarat pada 6 April 1652.

Ia tiba dengan sejumlah gagasan untuk membangun Tanjung Harapan, bukan hanya sebagai batu loncatan ke dan dari daerah-daerah di sepanjang Lautan Hindia, tetapi juga menjadikan Tanjung Harapan sebagai wilayah pertumbuhan baru dan hunian bagi orang-orang Belanda. Ia membuka perkebunan, membangun peternakan, sarana pelabuhan dan perkapalan bahkan kemudian membangun benteng pertahanan dan berbagai sarana serta prasarana perkotaan.

JS Mayson dalam The Malays of Cape Town dalam History of Muslim in South Africa: 1652 – 1699 oleh Ebrahim Mahomed Mahida dalam South African Hoistory Online menyatakan, beberapa orang Malay yang beragama Islam (sebutan untuk orang-orang yang berasal dari kepulauan Nusantara), sudah ikut mendarat bersama rombongan kapal Belanda tadi. Orang-orang dari Nusantara itu merupakan orang Islam pertama yang menjejakkan kakinya di Tanjung Harapan.

Dalam upayanya membangun wilayah pemukiman dan pertumbuhan, ternyata Jan van Riebeeck tidak memperoleh tenaga kerja dari penduduk asli yang memiliki kualifikasi memadai. Oleh sebab itu ia berpaling ke kepulauan Nusantara, yang sudah memiliki peradaban kerajaan-kerajaan yang maju. Nampaknya ini sudah dipelajari oleh van Riebeeck dan kawan-kawannya semenjak tahun 1641 (Cape Malays, Wikipedia dan South African History Online, diunduh 31 Januari 2018), sehingga pada tahun 1642, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Diemen sudah menyiapkan peraturan termasuk dalam menjalankan ibadah bagi orang-orang Islam dari Ambon, yang akan dikirim sebagai Mardyckers ke Tanjung Harapan.

Gelombang pertama para Mardyckers atau “Orang-Orang Merdeka”yang bertugas sebagai Satuan Pengamanan datang tahun 1658. Namun sebelumnya sejumlah tenaga kerja yang dijadikan sebagai budak serta beberapa tahanan politik telah mendahului tiba.

Dalam membangun perkotaan yang sekarang bernama Cape Town itu, Belanda membawa dan membudidayakan berbagai hewan ternak dan aneka produk pertanian seperti anggur, sereal, kacang-kacangan, kentang, apel dan jeruk.

Belanda menguasai Tanjung Harapan sampai dengan diambilalih Inggris tahun 1795. Delapan tahun kemudian, yakni 1803, Tanjung Harapan dikembalikan kepada Belanda. Namun itu ternyata tak berlangsung lama, karena pada tahun 1806, melalui pertempuran sengit yang dikenal dengan Pertempuran Blaauwberg, Inggris kembali merebut Tanjung Harapan. Dalam pertempuran Blaauwberg, pasukan Belanda yang paling gigih adalah yang terdiri dari orang-orang Jawa, yang dikenal sebagai Java Artilerie, tetapi bertempur jarak pendek seperti layaknya pasukan infanteri, karena pasukan infanteri yang terdiri dari orang-orang Belanda justru sudah melarikan diri tanpa meletuskan sebutir peluru pun.

Sejak itu Inggris menguasai Afrika Selatan sampai kemudian terbentuk pemerintah persatuan pada 31 Mei 1910. Pada 11 Desember 1931 Afrika Selatan berhak menyelenggarakan pemerintahan sendiri, tetapi pada tahun 1948 negeri ini mulai memberlakukan politik apartheid yang rasialis, yang bahkan semakin ditingkatkan pada 31 Mei 1961, dan terus berlanjut sampai awal 1990an. Semenjak 4 Februari 1994 sampai sekarang Republik Afrika Selatan menghapuskan politik perbedaan ras dan menjamin kebebasan bagi penduduknya. (Bersambung).

Untuk jembatan, lihat Jembatan Vasco da Gama.

Vasco da Gama (IPA: ['vaʃku dɐ 'gɐmɐ] (Sines, Alentejo, Portugal, sekitar 1469 – 24 Desember 1524 di Kochi, India) adalah seorang penjelajah berkebangsaan Portugis, yang menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke Malabar, India dengan melakukan penjelajahan laut mengelilingi Afrika.

Vasco da GamaLaksamana Laut Arab, Persia, India dan seluruh Wilayah TimurKonte VidigueiraMasa jabatan29 Desember 1519 -
23 Desember 1524PenggantiFrancisco da Gama PasanganCatarina de Ataíde

Lainnya

Anak
D. Francisco da Gama, Konte Vidigueira ke-2
D. Estêvão da Gama, Raja Muda India
D. Cristóvão da Gama, Kapten MalakaNama lengkap
Vasco da GamaKeluarga bangsawanGamaBapakEstêvão da GamaLahir1460 atau 1469
Sines atau Vidigueira, Alentejo, Kerajaan PortugalMeninggal23 Desember 1524
Kochim, India PortugalPemakamanBiara Jerónimos, Lisbon, Kerajaan PortugalPekerjaanPenjelajah, Raja Muda India

Da Gama ditugasi oleh Raja Manuel I dari Portugal untuk mencari negeri-negeri Kristen di benua Timur (Baginda, seperti banyak orang Eropa lainnya, mengira bahwa India adalah Kerajaan Kristen dari Prester John), dan untuk mendapatkan akses Portugis ke pasar komersial di benua Timur. Da Gama memperluas penjelajahan laut dari pendahulunya Bartolomeu Dias, yang pertama-tama mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika pada 1488, yang berpuncak dengan penjelajahan laut Portugis yang didukung oleh sekolah pelayaran dari Henrique sang Navigator.

Pelayaran da Gama berhasil membangun rute lautan dari Eropa ke India yang memungkinkan perdagangan dengan Timur Jauh, tanpa menggunakan rute kafilah Jalur Sutera yang mahal dan tidak aman, antara Timur Tengah dan Asia Tengah. Namun, pelayaran ini juga terhambat oleh kegagalannya untuk membawa barang-barang yang menarik bagi bangsa-bangsa di Asia Kecil dan India. Rute ini penuh bahaya:hanya 54 dari 170 kelasi, dan dua dari empat kapal, yang kembali ke Portugal dengan selamat pada 1499. Namun demikian, pelayaran pertama da Gama langsung menghasilkan era dominasi Eropa selama ratusan tahun melalui kekuatan laut dan perdagangan, dan kolonialisme Portugis selama 450 tahun di India yang menghasilkan kekayaan dan kekuasaan bagi takhta Portugal.

Sejak awal abad ke-15, sekolah pelayaran Henrique sang Navigator telah memperluas pengetahuan Portugal tentang garis pantai Afrika. Dari tahun 1460-an, tujuannya adalah mengeliling ujung selatan benua itu untuk mendapatkan akses yang lebih mudah kepada kekayaan India (terutama lada hitam dan bumbu-bumbu lainnya) melalui rute laut yang dapat diandalkan.

Ketika da Gama berusia 10 tahun, rencana-rencana jangka panjang ini mulai menghasilkan buah. Bartolomeu Dias telah kembali dari perjalanan mengelilingi Tanjung Harapan, setelah menjelajahi hingga Fish River (Rio do Infante) di Afrika Selatan sekarang, dan memverifikasikan bahwa pantai yang tidak dikenal itu merentang hingga ke timur laut.

Eksplorasi darat yang berlangsung pada waktu yang sama pada masa pemerintahan João II dari Portugal mendukung teori bahwa India dapat dijangkau lewat laut dari Samudera Atlantik. Pêro da Covilhã dan Afonso de Paiva diutus melalui Barcelona, Napoli, dan Rhodes, ke Alexandria, dan dari sana ke Aden, Hormuz, dan India, yang membuktikan bahwa teori ini dapat diandalkan.

Masih tersisa untuk seorang penjelajah membuktikan jalur antara penemuan Dias dan Pero da Covilha serta De Paiva, dan menghubungkan pecahan-pecahan terpisah itu ke jalur perdagangan yang mungkin menguntungkan ke Samudra Hindia. Tugas yang awalnya dibebankan pada ayah Da Gama itu ditawarkan ke Vasco oleh Manuel I atas daya catatannya melindungi stasiun perdagangan Portugis sepanjang Pantai Emas Afrika dari pemusnahan oleh Prancis.

Pada tanggal 8 Juli 1497 Vasco da Gama memimpin armada empat kapal dengan awak 170 orang dari Lisboa. Jarak yang ditempuh dalam perjalanan mengelilingi Afrika ke India dan pulang lebih jauh daripada mengelilingi khatulistiwa. Para navigator Portugal termasuk yang paling berpengalaman, Pero de Alenquer, Pedro Escobar, João de Coimbra, dan Afonso Gonçalves. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak orang di kru masing-masing kapal tapi sekitar 55 orang kembali, dan dua kapal hilang. Dua kapal itu baru dibangun untuk pelayaran, mungkin Caravel dan kapal persediaan.

Keempat kapal tersebut adalah:

São Gabriel, diperintahkan oleh Vasco da Gama; Sebuah karamba 178 ton, panjang 27 m, lebar 8,5 m, draft 2,3 m, layar 372 m²

São Rafael, diperintahkan oleh saudaranya Paulo da Gama; Dimensi serupa dengan São Gabriel

Caravel Berrio, sedikit lebih kecil dari dua mantan (kemudian berganti nama menjadi São Miguel), diperintahkan oleh Nicolau Coelho

Sebuah kapal penyimpanan dengan nama yang tidak diketahui, yang diperintahkan oleh Gonçalo Nunes, kemudian tersesat di dekat Teluk São Brás, di sepanjang pantai timur Afrika

 

Jalur yang diikuti dalam perjalanan pertama Vasco da Gama(1497 - 1499)

India

Mereka tiba di India pada 20 Mei 1498. Kadang-kadang terjadi perundingan yang sengit dengan penguasa setempat (biasanya diinggriskan menjadi Zamorin), menghasilkan Wyatt Enourato, dalam perlawanan dari para pedagang Arab. Akhirnya da Gama berhasil memperoleh sebuah surat yang ambigu berisi konsesi untuk hak-hak perdagangan, namun ia harus berangkat tanpa peringatan setelah Zamorin memaksa agar da Gama meninggalkan semua barangnya sebagai kolateral. Da Gama mempertahankan barang-barangnya, tetapi meninggalkan beberapa orang Portugis dengan perintah memulai sebuah pos perdagangan.

Kembali

 

Vasco da Gama mendarat di Calicut, 20 Mei 1498

Paulo da Gama meninggal di Azores dalam perjalanan pulang, tetapi ketika Vasco da Gama kembali ke Portugal pada September 1499, ia mendapatkan hadiah yang sangat besar sebagai orang yang berhasil mewujudkan rencana yang telah disusun selama 80 tahun. Ia mendapatkan gelar "Admiral Samudera Hindia", dan hak-hak feodal atas Sines dikukuhkan. Ia juga dianugerahi gelar Dom (count) oleh Manuel I.

Pelayaran da Gama membuktikan bahwa pantai Afrika yang lebih jauh (pantai Timur), Contra Costa, adalah penting bagi kepentingan Portugis. Pelabuhan-pelabuhannya menyediakan air bersih dan perbekalan, kayu dan pelabuhan untuk reparasi, dan tempat untuk menunggu sementara musim tidak menguntungkan. Selain itu, komoditas rempah-rempah terbukti juga merupakan kontribusi penting bagi ekonomi Portugal.

Pada 12 Februari 1502, da Gama kembali beralyar dengan sebuah armada 20 kapal perang, untuk memaksakan kepentingan Portugis. Pedro Álvares Cabral telah diutus ke India dua tahun sebelumnya (ketika ia kebetulan menemukan Brasil, meskipun sebagian orang mengklaim hal itu dilakukan dengan sengaja), dan menemukan bahwa orang-orang yang ada di pos perdagangan itu telah dibunuh, dan ketika ia menemukan perlawanan lebih lanjut, ia membombardir Calicut. Ia juga membawa pulang sutera dan emas untuk membuktikan bahwa ia telah berkunjung ke India lagi.

Pada suatu saat, da Gama menantikan sebuah kapal yang kembali dari Mekkah, dan menyita semua barang dagangannya. Mereka kemudian mengeram ke-380 penumpangnya dan kemudian membakar kapal itu. Baru empat hari kemudian kapal itu tenggelam dan menewaskan semua penumpangnya, laki-laki, perempuan, dan anak-anak, ketika da Gama kembali ke Calicut pada 30 Oktober, 1502, pihak Zamorin bersedia menandatangani suatu perjanjian.[1]

Da Gama menyerang dan menuntut upeti dari pelabuhan Kilwa yang dikuasai orang-orang Arab di Afrika Timur, salah satu pelabuhan yang terlibat dalam upaya melawan Portugis. Da Gama memainkan peranan sebagai pemilik kapal yang diberi izin untuk menyerang kapal-kapal dagang Arab. Akhirnya ia menghancurkan sebuah armada Calicut yang terdiri atas 29 kapal, dan pada dasarnya menaklukkan kota pelabuhan tersebut. Sebagai ganjaran untuk keamanan, ia memperoleh konsesi-konsesi dagang yang sangat berharga dan sejumlah besar barang sitaan, yan membuat ia sangat disukai oleh takhta Portugal.

Setelah kembali ke Portugal, pada September 1503, ia diangkat menjadi Count dari Vidigueira di tanah yang sebelumna dimiliki oleh keluarga Bragança. Ia juga dianugerahi dengan hak-hak feodal dan yurisdiksi atas Vidigueira dan Vila dos Frades.

 

Kuburan di Biara Jerónimos di Belem

Setelah mendapatkan reputasi yang ditakuti sebagai "penyelesai" segala masalah yang muncul di India, ia diutus ke anak benua itu sekali lagi pada 1524. Rencananya adalah ia menggantikan Eduardo de Menezes sebagai raja muda (wakil) dari wilayah kekuasaan Portugal, tetapi ia menderita malaria tak lama setelah tiba di Goa dan meninggal di kota Cochin pada Malam Natal 1524. Tubuhnya mula-mula dimakamkan di Gereja St. Francis, Fort Kochi, Kochi, dan belakangan kerangkanya dipindahkan ke Portugal pada 1539 dan dimakamkan kembali di sebuah kuburan yang indah di Vidigueira. Biara Hieronimit di Belém dibangun untuk menghormati pelayarannya ke India.

 

Peta Imperium Portugal pada masa pemerintahan João III (1502–1557).

Da Gama dan istrinya, Catarina de Ataíde, mempunyai enam anak lelaki dan seorang anak perempuan: Francisco da Gama, Conde da Vidigueira; Estevão da Gama; Paulo da Gama; Cristovão da Gama; Pedro da Silva da Gama; Alvaro de Athaide; dan Isabel de Athaide da Gama.

Seperti orang-orang lainnya setelah Henry sang Navigator, da Gama bertanggung jawab atas keberhasilan Portugal sebagai suatu kekuatan kolonial yang pertama. Di samping pelayaran itu sendiri, kecakapannya dalam mencampurkan politik dan perang di belahan dunia yang lain yang menempatkan Portugal dalam posisi terkemuka dalam perdagangan di Samudra Hindia.

Epik nasional Portugal, Lusíadas dari Luís Vaz de Camões pada umumnya berkaitan dengan pelayaran-pelayaran Vasco da Gama.[2]

Setelah pelayaran pertama da Gama, kerajaan Portugal menyadari bahwa mengamankan pos-pos di pantai timur Afrika terbukti penting untuk mempertahankan rute perdagangan mereka ke Timur Jauh.

Kota pelabuhan Vasco da Gama di Goa dinamai untuk memperingati da Gama. Demikian pula kawah Vasco da Gama, sebuah kawah besar di Bulan. Ada tiga klub sepak bola di Brasil (termasuk Club de Regatas Vasco da Gama) dan Klub Olahraga Vasco di Goa yang juga dinamai menurut namanya. Sebuah gereja di Kochi, Kerala Gereja Vasco da Gama, sebuah tempat tinggal pribadi di pulau Saint Helena dan Jembatan Vasco da Gama semuanya diberi nama untuk memperingatinya.

Da Gama menduduki peringkat ke-86 dalam buku Michael H. Hart 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah.

Pada 1998, upaya mengadakan peringatan ke-500 tahun kedatangan da Gama di India oleh Pemerintah Portugal dibatalkan karena besarnya kemarahan masyarakat terhadap acara tersebut.[3][4]

  1. ^ Vasco da Gama Arrives in India 1498 (Google cached version) Dana Thompson, Felicity Ruiz, Michelle Mejiak; 15 Desember 1998; Diakses 8 Juli 2006
  2. ^ "The Lusiads". World Digital Library. 1800–1882. Diakses tanggal 2013-09-01. Pemeliharaan CS1: Format tanggal (link)
  3. ^ "Indians says NO". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-13. Diakses tanggal 2006-12-07. 
  4. ^ Explorer or Exploiter? Rediff On The Net - www.rediff.com

  • Kelly, Jack (2004). Gunpowder: Alchemy, Bombards, & Pyrotechnics. ISBN 0-465-03718-6 — Sejarah ledakan yang mengubah dunia sejak Vasco da Gama hingga E.I. DuPont.

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Vasco da Gama.
  • Vasco da Gama Diarsipkan 2007-11-04 di Wayback Machine. dalam Prominent People
  • (Inggris) da Gama's Round Africa to India
  • (Inggris) da Gama web tutorial Diarsipkan 2007-07-03 di Wayback Machine. with animated maps
  • "vasco+da+gama+") 581 works on Vasco da Gama in The European Library Harvest

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Vasco_da_Gama&oldid=21307705"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA