Mengapa seni pertunjukan musik harus mendapatkan kritikan dari seorang kritikus?

Kritik musik adalah uraian dan pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya seni musik yang diiringi oleh pendapat untuk memperbaiki atau sekedar memuji, dsb. Mungkin saat kita mendengar kritik maka kita akan langsung mengartikannya pada sesuatu yang negatif seperti kecaman. Padahal, kritik dapat bersifat membangun. Namun jika hanya disampaikan secara subjektif dan tidak benar-benar menunjukkan apa yang kurang justru dapat membuat orang takut, marah atau kehilangan motivasi.

Oleh karena itu, kritik haruslah objektif (tidak bersifat pribadi) dan harus adil, sehingga kritik tidak akan bersifat menjatuhkan, namun justru menaikan rasa percaya diri seseorang. Jika kita adalah pihak yang dikritik, bagaimana respons kita ketika seseorang mengkritik kesalahan yang kita lakukan dalam pertunjukan? Bagaimana perasaan kita ketika menerima kritik dari penonton yang menganggap bahwa permainan musik kita tidak sebaik musisi profesional? Ya, empati juga harus menjadi bagian dari kritik.

Namun sejatinya kritik dilakukan untuk mencari aspek-aspek apa saja yang menarik dan membuat suatu karya tampak berbeda dari yang lain. Mengapa? Karena berdasarkan pemilahan dan pengamatan terhadap aspek-aspek tersebut kita dapat melakukan penilaian baik dan buruk secara objektif. Saat kita menilai baik dan buruknya, maka kita juga mampu memberikan evaluasi bermanfaat yang dapat membantu seniman atau dunia seni secara umum dapat menelurkan karya yang lebih baik lagi.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai pemaparan mengenai kritik musik, dimulai dari pembahasan ulang mengenai pengertian kritik terlebih dahulu.

Pengertian Kritik

Sebetulnya apa apa pengertian dari kritik? Jika mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kritik diartikan sebagai kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut, kritik musik dapat diartikan sebagai pertimbangan baik atau buruk terhadap kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik/lagu atau karya musik dalam pertunjukan seni (Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 85).

Dengan kata lain, kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan aspek atau objek dari kritik, yaitu unsur musik yang meliputi:

  1. nada,
  2. ritme,
  3. harmoni,
  4. intensitas,
  5. warna suara,
  6. interpretasi, dan
  7. ekspresi.

Kemampuan Dasar Kritik Musik

Berdasarkan pengertian kritik di atas, terdapat beberapa kemampuan dasar kritik yang harus dimiliki oleh seorang kritikus musik. Seorang kritikus harus memiliki beberapa kemampuan dasar, di antaranya:

  1. Seorang kritikus harus memiliki kemampuan atau pengalaman untuk mengobservasi atau mengamati suatu lagu dengan teliti.
  2. Kedua, seorang kritikus harus memiliki kemampuan atau pengalaman mendengarkan lagu dari beragam genre musik, seperti pop, jazz, klasik Barat, keroncong, dangdut, tradisi, dan lain-lain.
  3. Selanjutnya, seorang kritikus musik juga harus memiliki wawasan untuk memahami bagaimana suatu lagu atau musik sebaiknya dihasilkan oleh musisi (penyanyi atau pemain musik) sehingga terdengar lebih menarik bagi penonton atau pendengar (Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 86).

Jenis Kritik Musik

Pada saat kita mempelajari kritik, secara otomatis kita sedang menjadi seorang kritikus yang berjibaku pada kritik musik dalam pembelajaran. Ihwal jenis kritik musik dalam pembelajaran ini dilakukan berdasarkan klasifikasi jenis kritik yang memang bermacam-macam sehingga akan menerapkan metode atau cara kritik yang berbeda pula.

Oleh karena itu, pembahasan terhadap kritik pedagogik atau pembelajaran akan menjadi salah satu jalan terbaik ketika kita ingin memulai pelayaran dalam mempelajari kritik musik. Hal ini karena banyak aspek objektif yang dapat dipelajari sehingga kita mampu menjadi kritikus yang baik dan bermanfaat bahkan ketika kita akan menjejali jenis kritik musik lainnya.

Namun, sebetulnya terdapat jenis kritik musik apa saja yang dapat kita terapkan pada kritik musik ini? Menurut Sem C. Bangun (2011) terdapat empat jenis kritik seni, yaitu kritik jurnalistik, pedagogik, ilmiah, dan populer.

  1. Kritik pedagogik adalah kritik yang bertujuan untuk memotivasi bakat dan potensi pelajar atau seniman yang baru belajar (Bangun, 2011).
  2. Kritik jurnalistik merupakan kritik yang ditujukan untuk khalayak umum sehingga disajikan dengan ringan dan menggunakan bahasa populer, namun masih tetap bersifat objektif dan dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya.
  3. Kritik ilmiah adalah kritik musik yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan, sehingga bersifat sangat objektif dan disertai dengan berbagai teori serta fakta ilmiah yang disajikan secara sistematis.
  4. Kritik populer adalah kritik yang disajikan semenarik dan seringan mungkin, sehingga seluruh kalangan dapat tertarik dan ingin membaca kritik yang ditulis. Sehingga pada kritik jenis ini, biasanya hanya karya yang menyita banyak perhatian serta yang dianggap paling menarik publik saja yang ditonjolkan.

Cara dan Langkah-Langkah Penulisan Kritik Musik

Lalu sebetulnya bagaimana kita dapat memulai menulis kritik musik? Menurut Tim Kemdikbud (2018, hlm. 91) cara menyampaikan kritik musik dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

  1. Kritik hendaknya disusun dengan kata-kata yang sopan dan terarah.
  2. Kritik hendaknya tidak disusun secara emosional.
  3. Suatu kritik yang baik adalah kritik yang mampu memberikan jalan keluar mengatasi kekurangan dan kelemahan karya seni memuju perbaikan dan kepuasan.
  4. Ungkapan kritik hendaknya menjadi dasar analisis suatu karya seni.
  5. Dalam penulisan kritik yang baik, kita juga harus bertanya bagaimana kritik pedagogik dapat memberikan suatu asupan ilmu dalam pembelajaran musik secara umum baik di sekolah maupun di berbagai kesempatan belajar non-formal.

Langkah-Langkah Penulisan Kritik Musik

Pada hakikatnya, aktivitas kritik seni berhubungan dengan aktivitas musik yang dilakukan secara konkrit. Berdasarkan teori kritik yang dikemukakan oleh Feldman (1967 dalam Bangun 2001) dalam teori kritik seni dikenal empat tahap atau langkah kegiatan kritik, yaitu:

  1. deskripsi,
  2. analisis formal,
  3. interpretasi, dan
  4. evaluasi atau penilaian.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing langkah penulisan kritik musik.

1. Tahap Deskripsi

Tahap deskripsi mengacu pada suatu proses pengumpulan data yang secara langsung diperoleh oleh kritikus. Dalam tahap ini, kritikus hanya mengemukakan hasil pengamatannya terhadap suatu objek, yaitu musik atau pertunjukan musik. Penilaian bagus atau tidak bagus; benar atau salah tidak termasuk pada tahap ini.

Contoh tahap deskripsi misalnya adalah mengemukakan pengamatan kritikus terhadap permainan musik pemusik lain dan mengemukakan bagaimana cara seorang pemusik mengekspresikan musik yang ia mainkan. Dalam tahap ini pemusik yang memberi kritik tidak mengatakan bahwa permainan musik tidak ekspresif atau kurang bagus.

2. Tahap Analisis Formal

Analisis formal adalah suatu proses analisis yang dilakukan oleh seseorang yang memberi kritik terhadap musik yang dimainkan. Dalam tahap ini, kritikus mengemukakan hasil analisisnya tentang bunyi yang dihasilkan, baik nada, ritme, harmonisasi akor, dinamika, atau warna suara dari musik atau lagu yang dimainkan. Dengan kata lain, tahap analisis formal ini lebih menekankan pada elemen-elemen musik yang ada dalam suatu musik, seperti bagaimana nada atau ritme yang disajikan, dsb.

3. Tahap Interpretasi

Interpretasi mengacu pada tahap ketika kritikus memaknai musik berdasarkan pemahaman dan analisis yang telah dilakukannya dengan teliti. Menurut Bangun (2011), tahap ini juga tidak bertujuan untuk menilai musik yang diamati. Misalnya, seperti apa ekspresi, emosi, atau pesan yang disampaikan oleh suatu musik pada pendengar.

4. Tahap evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses ketika kritikus menyatakan pandangan atau kritiknya terhadap musik yang dimainkan. Pada tahap ini lah kritikus memberi penilaian. Namun, penilaian yang diberikan oleh seorang kritikus bukan penilaian subjektif yang tidak berdasar, tetapi penilaian yang dilatarbelakangi oleh pemahaman mendalam terhadap musik, kemampuan menganalisis musik, dan kemampuan memaknai musik yang dimainkan.

Inti pada tahap evaluasi ini adalah untuk menentukan ‘baik’ atau ‘buruk’, ‘benar’ atau ‘salah’, atau ‘berhasil’ atau ‘gagal’. Penilaian terhadap ‘baik’, ‘benar’, atau ‘berhasil’ berhubungan dengan penilaian-penilaian positif yang ditemukan kritikus, sedangkan penilaian terhadap ‘buruk’, ‘salah’, atau ‘gagal’ berhubungan dengan penilaian-penilaian negatif.

Referensi

  1. Tim Kemdikbud. (2018). Seni Budaya X, semester 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
  2. Sem C. Bangun. (2011). Kritik Seni. Bandung: ITB Press.

Pengertian Kritik Musik. Salam sahabat pendidikan dimanapun berada, berikut kami akan coba menguraikan pertanyaan yang berkaitan dengan apa pengertian dari kritik musik dimana uraiannya adalah sebagai berikut.

Apa itu Kritik? dan Apa itu Kritik Musik?

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, istilah kritik diartikan sebagai kecaman, kadang- kadang disertai uraian dan pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya.

Kritik akan membawa kearah kemajuan jika diterima dengan akal pikiran yang sehat. Kritik bagi suatu karya seni, baik itu koreografi, komposisi, sastra rupa dan artifak lainnya adalah suatu hal yang utama untuk kemajuan yang positif.

Berdasarkan dari pengertian itu, maka kritik dalam pertunjukan musik dapat di artikan sebagai suatu pertimbangan baik atau buruk terhadap kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik atau lagu atau karya musik dalam pertunjukan seni musik.

Dengan kata lain, kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan objek dari kritik, yaitu musik, yang berhubungan dengan nadam ritme, harmoni, intensitas warna suara, interpretasi, dan akspresi.

Baca juga: Pengertian Pertunjukan Musik.

Apa kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang kritikus dalam mengkritisi suatu karya seni terkhusus pada bidang musik? Berikut uraiannya.

A. Kemampuan mengobservasi musik dan lagu.

Seorang kritikus harus memiliki kemampuan atau pengalaman untuk mengobservasi atau mengamati suatu lagu dengan teliti.

Kemampuan tersebut terdiri dari pengamatan terhadap aspek – aspek bunyi yang di dengarkan oleh seorang kritikus.

Beberapa contoh aspek tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Suara.

Dalam musik, suara biasanya tidak di bahas tentang panjang gelombangnya melainkan lebih kepada frekwensinya. Aspek – aspek dasar suara dalam musik biasanya dijelaskan dalam tala (tinggi nada), durasi, intensitas dan timbre (warna bunyi).

2. Nada. 

Suara dapat dibagi kedalam nada yang memiliki tala atau tinggi nada tertentu menurut frekwensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patakon.

Perbedaan tala antara dua nada disebut dengan interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda – beda. 

Tangga nada yang lazim biasanya nada mayor, minor, dan tangga nada pentatnik. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam suatu karya.

Nada dalam teori musik diatonis di bagi menjadi 12 nada yang masing- masing diberi nama yaitu, nada C,D,E,F,G,A DAN B. Dan nada – nada kromatis seperti Cis/Des, Dis/Es, Fis/Ges, Gis/As dan Ais/Bes.

3. Notasi.

Notasi adalah penggambaran tertulis atas musik dimana dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan ritme digambarkan secara horizontal.

Baca juga: Pengertian, jenis dan nilai estetis musik.

Kedua unsur tersebut membentuk paranada di samping petunjuk – petunjuk nada dasar, tempo, dinamika dan lainnya.

4. Melodi.

Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu yang dapat dibunyikan secara tunggal yakni tanpa iringan, atau bisa merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu.

Melodi terbetuk dari rangkaian nada horizontal dengan unit terkecil dari melodi itu sendiri adalah motif.

Motif adalah nada yang terdiri dari 3 nada atau lebih yang memiliki maksud atau makna musikal dimana gabungan dari motif disebut dengan semi frase, dan gabungan dari semi frase adalah frase atau kalimat.

Sebuah melodi yang paling umum biasanya terdiri dari dua semi frase yaitu kalimat tanya atau antisiden dan kalimat jawab atau konsekuen.

5. Harmoni.

Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai dua atau lebih nada dengan tinggi yang berpariasi dan dibunyikan secara bersamaan.

Walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada – nada terebut dibunyikan berurutan. Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut dengan akord.

6. Ritme.

Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan bagian dari kelompok ketukan dalam waktu.

Tanda bimara menunjukkan jumlah kekuatan dalam birama dan not mana yang dihitung di anggap sebagai satu ketukan.

Nada – nada tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan dan pembedaan durasi.

B. Memahami berbagai genre musik dan lagu.

Seorang kritikus harus mampu serta memiliki pengalaman dalam mendengarkan lagu dari berbagai genre musik, baik itu pop, rock, keroncong, gambang, melayu dan lainnya.

Baca juga: Teknik dalam pertunjukan musik.

Selain dari hal tersebut, seorang kritikus musik juga harus memiliki kemampuan dan pengalaman dalam memahami gaya lagu dari masing – masing genre.

a. Karakter musik keroncong.

Dalam musik keroncong memiliki karakter alat musik yang digunakan terdiri dari gitar pengiring, melodi gitar, ukulele, cello, bas, seruling dan sesekali di iringi dengan biola.

Dalam membawakan lagu menggunakan pola yang rata – rata sama, yaitu pola A-A-B-A. dan

Bentuk lagu yang dibawakan pada musik asli memiliki pola dan ketentuan khusus yang tidak bisa di langgar. Misalkan adanya suatu bentuk stambul 1 dan stambul 2.

b. Karakter musik Pop.

Pada musik pop memilki karakter yang mudah di terima oleh masyarakat, 

mudah dipadukan dengan jenis atau genre musik lain, 

memiliki lirik kata yang sederhana dan mudah dipahami, 

terkadang menyesuaikan dengan issu atau tren yang sedang populer, 

harmoninya tidak terlalu rumit, 

dan alat musik yang digunakan biasanya berupa alat musik gitar, dram, bas, piano dan juga keyboard.

c. Karakter Musik Rock.

Memiliki wilayah nada yang luas dari nada rendah hingga nada tinggi,

Memiliki baet yang keras,

Memiliki harmoni yang relatif sangat rumit,

Suara gitar biasanya lebih di tonjolkan,

Menekankan pada dinamika aransemen lagu,

Tempo yang gunakan kadang dikombinasikan antara tempo lambat dan cepat,

Liriknya pada lagunya lebih agresif, ekspersif dan bebas,

Gitaris musik rock di nominasi dengan penggunaan efek (feedback) pada gitar,

Struktur lagunya kompleks, dan 

Didominasi oleh alat musik keyboard dalam lagunya seperti organ, harpsichords atau mellotron.

Baca juga: Pengertian dan jenis musik ansambel.

d. Karakter Musik Gambang.

Tangga nada yang digunakan adalah tangga nada pentatonik, 

Intrumennya terdiri atas gambang, krmong, gong, gendang, suling, kecrek, dan sukong sebagai pembawa melodi,

Lagu  yang dibawakan bersifat humor, penuh gembira dan sesekali bersifat ejekan atau sindiran, dan

Lagunya di nyanyikan secara bergiliran antara laki – laki dan perempuan sebagai lawannya.

e. Karakter Musik Melayu.

Alat yang khas digunakan yaitu rebana, gambus, bila, akordion, gong, dan serunai,

Lagu yang  dibawakan lebih pada ajarakan moral atau pesan moral,

Arasemen musiknya lebih tersusun rapih,

Memiliki sentuhan dendang dan joget melayu,

C. Memahami menarik atau tidaknya suatu musik atau lagu saat ditampilkan.

Seorang kritikus musik harus memiliki wawasan untuk memahami bagaimana suatu lagu atau musik sebaiknya dihasilkan oleh seorang musisi atau penyanyi sehingga lebih menarik bagi penikmat atau pendengar.

Hal hal yang diamati bisa berupa, jenis lagu yang dibawakan apakah menarik atau tidak, sesuaikah lagu yang dibawakan dengan tema yang dibawakan?

Kostum yang digunakan apakah serasi dengan lagu atau musik yang dibawakan atau tidak, 

Penguasaan panggung saat penampilan,

Ekspresi yang disesuaikan dengan lagu atau musik, dan 

Harmonisasi suara yang dihasilkan apakah terdengar harmoninya atau justru tupang tindih dan banyak hal lainnya.

Nah... sampai disini saya rasa kita semua sudah bisa memahami segala bentuk dari kritik musik diatas, cukup sekian dari kami dan terimakasih.
Sumber: Seni Budaya-Kemdikbud-RI,2017.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA