Nilai nilai sikap apa saja yang dapat diteladani dari penemu Teknologi Sosrobahu

Lihat Foto

Youtube/Televisi Edukasi

Tangkapan layar

KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah TVRI pada Rabu, 22 Juli 2020 membahas Membaca Biografi Tokoh Penemu untuk siswa SMP dan sederajat.

Dalam tayangan tersebut, terdapat tiga pertanyaan. Berikut soal kedua dan jawabannya:

Soal: Belajar dari kisah Galileo Galilei, menurutmu sikap apa saja yang bisa kita tanam dalam diri kita agar bisa menjadi penemu?

Jawaban:

Sikap yang bisa diteladani dari Galileo Galileo, yaitu:

  • Tekun, dengan ketekunan kita mampu menjadi orang yang berhasil.
  • Tidak mengikuti teori ilmuwan lain sebelum kita dapat membuktikan kebenaran teori tersebut.
  • Memupuk rasa ingin tahu
  • Kerja keras dan menjadi orang jujur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

FASILITASI SISWA - Sejumlah siswa belajar via daring dengan menggunakan jaringan wifi di Warkop Pitulikur kawasan Jl Ngagel, Senin (20/7). Pengelola warkop memberikan fasilitas teh hangat kepada siswa yang belajar via daring asal tidak bermain game. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ-Kunci Jawaban Soal TVRI SMP dan Sederajat, Rabu, 22 Juli 2020: Membaca Biografi Tokoh Penemu

TRIBUNNEWS.COM -  Berikut kunci jawaban materi mengenai 'Membaca Biografi Tokoh Penemu' untuk siswa SMP dan Sederajat.

Jawablah dengan mempelajari materi yang telah disampaikan dalam tayangan.

Berikut pertanyaan nomor 2 materi mengenai 'Membaca Biografi Tokoh Penemu'

Berikut jawaban dari soal diatas, simak penjelasannya

2. Sikap yang harus kita tanam dalam diri agar bisa menjadi penemu adalah sebagai berikut:

- Memiliki ketelitian yang tinggi

- Selalu mengutamakan kejujuran

- Selalu bekerja keras

- Memupuk rasa ingin tahu yang tinggi

- Tekun dalam mengerjakan suatu hal dan tidak pantang menyerah.

*) Disclaimer: Kunci jawaban tersebut hanya sebagai panduan untuk orangtua mengoreksi jawaban anak.

Baca: Jadwal Lengkap TVRI Rabu, 22 Juli 2020: Belajar dari Rumah untuk PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK

Baca: SOAL dan JAWABAN TVRI SD Kelas 1-3 Rabu, 22 Juli 2020: Sahabat Pelangi: Candra oh Candra

Kerjha — Hadir dalam peluncuran buku Melangkah Tanpa Lelah, biografi Ir. Tjokorda Raka Sukawati, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam menciptakan inovasi diperlukan dua hal, yakni keteguhan hati dan keberanian. Dua hal inilah, menurut Basuki, yang bisa diteladani dari Tjokorda Raka Sukawati, penemu teknik Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH) atau Sosrobahu.

Temuan ini merupakan mahakarya yang mendunia dan telah diterapkan di berbagai proyek jalan layang di dalam dan luar negeri.

“Kita perlu teladani keteguhan hati dan keberanian beliau dalam menciptakan inovasi. Pasti banyak kritikan yang diterima tetapi hanya yang teguh dan yakin yang akan berhasil, Pak Tjokorda telah mencontohkan. Sebagai seorang insinyur muda Pak Tjokorda tetap teguh terhadap pilihan teknologi pembangunan jalan layang ini,” kata Menteri Basuki di Auditorium Perpustakaan Nasional, Kamis (9/12).

Menteri Basuki menambahkan insan PU harus berkarakter kuat, berani dan berjiwa seni. “Hanya yang berjiwa seni yang bisa melakukan inovasi dan improvisasi. Pak Tjokorda ini salah satunya sehingga kami bisa merasakan manfaat inovasinya untuk pembangunan jalan layang di Indonesia,” ujar Menteri Basuki.

Inovasi Sosrobahu bermula pada 1976 ketika Kementerian PUPR akan membangun jalan tol dari Jagorawi ke Tanjung Priok. Rencana awal proyek tersebut akan dikerjakan oleh pihak asing. Tetapi kala itu di putuskan untuk peran perusahaan nasional untuk menyelesaikan proyek. Pada saat itu, Tjokorda dipercaya sebagai Ketua Manajemen Proyek.

Ia harus mencari solusi non konvensional sebagai penyelesaian proyek. Sebab, teknik bekisting tidak memungkinkan karena akan mengganggu lalu lintas. Sedangkan konstruksi secara segmental akan memakan waktu dan biaya yang lebih besar.

Dalam situasi ini Tjokorda menemukan inovasi Sosrobahu sehingga proyek ini dapat diselesaikan lebih cepat sembilan bulan dengan tetap menjaga kualitas proyek.

Penerapan terbaru teknologi Sosrobahu dilakukan pada pembangunan Tol Layang Sheikh Muhammed Bin Zayeed (MBZ) sepanjang 36 km yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Desember 2019 lalu. Dalam pembangunannya terdapat 294 pier head, di mana 200 buah di antaranya dipasang dengan menggunakan teknologi Sosrobahu.

“Kalau pakai teknologi bekisting bisa dibayangkan kemacetan lalu lintas karena penutupan lajur Tol Jakarta-Cikampek yang merupakan jalur utama Tol Trans Jawa dengan lalu lintas yang sangat padat,” terang Basuki.

Teknologi Sosrobahu juga telah diterapkan di berbagai negara lain seperti Filipina, Thailand, Malaysia dan Singapura. Di Filipina teknologi Sosrobahu ini digunakan untuk membuat salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni Metro Manila Skyway dari Buendia ke Alabang.

Menteri Basuki mengatakan dibutuhkan inovasi-inovasi lain dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. “Saya merindukan betul inovasi-inovasi ini di Kementerian PUPR, untuk itu kita challenge para engineer muda ini. Salah satunya pada Hari Bakti PU ke-76 kemarin dengan mengadakan lomba karya tulis inovatif (LKTI),” ujar Basuki.

Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana mengatakan, melalui peluncuran buku ini diharapkan para generasi muda dapat meneruskan semangat Ir. Tjokorda Raka Sukawati untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurniadi menyatakan, melalui buku ini gagasan dan pemikiran Ir. Tjokorda Raka Sukawati akan terus bisa dirasakan dan dinikmati oleh anak bangsa. “Kehadiran sosok seperti beliau merupakan cerminan budaya literasi yang tinggi, sumbangsih beliau dapat membuat generasi kita lebih maju,” tutur Deni. (PUT)

Ir. Tjokorda Raka Sukawati lahir di Ubud, Bali, 3 Mei 1931 dan meninggal di Ubud, Bali, 11 November 2014 pada umur 83 tahun. Beliau merupakan seorang insinyur Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya.

Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada 1996. Ia meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Teknik Sosrobahu pertama kali diterapkan pada proyek  jalan layang Cawang sampai Tanjung Periok, tepatnya pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam. Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat dipraktikkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktikkan, ia yang menganut agama Hindu yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun. Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi ia, entah dari mana saat itu ia menetapkan angka wangsit itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur Amerika Serikat yang mengerjakan jalan layang di Seattle begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan angka wangsit tadi. Teknik Sosrobahu ini mendapatkan hak paten dari pemerintah Jepang, Malaysia, Filipina. Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995 sedangkan Jepang memberinya pada tahun 1992. Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas Vilamore-Bicutan adalah buah karya teknik ciptaan Tjokorda. Di Filipina teknologi Sosrobahu diterapkan untuk 298 tiang jalan. Sedangkan di Kuala Lumpur sebanyak 135. Ide Besar ini lahir ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya, hidung mobil Mercedes buatan 1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak. Satu hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya, benda seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidraulik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu. Teknologi Sosrobahu ini dikembangkan menjadi versi ke-2. Bila pada versi pertama memakai angker (jangkar) baja yang disusupkan ke beton, versi keduanya hanya memasang kupingan yang berlubang di tengah. Lebih sederhana dan bahkan hanya memerlukan waktu kurang lebih 45 menit dibandingkan dengan yang pertama membutuhkan waktu dua hari. Dalam hitungan eksak, konstruksi Sosrobahu akan bertahan hingga 100 tahun (1 abad). Menurut Dr.Drajat Hoedajanto pakar struktur dari Institut Teknologi Bandung, Sosrobahu pada dasarnya hanya metode sangat sederhana untuk pelaksanaannya (memutar bahu lengan beton jalan layang). Sistem ini cocok dipakai pada elevated toll road (jalan tol layang dalam kota) yang biasanya mengalami kendala lalu lintas dibawahnya yang pada. Sosrobahu terbukti bermanfaat dalam proses pembangunan jalan layang, sangat aplikatif, teruji baik teknis dan ekonomis.

Tjokorda Raka Sukawati juga merupakan pendiri Fakultas Teknik di Universitas Udayana. Setelah pensiun dari PT. Hutama Karya, beliau tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya dan pernah aktif mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA