Nama ceo microsoft yang menjabat pada saat ini adalah

Microsoft menunjuk Satya Nadella, CEO saat ini, sebagai ketua dewan direksi perusahaannya.

Jakarta: Pada tanggal 4 Februari 2014 lalu, Microsoft mengumumkan CEO baru pengganti Steve Ballmer yang pensiun, bos Azure Satya Nadella. Kemudian, Bill Gates turut mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kedua dewan direksi. Kini, setelah Microsoft bertumbuh dan kembali menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia, Nadella ditunjuk sebagai ketua dewan direksi Microsoft. Mengutip The Verge, ini kali pertama dalam dua dekade, ketua dewan direksi Microsoft juga menjabat sebagai CEO. Sebelumnya, Bill Gates juga mundur dari jabatannya sebagai CEO pada tahun 2000, dan secara penuh mengundurkan diri dari dewan direksi Microsoft pada tahun 2020 lalu. Penunjukan ini dinilai sebagai bukti kepercayaan besar Microsoft terhadap kepemimpinan Nadella. Saat Gates mengundurkan diri dari jabatan sebagai ketua pada tahun 2014, dewan direksi memilih ketua mandiri John Thompson, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai CEO dan ketua dewan direksi Symantec. Dengan penunjukan Nadella sebagai ketua, Thompson dilaporkan tetap akan menjadi direktur mandiri dalam dewan direksi Microsoft. Sebelumnya, beredar bocoran gambar screenshot menampilkan perubahan antarmuka pengguna (UI) Windows 11. Perubahan pertama yang terlihat dari UI ini adalah Start Menu dan ikon taskbar yang terletak di bagian tengah. Tampilan ini serupa dengan desain yang diusung oleh macOS karya Apple. Sementara itu, kabar terbaru menyebutkan bahwa Microsoft justru akan menghentikan dukungan atau support untuk sistem operasi Windows 10 di tahun 2025. Hal ini terungkap dari halaman dokumen dukungan lifecycle Microsoft. Windows 10 Home dan Pro bakal berhenti menerima dukungan pada 14 Oktober 2025.

Informasi ini membuat banyak pihak menduga bahwa Microsoft sudah menyiapkan sistem operasi generasi terbaru yang saat ini bisa disebut sebagai Windows 11, dan Microsoft sudah memberikan sejumlah bocoran.

Editor : Mohammad Mamduh

Lihat Foto

Microsoft

CEO Microsoft, Satya Nadella

KOMPAS.com - Dewan direksi Microsoft menunjuk Satya Nadella sebagai CEO baru perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia itu, Selasa (4/1/2014). Sang pendiri Microsoft, Bill Gates, memuji dan memandang Nadella sebagai orang yang tepat untuk memimpin.

Sebelumnya, Nadella menjabat sebagai Executive Vice President of Cloud and Enterprise Microsoft. Gates berpendapat Nadella terbukti memiliki keahlian teknik tinggi, visi bisnis, dan kemampuan menyatukan orang-orang sehingga diharapkan kolaborasi di antara karyawan makin kuat.

"Nadella memiliki banyak pengalaman di bidang komputasi awan dan kesempatan Microsoft akan jauh lebih besar dari sebelumnya," puji Gates.

Microsoft saat ini sedang berencana ekspansi ke pasar perangkat mobile dengan membuat produk smartphone dan tablet Windows 8. Salah satu strateginya adalah dengan mengakuisisi unit bisnis perangkat Nokia.

"Visinya tentang bagaimana teknologi akan digunakan di seluruh dunia adalah yang dibutuhkan Microsoft saat perusahaan memasuki babak baru dengan inovasi produk tambahan," imbuh Gates.

Nadella merupakan CEO ketiga dalam sejarah 39 tahun perusahaan Microsoft, setelah Bill Gates dan Steve Ballmer.

Nadella lahir di Hyderabad, India, pada 1967. Ia telah bekerja untuk Microsoft selama 22 tahun, sejak 1992. Namanya dikreditkan sebagai salah seorang yang turut mengembangkan berbagai layanan Microsoft, termasuk Azure.

CEO Microsoft yang sebelumnya, Steve Ballmer, juga melontarkan pujian kepada Nadella. "Setelah bekerja bersama selama 20 tahun, saya yakin Satya adalah pemimpin yang tepat untuk Microsoft di saat ini," tuturnya.

Ballmer mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO pada Agustus 2013 lalu.

Dalam pencarian calon CEO baru Microsoft yang berlangsung selama kurang lebih enam bulan tersebut, tercatat nama-nama CEO perusahaan top dunia ikut meramaikan bursa pencalonan. Seperti Stephen Ellop (Nokia), Alan Mulally (Ford), dan Hans Vestberg (Ericsson).

Namun menjelang babak akhir pencarian CEO baru Microsoft, nama Nadella lah yang disebut sebagai calon kuat pengganti Bill Gates karena dipandang sebagai orang yang tepat. Karyawan Microsoft pun mayoritas dalam sebuah survei memilih Nadella sebagai pemimpinnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang

KOMPAS.com - Seorang pria berkacamata asal Seattle, Amerika Serikat pada tahun 1975, memutuskan untuk keluar dari bangku kuliah karena ingin mengejar mimpinya mendirikan sebuah perusahaan perangkat lunak.

Tak sia-sia, karena keputusan beraninya itu, ia berhasil mendirikan salah satu perusahaan teknologi paling beken di dunia, Microsoft.

Pria tersebut tak lain adalah Bill Gates. Kesuksesan Microsoft membuat nama Bill Gates kian melambung. Pemilik nama lengkap William Henry Gates III ini bahkan dinobatkan sebagai miliarder termuda pada usia 31 tahun di masanya.

Sukses dan bergelimang harta tak membuat Gates apatis dan tinggi hati. Ia diketahui gemar melakukan kegiatan filantropi dengan menyumbangkan kekayaannya.

Update, 4 Mei 2021: Bill dan Melinda Gates Resmi Bercerai

Melihat kesuksesan Gates setelah putus kuliah, berkembang pemikiran bahwa untuk kesukesesan sebenarnya tidak harus diraih dengan gelar sarjana.

Pemikiran ini semakin liar karena banyaknya nama-nama pendiri perusahaan teknologi terkemuka saat ini juga tidak pernah menamatkan perkuliahannya.

Sebut saja pendiri Microsoft lainnya Paul Allen, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, pendiri Apple Steve Jobs, pendiri Twitter Jack Dorsey, pendiri WordPress Matt Mullenweg, pendiri WhatsApp Jan Koum, dan masih banyak nama-nama lainnya.

Gates sendiri sebenarnya kurang setuju dengan pemikiran tersebut. Dalam sebuah unggahan blog miliknya, Gates mengungkapkan dirinya beruntung dapat sukses mengembangkan Microsoft setelah drop out.

Menurut dia, lulus dari perguruan tinggi dan mendapatkan gelar adalah salah satu jalan pasti menuju kesuksesan. Sebab, seorang lulusan perguruan tinggi cenderung berpeluang lebih besar menemukan pekerjaan yang bermanfaat dan berpenghasilan lebih tinggi.

"Bahkan bukti menunjukkan, lulusan perguruan tinggi itu menjalani kehidupan yang lebih sehat daripada mereka yang tidak memiliki gelar," ungkap Gates dalam unggahan blog Gates Notes tahun 2015 lalu, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (8/3/2021).

Baca juga: Bill Gates, Ramalan Jitu Wabah Virus, dan Vaksin Anti-corona

Menulis software pertama di umur 13 tahun

Lihat Foto

Biography.com

Bill Gates mulai tertarik dengan komputer ketika mengenyam pendidikan di Lakeside School.

Sebelum berhasil mendirikan Microsoft seperti sekarang ini, Gates lebih dahulu dikenal sebagai anak yang gemar membaca dan cenderung menyendiri.

Gates diketahui lebih memilih menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Bahkan di usia remajanya, ia telah menamatkan seluruh seri "World Book Encyclopedia".

Sebenarnya Gates termasuk anak yang memiliki prestasi yang baik ketika berada di sekolah. Namun, orang tua Gates menceritakan bahwa anaknya itu kerap terlihat tampak bosan dan menyendiri. Dan orang tua Gates khawatir anaknya akan tumbuh menjadi penyendiri.

Kekhawatiran itu ternyata hanya berlangsung sesaat. Pada usia 13 tahun, Gates mengenyam pendidikan di sekolah swasta Lakeside School pada akhir 1960-an. Di sinilah ketertarikan Gates pada dunia komputer bermula.

Baca juga: Bill Gates Dianggap Ketinggalan Zaman oleh Anak-anaknya

Saat Gates duduk di kelas delapan, sekolahnya membeli terminal Teletype Model 33 ASR dan komputer General Electric (GE) untuk para siswa.

Komputer masih menjadi barang baru bagi setiap orang pada saat itu. Kendati demikian, sekolahnya justru memberikan kebebasan bagi para siswa untuk mempelajarinya. Gates menjadi salah satu siswa yang jatuh cinta dengan perangkat baru tersebut.

Ia bahkan dibebaskan dari kelas matematika hanya untuk mengejar minat dan ketertarikannya pada bahasa pemrograman BASIC di komputer General Electric.

Dengan perangkat ini, Gates menulis program komputer pertamanya. Program tersebut adalah permainan tic-tac-toe di mana pengguna dapat bermain melawan komputer.

Selain membuat program sendiri, Gates juga diketahui membantu sekolahnya untuk membuat software penjadwalan kelas siswa.

Saat di Lakeside School, Gates menjalin pertemanan dengan Paul Allen yang lebih tua dua tahun dibandingkan Gates. Kendati demikian, keduanya menjadi sahabat baik karena menaruh minat yang sama pada komputer.

Baca juga: Wabah Virus dan 15 Ramalan Bill Gates yang Menjadi Kenyataan

Sekitar tahun 1972, tepatnya ketika Gates berumur 17 tahun, Gates dan Allen menjadi rekan bisnis untuk mengerjakan “Traf-o-Data”, program komputer untuk memantau pola lalu lintas di Seattle AS.

Program tersebut sukses besar dan membuat Gates ingin berhenti bersekolah dan fokus pada bisnisnya. Namun orang tuanya menentang keinginan Gates dan ingin agar dia meneruskan sekolah hukum agar menjadi pengacara seperti ayahnya.

Mendirikan Microsoft dengan Paul Allen

Lihat Foto

Doug Wilson via CNBC

Potret dua pendiri Microsoft, Bill Gates (kanan) dan Paul Allen (kiri) pada tahun 1984.

Pada 1973, Gates akhirnya lulus dari Lakeside School dengan skor SAT (tes standar untuk penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi AS) nyaris sempurna, yakni 1590 dari 1600.

Dengan skor tersebut, Gates berhasil masuk di Universitas Harvard jurusan hukum seperti yang diidam-idamkan orang tuanya.

Teman karibnya, Allen, saat itu sudah lebih dahulu mengenyam pendidikan di Universitas Washington State. Kendati terpisah, keduanya disebut tetap berhubungan baik.

Saat di universitas, Gates tidak bisa meredam ketertarikannya dengan dunia komputer sehingga kebanyakan waktunya ketika kuliah ia habiskan di laboratorium komputer.

Baca juga: Bill Gates Pamer Foto Saat Disuntik Vaksin Covid-19

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA