Kalender Jawa yaitu sebuah kalender yang istimewa karena yaitu perpaduan antara kebiasaan istiadat Islam, kebiasaan istiadat Hindu-Buddha Jawa dan bahkan juga sedikit kebiasaan istiadat Barat. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai mempunyai dua: siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran. Pada tahun 1625 Masehi, Sultan Mulia yang berusaha keras menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dalam kerangka negara Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka. Sejak saat itu kalender Jawa versi Mataram memakai sistem kalender kamariah atau lunar, namun tidak memakai angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan. Hal ini diterapkan demi asas kesinambungan. Sehingga tahun saat itu yang yaitu tahun 1547 Saka, diteruskan diproduksi menjadi tahun 1547 Jawa.
Dekrit Sultan Mulia berjalan di seluruh wilayah kerajaan Mataram II: seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Banten, Batavia dan Banyuwangi (=Balambangan). Ketiga kawasan terakhir ini tidak termasuk wilayah kekuasaan Sultan Agung. Pulau Bali dan Palembang yang mendapatkan pengaruh kebiasaan istiadat Jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Mulia ini.
Daftar bulan Jawa Islam
Di bawah ini disajikan nama-nama bulan Jawa Islam. Beberapa nama bulan diambil dari Kalender Hijriyah, dengan nama-nama Arab, namun beberapa di antaranya memakai nama dalam bahasa Sanskerta seperti Pasa, Antara dan probabilitas juga Sura. Sedangkan nama Apit dan Mulia berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Nama-nama ini yaitu nama bulan kamariah atau candra (lunar). Penamaan bulan beberapa berkaitan dengan hari-hari mulia yang mempunyai dalam bulan hijriah, misalnya Pasa berkaitan dengan puasa Ramadhan, Mulud berkaitan dengan Maulid Nabi pada bulan Rabi'ul Awal, dan Ruwah berkaitan dengan Nisfu Sya'ban dimana dianggap amalan dari ruh selama setahun dicatat.
1 | Sura | 30 |
2 | Sapar | 29 |
3 | Mulud | 30 |
4 | Bakda Mulud | 29 |
5 | Jumadilawal | 30 |
6 | Jumadilakir | 29 |
7 | Rejeb | 30 |
8 | Ruwah (Arwah, Saban) | 29 |
9 | Pasa (Puwasa, Siyam, Ramelan) | 30 |
10 | Sawal | 29 |
11 | Antara (Dulkangidah, Apit) * | 30 |
12 | Mulia (Dulkahijjah) | 29/(30) |
Total | 354/(355) |
Nama-nama bulan tersebut yaitu sebagai berikut :
- Warana • Sura, gunanya rijal
- Wadana • Sapar, gunanya wiwit
- Wijangga • Mulud, gunanya kanda
- Wiyana • Bakda Mulud, gunanya ambuka
- Widada •Jumadi Awal, gunanya wiwara
- Widarpa • Jumadi Akhir, gunanya rahsa
- Wilapa • Rejep, artiya purwa
- Wahana • Ruwah, gunanya dumadi
- Wanana • Pasa, gunanya madya
- Wurana • Sawal, gunanya wujud
- Wujana • Sela, gunanya wusana
- Wujala • Besar, gunanya kosong
Keterangan
- Nama alternatif bulan Dulkangidah yaitu Antara atau Apit. Nama-nama ini yaitu peninggalan nama-nama Jawa Lawas untuk nama musim ke-11 yang disebut sebagai Hapit Lemah. Antara berfaedah batu yang berhubungan dengan lemah yang gunanya yaitu “tanah”. Lihat juga di bawah ini.
Daftar bulan Jawa matahari
Pada tahun 2011 Masehi, karena penanggalan kamariah dianggap tidak memadai sebagai patokan para petani yang bercocok tanam, maka bulan-bulan musim atau bulan-bulan surya yang disebut sebagai pranata mangsa, dikodifikasikan oleh Sunan Pakubuwana VII[1] atau penggunaannya dikuatkan secara resmi. Sebenarnya pranata mangsa ini yaitu pembagian bulan yang asli Jawa dan sudah dipergunakan pada 100 tahun pra-Islam. Lalu oleh dia tanggalnya disesuaikan dengan penanggalan tarikh kalender Gregorian yang juga yaitu kalender surya. Tetapi lama setiap mangsa berbeda-beda.
Keterangan
- Dalam bahasa Jawa Kuna mangsa kesebelas disebut hapit lemah sedangkan mangsa keduabelas disebut sebagai hapit kayu. Lalu nama dhesta diambil dari nama bulan ke-11 penanggalan Hindu dari bahasa Sanskerta jyes.t.ha dan nama sadha diambil dari kata âs.âd.ha yang yaitu bulan keduabelas.
Siklus windu
Oleh orang Jawa tahun-tahun digabung diproduksi menjadi satu, yang terdiri dari delapan tahun Jawa. Setiap satuan ini terdiri atas 8 tahun Jawa dan disebut windu. Windu sendiri bergulir empat putaran (32 tahun Jawa) : Adi, Kuntara, Sangara, dan Sancaya. Di bawah disajikan nama-nama tahun dalam satu windu:
Jumlah 2835 hari genap dibagi 35 /selapan (hari pasaran)
Nama-nama tahun tersebut yaitu sebagai berikut :
- Purwana • Alip, gunanya ada-ada (mulai berniat)
- Karyana • Ehe, gunanya tumandang (melakukan)
- Anama • Jemawal, gunanya gawe (pekerjaan)
- Lalana • Je, gunanya lelakon (proses, nasib)
- Ngawana • Dal, gunanya urip (hidup)
- Pawaka • Be, gunanya bola-bali (selalu kembali)
- Wasana • Wawu, gunanya marang (kearah)
- Swasana • Jimakir, gunanya suwung (kosong)
Pembagian pekan
Simbol siklus pasaran dalam kalender jawa
Orang Jawa pada masa pra Islam mengenal pekan yang lamanya tidak hanya tujuh hari saja, namun dari 2 sampai 10 hari. Pekan-pekan ini disebut dengan nama-nama dwiwara, triwara, caturwara, pañcawara (pancawara), sadwara, saptawara, astawara dan sangawara. 100 tahun sekarang hanya pekan yang terdiri atas lima hari dan tujuh hari saja yang dipakai, namun di pulau Bali dan di Tengger, pekan-pekan yang lain ini masih dipakai.
Pekan yang terdiri atas tujuh hari dihubungkan dengan sistem bulan-bumi. Aksi (solah) dari bulan terhadap bumi berikut yaitu nama dari ke tujuh nama hari tersebut :
- Radite • Minggu, melambangkan meneng (diam)
- Soma • Senen, melambangkan maju
- Hanggara • Selasa, melambangkan mundur
- Budha • Rabu, melambangkan mangiwa (bergerak ke kiri)
- Respati • Kamis, melambangkan manengen (bergerak ke kanan)
- Sukra • Jumat, melambangkan munggah (naik ke atas)
- Tumpak • Sabtu, melambangkan temurun (bergerak turun)
Pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai pasar oleh orang Jawa dan terdiri dari hari-hari:
- Legi
- Pahing
- Pon
- Wage
- Kliwon
Hari-hari pasaran yaitu posisi sikap (patrap) dari bulan sebagai berikut :
- Kliwon • Asih, melambangkan jumeneng (berdiri)
- Legi • Manis, melambangkan mungkur (berbalik arah kebelakang)
- Pahing • Pahit, melambangkan madep (menghadap)
- Pon • Petak, melambangkan sare (tidur)
- Wage • Cemeng, melambangkan lenggah (duduk)
Kemudian sebuah pekan yang terdiri atas tujuh hari ini, yaitu yang juga dikenal di budaya-budaya lainnya, mempunyai sebuah siklus yang terdiri atas 30 pekan. Setiap pekan disebut satu wuku dan setelah 30 wuku maka muncul siklus baru lagi. Siklus ini yang secara total berjumlah 210 hari yaitu semua probabilitasnya hari dari pekan yang terdiri atas 7, 6 dan 5 hari berpapasan.
Penampakan bulan dalam penanggalan jawa :
- Tanggal 1 bulan Jawa, bulan kelihatan sangat kecil-hanya seperti garis, ini dimaknakan dengan seorang bayi yang baru lahir, yang lama-kelamaan diproduksi melebihi mulia dan lebih terang.
- Tanggal 14 bulan Jawa dinamakan purnama sidhi, bulan penuh melambangkan dewasa yang telah bersuami istri.
- Tanggal 15 bulan Jawa dinamakan purnama, bulan masih penuh tapi sudah mempunyai tanda ukuran dan cahayanya sedikit menjadi kurang.
- Tanggal 20 bulan Jawa dinamakan panglong, orang sudah mulai kehilangan daya ingatannya.
- Tanggal 25 bulan Jawa dinamakan sumurup, orang sudah mulai diurus hidupnya oleh orang lain kembali seperti bayi layaknya.
- Tanggal 26 bulan Jawa dinamakan manjing, dimana hidup manusia kembali ketempat asalnya diproduksi menjadi rijal lagi.
- Sisa hari sejumlah empat atau lima hari melambangkan saat dimana rijal hendak mulai dilahirkan kembali kekehidupan alam yang baru.
Referensi
- Pigeaud, Th., 1938, Javaans-Nederlands Woordenboek. Groningen-Batavia: J.B. Wolters
- Ricklefs, M.C., 1978, Modern Javanese historical tradition: a study of an original Kartasura chronicle and related materials. London: School of Oriental and African Studies, University of London
Lihat juga
- Kalender
- Kalender Bali
- Kalender Hijriyah
- Kalender Saka
- Pranata mangsa
Referensi
- ^ Tanojo R. 1962. Primbon Djawa (Sabda Pandita Ratu). TB Pelajar. Surakarta. pp 36–45
Tautan luar
- Kelender Jawa Lengkap. Halaman web ini memberikan informasi lebih lengkap tentang perabot penanggalan Jawa, antara lain: Kurup, Windu, Lambang Windu, Tahun, Lambang Tahun, Sasi, Mangsa, Wuku, Lintang, Padangon, Padewan, Dina, Lambang Dina, Paringkelan, Pasaran, Paarasan, Pancasuda, Kamarokam, Watak Sasi dan Watak Dina.
- (Inggris) weton.m Fungsi MATLAB yang menghitungkan Weton, Dina, Wulan, Taun, Windu, Kurup dan Dina Mulyo dari tanggal berapa saja. Mempunyai juga fungsi Perl untuk menghitung wetonan. Perangkat lunak sumber buka (open source).
edunitas.com
Page 2
Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang istimewa karena adalah perpaduan antara kebiasaan istiadat Islam, kebiasaan istiadat Hindu-Buddha Jawa dan bahkan juga sedikit kebiasaan istiadat Barat. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai mempunyai dua: siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran. Pada tahun 1625 Masehi, Sultan Mulia yang berusaha keras menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dalam kerangka negara Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka. Sejak saat itu kalender Jawa versi Mataram memakai sistem kalender kamariah atau lunar, namun tidak memakai angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan. Hal ini diterapkan demi asas kesinambungan. Sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka, diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa.
Dekrit Sultan Mulia berjalan di seluruh wilayah kerajaan Mataram II: seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Banten, Batavia dan Banyuwangi (=Balambangan). Ketiga kawasan terakhir ini tidak termasuk wilayah kekuasaan Sultan Agung. Pulau Bali dan Palembang yang mendapatkan pengaruh kebiasaan istiadat Jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Mulia ini.
Daftar bulan Jawa Islam
Di bawah ini disajikan nama-nama bulan Jawa Islam. Beberapa nama bulan diambil dari Kalender Hijriyah, dengan nama-nama Arab, namun beberapa di antaranya memakai nama dalam bahasa Sanskerta seperti Pasa, Antara dan probabilitas juga Sura. Sedangkan nama Apit dan Mulia berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Nama-nama ini adalah nama bulan kamariah atau candra (lunar). Penamaan bulan beberapa berkaitan dengan hari-hari mulia yang mempunyai dalam bulan hijriah, misalnya Pasa berkaitan dengan puasa Ramadhan, Mulud berkaitan dengan Maulid Nabi pada bulan Rabi'ul Awal, dan Ruwah berkaitan dengan Nisfu Sya'ban dimana dianggap amalan dari ruh selama setahun dicatat.
1 | Sura | 30 |
2 | Sapar | 29 |
3 | Mulud | 30 |
4 | Bakda Mulud | 29 |
5 | Jumadilawal | 30 |
6 | Jumadilakir | 29 |
7 | Rejeb | 30 |
8 | Ruwah (Arwah, Saban) | 29 |
9 | Pasa (Puwasa, Siyam, Ramelan) | 30 |
10 | Sawal | 29 |
11 | Antara (Dulkangidah, Apit) * | 30 |
12 | Mulia (Dulkahijjah) | 29/(30) |
Total | 354/(355) |
Nama-nama bulan tersebut adalah sebagai berikut :
- Warana • Sura, gunanya rijal
- Wadana • Sapar, gunanya wiwit
- Wijangga • Mulud, gunanya kanda
- Wiyana • Bakda Mulud, gunanya ambuka
- Widada •Jumadi Awal, gunanya wiwara
- Widarpa • Jumadi Akhir, gunanya rahsa
- Wilapa • Rejep, artiya purwa
- Wahana • Ruwah, gunanya dumadi
- Wanana • Pasa, gunanya madya
- Wurana • Sawal, gunanya wujud
- Wujana • Sela, gunanya wusana
- Wujala • Besar, gunanya kosong
Keterangan
- Nama alternatif bulan Dulkangidah adalah Antara atau Apit. Nama-nama ini adalah peninggalan nama-nama Jawa Lawas untuk nama musim ke-11 yang disebut sebagai Hapit Lemah. Antara berfaedah batu yang berhubungan dengan lemah yang gunanya adalah “tanah”. Lihat juga di bawah ini.
Daftar bulan Jawa matahari
Pada tahun 2011 Masehi, karena penanggalan kamariah dianggap tidak memadai sebagai patokan para petani yang bercocok tanam, maka bulan-bulan musim atau bulan-bulan surya yang disebut sebagai pranata mangsa, dikodifikasikan oleh Sunan Pakubuwana VII[1] atau penggunaannya dikuatkan secara resmi. Sebenarnya pranata mangsa ini adalah pembagian bulan yang asli Jawa dan sudah dipergunakan pada 100 tahun pra-Islam. Lalu oleh dia tanggalnya disesuaikan dengan penanggalan tarikh kalender Gregorian yang juga adalah kalender surya. Tetapi lama setiap mangsa berbeda-beda.
Keterangan
- Dalam bahasa Jawa Kuna mangsa kesebelas disebut hapit lemah sedangkan mangsa keduabelas disebut sebagai hapit kayu. Lalu nama dhesta diambil dari nama bulan ke-11 penanggalan Hindu dari bahasa Sanskerta jyes.t.ha dan nama sadha diambil dari kata âs.âd.ha yang adalah bulan keduabelas.
Siklus windu
Oleh orang Jawa tahun-tahun digabung menjadi satu, yang terdiri dari delapan tahun Jawa. Setiap satuan ini terdiri atas 8 tahun Jawa dan disebut windu. Windu sendiri bergulir empat putaran (32 tahun Jawa) : Adi, Kuntara, Sangara, dan Sancaya. Di bawah disajikan nama-nama tahun dalam satu windu:
1 | Alip | Selasa Pon | 354 |
2 | Ehe | Sabtu Pahing | 355 |
3 | Jimawal | Kamis Pahing | 354 |
4 | Je | Senin Legi | 354 |
5 | Dal | Jumat Kliwon | 355 |
6 | Be | Rabu Kliwon | 354 |
7 | Wawu | Hari pertama Wage | 354 |
8 | Jimakir | Kamis Pon | 355 |
Total | 2835 |
Banyak 2835 hari genap dibagi 35 /selapan (hari pasaran)
Nama-nama tahun tersebut adalah sebagai berikut :
- Purwana • Alip, gunanya ada-ada (mulai berniat)
- Karyana • Ehe, gunanya tumandang (melakukan)
- Anama • Jemawal, gunanya gawe (pekerjaan)
- Lalana • Je, gunanya lelakon (proses, nasib)
- Ngawana • Dal, gunanya urip (hidup)
- Pawaka • Be, gunanya bola-bali (selalu kembali)
- Wasana • Wawu, gunanya marang (kearah)
- Swasana • Jimakir, gunanya suwung (kosong)
Pembagian pekan
Simbol siklus pasaran dalam kalender jawa
Orang Jawa pada masa pra Islam mengenal pekan yang lamanya tidak hanya tujuh hari saja, namun dari 2 sampai 10 hari. Pekan-pekan ini disebut dengan nama-nama dwiwara, triwara, caturwara, pañcawara (pancawara), sadwara, saptawara, astawara dan sangawara. 100 tahun sekarang hanya pekan yang terdiri atas lima hari dan tujuh hari saja yang dipakai, namun di pulau Bali dan di Tengger, pekan-pekan yang lain ini masih dipakai.
Pekan yang terdiri atas tujuh hari dihubungkan dengan sistem bulan-bumi. Aksi (solah) dari bulan terhadap bumi berikut adalah nama dari ke tujuh nama hari tersebut :
- Radite • Minggu, melambangkan meneng (diam)
- Soma • Senen, melambangkan maju
- Hanggara • Selasa, melambangkan mundur
- Budha • Rabu, melambangkan mangiwa (bergerak ke kiri)
- Respati • Kamis, melambangkan manengen (bergerak ke kanan)
- Sukra • Jumat, melambangkan munggah (naik ke atas)
- Tumpak • Sabtu, melambangkan temurun (bergerak turun)
Pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai pasar oleh orang Jawa dan terdiri dari hari-hari:
- Legi
- Pahing
- Pon
- Wage
- Kliwon
Hari-hari pasaran adalah posisi sikap (patrap) dari bulan sebagai berikut :
- Kliwon • Asih, melambangkan jumeneng (berdiri)
- Legi • Manis, melambangkan mungkur (berbalik arah kebelakang)
- Pahing • Pahit, melambangkan madep (menghadap)
- Pon • Petak, melambangkan sare (tidur)
- Wage • Cemeng, melambangkan lenggah (duduk)
Kemudian sebuah pekan yang terdiri atas tujuh hari ini, yaitu yang juga dikenal di budaya-budaya lainnya, mempunyai sebuah siklus yang terdiri atas 30 pekan. Setiap pekan disebut satu wuku dan setelah 30 wuku maka muncul siklus baru lagi. Siklus ini yang secara total berjumlah 210 hari adalah semua probabilitasnya hari dari pekan yang terdiri atas 7, 6 dan 5 hari berpapasan.
Penampakan bulan dalam penanggalan jawa :
- Tanggal 1 bulan Jawa, bulan kelihatan sangat kecil-hanya seperti garis, ini dimaknakan dengan seorang bayi yang baru lahir, yang lama-kelamaan melebihi mulia dan semakin terang.
- Tanggal 14 bulan Jawa dinamakan purnama sidhi, bulan penuh melambangkan dewasa yang telah bersuami istri.
- Tanggal 15 bulan Jawa dinamakan purnama, bulan masih penuh tapi sudah mempunyai tanda ukuran dan cahayanya sedikit menjadi kurang.
- Tanggal 20 bulan Jawa dinamakan panglong, orang sudah mulai kehilangan daya ingatannya.
- Tanggal 25 bulan Jawa dinamakan sumurup, orang sudah mulai diurus hidupnya oleh orang lain kembali seperti bayi layaknya.
- Tanggal 26 bulan Jawa dinamakan manjing, dimana hidup manusia kembali ketempat asalnya menjadi rijal lagi.
- Sisa hari sejumlah empat atau lima hari melambangkan saat dimana rijal hendak mulai dilahirkan kembali kekehidupan alam yang baru.
Referensi
- Pigeaud, Th., 1938, Javaans-Nederlands Woordenboek. Groningen-Batavia: J.B. Wolters
- Ricklefs, M.C., 1978, Modern Javanese historical tradition: a study of an original Kartasura chronicle and related materials. London: School of Oriental and African Studies, University of London
Lihat pula
- Kalender
- Kalender Bali
- Kalender Hijriyah
- Kalender Saka
- Pranata mangsa
Referensi
- ^ Tanojo R. 1962. Primbon Djawa (Sabda Pandita Ratu). TB Pelajar. Surakarta. pp 36–45
Tautan luar
- Kelender Jawa Lengkap. Halaman web ini memberikan informasi semakin lengkap tentang perabot penanggalan Jawa, antara lain: Kurup, Windu, Lambang Windu, Tahun, Lambang Tahun, Sasi, Mangsa, Wuku, Lintang, Padangon, Padewan, Dina, Lambang Dina, Paringkelan, Pasaran, Paarasan, Pancasuda, Kamarokam, Watak Sasi dan Watak Dina.
- (Inggris) weton.m Fungsi MATLAB yang menghitungkan Weton, Dina, Wulan, Taun, Windu, Kurup dan Dina Mulyo dari tanggal berapa saja. Mempunyai juga fungsi Perl untuk menghitung wetonan. Perangkat lunak sumber buka (open source).
edunitas.com
Page 3
Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang istimewa karena adalah perpaduan antara kebiasaan istiadat Islam, kebiasaan istiadat Hindu-Buddha Jawa dan bahkan juga sedikit kebiasaan istiadat Barat. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai mempunyai dua: siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran. Pada tahun 1625 Masehi, Sultan Mulia yang berusaha keras menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dalam kerangka negara Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka. Sejak saat itu kalender Jawa versi Mataram memakai sistem kalender kamariah atau lunar, namun tidak memakai angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan. Hal ini diterapkan demi asas kesinambungan. Sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka, diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa.
Dekrit Sultan Mulia berjalan di seluruh wilayah kerajaan Mataram II: seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Banten, Batavia dan Banyuwangi (=Balambangan). Ketiga kawasan terakhir ini tidak termasuk wilayah kekuasaan Sultan Agung. Pulau Bali dan Palembang yang mendapatkan pengaruh kebiasaan istiadat Jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Mulia ini.
Daftar bulan Jawa Islam
Di bawah ini disajikan nama-nama bulan Jawa Islam. Beberapa nama bulan diambil dari Kalender Hijriyah, dengan nama-nama Arab, namun beberapa di antaranya memakai nama dalam bahasa Sanskerta seperti Pasa, Antara dan probabilitas juga Sura. Sedangkan nama Apit dan Mulia berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Nama-nama ini adalah nama bulan kamariah atau candra (lunar). Penamaan bulan beberapa berkaitan dengan hari-hari mulia yang mempunyai dalam bulan hijriah, misalnya Pasa berkaitan dengan puasa Ramadhan, Mulud berkaitan dengan Maulid Nabi pada bulan Rabi'ul Awal, dan Ruwah berkaitan dengan Nisfu Sya'ban dimana dianggap amalan dari ruh selama setahun dicatat.
1 | Sura | 30 |
2 | Sapar | 29 |
3 | Mulud | 30 |
4 | Bakda Mulud | 29 |
5 | Jumadilawal | 30 |
6 | Jumadilakir | 29 |
7 | Rejeb | 30 |
8 | Ruwah (Arwah, Saban) | 29 |
9 | Pasa (Puwasa, Siyam, Ramelan) | 30 |
10 | Sawal | 29 |
11 | Antara (Dulkangidah, Apit) * | 30 |
12 | Mulia (Dulkahijjah) | 29/(30) |
Total | 354/(355) |
Nama-nama bulan tersebut adalah sebagai berikut :
- Warana • Sura, gunanya rijal
- Wadana • Sapar, gunanya wiwit
- Wijangga • Mulud, gunanya kanda
- Wiyana • Bakda Mulud, gunanya ambuka
- Widada •Jumadi Awal, gunanya wiwara
- Widarpa • Jumadi Akhir, gunanya rahsa
- Wilapa • Rejep, artiya purwa
- Wahana • Ruwah, gunanya dumadi
- Wanana • Pasa, gunanya madya
- Wurana • Sawal, gunanya wujud
- Wujana • Sela, gunanya wusana
- Wujala • Besar, gunanya kosong
Keterangan
- Nama alternatif bulan Dulkangidah adalah Antara atau Apit. Nama-nama ini adalah peninggalan nama-nama Jawa Lawas untuk nama musim ke-11 yang disebut sebagai Hapit Lemah. Antara berfaedah batu yang berhubungan dengan lemah yang gunanya adalah “tanah”. Lihat juga di bawah ini.
Daftar bulan Jawa matahari
Pada tahun 2011 Masehi, karena penanggalan kamariah dianggap tidak memadai sebagai patokan para petani yang bercocok tanam, maka bulan-bulan musim atau bulan-bulan surya yang disebut sebagai pranata mangsa, dikodifikasikan oleh Sunan Pakubuwana VII[1] atau penggunaannya dikuatkan secara resmi. Sebenarnya pranata mangsa ini adalah pembagian bulan yang asli Jawa dan sudah dipergunakan pada 100 tahun pra-Islam. Lalu oleh dia tanggalnya disesuaikan dengan penanggalan tarikh kalender Gregorian yang juga adalah kalender surya. Tetapi lama setiap mangsa berbeda-beda.
Keterangan
- Dalam bahasa Jawa Kuna mangsa kesebelas disebut hapit lemah sedangkan mangsa keduabelas disebut sebagai hapit kayu. Lalu nama dhesta diambil dari nama bulan ke-11 penanggalan Hindu dari bahasa Sanskerta jyes.t.ha dan nama sadha diambil dari kata âs.âd.ha yang adalah bulan keduabelas.
Siklus windu
Oleh orang Jawa tahun-tahun digabung menjadi satu, yang terdiri dari delapan tahun Jawa. Setiap satuan ini terdiri atas 8 tahun Jawa dan disebut windu. Windu sendiri bergulir empat putaran (32 tahun Jawa) : Adi, Kuntara, Sangara, dan Sancaya. Di bawah disajikan nama-nama tahun dalam satu windu:
1 | Alip | Selasa Pon | 354 |
2 | Ehe | Sabtu Pahing | 355 |
3 | Jimawal | Kamis Pahing | 354 |
4 | Je | Senin Legi | 354 |
5 | Dal | Jumat Kliwon | 355 |
6 | Be | Rabu Kliwon | 354 |
7 | Wawu | Hari pertama Wage | 354 |
8 | Jimakir | Kamis Pon | 355 |
Total | 2835 |
Banyak 2835 hari genap dibagi 35 /selapan (hari pasaran)
Nama-nama tahun tersebut adalah sebagai berikut :
- Purwana • Alip, gunanya ada-ada (mulai berniat)
- Karyana • Ehe, gunanya tumandang (melakukan)
- Anama • Jemawal, gunanya gawe (pekerjaan)
- Lalana • Je, gunanya lelakon (proses, nasib)
- Ngawana • Dal, gunanya urip (hidup)
- Pawaka • Be, gunanya bola-bali (selalu kembali)
- Wasana • Wawu, gunanya marang (kearah)
- Swasana • Jimakir, gunanya suwung (kosong)
Pembagian pekan
Simbol siklus pasaran dalam kalender jawa
Orang Jawa pada masa pra Islam mengenal pekan yang lamanya tidak hanya tujuh hari saja, namun dari 2 sampai 10 hari. Pekan-pekan ini disebut dengan nama-nama dwiwara, triwara, caturwara, pañcawara (pancawara), sadwara, saptawara, astawara dan sangawara. 100 tahun sekarang hanya pekan yang terdiri atas lima hari dan tujuh hari saja yang dipakai, namun di pulau Bali dan di Tengger, pekan-pekan yang lain ini masih dipakai.
Pekan yang terdiri atas tujuh hari dihubungkan dengan sistem bulan-bumi. Aksi (solah) dari bulan terhadap bumi berikut adalah nama dari ke tujuh nama hari tersebut :
- Radite • Minggu, melambangkan meneng (diam)
- Soma • Senen, melambangkan maju
- Hanggara • Selasa, melambangkan mundur
- Budha • Rabu, melambangkan mangiwa (bergerak ke kiri)
- Respati • Kamis, melambangkan manengen (bergerak ke kanan)
- Sukra • Jumat, melambangkan munggah (naik ke atas)
- Tumpak • Sabtu, melambangkan temurun (bergerak turun)
Pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai pasar oleh orang Jawa dan terdiri dari hari-hari:
- Legi
- Pahing
- Pon
- Wage
- Kliwon
Hari-hari pasaran adalah posisi sikap (patrap) dari bulan sebagai berikut :
- Kliwon • Asih, melambangkan jumeneng (berdiri)
- Legi • Manis, melambangkan mungkur (berbalik arah kebelakang)
- Pahing • Pahit, melambangkan madep (menghadap)
- Pon • Petak, melambangkan sare (tidur)
- Wage • Cemeng, melambangkan lenggah (duduk)
Kemudian sebuah pekan yang terdiri atas tujuh hari ini, yaitu yang juga dikenal di budaya-budaya lainnya, mempunyai sebuah siklus yang terdiri atas 30 pekan. Setiap pekan disebut satu wuku dan setelah 30 wuku maka muncul siklus baru lagi. Siklus ini yang secara total berjumlah 210 hari adalah semua probabilitasnya hari dari pekan yang terdiri atas 7, 6 dan 5 hari berpapasan.
Penampakan bulan dalam penanggalan jawa :
- Tanggal 1 bulan Jawa, bulan kelihatan sangat kecil-hanya seperti garis, ini dimaknakan dengan seorang bayi yang baru lahir, yang lama-kelamaan melebihi mulia dan semakin terang.
- Tanggal 14 bulan Jawa dinamakan purnama sidhi, bulan penuh melambangkan dewasa yang telah bersuami istri.
- Tanggal 15 bulan Jawa dinamakan purnama, bulan masih penuh tapi sudah mempunyai tanda ukuran dan cahayanya sedikit menjadi kurang.
- Tanggal 20 bulan Jawa dinamakan panglong, orang sudah mulai kehilangan daya ingatannya.
- Tanggal 25 bulan Jawa dinamakan sumurup, orang sudah mulai diurus hidupnya oleh orang lain kembali seperti bayi layaknya.
- Tanggal 26 bulan Jawa dinamakan manjing, dimana hidup manusia kembali ketempat asalnya menjadi rijal lagi.
- Sisa hari sejumlah empat atau lima hari melambangkan saat dimana rijal hendak mulai dilahirkan kembali kekehidupan alam yang baru.
Referensi
- Pigeaud, Th., 1938, Javaans-Nederlands Woordenboek. Groningen-Batavia: J.B. Wolters
- Ricklefs, M.C., 1978, Modern Javanese historical tradition: a study of an original Kartasura chronicle and related materials. London: School of Oriental and African Studies, University of London
Lihat pula
- Kalender
- Kalender Bali
- Kalender Hijriyah
- Kalender Saka
- Pranata mangsa
Referensi
- ^ Tanojo R. 1962. Primbon Djawa (Sabda Pandita Ratu). TB Pelajar. Surakarta. pp 36–45
Tautan luar
- Kelender Jawa Lengkap. Halaman web ini memberikan informasi semakin lengkap tentang perabot penanggalan Jawa, antara lain: Kurup, Windu, Lambang Windu, Tahun, Lambang Tahun, Sasi, Mangsa, Wuku, Lintang, Padangon, Padewan, Dina, Lambang Dina, Paringkelan, Pasaran, Paarasan, Pancasuda, Kamarokam, Watak Sasi dan Watak Dina.
- (Inggris) weton.m Fungsi MATLAB yang menghitungkan Weton, Dina, Wulan, Taun, Windu, Kurup dan Dina Mulyo dari tanggal berapa saja. Mempunyai juga fungsi Perl untuk menghitung wetonan. Perangkat lunak sumber buka (open source).
edunitas.com
Page 4
Koinobori, bendera ikan mas berkibar merayakan Hari Anak-Anak 5 Mei
Jepang menggunakan sistem Kalender Gregorian sejak tahun ke-6 zaman Meiji (1 Januari 1873). Mencapai penghabisan tahun ke-5 zaman Meiji (1872), Jepang masih menggunakan Kalender Tempō (Temporeki) yang merupakan kalender lunisolar (perpaduan sistem kalender matahari dan kalender lunar).
Penulisan tanggal
Penanggalan Jepang ditulis dengan urutan untuk berikut: tahun, bulan, dan hari. Misalnya tanggal 15 April 2005 ditulis untuk berikut:
2005年4月15日Angka untuk tanggal dapat ditulis menggunakan angka Arab atau Kanji, misalnya:
- Penulisan angka dengan menggunakan angka Arab untuk sistem penulisan Yokogaki (penulisan dari kiri ke kanan):
yang dibaca untuk berikut: nisen-go nen, shigatsu, jugonichi.
年 (nen) adalah kanji untuk tahun月 (gatsu) adalah kanji untuk bulan日 (nichi) adalah kanji untuk hari- Penulisan angka dengan menggunakan huruf Kanji, khusus untuk penulisan tanggal untuk sistem penulisan Tategaki (sistem penulisan dari atas ke bawah, misalnya tulisan Jepang pada surat kabar dan buku):
juga dibaca sebagai: nisen-go nen, shigatsu, jugonichi
二〇〇五 adalah kanji untuk 2005四 adalah kanji untuk 4十五 adalah kanji untuk 15Penulisan nama-nama bulan
Nama-nama bulan Jepang ditulis dengan urutan angka 1 mencapai 12. Nama-nama bulan yang ditulis dengan angka yang berasal dari huruf Kanji umumnya hanya digunakan untuk penulisan Tategaki.
Ichigatsu | 1月 (一月) | Januari |
Nigatsu | 2月 (二月) | Februari |
Sangatsu | 3月 (三月) | Maret |
Shigatsu | 4月 (四月) | April |
Gogatsu | 5月 (五月) | Mei |
Rokugatsu | 6月 (六月) | Juni |
Sichigatsu | 7月 (七月) | Juli |
Hachigatsu | 8月 (八月) | Agustus |
Kugatsu | 9月 (九月) | September |
Jugatsu | 10月 (十月) | Oktober |
Juichigatsu | 11月 (十一月) | November |
Junigatsu | 12月 (十二月) | Desember |
Penulisan nama-nama hari
Nama-nama hari dalam Bahasa Jepang diambil dari nama-nama planet dalam kelola surya.
Nichiyobi | 日曜日 | Hari pertama |
Getsuyobi | 月曜日 | Senin |
Kayobi | 火曜日 | Selasa |
Suiyobi | 水曜日 | Rabu |
Mokuyobi | 木曜日 | Kamis |
Kinyobi | 金曜日 | Jumat |
Doyobi | 土曜日 | Sabtu |
Kanji yang digunakan untuk menulis hari Hari pertama adalah 日 (nichi) yang berfaedah Matahari. Kanji untuk menulis hari Senin adalah 月 (getsu) yang berfaedah Bulan, dst untuk berikut: 火 (ka, Api), 水 (sui, Air), 木 (moku, Kayu atau Pohon), 金 (kin, uang atau logam), 土 (do, tanah).
Penulisan tanggal berikut nama hari
Urutan penulisan tanggal jika ingin menggunakan nama hari adalah untuk berikut: 2005年4月15日(金) Tahun, Bulan, Tanggal, Hari Kanji untuk nama hari ditulis di dalam kurung: (日), (月), (火), (水), (木), (金), dan (土)
Angka tahun juga bisa tidak ditulis, misalnya hari Jumat 15 April, ditulis sebagai: 4月15日(金)
Orang Jepang pada umumnya sudah mengerti bahwa 4月15日(金) adalah hari Jumat tanggal 15 April tahun ini.
Penulisan tahun menggunakan nama zaman
Jepang selain menggunakan tahun Gregorian juga menulis tahun berdasarkan nama zaman kekaisaran Jepang (Gengo, 元号).
Dengan menggunakan nama zaman, tanggal 15 April 2005 juga dapat dituliskan untuk berikut:
平成17年4月15日 (Heisei junana nen, shigatsu, jugonichi)
Heisei adalah nama zaman yang menandai pemerintahan Kaisar Akihito yang dimulai sejak tanggal 8 Januari 1989.
Nama-nama zaman
Nama-nama zaman dipilihkan dengan Instruksi Kabinet (seirei) berdasarkan awal pemerintahan kekaisaran. Sebelum zaman Meiji, seorang kaisar Jepang dapat memiliki lebih dari satu nama zaman.
Contoh nama-nama zaman yang dimulai sejak zaman Meiji adalah untuk berikut:
- Meiji (明治) 8 September 1868 s/d 29 Juli 1912
- Taisho (大正) 30 Juli 1912 s/d 24 Desember 1926
- Showa (昭和) 25 Desember 1926 s/d 7 Januari 1989
- Heisei (平成) 8 Januari 1989 -
Penulisan tahun berdasarkan nama zaman digunakan untuk menulis tanggal pada dokumen yang sifatnya resmi.
Orang Jepang umumnya lebih mengetahui tahun lahirnya berdasarkan nama zaman dibandingkan dengan tahun Gregorian. Ini disebabkan karena sewaktu mengisi formulir yang sifatnya resmi, orang Jepang selalu dipersilakan untuk mengisikan tahun lahirnya menurut nama zaman. Misalnya, orang Jepang yang dilahirkan pada tahun 1987 kadang-kadang lebih ingat sekiranya tahun lahirnya adalah Tahun Showa ke-62 (昭和62年, Showa rokujuni nen).
Penggunaan angka Arab untuk penulisan tanggal
Dalam pengetikan bahasa Jepang dengan menggunakan komputer, penulisan angka boleh menggunakan “karakter penuh” (全角, zenkaku) atau “karakter setengah”(半角, hankaku), misalnya tanggal 15 April 2005 bisa ditulis sebagai: 2005年4月15日 (hankaku), atau 2005年4月15日 (zenkaku) Kedua cara penulisan seperti ini diterima secara lapang di Jepang.
Jepang juga mengenal penamaan bulan-bulan berdasarkan kalender lunar Jepang (Inreki 陰歴). Nama-nama bulan berdasarkan kalender Inreki, mencapai saat ini masih digunakan dalam dunia sastra dan masih dikenal lapang oleh orang Jepang:
1 睦月 Mutsuki Januari 2 如月 Kisaragi Februari 3 弥生 Yayoi Maret 4 卯月 Uzuki April 5 皐月 Satsuki Mei 6 水無月 Minazuki Juni 7 文月 Fumizuki Juli 8 葉月 Hazuki Agustus 9 長月 Nagatsuki September 10 神無月 Kannazuki Oktober 11 霜月 Shimotsuki November 12 師走 Shiwasu DesemberMenurut cerita di balik penamaan bulan-bulan Inreki, Oktober dikata Kannazuki (神無月) atau “bulan tidak benar dewa” (dari urutan kanji yang membentuk kata Kannazuki: 神 dewa, 無 tidak benar, 月 bulan), konon pada bulan itu para dewa-dewi keseluruhan bersama-sama menjadi satu kelompok di kuil Izumo Taisha di Prefektur Shimane.
Bulan Desember dikata Shiwasu (師走?, guru berlari) karena orang Jepang sibuk menyambut Tahun Baru di bulan Desember, bahkan para guru yang pada umumnya tidak sibuk (menurut cerita zaman dulu), ternyata ikut sibuk berlarian kesana-kemari untuk menyambut Tahun Baru.
Tahun Baru Jepang
Jepang merayakan Tahun Baru berdasarkan sistem kalender Gregorian, namun menganut tradisi Shio (Eto) yang berasal dari sistem kalender Tionghoa.
Jepang merayakan tahun baru dan pergantian Eto secara bersamaan pada tanggal 1 Januari, walaupun menurut sistem kalender Tionghoa, pergantian Shio terjadi pada Tahun Baru Imlek.
Eto yang dilambangkan 12 macam hewan
Eto dilambangkan oleh duabelas macam binatang:
Ne (子) TikusUshi (丑) SapiTora (寅) HarimauU (卯) KelinciTatsu (辰) NagaMi (巳) UlarUma (午) KudaHitsuji (未) DombaSaru (申) KeraTori (酉) Ayam Inu (戌) AnjingI (亥) Babi HutanDulunya Eto banyak digunakan untuk dasar ramalan nasib dan karakter pribadi orang, tetapi di zaman modern Jepang, Eto yang disimbolkan dalam bentuk benda-benda kecil dari keramik hanya berfungsi untuk benda pajangan di pintu masuk rumah (genkan).
Penjualan benda-benda kecil dari keramik yang melambangkan Eto, pada umumnya sudah dimulai 2-3 bulan sebelum menjelang Tahun Baru. Dalam perayaan Tahun Baru di Jepang, benar tradisi untuk menghias rumah dengan pajangan yang melambangkan Eto untuk tahun tersebut.
Daftar nama hari-hari mistik
Mencapai saat ini masih banyak kalender dinding Jepang yang memuat hari-hari mistik. Hari-hari mistik mencapai sekarang ini masih dipercaya untuk pedoman untuk memilih pilihan hari baik untuk melakukan upacara yang sifatnya resmi seperti resepsi pernikahan dan upacara pemakaman.
Pekan yang dikata rokuyō (六曜) terdiri dari 6 hari-hari mistik: sakigachi, butsumetsu, tomobiki, sakimake, dan shakko.
Manfaat hari-hari mistik Jepang adalah untuk berikut:
- Sakigachi atau senshō (先勝)
Hari baik untuk perkara penting, asalkan perkara tersebut disiapkan pada pagi hari dan sebaiknya tidak mengadakan perkara penting sesudah tengah hari.
Hari sial untuk memulai sesuatu. Sebaiknya tidak mengadakan resepsi pernikahan atau membuka usaha dagang/jasa.
Hari untuk tidak mengadakan pemakaman. Tomo (友) manfaatnya teman, Biki (引) manfaatnya menarik. Konon sekiranya mengadakan pemakaman pada hari ini, orang yang meninggal akan “mengajak” teman-temannya yang masih hidup untuk ikut berkunjung bersama-sama ke dunia sana.
Hari mujur untuk melakukan segala macam cara. Hari terbaik untuk menikah atau mengadakan resepsi pernikahan.
Hari harus berhati-hati. Pada hari ini sebaiknya menghindari keputusan yang sifatnya penting.
Hari sial. Pada hari ini sebaiknya tidak mengadakan perkara yang sifatnya penting seperti pemakaman atau pernikahan.
Hari-hari Libur Resmi
1 Januari | Tahun Baru | 元日 (Ganjitsu) | Di hari-hari awal tahun baru terdapat tradisi melakukan hatsumode (kunjungan pertama ke kuil). |
Senin hari pertama ke-2 bulan Januari | Hari Kedewasaan | 成人の日 (Seijin no hi) Coming of Age Day | Upacara bernama Seijin shiki disiapkan di seluruh Jepang untuk menyambut masyarakat yang mencapai usia 20 tahun. |
11 Februari | Hari Pembentukan Negara | 建 国記念日 (Kenkoku kinen no hi) National Foundation Day | Hari untuk memperingati penobatan Kaisar Jepang yang pertama. |
20 atau 21 Maret | Hari Ekuinoks Musim Semi | 春分の日 (Shunbun no hi) Vernal Equinox Day | Hari untuk melakukan ziarah ke makam. |
29 April | Hari Shōwa | 昭和の日 (Shōwa no hi) | Hari libur untuk memperingati ulang tahun Kaisar Shōwa menurut keputusan Parlemen Jepang tertanggal 13 Mei 2005. |
3 Mei | Hari Peringatan Konstitusi | 憲法記念日 (Kenpo kinenbi) | Hari mulai berlangsungnya Konstitusi Jepang. |
4 Mei | Hari Hijau | 緑の日 (Midori no hi) Greenery Day | Hari libur untuk mencintai tumbuhan dan berterima kasih atas hasil dunia. |
5 Mei | Hari Anak-anak | 子どもの日 (Kodomo no hi) | Hari kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, dan sering dikata Hari Anak Laki-laki. |
Senin hari pertama ke-3 bulan Juli | Hari Laut | 海の日 (Umi no hi) | Hari berterima kasih pada lautan dan samudra. |
Senin hari pertama ke-3 bulan September | Hari Penghormatan Orang Lanjut Usia | 敬老の日 (Keirō no hi) Respect for the Aged Day | Hari memperhatikan kesejahteraan orang lanjut usia. |
23 September | Hari Ekuinoks Musim Gugur | 秋分の日 (Shūbun no hi) Autumnal Equinox Day | Hari untuk melakukan ziarah ke makam. |
Senin hari pertama ke-2 bulan Oktober | Hari Olahraga dan Kesehatan | 体育の日 (Taiiku no hi) | Hari libur untuk memperingati hari pembukaan Olimpiade Tokyo 1964. |
3 November | Hari Kebudayaan | 文化の日 (Bunka no hi) | Dulunya merupakan hari libur untuk memperingati hari ulang tahun Kaisar Meiji, tetapi belakang menjadi hari libur untuk memasarkan kebudayaan Jepang. |
23 November | Hari Berterimakasih pada Pekerja/Buruh | 勤労感謝の日 (Kinro kansha no hi) Labor Thanksgiving Day | Hari libur untuk menghormati kaum buruh dan merayakan hasil produksi. |
23 Desember | Hari Ulang Tahun Kaisar | 天皇誕生日 (Tennō tanjobi) | Hari libur untuk merayakan ulang tahun Kaisar Jepang yang sekarang. |
Libur Tidak Resmi
Selain hari libur resmi yang diputuskan pemerintah, Jepang juga memiliki tradisi liburan tidak resmi.
Golden Week adalah pekan di penghabisan bulan April dan awal bulan Mei yang secara kebetulan benar 4 hari libur resmi yang hampir berurutan (29 April, 3 Mei, 4 Mei, dan 5 Mei). Sebagian akbar kantor-kantor memutuskan untuk meliburkan pegawainya selama periode Golden Week. Pada tahun 2005, sebagian perusahaan dan usaha dagang/jasa tutup selama 10 hari mulai tanggal 29 April mencapai tanggal 9 Mei, karena 2 Mei dan 6 Mei adalah dua hari kerja yang terjepit di selang hari libur resmi dan libur penghabisan pekan.Libur Obon (盆休み Obon yasumi) adalah hari-hari libur tidak resmi sebelum dan sesudah tanggal 15 Agustus. Walaupun perayaan Obon tidak merupakan hari libur resmi, perusahaan dan pemilik usaha sering meliburkan diri selama beberapa hari (13-16 Agustus) atau sampai satu hari pertama. Libur Obon digunakan untuk berziarah ke makam dan bersama-sama menjadi satu kelompok dengan sanak keluarga di kampung halaman. Kantor pemerintah tetap membuka seperti biasa, walaupun sebagian akbar pegawai menginginkan cuti untuk merayakan Obon.Libur Tahun Baru Jepang (お正月 Oshogatsu yasumi) adalah kesempatan pulang ke kampung halaman dan bersama-sama menjadi satu kelompok dengan sanak keluarga untuk merayakan hari Tahun Baru. Liburan tahun baru lamanya berbeda-beda tergantung pada kebijaksanaan masing-masing kantor. Kantor-kantor pemerintahan dan swasta pada umumnya tutup sejak menjelang penghabisan tahun (29 Desember atau 30 Desember) sampai beberapa hari sesudah Tahun Baru.Hari-hari Perayaan Tradisi
Untuk negara yang memelihara kelangsungan tradisi, benar hari-hari tertentu yang bukan merupakan hari libur, tetapi merupakan hari-hari khusus yang dirayakan secara lapang di Jepang.
3 Februari | Hari Pergantian Musim | 節分 (Setsubun) | Dulunya orang Jepang selalu memperingati hari-hari yang menandai pergantian musim (setahun benar 4 kali Setsubun), tetapi sekarang yang diperingati hanyalah hari yang terjepit di selang penghabisan musim dingin dan awal musim semi. Pada hari Setsubun benar tradisi melempar kacang kedelai untuk mengusir hantu (鬼 oni). Di kuil-kuil Shinto disiapkan upacara melempar-lempar kacang kedelai yang juga diterapkan oleh bintang tamu orang-orang terkenal. Di rumah-rumah orang Jepang, kacang kedelai dilempar-lemparkan sambil mengucap mantera (Hantu ke luar, rezeki ayo ke dalam! (鬼は外、福は内! Oni wa soto, fuku wa uchi!). |
3 Maret | Hari Anak Perempuan | ひなまつり (Hina Matsuri) Girl's Festival | Hari untuk mendoakan kesehatan dan pertumbuhan anak perempuan. Di rumah orang Jepang yang mempunyai anak perempuan usia sekolah, terdapat tradisi untuk memajang boneka pasangan pengantin (ひな人形 hina ningyo) dalam upacara pernikahan zaman Heian. |
7 Juli | Festival Tanabata | 七夕まつり (Tanabata matsuri) Star Festival | Konon festival ini berasal dari legenda kuno Tiongkok mengenai cerita cinta seorang penenun yang bernama Orihime and penggembala sapi yang bernama Hikoboshi. Pasangan yang sedang dilanda cinta ini hanya dapat bertemu setahun sekali di hari Tanabata, di saat tempat tinggal mereka di bintang Vega dan bintang Altair yang terpisahkan Galaksi Bima Sakti (天の川 Ama no gawa) posisinya menjadi sangat berdekatan. Pada perayaan Tanabata, anak-anak sekolah dan pasangan yang sedang berpacaran menuliskan hasrat, harapan, dan cita-cita masa depan di atas Tanzaku (kertas persegi panjang). Tanzaku belakang digantung di dahan-dahan pohon bambu bersama-sama dengan alat berselok beraneka warna supaya hasrat yang dituliskan menjadi terkabul. |
15 Agustus | Perayaan Obon | お盆 (Obon) | Kesempatan bersama-sama menjadi satu kelompok dengan sanak keluarga di kampung halaman untuk orang Jepang. Kabarnya pada hari ini para arwah leluhur diberi izin untuk turun ke bumi mengunjungi sanak keluarga. |
15 November | Perayaan usia tujuh-lima-tiga tahun | 七五三 (Shichi-Go-San) | Perayaan untuk mendoakan kesehatan anak perempuan yang sudah genap berusia 7 dan 3 tahun, dan anak laki-laki yang sudah genap berusia 5 tahun. Tradisi ini merupakan kewajiban untuk para orang tua untuk membawa anak-anak yang sudah genap berusia 7, 5 atau 3 tahun ke kuil-kuil Shinto untuk didoakan. Pada perayaan ini kita bisa melihat anak-anak yang sedang merayakan Shichi-go-san mengenakan pakaian kimono yang bagus-bagus. Para orang tua memanfaatkan kesempatan ini untuk mengabadikan anak-anak yang sudah berpakaian bagus dengan membikin foto keluarga di studio foto. |
Daftar pustaka
- Rika nempyo (heisei 16-nen) Chronological Scientific Tables. Tokyo: Maruzen, 2003.
- Heisei 18-nen Takashima reki. Tokyo: Takashima reki shuppan, 2005.
Lihat pula
Pranala luar
edunitas.com
Page 5
Koinobori, bendera ikan mas berkibar merayakan Hari Anak-Anak 5 Mei
Jepang mempergunakan sistem Kalender Gregorian semenjak tahun ke-6 zaman Meiji (1 Januari 1873). Mencapai penghabisan tahun ke-5 zaman Meiji (1872), Jepang sedang mempergunakan Kalender Tempō (Temporeki) yang merupakan kalender lunisolar (perpaduan sistem kalender matahari dan kalender lunar).
Penulisan tanggal
Penanggalan Jepang ditulis dengan urutan untuk berikut: tahun, bulan, dan hari. Contohnya tanggal 15 April 2005 ditulis untuk berikut:
2005年4月15日Angka untuk tanggal dapat ditulis mempergunakan angka Arab atau Kanji, misalnya:
- Penulisan angka dengan mempergunakan angka Arab untuk sistem penulisan Yokogaki (penulisan dari kiri ke kanan):
yang dibaca untuk berikut: nisen-go nen, shigatsu, jugonichi.
年 (nen) adalah kanji untuk tahun月 (gatsu) adalah kanji untuk bulan日 (nichi) adalah kanji untuk hari- Penulisan angka dengan mempergunakan huruf Kanji, khusus untuk penulisan tanggal untuk sistem penulisan Tategaki (sistem penulisan dari atas ke bawah, contohnya tulisan Jepang pada surat kabar dan buku):
juga dibaca sebagai: nisen-go nen, shigatsu, jugonichi
二〇〇五 adalah kanji untuk 2005四 adalah kanji untuk 4十五 adalah kanji untuk 15Penulisan nama-nama bulan
Nama-nama bulan Jepang ditulis dengan urutan angka 1 mencapai 12. Nama-nama bulan yang ditulis dengan angka yang berasal dari huruf Kanji umumnya hanya dipergunakan untuk penulisan Tategaki.
Ichigatsu | 1月 (一月) | Januari |
Nigatsu | 2月 (二月) | Februari |
Sangatsu | 3月 (三月) | Maret |
Shigatsu | 4月 (四月) | April |
Gogatsu | 5月 (五月) | Mei |
Rokugatsu | 6月 (六月) | Juni |
Sichigatsu | 7月 (七月) | Juli |
Hachigatsu | 8月 (八月) | Agustus |
Kugatsu | 9月 (九月) | September |
Jugatsu | 10月 (十月) | Oktober |
Juichigatsu | 11月 (十一月) | November |
Junigatsu | 12月 (十二月) | Desember |
Penulisan nama-nama hari
Nama-nama hari dalam Bahasa Jepang diambil dari nama-nama planet dalam kelola surya.
Nichiyobi | 日曜日 | Hari pertama |
Getsuyobi | 月曜日 | Senin |
Kayobi | 火曜日 | Selasa |
Suiyobi | 水曜日 | Rabu |
Mokuyobi | 木曜日 | Kamis |
Kinyobi | 金曜日 | Jumat |
Doyobi | 土曜日 | Sabtu |
Kanji yang dipergunakan untuk menulis hari Hari pertama adalah 日 (nichi) yang manfaatnya Matahari. Kanji untuk menulis hari Senin adalah 月 (getsu) yang manfaatnya Bulan, dst untuk berikut: 火 (ka, Api), 水 (sui, Air), 木 (moku, Kayu atau Pohon), 金 (kin, uang atau logam), 土 (do, tanah).
Penulisan tanggal berikut nama hari
Urutan penulisan tanggal jika berhasrat mempergunakan nama hari adalah untuk berikut: 2005年4月15日(金) Tahun, Bulan, Tanggal, Hari Kanji untuk nama hari ditulis di dalam kurung: (日), (月), (火), (水), (木), (金), dan (土)
Angka tahun juga bisa tidak ditulis, contohnya hari Jumat 15 April, ditulis sebagai: 4月15日(金)
Orang Jepang pada umumnya sudah mengerti bahwa 4月15日(金) adalah hari Jumat tanggal 15 April tahun ini.
Penulisan tahun mempergunakan nama zaman
Jepang selain mempergunakan tahun Gregorian juga menulis tahun sesuai nama zaman kekaisaran Jepang (Gengo, 元号).
Dengan mempergunakan nama zaman, tanggal 15 April 2005 juga dapat dituliskan untuk berikut:
平成17年4月15日 (Heisei junana nen, shigatsu, jugonichi)
Heisei adalah nama zaman yang menandai pemerintahan Kaisar Akihito yang dimulai semenjak tanggal 8 Januari 1989.
Nama-nama zaman
Nama-nama zaman diambil keputusan dengan Instruksi Kabinet (seirei) sesuai awal pemerintahan kekaisaran. Sebelum zaman Meiji, seorang kaisar Jepang dapat mempunyai lebih dari satu nama zaman.
Contoh nama-nama zaman yang dimulai semenjak zaman Meiji adalah untuk berikut:
- Meiji (明治) 8 September 1868 s/d 29 Juli 1912
- Taisho (大正) 30 Juli 1912 s/d 24 Desember 1926
- Showa (昭和) 25 Desember 1926 s/d 7 Januari 1989
- Heisei (平成) 8 Januari 1989 -
Penulisan tahun sesuai nama zaman dipergunakan untuk menulis tanggal pada dokumen yang sifatnya formal.
Orang Jepang umumnya lebih mengetahui tahun lahirnya sesuai nama zaman dibandingkan dengan tahun Gregorian. Ini disebabkan sebab sewaktu mengisi formulir yang sifatnya formal, orang Jepang selalu dipersilakan untuk mengisikan tahun lahirnya menurut nama zaman. Misalnya, orang Jepang yang dilahirkan pada tahun 1987 kadang-kadang lebih ingat sekiranya tahun lahirnya adalah Tahun Showa ke-62 (昭和62年, Showa rokujuni nen).
Penggunaan angka Arab untuk penulisan tanggal
Dalam pengetikan bahasa Jepang dengan mempergunakan komputer, penulisan angka boleh mempergunakan “karakter penuh” (全角, zenkaku) atau “karakter setengah”(半角, hankaku), contohnya tanggal 15 April 2005 bisa ditulis sebagai: 2005年4月15日 (hankaku), atau 2005年4月15日 (zenkaku) Kedua cara penulisan seperti ini diterima secara lapang di Jepang.
Jepang juga mengenal penamaan bulan-bulan sesuai kalender lunar Jepang (Inreki 陰歴). Nama-nama bulan sesuai kalender Inreki, mencapai ketika ini sedang dipergunakan dalam dunia sastra dan sedang diketahui lapang oleh orang Jepang:
1 睦月 Mutsuki Januari 2 如月 Kisaragi Februari 3 弥生 Yayoi Maret 4 卯月 Uzuki April 5 皐月 Satsuki Mei 6 水無月 Minazuki Juni 7 文月 Fumizuki Juli 8 葉月 Hazuki Agustus 9 長月 Nagatsuki September 10 神無月 Kannazuki Oktober 11 霜月 Shimotsuki November 12 師走 Shiwasu DesemberMenurut cerita di balik penamaan bulan-bulan Inreki, Oktober dikata Kannazuki (神無月) atau “bulan tidak benar dewa” (dari urutan kanji yang membentuk kata Kannazuki: 神 dewa, 無 tidak benar, 月 bulan), konon pada bulan itu para dewa-dewi seluruhnya bersama-sama menjadi satu kumpulan di kuil Izumo Taisha di Prefektur Shimane.
Bulan Desember dikata Shiwasu (師走?, guru berlari) sebab orang Jepang sibuk menyambut Tahun Baru di bulan Desember, bahkan para guru yang pada umumnya tidak sibuk (menurut cerita zaman dulu), ternyata ikut sibuk berlarian kesana-kemari untuk menyambut Tahun Baru.
Tahun Baru Jepang
Jepang merayakan Tahun Baru sesuai sistem kalender Gregorian, namun menganut tradisi Shio (Eto) yang berasal dari sistem kalender Tionghoa.
Jepang merayakan tahun baru dan pergantian Eto secara bersamaan pada tanggal 1 Januari, walaupun menurut sistem kalender Tionghoa, pergantian Shio terjadi pada Tahun Baru Imlek.
Eto yang dilambangkan 12 macam hewan
Eto dilambangkan oleh duabelas macam binatang:
Ne (子) TikusUshi (丑) SapiTora (寅) HarimauU (卯) KelinciTatsu (辰) NagaMi (巳) UlarUma (午) KudaHitsuji (未) DombaSaru (申) KeraTori (酉) Ayam Inu (戌) AnjingI (亥) Babi HutanDahulunya Eto banyak dipergunakan untuk dasar ramalan nasib dan watak pribadi orang, tetapi di zaman modern Jepang, Eto yang disimbolkan dalam bentuk benda-benda kecil dari keramik hanya berfungsi untuk benda pajangan di pintu masuk rumah (genkan).
Penjualan benda-benda kecil dari keramik yang melambangkan Eto, pada umumnya sudah dimulai 2-3 bulan sebelum menjelang Tahun Baru. Dalam perayaan Tahun Baru di Jepang, benar tradisi untuk menghias rumah dengan pajangan yang melambangkan Eto untuk tahun tersebut.
Daftar nama hari-hari mistik
Mencapai ketika ini sedang banyak kalender dinding Jepang yang memuat hari-hari mistik. Hari-hari mistik mencapai kini ini sedang dipercaya untuk pedoman untuk memilih pilihan hari adun untuk melakukan upacara yang sifatnya formal seperti resepsi pernikahan dan upacara pemakaman.
Pekan yang dikata rokuyō (六曜) terdiri atas 6 hari-hari mistik: sakigachi, butsumetsu, tomobiki, sakimake, dan shakko.
Manfaat hari-hari mistik Jepang adalah untuk berikut:
- Sakigachi atau senshō (先勝)
Hari adun untuk perkara penting, asalkan perkara tersebut disiapkan pada pagi hari dan sebaiknya tidak mengadakan perkara penting setelah tengah hari.
Hari sial untuk memulai sesuatu. Sebaiknya tidak mengadakan resepsi pernikahan atau membuka usaha dagang/jasa.
Hari untuk tidak mengadakan pemakaman. Tomo (友) manfaatnya teman, Biki (引) manfaatnya menarik. Konon sekiranya mengadakan pemakaman pada hari ini, orang yang meninggal akan “mengajak” teman-temannya yang sedang hidup untuk ikut bepergian bersama-sama ke dunia sana.
Hari mujur untuk melakukan segala macam keaktifan. Hari terbaik untuk menikah atau mengadakan resepsi pernikahan.
Hari harus berhati-hati. Pada hari ini sebaiknya menghindari keputusan yang sifatnya penting.
Hari sial. Pada hari ini sebaiknya tidak mengadakan perkara yang sifatnya penting seperti pemakaman atau pernikahan.
Hari-hari Libur Formal
Libur Tidak Formal
Selain hari libur formal yang diputuskan pemerintah, Jepang juga mempunyai tradisi liburan tidak formal.
Golden Week adalah pekan di penghabisan bulan April dan awal bulan Mei yang secara kebetulan benar 4 hari libur formal yang hampir berurutan (29 April, 3 Mei, 4 Mei, dan 5 Mei). Sebagian akbar kantor-kantor memutuskan untuk meliburkan pegawainya selama periode Golden Week. Pada tahun 2005, sebagian perusahaan dan usaha dagang/jasa tutup selama 10 hari mulai tanggal 29 April mencapai tanggal 9 Mei, sebab 2 Mei dan 6 Mei adalah dua hari kerja yang terjepit di selang hari libur formal dan libur penghabisan pekan.Libur Obon (盆休み Obon yasumi) adalah hari-hari libur tidak formal sebelum dan setelah tanggal 15 Agustus. Walaupun perayaan Obon tidak merupakan hari libur formal, perusahaan dan pemilik usaha sering meliburkan diri selama beberapa hari (13-16 Agustus) atau sampai satu hari pertama. Libur Obon dipergunakan untuk berziarah ke makam dan bersama-sama menjadi satu kumpulan dengan sanak keluarga di kampung halaman. Kantor pemerintah tetap membuka seperti biasa, walaupun sebagian akbar pegawai menginginkan cuti untuk merayakan Obon.Libur Tahun Baru Jepang (お正月 Oshogatsu yasumi) adalah kesempatan pulang ke kampung halaman dan bersama-sama menjadi satu kumpulan dengan sanak keluarga untuk merayakan hari Tahun Baru. Liburan tahun baru lamanya berbeda-beda tergantung pada kebijaksanaan masing-masing kantor. Kantor-kantor pemerintahan dan swasta pada umumnya tutup semenjak menjelang penghabisan tahun (29 Desember atau 30 Desember) sampai beberapa hari setelah Tahun Baru.Hari-hari Perayaan Tradisi
Untuk negara yang memelihara kelangsungan tradisi, benar hari-hari tertentu yang bukan merupakan hari libur, tetapi merupakan hari-hari khusus yang dirayakan secara lapang di Jepang.
Daftar pustaka
- Rika nempyo (heisei 16-nen) Chronological Scientific Tables. Tokyo: Maruzen, 2003.
- Heisei 18-nen Takashima reki. Tokyo: Takashima reki shuppan, 2005.
Lihat pula
Pranala luar
edunitas.com
Page 6
Koinobori, bendera ikan mas berkibar merayakan Hari Anak-Anak 5 Mei
Jepang mempergunakan sistem Kalender Gregorian semenjak tahun ke-6 zaman Meiji (1 Januari 1873). Mencapai penghabisan tahun ke-5 zaman Meiji (1872), Jepang sedang mempergunakan Kalender Tempō (Temporeki) yang merupakan kalender lunisolar (perpaduan sistem kalender matahari dan kalender lunar).
Penulisan tanggal
Penanggalan Jepang ditulis dengan urutan untuk berikut: tahun, bulan, dan hari. Contohnya tanggal 15 April 2005 ditulis untuk berikut:
2005年4月15日Angka untuk tanggal dapat ditulis mempergunakan angka Arab atau Kanji, misalnya:
- Penulisan angka dengan mempergunakan angka Arab untuk sistem penulisan Yokogaki (penulisan dari kiri ke kanan):
yang dibaca untuk berikut: nisen-go nen, shigatsu, jugonichi.
年 (nen) adalah kanji untuk tahun月 (gatsu) adalah kanji untuk bulan日 (nichi) adalah kanji untuk hari- Penulisan angka dengan mempergunakan huruf Kanji, khusus untuk penulisan tanggal untuk sistem penulisan Tategaki (sistem penulisan dari atas ke bawah, contohnya tulisan Jepang pada surat kabar dan buku):
juga dibaca sebagai: nisen-go nen, shigatsu, jugonichi
二〇〇五 adalah kanji untuk 2005四 adalah kanji untuk 4十五 adalah kanji untuk 15Penulisan nama-nama bulan
Nama-nama bulan Jepang ditulis dengan urutan angka 1 mencapai 12. Nama-nama bulan yang ditulis dengan angka yang berasal dari huruf Kanji umumnya hanya dipergunakan untuk penulisan Tategaki.
Ichigatsu | 1月 (一月) | Januari |
Nigatsu | 2月 (二月) | Februari |
Sangatsu | 3月 (三月) | Maret |
Shigatsu | 4月 (四月) | April |
Gogatsu | 5月 (五月) | Mei |
Rokugatsu | 6月 (六月) | Juni |
Sichigatsu | 7月 (七月) | Juli |
Hachigatsu | 8月 (八月) | Agustus |
Kugatsu | 9月 (九月) | September |
Jugatsu | 10月 (十月) | Oktober |
Juichigatsu | 11月 (十一月) | November |
Junigatsu | 12月 (十二月) | Desember |
Penulisan nama-nama hari
Nama-nama hari dalam Bahasa Jepang diambil dari nama-nama planet dalam kelola surya.
Nichiyobi | 日曜日 | Hari pertama |
Getsuyobi | 月曜日 | Senin |
Kayobi | 火曜日 | Selasa |
Suiyobi | 水曜日 | Rabu |
Mokuyobi | 木曜日 | Kamis |
Kinyobi | 金曜日 | Jumat |
Doyobi | 土曜日 | Sabtu |
Kanji yang dipergunakan untuk menulis hari Hari pertama adalah 日 (nichi) yang manfaatnya Matahari. Kanji untuk menulis hari Senin adalah 月 (getsu) yang manfaatnya Bulan, dst untuk berikut: 火 (ka, Api), 水 (sui, Air), 木 (moku, Kayu atau Pohon), 金 (kin, uang atau logam), 土 (do, tanah).
Penulisan tanggal berikut nama hari
Urutan penulisan tanggal jika berhasrat mempergunakan nama hari adalah untuk berikut: 2005年4月15日(金) Tahun, Bulan, Tanggal, Hari Kanji untuk nama hari ditulis di dalam kurung: (日), (月), (火), (水), (木), (金), dan (土)
Angka tahun juga bisa tidak ditulis, contohnya hari Jumat 15 April, ditulis sebagai: 4月15日(金)
Orang Jepang pada umumnya sudah mengerti bahwa 4月15日(金) adalah hari Jumat tanggal 15 April tahun ini.
Penulisan tahun mempergunakan nama zaman
Jepang selain mempergunakan tahun Gregorian juga menulis tahun sesuai nama zaman kekaisaran Jepang (Gengo, 元号).
Dengan mempergunakan nama zaman, tanggal 15 April 2005 juga dapat dituliskan untuk berikut:
平成17年4月15日 (Heisei junana nen, shigatsu, jugonichi)
Heisei adalah nama zaman yang menandai pemerintahan Kaisar Akihito yang dimulai semenjak tanggal 8 Januari 1989.
Nama-nama zaman
Nama-nama zaman diambil keputusan dengan Instruksi Kabinet (seirei) sesuai awal pemerintahan kekaisaran. Sebelum zaman Meiji, seorang kaisar Jepang dapat mempunyai lebih dari satu nama zaman.
Contoh nama-nama zaman yang dimulai semenjak zaman Meiji adalah untuk berikut:
- Meiji (明治) 8 September 1868 s/d 29 Juli 1912
- Taisho (大正) 30 Juli 1912 s/d 24 Desember 1926
- Showa (昭和) 25 Desember 1926 s/d 7 Januari 1989
- Heisei (平成) 8 Januari 1989 -
Penulisan tahun sesuai nama zaman dipergunakan untuk menulis tanggal pada dokumen yang sifatnya formal.
Orang Jepang umumnya lebih mengetahui tahun lahirnya sesuai nama zaman dibandingkan dengan tahun Gregorian. Ini disebabkan sebab sewaktu mengisi formulir yang sifatnya formal, orang Jepang selalu dipersilakan untuk mengisikan tahun lahirnya menurut nama zaman. Misalnya, orang Jepang yang dilahirkan pada tahun 1987 kadang-kadang lebih ingat sekiranya tahun lahirnya adalah Tahun Showa ke-62 (昭和62年, Showa rokujuni nen).
Penggunaan angka Arab untuk penulisan tanggal
Dalam pengetikan bahasa Jepang dengan mempergunakan komputer, penulisan angka boleh mempergunakan “karakter penuh” (全角, zenkaku) atau “karakter setengah”(半角, hankaku), contohnya tanggal 15 April 2005 bisa ditulis sebagai: 2005年4月15日 (hankaku), atau 2005年4月15日 (zenkaku) Kedua cara penulisan seperti ini diterima secara lapang di Jepang.
Jepang juga mengenal penamaan bulan-bulan sesuai kalender lunar Jepang (Inreki 陰歴). Nama-nama bulan sesuai kalender Inreki, mencapai ketika ini sedang dipergunakan dalam dunia sastra dan sedang diketahui lapang oleh orang Jepang:
1 睦月 Mutsuki Januari 2 如月 Kisaragi Februari 3 弥生 Yayoi Maret 4 卯月 Uzuki April 5 皐月 Satsuki Mei 6 水無月 Minazuki Juni 7 文月 Fumizuki Juli 8 葉月 Hazuki Agustus 9 長月 Nagatsuki September 10 神無月 Kannazuki Oktober 11 霜月 Shimotsuki November 12 師走 Shiwasu DesemberMenurut cerita di balik penamaan bulan-bulan Inreki, Oktober dikata Kannazuki (神無月) atau “bulan tidak benar dewa” (dari urutan kanji yang membentuk kata Kannazuki: 神 dewa, 無 tidak benar, 月 bulan), konon pada bulan itu para dewa-dewi seluruhnya bersama-sama menjadi satu kumpulan di kuil Izumo Taisha di Prefektur Shimane.
Bulan Desember dikata Shiwasu (師走?, guru berlari) sebab orang Jepang sibuk menyambut Tahun Baru di bulan Desember, bahkan para guru yang pada umumnya tidak sibuk (menurut cerita zaman dulu), ternyata ikut sibuk berlarian kesana-kemari untuk menyambut Tahun Baru.
Tahun Baru Jepang
Jepang merayakan Tahun Baru sesuai sistem kalender Gregorian, namun menganut tradisi Shio (Eto) yang berasal dari sistem kalender Tionghoa.
Jepang merayakan tahun baru dan pergantian Eto secara bersamaan pada tanggal 1 Januari, walaupun menurut sistem kalender Tionghoa, pergantian Shio terjadi pada Tahun Baru Imlek.
Eto yang dilambangkan 12 macam hewan
Eto dilambangkan oleh duabelas macam binatang:
Ne (子) TikusUshi (丑) SapiTora (寅) HarimauU (卯) KelinciTatsu (辰) NagaMi (巳) UlarUma (午) KudaHitsuji (未) DombaSaru (申) KeraTori (酉) Ayam Inu (戌) AnjingI (亥) Babi HutanDahulunya Eto banyak dipergunakan untuk dasar ramalan nasib dan watak pribadi orang, tetapi di zaman modern Jepang, Eto yang disimbolkan dalam bentuk benda-benda kecil dari keramik hanya berfungsi untuk benda pajangan di pintu masuk rumah (genkan).
Penjualan benda-benda kecil dari keramik yang melambangkan Eto, pada umumnya sudah dimulai 2-3 bulan sebelum menjelang Tahun Baru. Dalam perayaan Tahun Baru di Jepang, benar tradisi untuk menghias rumah dengan pajangan yang melambangkan Eto untuk tahun tersebut.
Daftar nama hari-hari mistik
Mencapai ketika ini sedang banyak kalender dinding Jepang yang memuat hari-hari mistik. Hari-hari mistik mencapai kini ini sedang dipercaya untuk pedoman untuk memilih pilihan hari adun untuk melakukan upacara yang sifatnya formal seperti resepsi pernikahan dan upacara pemakaman.
Pekan yang dikata rokuyō (六曜) terdiri atas 6 hari-hari mistik: sakigachi, butsumetsu, tomobiki, sakimake, dan shakko.
Manfaat hari-hari mistik Jepang adalah untuk berikut:
- Sakigachi atau senshō (先勝)
Hari adun untuk perkara penting, asalkan perkara tersebut disiapkan pada pagi hari dan sebaiknya tidak mengadakan perkara penting setelah tengah hari.
Hari sial untuk memulai sesuatu. Sebaiknya tidak mengadakan resepsi pernikahan atau membuka usaha dagang/jasa.
Hari untuk tidak mengadakan pemakaman. Tomo (友) manfaatnya teman, Biki (引) manfaatnya menarik. Konon sekiranya mengadakan pemakaman pada hari ini, orang yang meninggal akan “mengajak” teman-temannya yang sedang hidup untuk ikut bepergian bersama-sama ke dunia sana.
Hari mujur untuk melakukan segala macam keaktifan. Hari terbaik untuk menikah atau mengadakan resepsi pernikahan.
Hari harus berhati-hati. Pada hari ini sebaiknya menghindari keputusan yang sifatnya penting.
Hari sial. Pada hari ini sebaiknya tidak mengadakan perkara yang sifatnya penting seperti pemakaman atau pernikahan.
Hari-hari Libur Formal
Libur Tidak Formal
Selain hari libur formal yang diputuskan pemerintah, Jepang juga mempunyai tradisi liburan tidak formal.
Golden Week adalah pekan di penghabisan bulan April dan awal bulan Mei yang secara kebetulan benar 4 hari libur formal yang hampir berurutan (29 April, 3 Mei, 4 Mei, dan 5 Mei). Sebagian akbar kantor-kantor memutuskan untuk meliburkan pegawainya selama periode Golden Week. Pada tahun 2005, sebagian perusahaan dan usaha dagang/jasa tutup selama 10 hari mulai tanggal 29 April mencapai tanggal 9 Mei, sebab 2 Mei dan 6 Mei adalah dua hari kerja yang terjepit di selang hari libur formal dan libur penghabisan pekan.Libur Obon (盆休み Obon yasumi) adalah hari-hari libur tidak formal sebelum dan setelah tanggal 15 Agustus. Walaupun perayaan Obon tidak merupakan hari libur formal, perusahaan dan pemilik usaha sering meliburkan diri selama beberapa hari (13-16 Agustus) atau sampai satu hari pertama. Libur Obon dipergunakan untuk berziarah ke makam dan bersama-sama menjadi satu kumpulan dengan sanak keluarga di kampung halaman. Kantor pemerintah tetap membuka seperti biasa, walaupun sebagian akbar pegawai menginginkan cuti untuk merayakan Obon.Libur Tahun Baru Jepang (お正月 Oshogatsu yasumi) adalah kesempatan pulang ke kampung halaman dan bersama-sama menjadi satu kumpulan dengan sanak keluarga untuk merayakan hari Tahun Baru. Liburan tahun baru lamanya berbeda-beda tergantung pada kebijaksanaan masing-masing kantor. Kantor-kantor pemerintahan dan swasta pada umumnya tutup semenjak menjelang penghabisan tahun (29 Desember atau 30 Desember) sampai beberapa hari setelah Tahun Baru.Hari-hari Perayaan Tradisi
Untuk negara yang memelihara kelangsungan tradisi, benar hari-hari tertentu yang bukan merupakan hari libur, tetapi merupakan hari-hari khusus yang dirayakan secara lapang di Jepang.
Daftar pustaka
- Rika nempyo (heisei 16-nen) Chronological Scientific Tables. Tokyo: Maruzen, 2003.
- Heisei 18-nen Takashima reki. Tokyo: Takashima reki shuppan, 2005.
Lihat pula
Pranala luar
edunitas.com
Page 7
Koinobori, bendera ikan mas berkibar merayakan Hari Anak-Anak 5 Mei
Jepang menggunakan sistem Kalender Gregorian sejak tahun ke-6 zaman Meiji (1 Januari 1873). Mencapai penghabisan tahun ke-5 zaman Meiji (1872), Jepang masih menggunakan Kalender Tempō (Temporeki) yang merupakan kalender lunisolar (perpaduan sistem kalender matahari dan kalender lunar).
Penulisan tanggal
Penanggalan Jepang ditulis dengan urutan untuk berikut: tahun, bulan, dan hari. Misalnya tanggal 15 April 2005 ditulis untuk berikut:
2005年4月15日Angka untuk tanggal dapat ditulis menggunakan angka Arab atau Kanji, misalnya:
- Penulisan angka dengan menggunakan angka Arab untuk sistem penulisan Yokogaki (penulisan dari kiri ke kanan):
yang dibaca untuk berikut: nisen-go nen, shigatsu, jugonichi.
年 (nen) adalah kanji untuk tahun月 (gatsu) adalah kanji untuk bulan日 (nichi) adalah kanji untuk hari- Penulisan angka dengan menggunakan huruf Kanji, khusus untuk penulisan tanggal untuk sistem penulisan Tategaki (sistem penulisan dari atas ke bawah, misalnya tulisan Jepang pada surat kabar dan buku):
juga dibaca sebagai: nisen-go nen, shigatsu, jugonichi
二〇〇五 adalah kanji untuk 2005四 adalah kanji untuk 4十五 adalah kanji untuk 15Penulisan nama-nama bulan
Nama-nama bulan Jepang ditulis dengan urutan angka 1 mencapai 12. Nama-nama bulan yang ditulis dengan angka yang berasal dari huruf Kanji umumnya hanya digunakan untuk penulisan Tategaki.
Ichigatsu | 1月 (一月) | Januari |
Nigatsu | 2月 (二月) | Februari |
Sangatsu | 3月 (三月) | Maret |
Shigatsu | 4月 (四月) | April |
Gogatsu | 5月 (五月) | Mei |
Rokugatsu | 6月 (六月) | Juni |
Sichigatsu | 7月 (七月) | Juli |
Hachigatsu | 8月 (八月) | Agustus |
Kugatsu | 9月 (九月) | September |
Jugatsu | 10月 (十月) | Oktober |
Juichigatsu | 11月 (十一月) | November |
Junigatsu | 12月 (十二月) | Desember |
Penulisan nama-nama hari
Nama-nama hari dalam Bahasa Jepang diambil dari nama-nama planet dalam kelola surya.
Nichiyobi | 日曜日 | Hari pertama |
Getsuyobi | 月曜日 | Senin |
Kayobi | 火曜日 | Selasa |
Suiyobi | 水曜日 | Rabu |
Mokuyobi | 木曜日 | Kamis |
Kinyobi | 金曜日 | Jumat |
Doyobi | 土曜日 | Sabtu |
Kanji yang digunakan untuk menulis hari Hari pertama adalah 日 (nichi) yang berfaedah Matahari. Kanji untuk menulis hari Senin adalah 月 (getsu) yang berfaedah Bulan, dst untuk berikut: 火 (ka, Api), 水 (sui, Air), 木 (moku, Kayu atau Pohon), 金 (kin, uang atau logam), 土 (do, tanah).
Penulisan tanggal berikut nama hari
Urutan penulisan tanggal jika ingin menggunakan nama hari adalah untuk berikut: 2005年4月15日(金) Tahun, Bulan, Tanggal, Hari Kanji untuk nama hari ditulis di dalam kurung: (日), (月), (火), (水), (木), (金), dan (土)
Angka tahun juga bisa tidak ditulis, misalnya hari Jumat 15 April, ditulis sebagai: 4月15日(金)
Orang Jepang pada umumnya sudah mengerti bahwa 4月15日(金) adalah hari Jumat tanggal 15 April tahun ini.
Penulisan tahun menggunakan nama zaman
Jepang selain menggunakan tahun Gregorian juga menulis tahun berdasarkan nama zaman kekaisaran Jepang (Gengo, 元号).
Dengan menggunakan nama zaman, tanggal 15 April 2005 juga dapat dituliskan untuk berikut:
平成17年4月15日 (Heisei junana nen, shigatsu, jugonichi)
Heisei adalah nama zaman yang menandai pemerintahan Kaisar Akihito yang dimulai sejak tanggal 8 Januari 1989.
Nama-nama zaman
Nama-nama zaman dipilihkan dengan Instruksi Kabinet (seirei) berdasarkan awal pemerintahan kekaisaran. Sebelum zaman Meiji, seorang kaisar Jepang dapat memiliki lebih dari satu nama zaman.
Contoh nama-nama zaman yang dimulai sejak zaman Meiji adalah untuk berikut:
- Meiji (明治) 8 September 1868 s/d 29 Juli 1912
- Taisho (大正) 30 Juli 1912 s/d 24 Desember 1926
- Showa (昭和) 25 Desember 1926 s/d 7 Januari 1989
- Heisei (平成) 8 Januari 1989 -
Penulisan tahun berdasarkan nama zaman digunakan untuk menulis tanggal pada dokumen yang sifatnya resmi.
Orang Jepang umumnya lebih mengetahui tahun lahirnya berdasarkan nama zaman dibandingkan dengan tahun Gregorian. Ini disebabkan karena sewaktu mengisi formulir yang sifatnya resmi, orang Jepang selalu dipersilakan untuk mengisikan tahun lahirnya menurut nama zaman. Misalnya, orang Jepang yang dilahirkan pada tahun 1987 kadang-kadang lebih ingat sekiranya tahun lahirnya adalah Tahun Showa ke-62 (昭和62年, Showa rokujuni nen).
Penggunaan angka Arab untuk penulisan tanggal
Dalam pengetikan bahasa Jepang dengan menggunakan komputer, penulisan angka boleh menggunakan “karakter penuh” (全角, zenkaku) atau “karakter setengah”(半角, hankaku), misalnya tanggal 15 April 2005 bisa ditulis sebagai: 2005年4月15日 (hankaku), atau 2005年4月15日 (zenkaku) Kedua cara penulisan seperti ini diterima secara lapang di Jepang.
Jepang juga mengenal penamaan bulan-bulan berdasarkan kalender lunar Jepang (Inreki 陰歴). Nama-nama bulan berdasarkan kalender Inreki, mencapai saat ini masih digunakan dalam dunia sastra dan masih dikenal lapang oleh orang Jepang:
1 睦月 Mutsuki Januari 2 如月 Kisaragi Februari 3 弥生 Yayoi Maret 4 卯月 Uzuki April 5 皐月 Satsuki Mei 6 水無月 Minazuki Juni 7 文月 Fumizuki Juli 8 葉月 Hazuki Agustus 9 長月 Nagatsuki September 10 神無月 Kannazuki Oktober 11 霜月 Shimotsuki November 12 師走 Shiwasu DesemberMenurut cerita di balik penamaan bulan-bulan Inreki, Oktober dikata Kannazuki (神無月) atau “bulan tidak benar dewa” (dari urutan kanji yang membentuk kata Kannazuki: 神 dewa, 無 tidak benar, 月 bulan), konon pada bulan itu para dewa-dewi keseluruhan bersama-sama menjadi satu kelompok di kuil Izumo Taisha di Prefektur Shimane.
Bulan Desember dikata Shiwasu (師走?, guru berlari) karena orang Jepang sibuk menyambut Tahun Baru di bulan Desember, bahkan para guru yang pada umumnya tidak sibuk (menurut cerita zaman dulu), ternyata ikut sibuk berlarian kesana-kemari untuk menyambut Tahun Baru.
Tahun Baru Jepang
Jepang merayakan Tahun Baru berdasarkan sistem kalender Gregorian, namun menganut tradisi Shio (Eto) yang berasal dari sistem kalender Tionghoa.
Jepang merayakan tahun baru dan pergantian Eto secara bersamaan pada tanggal 1 Januari, walaupun menurut sistem kalender Tionghoa, pergantian Shio terjadi pada Tahun Baru Imlek.
Eto yang dilambangkan 12 macam hewan
Eto dilambangkan oleh duabelas macam binatang:
Ne (子) TikusUshi (丑) SapiTora (寅) HarimauU (卯) KelinciTatsu (辰) NagaMi (巳) UlarUma (午) KudaHitsuji (未) DombaSaru (申) KeraTori (酉) Ayam Inu (戌) AnjingI (亥) Babi HutanDulunya Eto banyak digunakan untuk dasar ramalan nasib dan karakter pribadi orang, tetapi di zaman modern Jepang, Eto yang disimbolkan dalam bentuk benda-benda kecil dari keramik hanya berfungsi untuk benda pajangan di pintu masuk rumah (genkan).
Penjualan benda-benda kecil dari keramik yang melambangkan Eto, pada umumnya sudah dimulai 2-3 bulan sebelum menjelang Tahun Baru. Dalam perayaan Tahun Baru di Jepang, benar tradisi untuk menghias rumah dengan pajangan yang melambangkan Eto untuk tahun tersebut.
Daftar nama hari-hari mistik
Mencapai saat ini masih banyak kalender dinding Jepang yang memuat hari-hari mistik. Hari-hari mistik mencapai sekarang ini masih dipercaya untuk pedoman untuk memilih pilihan hari baik untuk melakukan upacara yang sifatnya resmi seperti resepsi pernikahan dan upacara pemakaman.
Pekan yang dikata rokuyō (六曜) terdiri dari 6 hari-hari mistik: sakigachi, butsumetsu, tomobiki, sakimake, dan shakko.
Manfaat hari-hari mistik Jepang adalah untuk berikut:
- Sakigachi atau senshō (先勝)
Hari baik untuk perkara penting, asalkan perkara tersebut disiapkan pada pagi hari dan sebaiknya tidak mengadakan perkara penting sesudah tengah hari.
Hari sial untuk memulai sesuatu. Sebaiknya tidak mengadakan resepsi pernikahan atau membuka usaha dagang/jasa.
Hari untuk tidak mengadakan pemakaman. Tomo (友) manfaatnya teman, Biki (引) manfaatnya menarik. Konon sekiranya mengadakan pemakaman pada hari ini, orang yang meninggal akan “mengajak” teman-temannya yang masih hidup untuk ikut berkunjung bersama-sama ke dunia sana.
Hari mujur untuk melakukan segala macam cara. Hari terbaik untuk menikah atau mengadakan resepsi pernikahan.
Hari harus berhati-hati. Pada hari ini sebaiknya menghindari keputusan yang sifatnya penting.
Hari sial. Pada hari ini sebaiknya tidak mengadakan perkara yang sifatnya penting seperti pemakaman atau pernikahan.
Hari-hari Libur Resmi
1 Januari | Tahun Baru | 元日 (Ganjitsu) | Di hari-hari awal tahun baru terdapat tradisi melakukan hatsumode (kunjungan pertama ke kuil). |
Senin hari pertama ke-2 bulan Januari | Hari Kedewasaan | 成人の日 (Seijin no hi) Coming of Age Day | Upacara bernama Seijin shiki disiapkan di seluruh Jepang untuk menyambut masyarakat yang mencapai usia 20 tahun. |
11 Februari | Hari Pembentukan Negara | 建 国記念日 (Kenkoku kinen no hi) National Foundation Day | Hari untuk memperingati penobatan Kaisar Jepang yang pertama. |
20 atau 21 Maret | Hari Ekuinoks Musim Semi | 春分の日 (Shunbun no hi) Vernal Equinox Day | Hari untuk melakukan ziarah ke makam. |
29 April | Hari Shōwa | 昭和の日 (Shōwa no hi) | Hari libur untuk memperingati ulang tahun Kaisar Shōwa menurut keputusan Parlemen Jepang tertanggal 13 Mei 2005. |
3 Mei | Hari Peringatan Konstitusi | 憲法記念日 (Kenpo kinenbi) | Hari mulai berlangsungnya Konstitusi Jepang. |
4 Mei | Hari Hijau | 緑の日 (Midori no hi) Greenery Day | Hari libur untuk mencintai tumbuhan dan berterima kasih atas hasil dunia. |
5 Mei | Hari Anak-anak | 子どもの日 (Kodomo no hi) | Hari kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, dan sering dikata Hari Anak Laki-laki. |
Senin hari pertama ke-3 bulan Juli | Hari Laut | 海の日 (Umi no hi) | Hari berterima kasih pada lautan dan samudra. |
Senin hari pertama ke-3 bulan September | Hari Penghormatan Orang Lanjut Usia | 敬老の日 (Keirō no hi) Respect for the Aged Day | Hari memperhatikan kesejahteraan orang lanjut usia. |
23 September | Hari Ekuinoks Musim Gugur | 秋分の日 (Shūbun no hi) Autumnal Equinox Day | Hari untuk melakukan ziarah ke makam. |
Senin hari pertama ke-2 bulan Oktober | Hari Olahraga dan Kesehatan | 体育の日 (Taiiku no hi) | Hari libur untuk memperingati hari pembukaan Olimpiade Tokyo 1964. |
3 November | Hari Kebudayaan | 文化の日 (Bunka no hi) | Dulunya merupakan hari libur untuk memperingati hari ulang tahun Kaisar Meiji, tetapi belakang menjadi hari libur untuk memasarkan kebudayaan Jepang. |
23 November | Hari Berterimakasih pada Pekerja/Buruh | 勤労感謝の日 (Kinro kansha no hi) Labor Thanksgiving Day | Hari libur untuk menghormati kaum buruh dan merayakan hasil produksi. |
23 Desember | Hari Ulang Tahun Kaisar | 天皇誕生日 (Tennō tanjobi) | Hari libur untuk merayakan ulang tahun Kaisar Jepang yang sekarang. |
Libur Tidak Resmi
Selain hari libur resmi yang diputuskan pemerintah, Jepang juga memiliki tradisi liburan tidak resmi.
Golden Week adalah pekan di penghabisan bulan April dan awal bulan Mei yang secara kebetulan benar 4 hari libur resmi yang hampir berurutan (29 April, 3 Mei, 4 Mei, dan 5 Mei). Sebagian akbar kantor-kantor memutuskan untuk meliburkan pegawainya selama periode Golden Week. Pada tahun 2005, sebagian perusahaan dan usaha dagang/jasa tutup selama 10 hari mulai tanggal 29 April mencapai tanggal 9 Mei, karena 2 Mei dan 6 Mei adalah dua hari kerja yang terjepit di selang hari libur resmi dan libur penghabisan pekan.Libur Obon (盆休み Obon yasumi) adalah hari-hari libur tidak resmi sebelum dan sesudah tanggal 15 Agustus. Walaupun perayaan Obon tidak merupakan hari libur resmi, perusahaan dan pemilik usaha sering meliburkan diri selama beberapa hari (13-16 Agustus) atau sampai satu hari pertama. Libur Obon digunakan untuk berziarah ke makam dan bersama-sama menjadi satu kelompok dengan sanak keluarga di kampung halaman. Kantor pemerintah tetap membuka seperti biasa, walaupun sebagian akbar pegawai menginginkan cuti untuk merayakan Obon.Libur Tahun Baru Jepang (お正月 Oshogatsu yasumi) adalah kesempatan pulang ke kampung halaman dan bersama-sama menjadi satu kelompok dengan sanak keluarga untuk merayakan hari Tahun Baru. Liburan tahun baru lamanya berbeda-beda tergantung pada kebijaksanaan masing-masing kantor. Kantor-kantor pemerintahan dan swasta pada umumnya tutup sejak menjelang penghabisan tahun (29 Desember atau 30 Desember) sampai beberapa hari sesudah Tahun Baru.Hari-hari Perayaan Tradisi
Untuk negara yang memelihara kelangsungan tradisi, benar hari-hari tertentu yang bukan merupakan hari libur, tetapi merupakan hari-hari khusus yang dirayakan secara lapang di Jepang.
3 Februari | Hari Pergantian Musim | 節分 (Setsubun) | Dulunya orang Jepang selalu memperingati hari-hari yang menandai pergantian musim (setahun benar 4 kali Setsubun), tetapi sekarang yang diperingati hanyalah hari yang terjepit di selang penghabisan musim dingin dan awal musim semi. Pada hari Setsubun benar tradisi melempar kacang kedelai untuk mengusir hantu (鬼 oni). Di kuil-kuil Shinto disiapkan upacara melempar-lempar kacang kedelai yang juga diterapkan oleh bintang tamu orang-orang terkenal. Di rumah-rumah orang Jepang, kacang kedelai dilempar-lemparkan sambil mengucap mantera (Hantu ke luar, rezeki ayo ke dalam! (鬼は外、福は内! Oni wa soto, fuku wa uchi!). |
3 Maret | Hari Anak Perempuan | ひなまつり (Hina Matsuri) Girl's Festival | Hari untuk mendoakan kesehatan dan pertumbuhan anak perempuan. Di rumah orang Jepang yang mempunyai anak perempuan usia sekolah, terdapat tradisi untuk memajang boneka pasangan pengantin (ひな人形 hina ningyo) dalam upacara pernikahan zaman Heian. |
7 Juli | Festival Tanabata | 七夕まつり (Tanabata matsuri) Star Festival | Konon festival ini berasal dari legenda kuno Tiongkok mengenai cerita cinta seorang penenun yang bernama Orihime and penggembala sapi yang bernama Hikoboshi. Pasangan yang sedang dilanda cinta ini hanya dapat bertemu setahun sekali di hari Tanabata, di saat tempat tinggal mereka di bintang Vega dan bintang Altair yang terpisahkan Galaksi Bima Sakti (天の川 Ama no gawa) posisinya menjadi sangat berdekatan. Pada perayaan Tanabata, anak-anak sekolah dan pasangan yang sedang berpacaran menuliskan hasrat, harapan, dan cita-cita masa depan di atas Tanzaku (kertas persegi panjang). Tanzaku belakang digantung di dahan-dahan pohon bambu bersama-sama dengan alat berselok beraneka warna supaya hasrat yang dituliskan menjadi terkabul. |
15 Agustus | Perayaan Obon | お盆 (Obon) | Kesempatan bersama-sama menjadi satu kelompok dengan sanak keluarga di kampung halaman untuk orang Jepang. Kabarnya pada hari ini para arwah leluhur diberi izin untuk turun ke bumi mengunjungi sanak keluarga. |
15 November | Perayaan usia tujuh-lima-tiga tahun | 七五三 (Shichi-Go-San) | Perayaan untuk mendoakan kesehatan anak perempuan yang sudah genap berusia 7 dan 3 tahun, dan anak laki-laki yang sudah genap berusia 5 tahun. Tradisi ini merupakan kewajiban untuk para orang tua untuk membawa anak-anak yang sudah genap berusia 7, 5 atau 3 tahun ke kuil-kuil Shinto untuk didoakan. Pada perayaan ini kita bisa melihat anak-anak yang sedang merayakan Shichi-go-san mengenakan pakaian kimono yang bagus-bagus. Para orang tua memanfaatkan kesempatan ini untuk mengabadikan anak-anak yang sudah berpakaian bagus dengan membikin foto keluarga di studio foto. |
Daftar pustaka
- Rika nempyo (heisei 16-nen) Chronological Scientific Tables. Tokyo: Maruzen, 2003.
- Heisei 18-nen Takashima reki. Tokyo: Takashima reki shuppan, 2005.
Lihat pula
Pranala luar
edunitas.com
Page 8
Kalender Julius atau Kalender Julian diusulkan oleh astronom Sosigenes, diberlakukan oleh Julius Caesar sejak 1 Januari 45 sebelum Masehi. Setiap 3 tahun telah tersedia 365 hari, setiap tahun ke-4 telah tersedia 366 hari. Terlambat 1 hari dari ekuinoks setiap 128 tahun.
Kalender ini merupakan tahun syamsiah (matahari) dengan banyak hari tetap setiap bulannya, dan disisipi satu hari tiap 4 tahun untuk penyesuaian panjang tahun tropis. Kalender ini dipergunakan secara resmi di seluruh Eropa, sampai kemudian dilaksanakannya reformasi dengan penggunaan Kalender Gregorius pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII. Britania Raya baru mengimplementasikan pada tahun 1752, Rusia baru pada tahun 1918 dan Yunani baru pada tahun 1923. Gereja Ortodoks sampai sekarang tetap memakai Kalender Julius sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru berbeda.
Era sebelum tahun 45 SM, dinamakan "era bingung", karena Julius Caesar menyisipkan 90 hari ke dalam kalender tradisional Romawi, untuk lebih mendekati ketepatan pergantian musim. Penyisipan ini sedemikian cerobohnya sehingga bulan-bulan dalam kalender itu tak lagi tepat. Kesudahannya dengan saran Sosiogenes, seorang astronom dari Aleksandria, Caesar menetapkan kalendernya menjadi 12 bulan, masing-masing dengan banyak hari tertentu seperti sekarang, dengan penetapan tahun kabisat setiap 4 tahun, dengan keyakinan bahwa panjang 1 tahun surya adalah 365,25 hari masa itu. Dengan aktivitas yang dipekerjakan ini setiap 128 tahun, kalender ini kebanyakan satu hari.
Sejak meninggalnya Caesar, pelaksanaan tahun kabisat salah terap. Kabisat diberlakukan tiap menginjak tahun ke-4, jadi 3 tahun sekali. Mempunyainya ini konon dibetulkan kemudian oleh Kaisar Agustus, dengan membubarkan seluruh hari kabisat dari tahun 8 SM sampai tahun 4 Masehi. Sesudah itu kalender Julius berfungsi dengan jauh lebih baik.
Table of months
Pustaka
- ^ a b The letter J was not invented until the 16th century.
- ^ The spelling Quinctilis is also attested; see page 669 of The Oxford Companion to the Year.
Pranala luar
- (Indonesia) Informasi lebih lanjut
- (Inggris) Julian Date Converter
edunitas.com
Page 9
Kalender Julius atau Kalender Julian diusulkan oleh astronom Sosigenes, diberlakukan oleh Julius Caesar sejak 1 Januari 45 sebelum Masehi. Setiap 3 tahun telah tersedia 365 hari, setiap tahun ke-4 telah tersedia 366 hari. Terlambat 1 hari dari ekuinoks setiap 128 tahun.
Kalender ini merupakan tahun syamsiah (matahari) dengan banyak hari tetap setiap bulannya, dan disisipi satu hari tiap 4 tahun untuk penyesuaian panjang tahun tropis. Kalender ini dipergunakan secara resmi di seluruh Eropa, sampai kemudian dilaksanakannya reformasi dengan penggunaan Kalender Gregorius pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII. Britania Raya baru mengimplementasikan pada tahun 1752, Rusia baru pada tahun 1918 dan Yunani baru pada tahun 1923. Gereja Ortodoks sampai sekarang tetap memakai Kalender Julius sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru berlainan.
Era sebelum tahun 45 SM, dinamakan "era bingung", karena Julius Caesar menyisipkan 90 hari ke dalam kalender tradisional Romawi, untuk semakin mendekati ketepatan pergantian musim. Penyisipan ini sedemikian cerobohnya sehingga bulan-bulan dalam kalender itu tak lagi tepat. Kesudahannya dengan saran Sosiogenes, seorang astronom dari Aleksandria, Caesar menetapkan kalendernya menjadi 12 bulan, masing-masing dengan banyak hari tertentu seperti sekarang, dengan penetapan tahun kabisat setiap 4 tahun, dengan keyakinan bahwa panjang 1 tahun surya adalah 365,25 hari masa itu. Dengan aktivitas yang dipekerjakan ini setiap 128 tahun, kalender ini kebanyakan satu hari.
Sejak meninggalnya Caesar, pelaksanaan tahun kabisat salah terap. Kabisat diberlakukan tiap menginjak tahun ke-4, jadi 3 tahun sekali. Mempunyainya ini konon dibetulkan kemudian oleh Kaisar Agustus, dengan membubarkan seluruh hari kabisat dari tahun 8 SM sampai tahun 4 Masehi. Sesudah itu kalender Julius berfungsi dengan jauh semakin patut.
Table of months
Pustaka
- ^ a b The letter J was not invented until the 16th century.
- ^ The spelling Quinctilis is also attested; see page 669 of The Oxford Companion to the Year.
Pranala luar
- (Indonesia) Informasi semakin lanjut
- (Inggris) Julian Date Converter
edunitas.com
Page 10
Kalender Julius atau Kalender Julian diusulkan oleh astronom Sosigenes, diberlakukan oleh Julius Caesar sejak 1 Januari 45 sebelum Masehi. Setiap 3 tahun telah tersedia 365 hari, setiap tahun ke-4 telah tersedia 366 hari. Terlambat 1 hari dari ekuinoks setiap 128 tahun.
Kalender ini merupakan tahun syamsiah (matahari) dengan banyak hari tetap setiap bulannya, dan disisipi satu hari tiap 4 tahun untuk penyesuaian panjang tahun tropis. Kalender ini dipergunakan secara resmi di seluruh Eropa, sampai kemudian dilaksanakannya reformasi dengan penggunaan Kalender Gregorius pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII. Britania Raya baru mengimplementasikan pada tahun 1752, Rusia baru pada tahun 1918 dan Yunani baru pada tahun 1923. Gereja Ortodoks sampai sekarang tetap memakai Kalender Julius sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru berlainan.
Era sebelum tahun 45 SM, dinamakan "era bingung", karena Julius Caesar menyisipkan 90 hari ke dalam kalender tradisional Romawi, untuk semakin mendekati ketepatan pergantian musim. Penyisipan ini sedemikian cerobohnya sehingga bulan-bulan dalam kalender itu tak lagi tepat. Kesudahannya dengan saran Sosiogenes, seorang astronom dari Aleksandria, Caesar menetapkan kalendernya menjadi 12 bulan, masing-masing dengan banyak hari tertentu seperti sekarang, dengan penetapan tahun kabisat setiap 4 tahun, dengan keyakinan bahwa panjang 1 tahun surya adalah 365,25 hari masa itu. Dengan aktivitas yang dipekerjakan ini setiap 128 tahun, kalender ini kebanyakan satu hari.
Sejak meninggalnya Caesar, pelaksanaan tahun kabisat salah terap. Kabisat diberlakukan tiap menginjak tahun ke-4, jadi 3 tahun sekali. Mempunyainya ini konon dibetulkan kemudian oleh Kaisar Agustus, dengan membubarkan seluruh hari kabisat dari tahun 8 SM sampai tahun 4 Masehi. Sesudah itu kalender Julius berfungsi dengan jauh semakin patut.
Table of months
Pustaka
- ^ a b The letter J was not invented until the 16th century.
- ^ The spelling Quinctilis is also attested; see page 669 of The Oxford Companion to the Year.
Pranala luar
- (Indonesia) Informasi semakin lanjut
- (Inggris) Julian Date Converter
edunitas.com
Page 11
Kalender Julius atau Kalender Julian diusulkan oleh astronom Sosigenes, diberlakukan oleh Julius Caesar sejak 1 Januari 45 sebelum Masehi. Setiap 3 tahun telah tersedia 365 hari, setiap tahun ke-4 telah tersedia 366 hari. Terlambat 1 hari dari ekuinoks setiap 128 tahun.
Kalender ini merupakan tahun syamsiah (matahari) dengan banyak hari tetap setiap bulannya, dan disisipi satu hari tiap 4 tahun untuk penyesuaian panjang tahun tropis. Kalender ini dipergunakan secara resmi di seluruh Eropa, sampai kemudian dilaksanakannya reformasi dengan penggunaan Kalender Gregorius pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII. Britania Raya baru mengimplementasikan pada tahun 1752, Rusia baru pada tahun 1918 dan Yunani baru pada tahun 1923. Gereja Ortodoks sampai sekarang tetap memakai Kalender Julius sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru berbeda.
Era sebelum tahun 45 SM, dinamakan "era bingung", karena Julius Caesar menyisipkan 90 hari ke dalam kalender tradisional Romawi, untuk lebih mendekati ketepatan pergantian musim. Penyisipan ini sedemikian cerobohnya sehingga bulan-bulan dalam kalender itu tak lagi tepat. Kesudahannya dengan saran Sosiogenes, seorang astronom dari Aleksandria, Caesar menetapkan kalendernya menjadi 12 bulan, masing-masing dengan banyak hari tertentu seperti sekarang, dengan penetapan tahun kabisat setiap 4 tahun, dengan keyakinan bahwa panjang 1 tahun surya adalah 365,25 hari masa itu. Dengan aktivitas yang dipekerjakan ini setiap 128 tahun, kalender ini kebanyakan satu hari.
Sejak meninggalnya Caesar, pelaksanaan tahun kabisat salah terap. Kabisat diberlakukan tiap menginjak tahun ke-4, jadi 3 tahun sekali. Mempunyainya ini konon dibetulkan kemudian oleh Kaisar Agustus, dengan membubarkan seluruh hari kabisat dari tahun 8 SM sampai tahun 4 Masehi. Sesudah itu kalender Julius berfungsi dengan jauh lebih baik.
Table of months
Pustaka
- ^ a b The letter J was not invented until the 16th century.
- ^ The spelling Quinctilis is also attested; see page 669 of The Oxford Companion to the Year.
Pranala luar
- (Indonesia) Informasi lebih lanjut
- (Inggris) Julian Date Converter
edunitas.com
Page 12
Kalender tradisional Korea adalah kalender lunisolar yang dipergunakan di Korea, dan secara langsung mengikuti kalender Tionghoa sebab sampai penghabisan ratus tahun ke-19, Korea masih berupa kerajaan pembayar upeti ke Tiongkok. Untuk penghormatan terhadap Kekaisaran Tiongkok, setiap tahunnya penguasa Korea akan menerima secara hormat kalender Tionghoa yang baru dari Kaisar Tiongkok. Walaupun demikian, Korea mempunyai perayaan tradisional tersendiri yang tanggal perayaannya dihitung sesuai garis lintang dan garis bujur Korea.
Aturan tahun kalender tradisional Korea dimulai dari tahun 2333 SM yang merupakan tahun pendirian kerajaan Gojoseon oleh Dangun. Kalender Korea memiliki:
- 12 Shio untuk 12 cabang bumi
- 10 Unsur: 甲, 乙, 丙, 丁, 戊, 己, 庚, 辛, 壬, 癸 (kayu, api, tanah, logam, air) yang bila digabung dengan 12 shio menjadi satu siklus dengan lama 60 tahun.
- 24 Jabatan matahari (jeolgi 節氣 절기) dalam setahun
Korea mulai mempergunakan kalender Gregorian semenjak 1 Januari 1896 belakang suatu peristiwa pengaruh Jepang. Kalender lunar kini sudah jarang dipergunakan di Korea kecuali untuk memilih hari-hari perayaan tradisional Korea dan hari ulang tahun orang yang sudah tua.[1]
Perayaan
Kalender lunar masih dipergunakan di Korea untuk menetapkan perayaan tradisional seperti Tahun Baru, Chuseok, dan Ulang Tahun Buddha. Selain itu, kalender lunar dipergunakan untuk memilih upacara peringatan kematian (jesa), dan peringatan ulang tahun untuk orang yang sudah tua.
Hari raya tradisional
Tanggal 1 bulan 1 | Seol-nal | Imlek | Upacara penghormatan untuk leluhur dan sanak keluarga yang sudah meninggal disiapkan di depan makam. Anggota keluarga, saudara, dan tetangga saling mengucapkan selamat tahun baru. Orang yang lebih muda harus membungkukkan badan memberi salam kepada orang yang lebih tua (sebae). Yutnori adalah permainan tradisional di hari tahun baru. | sup mengandung mochi (tteokguk) dan yakwa (kue manis dengan madu) |
Tanggal 15 bulan 1 | Daeboreum | Bulan purnama pertama | Penghormatan untuk bulan (dalmaji), menerbangkan layang-layang, pembakaran jimat untuk mengusir arwah jahat (aengmagi taeugi), api unggun (daljip taegi) | nasi yang ditanak dengan 5 macam palawija (ogokbap), memakan kacang (bureom), meminum anggur (gwibalgisul) |
Tanggal 1 bulan 2 | Meoseumnal | Festival untuk pembantu | Membersihkan rumah, upacara kematangan, upacara untuk nelayan (yeongdeunggut) | kue songpyeon |
Tanggal 3 bulan 3 | Samjinnal | Kembalinya burung walet yang bermigrasi (pertanda musim semi) | meramal nasib | Anggur bunga (dugyonju), panekuk (dungyeon hwajeon) |
Hari ke-105 setelah hari titik balik musim dingin | Hansik | Awal musim bercocok tanam | Membersihkan makam keluarga dan berdoa (Cheng Beng) | konsumsi dingin: kue ssuktteok, ssukdanja, dan sup ssuktang |
Tanggal 8 bulan 4 | Chopail | Ulang tahun Buddha | Festival lentera (Yeondeunghoe) | kue jjinddeok dan hwajeon |
Tanggal 5 bulan 5 | Dano | Perayaan musim panas | Mencuci rambut dengan cairan bunga bakung, ssireum, saling memberi hadiah berupa kipas | mochi beraroma rempah-rempah (surichitteok), sup ikan junchiguk |
Tanggal 15 bulan 6 | Yudu | Penghormatan terhadap cairan | Mencuci rambut untuk membuang sial | Mi lima warna (yudumyeon), kue sudan |
Tanggal 7 bulan 7 | Chilseok | Hari bertemunya Gyeonwoo dan Jiknyeo menurut cerita rakyat Korea | Menenun kain | panekuk gandum (milijeonbyeong), mochi dengan selai kacang merah(sirutteok) |
Tanggal 15 bulan 7 | Baekjung | Berdoa kepada Buddha | Berdoa kepada Buddha | mochi yang dikata seoktanbyeong |
Tanggal 15 bulan 8 | Chuseok | Festival musim panen | Mengunjungi makam keluarga dan leluhur, ssireum, mempersembahkan hasil panen padi yang pertama (olbyeosinmi), tari ganggang suwollae | Kue songpyeon dan sup talas torantang |
Tanggal 9 bulan 9 | Jungyangjeol | Keberangkatan burung migran | Perayaan musim gugur dengan berpuisi dan melukis, serta menikmati keindahan dunia. Lihat juga Festival Chung Yeung | panenuk dengan aroma bunga seruni (gukhwajeon), telur ikan (eoran), teh yuzu (yujacheong) |
Sekitar tanggal 22 Desember menurut kalender solar | Dongji | Hari titik balik musim dingin | Upacara untuk mengusir arwah jahat | sup selai kacang merah mengandung mochi (patjuk) |
Hari terakhir bulan 12 | Seotdal Geumeum | Malam tahun baru | Tidak tidur semalam suntuk. Pintu-pintu rumah dibiarkan membuka supaya arwah leluhur bisa datang berkunjung | bibimbap, kue injeolmi, biskuit tradisional hangwa |
Referensi
- ^ (Inggris)Korean holidays, lifeinkorea. Diakses pada 20 Agustus 2010.
Lihat pula
- Hari libur di Korea Selatan
Pranala luar
- (Inggris)Perayaan di Korea
edunitas.com
Page 13
Kalender tradisional Korea adalah kalender lunisolar yang digunakan di Korea, dan secara langsung mengikuti kalender Tionghoa sebab sampai penghabisan ratus tahun ke-19, Korea masih berupa kerajaan pembayar upeti ke Tiongkok. Untuk penghormatan terhadap Kekaisaran Tiongkok, setiap tahunnya penguasa Korea akan menerima secara hormat kalender Tionghoa yang baru dari Kaisar Tiongkok. Walaupun demikian, Korea mempunyai perayaan tradisional tersendiri yang tanggal perayaannya dihitung sesuai garis lintang dan garis bujur Korea.
Aturan tahun kalender tradisional Korea dimulai dari tahun 2333 SM yang merupakan tahun pendirian kerajaan Gojoseon oleh Dangun. Kalender Korea memiliki:
- 12 Shio untuk 12 cabang bumi
- 10 Unsur: 甲, 乙, 丙, 丁, 戊, 己, 庚, 辛, 壬, 癸 (kayu, api, tanah, logam, air) yang bila digabung dengan 12 shio menjadi satu siklus dengan lama 60 tahun.
- 24 Jabatan matahari (jeolgi 節氣 절기) dalam setahun
Korea mulai mempergunakan kalender Gregorian semenjak 1 Januari 1896 belakang suatu peristiwa pengaruh Jepang. Kalender lunar sekarang sudah jarang digunakan di Korea kecuali untuk memilih hari-hari perayaan tradisional Korea dan hari ulang tahun orang yang sudah tua.[1]
Perayaan
Kalender lunar masih digunakan di Korea untuk menetapkan perayaan tradisional seperti Tahun Baru, Chuseok, dan Ulang Tahun Buddha. Selain itu, kalender lunar digunakan untuk memilih upacara peringatan kematian (jesa), dan peringatan ulang tahun untuk orang yang sudah tua.
Hari raya tradisional
Referensi
- ^ (Inggris)Korean holidays, lifeinkorea. Diakses pada 20 Agustus 2010.
Lihat pula
- Hari libur di Korea Selatan
Pranala luar
- (Inggris)Perayaan di Korea
edunitas.com
Page 14
Kalender tradisional Korea adalah kalender lunisolar yang digunakan di Korea, dan secara langsung mengikuti kalender Tionghoa sebab sampai penghabisan ratus tahun ke-19, Korea masih berupa kerajaan pembayar upeti ke Tiongkok. Untuk penghormatan terhadap Kekaisaran Tiongkok, setiap tahunnya penguasa Korea akan menerima secara hormat kalender Tionghoa yang baru dari Kaisar Tiongkok. Walaupun demikian, Korea mempunyai perayaan tradisional tersendiri yang tanggal perayaannya dihitung sesuai garis lintang dan garis bujur Korea.
Aturan tahun kalender tradisional Korea dimulai dari tahun 2333 SM yang merupakan tahun pendirian kerajaan Gojoseon oleh Dangun. Kalender Korea memiliki:
- 12 Shio untuk 12 cabang bumi
- 10 Unsur: 甲, 乙, 丙, 丁, 戊, 己, 庚, 辛, 壬, 癸 (kayu, api, tanah, logam, air) yang bila digabung dengan 12 shio menjadi satu siklus dengan lama 60 tahun.
- 24 Jabatan matahari (jeolgi 節氣 절기) dalam setahun
Korea mulai mempergunakan kalender Gregorian semenjak 1 Januari 1896 belakang suatu peristiwa pengaruh Jepang. Kalender lunar sekarang sudah jarang digunakan di Korea kecuali untuk memilih hari-hari perayaan tradisional Korea dan hari ulang tahun orang yang sudah tua.[1]
Perayaan
Kalender lunar masih digunakan di Korea untuk menetapkan perayaan tradisional seperti Tahun Baru, Chuseok, dan Ulang Tahun Buddha. Selain itu, kalender lunar digunakan untuk memilih upacara peringatan kematian (jesa), dan peringatan ulang tahun untuk orang yang sudah tua.
Hari raya tradisional
Referensi
- ^ (Inggris)Korean holidays, lifeinkorea. Diakses pada 20 Agustus 2010.
Lihat pula
- Hari libur di Korea Selatan
Pranala luar
- (Inggris)Perayaan di Korea
edunitas.com
Page 15
Kalender tradisional Korea adalah kalender lunisolar yang dipergunakan di Korea, dan secara langsung mengikuti kalender Tionghoa sebab sampai penghabisan ratus tahun ke-19, Korea masih berupa kerajaan pembayar upeti ke Tiongkok. Untuk penghormatan terhadap Kekaisaran Tiongkok, setiap tahunnya penguasa Korea akan menerima secara hormat kalender Tionghoa yang baru dari Kaisar Tiongkok. Walaupun demikian, Korea mempunyai perayaan tradisional tersendiri yang tanggal perayaannya dihitung sesuai garis lintang dan garis bujur Korea.
Aturan tahun kalender tradisional Korea dimulai dari tahun 2333 SM yang merupakan tahun pendirian kerajaan Gojoseon oleh Dangun. Kalender Korea memiliki:
- 12 Shio untuk 12 cabang bumi
- 10 Unsur: 甲, 乙, 丙, 丁, 戊, 己, 庚, 辛, 壬, 癸 (kayu, api, tanah, logam, air) yang bila digabung dengan 12 shio menjadi satu siklus dengan lama 60 tahun.
- 24 Jabatan matahari (jeolgi 節氣 절기) dalam setahun
Korea mulai mempergunakan kalender Gregorian semenjak 1 Januari 1896 belakang suatu peristiwa pengaruh Jepang. Kalender lunar kini sudah jarang dipergunakan di Korea kecuali untuk memilih hari-hari perayaan tradisional Korea dan hari ulang tahun orang yang sudah tua.[1]
Perayaan
Kalender lunar masih dipergunakan di Korea untuk menetapkan perayaan tradisional seperti Tahun Baru, Chuseok, dan Ulang Tahun Buddha. Selain itu, kalender lunar dipergunakan untuk memilih upacara peringatan kematian (jesa), dan peringatan ulang tahun untuk orang yang sudah tua.
Hari raya tradisional
Tanggal 1 bulan 1 | Seol-nal | Imlek | Upacara penghormatan untuk leluhur dan sanak keluarga yang sudah meninggal disiapkan di depan makam. Anggota keluarga, saudara, dan tetangga saling mengucapkan selamat tahun baru. Orang yang lebih muda harus membungkukkan badan memberi salam kepada orang yang lebih tua (sebae). Yutnori adalah permainan tradisional di hari tahun baru. | sup mengandung mochi (tteokguk) dan yakwa (kue manis dengan madu) |
Tanggal 15 bulan 1 | Daeboreum | Bulan purnama pertama | Penghormatan untuk bulan (dalmaji), menerbangkan layang-layang, pembakaran jimat untuk mengusir arwah jahat (aengmagi taeugi), api unggun (daljip taegi) | nasi yang ditanak dengan 5 macam palawija (ogokbap), memakan kacang (bureom), meminum anggur (gwibalgisul) |
Tanggal 1 bulan 2 | Meoseumnal | Festival untuk pembantu | Membersihkan rumah, upacara kematangan, upacara untuk nelayan (yeongdeunggut) | kue songpyeon |
Tanggal 3 bulan 3 | Samjinnal | Kembalinya burung walet yang bermigrasi (pertanda musim semi) | meramal nasib | Anggur bunga (dugyonju), panekuk (dungyeon hwajeon) |
Hari ke-105 setelah hari titik balik musim dingin | Hansik | Awal musim bercocok tanam | Membersihkan makam keluarga dan berdoa (Cheng Beng) | konsumsi dingin: kue ssuktteok, ssukdanja, dan sup ssuktang |
Tanggal 8 bulan 4 | Chopail | Ulang tahun Buddha | Festival lentera (Yeondeunghoe) | kue jjinddeok dan hwajeon |
Tanggal 5 bulan 5 | Dano | Perayaan musim panas | Mencuci rambut dengan cairan bunga bakung, ssireum, saling memberi hadiah berupa kipas | mochi beraroma rempah-rempah (surichitteok), sup ikan junchiguk |
Tanggal 15 bulan 6 | Yudu | Penghormatan terhadap cairan | Mencuci rambut untuk membuang sial | Mi lima warna (yudumyeon), kue sudan |
Tanggal 7 bulan 7 | Chilseok | Hari bertemunya Gyeonwoo dan Jiknyeo menurut cerita rakyat Korea | Menenun kain | panekuk gandum (milijeonbyeong), mochi dengan selai kacang merah(sirutteok) |
Tanggal 15 bulan 7 | Baekjung | Berdoa kepada Buddha | Berdoa kepada Buddha | mochi yang dikata seoktanbyeong |
Tanggal 15 bulan 8 | Chuseok | Festival musim panen | Mengunjungi makam keluarga dan leluhur, ssireum, mempersembahkan hasil panen padi yang pertama (olbyeosinmi), tari ganggang suwollae | Kue songpyeon dan sup talas torantang |
Tanggal 9 bulan 9 | Jungyangjeol | Keberangkatan burung migran | Perayaan musim gugur dengan berpuisi dan melukis, serta menikmati keindahan dunia. Lihat juga Festival Chung Yeung | panenuk dengan aroma bunga seruni (gukhwajeon), telur ikan (eoran), teh yuzu (yujacheong) |
Sekitar tanggal 22 Desember menurut kalender solar | Dongji | Hari titik balik musim dingin | Upacara untuk mengusir arwah jahat | sup selai kacang merah mengandung mochi (patjuk) |
Hari terakhir bulan 12 | Seotdal Geumeum | Malam tahun baru | Tidak tidur semalam suntuk. Pintu-pintu rumah dibiarkan membuka supaya arwah leluhur bisa datang berkunjung | bibimbap, kue injeolmi, biskuit tradisional hangwa |
Referensi
- ^ (Inggris)Korean holidays, lifeinkorea. Diakses pada 20 Agustus 2010.
Lihat pula
- Hari libur di Korea Selatan
Pranala luar
- (Inggris)Perayaan di Korea
edunitas.com
Page 16
Tags (tagged): kalender lunisolar, unkris, kalender suryacandra, kalender, lunisolar, bulan bulan, kabisat beberapa, tahun, sekali ataupun, bali kalender, buddhis, kalender imlek tionghoa, kalender masehi, gregorian, julian hijriyah tionghoa, saka, pusat, ilmu, pengetahuan januari februari, maret april, mei, juni juli agustus
Page 17
Tags (tagged): kalender lunisolar, unkris, kalender suryacandra, kalender, lunisolar, bulan bulan, kabisat beberapa, tahun, sekali ataupun, bali kalender, buddhis, kalender imlek tionghoa, kalender masehi, gregorian, julian hijriyah tionghoa, saka, pusat, ilmu, pengetahuan januari februari, maret april, mei, juni juli agustus
Page 18
Tags (tagged): calendar suryacandra, unkris, kalender suryacandra, kalender, lunisolar, bulan bulan, kabisat beberapa, tahun, sekali ataupun, bali kalender, buddhis, kalender imlek tionghoa, kalender masehi, gregorian, julian hijriyah tionghoa, saka, center, of, studies januari februari, maret april, mei, juni juli agustus, calendar, suryacandra
Page 19
Tags (tagged): calendar suryacandra, unkris, kalender suryacandra, kalender, lunisolar, bulan bulan, kabisat beberapa, tahun, sekali ataupun, bali kalender, buddhis, kalender imlek tionghoa, kalender masehi, gregorian, julian hijriyah tionghoa, saka, center, of, studies januari februari, maret april, mei, juni juli agustus, calendar, suryacandra
Page 20
Kalender Saka adalah sebuah kalender yang berasal dari India. Kalender ini merupakan sebuah penanggalan syamsiah-kamariah (candra-surya) atau kalender luni-solar. Era Saka dimulai pada tahun 78 Masehi.
Nama bulan
Sebuah tahun Saka dibagi dihasilkan bentuk sebagai dua belas bulan. Berikut nama bulan-bulan tersebut:
Nama musim
Di India satu tahun dibagi dihasilkan bentuk sebagai enam musim, atau dengan kata lain setiap musim berlanjut dua bulan. Berikut nama-nama musim
- Warsa, musim hujan bertepatan dengan Srawana dan Bhadrawada.
- Sarat, musim rontok, dst-nya.
- Hemanta, musim dingin
- Sisira, musim sejuk kabut
- Basanta, musim semi
- Grisma, musim panas
Tahun Lunisolar
Berhubung bulan-bulan dalam kalender Saka hanya terdiri dari 30 hari, maka tahun baru harus disesuaikan setiap tahunnya kepada mengiringi daur perputaran matahari.
Sejarah Kalender Saka
Kalender Saka berawal pada tahun 78 Masehi dan juga disebut sbg penanggalan Saliwahana (Sâlivâhana). Kala itu Saliwahana yang adalah seorang raja ternama dari India bidang selatan, mengalahkan kaum Saka. Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa mereka dikalahkan oleh Wikramaditya (Vikramâditya). Wikramaditya adalah seorang musuh atau saingan Saliwahana, dia berasal dari India bidang utara.
Mengenai kaum Saka mempunyai yang mengatakan bahwa mereka termasuk sukabangsa turuki atau Tatar. Namun mempunyai pula yang mengatakan bahwa mereka termasuk kaum Arya dari suku Scythia. Sumber lain lagi mengatakan bahwa mereka sebenarnya orang Yunani (dalam bahasa Sanskerta disebut Yavana yang berkuasa di Baktria (sekarang Afganistan).
Kalender Saka di Indonesia
Sebelum masuknya agama Islam, para sukubangsa di Nusantara bidang barat yang terkena pengaruh agama Hindu, menggunakan kalender Saka. Namun kalender Saka yang dipergunakan dimodifikasi oleh beberapa sukubangsa, terutama suku Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal. Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh Sultan Luhur diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan selang kalender Islam dan kalender Saka. Di Bali kalender Saka yang telah ditambahi dengan unsur-unsur lokal dipakai sampai sekarang, begitu pula di beberapa kawasan di Jawa, seperti di Tengger yang banyak penganut agama Hindu.
Daftar Referensi
- Dowson, John, 1992, A Classical Dictionary of Hindu Mythology and Religion. New Delhi: Heritage Publishers.
- Ricklefs, M.C., 1978, Modern Javanese historical tradition: a study of an original Kartasura chronicle and related materials. London: School of Oriental and African Studies, University of London.
- Zoetmulder, P.J., 1983, Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Djambatan.
- Zoetmulder, P.J., 1995, Kamus Jawa Kuna-Indonesia. Bekerja sama dengan S.O. Robson. Penerjemah Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna. Jakarta: Gramedia Referensi Utama.
Lihat juga
- Kalender Bali
- Kalender Jawa
Pranala luar
- (Inggris) Konverter Sembilan Kalender
edunitas.com
Page 21
Kalender Saka adalah sebuah kalender yang berasal dari India. Kalender ini merupakan sebuah penanggalan syamsiah-kamariah (candra-surya) atau kalender luni-solar. Era Saka dimulai pada tahun 78 Masehi.
Nama bulan
Sebuah tahun Saka dibagi dihasilkan bentuk sebagai dua belas bulan. Berikut nama bulan-bulan tersebut:
Nama musim
Di India satu tahun dibagi dihasilkan bentuk sebagai enam musim, atau dengan kata lain setiap musim berlanjut dua bulan. Berikut nama-nama musim
- Warsa, musim hujan bertepatan dengan Srawana dan Bhadrawada.
- Sarat, musim rontok, dst-nya.
- Hemanta, musim dingin
- Sisira, musim sejuk kabut
- Basanta, musim semi
- Grisma, musim panas
Tahun Lunisolar
Berhubung bulan-bulan dalam kalender Saka hanya terdiri dari 30 hari, maka tahun baru harus disesuaikan setiap tahunnya kepada mengiringi daur perputaran matahari.
Sejarah Kalender Saka
Kalender Saka berawal pada tahun 78 Masehi dan juga disebut sbg penanggalan Saliwahana (Sâlivâhana). Saat itu Saliwahana yang adalah seorang raja ternama dari India bidang selatan, mengalahkan kaum Saka. Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa mereka dikalahkan oleh Wikramaditya (Vikramâditya). Wikramaditya adalah seorang musuh atau saingan Saliwahana, dia berasal dari India bidang utara.
Mengenai kaum Saka mempunyai yang mengatakan bahwa mereka termasuk sukabangsa turuki atau Tatar. Namun mempunyai pula yang mengatakan bahwa mereka termasuk kaum Arya dari suku Scythia. Sumber lain lagi mengatakan bahwa mereka sebenarnya orang Yunani (dalam bahasa Sanskerta disebut Yavana yang berkuasa di Baktria (sekarang Afganistan).
Kalender Saka di Indonesia
Sebelum masuknya agama Islam, para sukubangsa di Nusantara bidang barat yang terkena pengaruh agama Hindu, menggunakan kalender Saka. Namun kalender Saka yang dipergunakan dimodifikasi oleh beberapa sukubangsa, terutama suku Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal. Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh Sultan Luhur diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan selang kalender Islam dan kalender Saka. Di Bali kalender Saka yang telah ditambahi dengan unsur-unsur lokal dipakai sampai sekarang, begitu pula di beberapa kawasan di Jawa, seperti di Tengger yang banyak penganut agama Hindu.
Daftar Referensi
- Dowson, John, 1992, A Classical Dictionary of Hindu Mythology and Religion. New Delhi: Heritage Publishers.
- Ricklefs, M.C., 1978, Modern Javanese historical tradition: a study of an original Kartasura chronicle and related materials. London: School of Oriental and African Studies, University of London.
- Zoetmulder, P.J., 1983, Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Djambatan.
- Zoetmulder, P.J., 1995, Kamus Jawa Kuna-Indonesia. Bekerja sama dengan S.O. Robson. Penerjemah Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna. Jakarta: Gramedia Referensi Utama.
Lihat juga
- Kalender Bali
- Kalender Jawa
Pranala luar
- (Inggris) Konverter Sembilan Kalender
edunitas.com
Page 22
Kalender Saka adalah sebuah kalender yang berasal dari India. Kalender ini merupakan sebuah penanggalan syamsiah-kamariah (candra-surya) atau kalender luni-solar. Era Saka dimulai pada tahun 78 Masehi.
Nama bulan
Sebuah tahun Saka dibagi dihasilkan bentuk sebagai dua belas bulan. Berikut nama bulan-bulan tersebut:
Nama musim
Di India satu tahun dibagi dihasilkan bentuk sebagai enam musim, atau dengan kata lain setiap musim berlanjut dua bulan. Berikut nama-nama musim
- Warsa, musim hujan bertepatan dengan Srawana dan Bhadrawada.
- Sarat, musim rontok, dst-nya.
- Hemanta, musim dingin
- Sisira, musim sejuk kabut
- Basanta, musim semi
- Grisma, musim panas
Tahun Lunisolar
Berhubung bulan-bulan dalam kalender Saka hanya terdiri dari 30 hari, maka tahun baru harus disesuaikan setiap tahunnya kepada mengiringi daur perputaran matahari.
Sejarah Kalender Saka
Kalender Saka berawal pada tahun 78 Masehi dan juga disebut sbg penanggalan Saliwahana (Sâlivâhana). Saat itu Saliwahana yang adalah seorang raja ternama dari India bidang selatan, mengalahkan kaum Saka. Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa mereka dikalahkan oleh Wikramaditya (Vikramâditya). Wikramaditya adalah seorang musuh atau saingan Saliwahana, dia berasal dari India bidang utara.
Mengenai kaum Saka mempunyai yang mengatakan bahwa mereka termasuk sukabangsa turuki atau Tatar. Namun mempunyai pula yang mengatakan bahwa mereka termasuk kaum Arya dari suku Scythia. Sumber lain lagi mengatakan bahwa mereka sebenarnya orang Yunani (dalam bahasa Sanskerta disebut Yavana yang berkuasa di Baktria (sekarang Afganistan).
Kalender Saka di Indonesia
Sebelum masuknya agama Islam, para sukubangsa di Nusantara bidang barat yang terkena pengaruh agama Hindu, menggunakan kalender Saka. Namun kalender Saka yang dipergunakan dimodifikasi oleh beberapa sukubangsa, terutama suku Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal. Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh Sultan Luhur diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan selang kalender Islam dan kalender Saka. Di Bali kalender Saka yang telah ditambahi dengan unsur-unsur lokal dipakai sampai sekarang, begitu pula di beberapa kawasan di Jawa, seperti di Tengger yang banyak penganut agama Hindu.
Daftar Referensi
- Dowson, John, 1992, A Classical Dictionary of Hindu Mythology and Religion. New Delhi: Heritage Publishers.
- Ricklefs, M.C., 1978, Modern Javanese historical tradition: a study of an original Kartasura chronicle and related materials. London: School of Oriental and African Studies, University of London.
- Zoetmulder, P.J., 1983, Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Djambatan.
- Zoetmulder, P.J., 1995, Kamus Jawa Kuna-Indonesia. Bekerja sama dengan S.O. Robson. Penerjemah Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna. Jakarta: Gramedia Referensi Utama.
Lihat juga
- Kalender Bali
- Kalender Jawa
Pranala luar
- (Inggris) Konverter Sembilan Kalender
edunitas.com
Page 23
Kalender Saka adalah sebuah kalender yang berasal dari India. Kalender ini merupakan sebuah penanggalan syamsiah-kamariah (candra-surya) atau kalender luni-solar. Era Saka dimulai pada tahun 78 Masehi.
Nama bulan
Sebuah tahun Saka dibagi dihasilkan bentuk sebagai dua belas bulan. Berikut nama bulan-bulan tersebut:
Nama musim
Di India satu tahun dibagi dihasilkan bentuk sebagai enam musim, atau dengan kata lain setiap musim berlanjut dua bulan. Berikut nama-nama musim
- Warsa, musim hujan bertepatan dengan Srawana dan Bhadrawada.
- Sarat, musim rontok, dst-nya.
- Hemanta, musim dingin
- Sisira, musim sejuk kabut
- Basanta, musim semi
- Grisma, musim panas
Tahun Lunisolar
Berhubung bulan-bulan dalam kalender Saka hanya terdiri dari 30 hari, maka tahun baru harus disesuaikan setiap tahunnya kepada mengiringi daur perputaran matahari.
Sejarah Kalender Saka
Kalender Saka berawal pada tahun 78 Masehi dan juga disebut sbg penanggalan Saliwahana (Sâlivâhana). Kala itu Saliwahana yang adalah seorang raja ternama dari India bidang selatan, mengalahkan kaum Saka. Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa mereka dikalahkan oleh Wikramaditya (Vikramâditya). Wikramaditya adalah seorang musuh atau saingan Saliwahana, dia berasal dari India bidang utara.
Mengenai kaum Saka mempunyai yang mengatakan bahwa mereka termasuk sukabangsa turuki atau Tatar. Namun mempunyai pula yang mengatakan bahwa mereka termasuk kaum Arya dari suku Scythia. Sumber lain lagi mengatakan bahwa mereka sebenarnya orang Yunani (dalam bahasa Sanskerta disebut Yavana yang berkuasa di Baktria (sekarang Afganistan).
Kalender Saka di Indonesia
Sebelum masuknya agama Islam, para sukubangsa di Nusantara bidang barat yang terkena pengaruh agama Hindu, menggunakan kalender Saka. Namun kalender Saka yang dipergunakan dimodifikasi oleh beberapa sukubangsa, terutama suku Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal. Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh Sultan Luhur diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan selang kalender Islam dan kalender Saka. Di Bali kalender Saka yang telah ditambahi dengan unsur-unsur lokal dipakai sampai sekarang, begitu pula di beberapa kawasan di Jawa, seperti di Tengger yang banyak penganut agama Hindu.
Daftar Referensi
- Dowson, John, 1992, A Classical Dictionary of Hindu Mythology and Religion. New Delhi: Heritage Publishers.
- Ricklefs, M.C., 1978, Modern Javanese historical tradition: a study of an original Kartasura chronicle and related materials. London: School of Oriental and African Studies, University of London.
- Zoetmulder, P.J., 1983, Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Djambatan.
- Zoetmulder, P.J., 1995, Kamus Jawa Kuna-Indonesia. Bekerja sama dengan S.O. Robson. Penerjemah Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna. Jakarta: Gramedia Referensi Utama.
Lihat juga
- Kalender Bali
- Kalender Jawa
Pranala luar
- (Inggris) Konverter Sembilan Kalender
edunitas.com