Mengapa pada masa pemerintahan raja Mulawarman kerajaan Kutai mencapai zaman keemasan

Jakarta -

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan bercorak Hindu tertua di Nusantara. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman dan mengalami keruntuhan pada Maharaja Dharma Setia, raja terakhir kerajaan tersebut.

Kerajaan Kutai diketahui berdiri di wilayah Kalimantan Timur pada abad ke-4 Masehi. Hal ini diketahui berdasarkan penemuan tujuh buah Prasasti Yupa yang ditemukan di Bukit Berubus, Muara Kaman, pedalaman Sungai Mahakam di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.

Menurut catatan berita detikcom, yang dimaksud dengan kerajaan Hindu tertua di Nusantara ini adalah kerajaan Kutai Martapura yang berada di Kecamatan Muara Kaman, bukan Kutai Kertanegara yang berdiri pada abad ke-14.

Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman yang terkenal sangat dermawan. Kedermawanan Raja Mulawarman diabadikan dalam Prasasti Yupa peninggalan kerajaan Kutai.

Raja Mulawarman sendiri merupakan putra dari Aswawarman yang masyhur, dia [Aswawarman] bahkan disebut seperti Dewa Matahari. Aswawarman merupakan putra dari Maharaja Kudungga yang tidak lain adalah raja pertama kerajaan Kutai.

Dikutip dari buku Siswa Sejarah Indonesia oleh Windriati, berikut raja-raja kerajaan Kutai setelah raja Mulawarman:

1. Maharaja Mawarijaya Warman2. Maharaja Gajayana Warman3. Maharaja Tungga Warman4. Maharaja Jayanaga Warman5. Maharaja Nalasinga Warman 6. Maharaja Nala Parana Tungga Warman7. Maharaja Gadingga Warman Dewa8. Maharaja Indra Warman Dewa9. Maharaja Sangga Warman Dewa10. Maharaja Candrawarman11. Maharaja Sri Langka Dewa Warman12. Maharaja Guna Parana Dewa Warman13. Maharaja Wijaya Warman14. Maharaja Sri Aji Dewa Warman15. Maharaja Mulia Putera Warman16. Maharaja Nala Pandita Warman17. Maharaja Indra Paruta Dewa Warman

18. Maharaja Dharma Setia Warman

Faktor Penyebab Keruntuhan Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai mengalami keruntuhan pada masa pemerintahan raja terakhirnya yang bernama Maharaja Dharma Setia. Faktor penyebab keruntuhan kerajaan Kutai adalah adanya perebutan kekuasaan antara kerajaan Kutai Martapura yang memeluk agama Hindu dengan kerajaan Kutai Kertanegara yang sudah memeluk Islam.

Pada saat itu Maharaja Dharma Setia terlibat peperangan dengan raja Kutai Kertanegara ke-13 yang bernama Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kutai Kertanegara berhasil memenangkan peperangan tersebut dan menguasai wilayah Kutai Martapura. Sejak saat itu kerajaan Kutai Martapura mengalami masa keruntuhannya.

Simak Video "Paramitha Rusady Ikuti Prosesi Peringatan Berdirinya Kerajaan Galuh"

[kri/pal]

4 menit

Kerajaan Kutai diketahui sebagai kerajaan tertua yang ada di Indonesia. Maka tak heran jika sejarah Kerajaan Kutai sangatlah panjang.

Berbicara tentang Kerajaan Kutai Martadipura, satu tokoh yang paling dikenal adalah Mulawarman.

Mulawarman adalah raja ketiga yang merupakan penerus dari sang ayah, yakni Aswawarman.

Semasa pemerintahan Mulawarman, sejarah mencatat bahwa Kerajaan Kutai mencapai zaman keemasannya dengan penuh stabilitas dari mulai kehidupan sosial, politik, hingga ekonomi.

Selain dicatat sebagai kerajaan tertua di Indonesia, kerajaan tersebut juga dicatat sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

Namun, kerajaan tersebut mengalami transisi dalam masa pemerintahannya dari Kerajaan Kutai Mulawarman yang merupakan kerajaan Hindu menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara yang merupakan kesultanan Islam.

Simak penjelasan sejarah Kerajaan Kutai berikut ini, yuk!

Sejarah Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua dan merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang diperkirakan berdiri sekitar tahun 400-500 Masehi.

Kerajaan ini memiliki hubungan perdagangan dengan India, meskipun letak Kerajaan Kutai sendiri tidak terletak di jalur perdagangan Nusantara.

Dari hubungan perdagangan dengan India inilah diketahui awal penyebaran pengaruh Hindu.

Salah satu bukti bahwa Kerajaan Kutai memiliki hubungan perdagangan dengan India adalah ditemukannya Prasasti Yupa.

sumber: satujam.com

Prasasti Yupa adalah monumen batu yang memuat tulisan dengan bahasa Sansekerta.

Bahasa Sansekerta sendiri diketahui sebagai bahasa klasik India yang merupakan sebuah bahasa liturgis dalam kepercayaan kepada tuhan Hindu, Buddha, dan Jainisme.

Melalui penemuan prasasti tersebut, sejarawan menyimpulkan bahwa Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua yang ada di Indonesia.

Letak Kerajaan Kutai

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Kerajaan Kutai tidak terletak di jalur perdagangan yang diketahui khalayak dunia.

Namun, Kerajaan Kutai sangat strategis sehingga bisa terhubung ke dunia luar meskipun tidak terletak di jalur perdagangan.

Letak Kerajaan Kutai diperkirakan berada di daerah Muara Kaman, di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Sungai Mahakam merupakan sungai yang berukuran cukup besar dan memiliki beberapa anak sungai.

Lokasi pertemuan antara sungai Mahakam dan anak-anak sungainya diperkirakan merupakan letak Muara Kaman di masa lampau.

Sungai Mahakam dengan ukurannya yang cukup besar memungkinkan untuk dilayari dari pantai hingga masuk ke Muara Kaman, maka dari itu bisa diperkirakan menjadi jalur perdagangan yang strategis.

Pendiri Kerajaan Kutai

Pendiri Kerajaan Kutai adalah Kudungga yang kemudian dikenal dengan gelar Maharaja Kudungga Anumerta Dewawarman.

Menurut sejarah, Kudungga merupakan seorang pembesar dari kerajaan Champa yang terletak di Kamboja.

Pada masa pemerintahan Kudungga, belum ada sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis.

Setelah masa pemerintahan Kudungga, pemerintahan Kerajaan Kutai dilanjutkan oleh anak Kudungga yang bernama Aswawarman.

sumber: dosenpendidikan.com

Aswawarman merupakan seorang raja yang pandai mengatur sistem pemerintahan sehingga diberi gelar Wangsakerta yang artinya pembentuk keluarga raja.

Selain itu, Aswawarman juga diketahui sebagai raja Kutai pertama yang menganut agama Hindu, sebab Kudungga belum menganut agama Hindu dan pada masa pemerintahannya diyakini hanya berperan sebagai kepala suku.

Setelah masa pemerintahan Aswawarman selesai, pemerintahan Kerajaan Kutai kemudian dilanjutkan oleh anak sulungnya yang bernama Mulawarman.

Mulawarman dikenal sebagai raja Kutai yang membawa kerajaan tersebut pada masa kejayaannya.

Bahkan beberapa sejarawan menganggap bahwa Mulawarman adalah pendiri Kerajaan Kutai karena ia mampu membawa stabilitas pada kerajaan tersebut.

Silsilah Kerajaan Kutai

  • Maharaja Kudungga Anumerta Dewawarman
  • Maharaja Aswawarman
  • Maharaja Mulawarman
  • Maharaja Marawijaya Warman
  • Maharaja Gajayana Warman
  • Maharaja Tungga Warman
  • Maharaja Tungga Warman
  • Maharaja Jayanaga Warman
  • Maharaja Nalasinga Warman
  • Maharaja Gadingga Warman Dewa
  • Maharaja Indra Warman Dewa
  • Maharaja Sangga Warman Dewa
  • Maharaja Candrawarman
  • Maharaja Sri Langka Dewa
  • Maharaja Guna Parana Dewa
  • Maharaja Wijaya Warman
  • Maharaja Sri Aji Dewa
  • Maharaja Mulia Putera
  • Maharaja Nala Pandita
  • Maharaja Indra Paruta Dewa
  • Maharaja Dharma Setia

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masa kejayaan atau zaman keemasan Kerajaan Kutai terjadi dalam masa pemerintahan Mulawarman.

Kehidupan ekonomi dalam masa pemerintahan Mulawarman berkembang sangat pesat yang dapat dilihat dari aktivitas perekonomiannya.

Dalam salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Kutai, dikatakan bahwa Mulawarman telah banyak menyelenggarakan upacara slametan emas yang sangat banyak.

Kemajuan perekonomiannya tidak berhenti hanya sampai di situ, bahkan diperkirakan Kerajaan Kutai telah menjalin hubungan perdagangan internasional yang cukup besar.

Para saudagar yang melewati jalur perdagangan internasional diperkirakan kerap singgah terlebih dahulu di Kerajaan Kutai.

Inilah salah satu alasan kenapa Kerajaan Kutai mengalami kemajuan perekonomian yang pesat hingga mencapai masa kejayaannya.

Tak hanya itu, kejayaan ini juga terlihat dari adanya golongan terdidik yang terdiri dari kasta Ksatria dan Brahmana.

Golongan tersebut kemungkinan besar telah berlayar ke India atau pusat-pusat penyebaran agama Hindu di wilayah Asia Tenggara.

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Kondisi Kerajaan Kutai setelah masa pemerintahan Mulawarman tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas.

Kerajaan Kutai Martadipura kemudian runtuh setelah berhasil ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang memeluk agama Islam.

Pada tahun 1635, Maharaja Dharma Setia yang merupakan pemimpin terakhir Kerajaan Kutai tewas di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.

Setelah penaklukkan tersebut, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai berada di bawah kendala Kesultanan Kutai.

Kehidupan Kerajaan Kutai

Salah satu faktor yang memajukan Kerajaan Kutai adalah lokasi geografisnya yang strategis meskipun tidak terletak di jalur perdagangan internasional.

Kerajaan Kutai terletak pada lokasi geografis yang mudah diakses melalui jalur maritim dan memiliki lahan yang subur karena letaknya berada di sungai Mahakam.

1. Kehidupan Sosial

Kerajaan Kutai terdiri dari golongan masyarakat yang mampu menguasai bahasa Sansekerta dan menggunakan aksara Palawa dalam untuk penulisan.

Namun, golongan yang mampu menguasai dua hal tersebut hanyalah para Brahmana dan Ksatria yang terdiri dari kerabat-kerabat kerajaan.

Dari kondisi tersebut, dapat diketahui bahwa Kerajaan Kutai menggunakan sistem sosial berdasarkan kasta sebagai penggolongan masyarakatnya.

Masyarakat Kutai sendiri diketahui menjunjung tinggi kepercayaan asli leluhurnya, yakni berdasarkan agama Hindu Syiwa dan para Brahmana.

2. Kehidupan Politik

Dalam sejarah Kerajaan Kutai, Mulawarman merupakan raja yang paling disegani dengan sosoknya yang bijaksan dan murah hati.

Bahkan Kudungga yang diketahui sebagai leluhurnya bisa dikatakan bukanlah seorang raja karena dianggap terlalu banyak menggunakan konsep kerajaan yang terbatas hanya pada keluarganya saja.

Berbeda dengan Mulawarman yang mampu menciptakan stabilitas politik dengan cara melibatkan golongan lainnya dalam kerajaan.

Bukti dari kemampuan pemerintahan Mulawarman tertulis dalam salah satu yupa yang menyebutkan, “Mulawarman adalah raja yang paling berkuasa, kuat, dan bijaksana”.

3. Kehidupan Ekonomi

Berkat letaknya yang berada di pinggiran sungai Mahakam, aktivitas utama dari Kerajaan Kutai kegiatan pertanian.

Mata pencaharian lainnya dari Kerajaan Kutai adalah beternak sapi dan melakukan perdagangan internasional.

Dalam salah satu yupa peninggalan Kerajaan Kutai disebutkan bahwa Mulawarman sempat memberikan hadiah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.

Dengan demikian, pada abad ke-5, Kerajaan Kutai memiliki peternakan yang sangat maju. 

Peninggalan Kerajaan Kutai

Peninggalan Kerajaan Kutai yang paling penting adalah tujuh buah Prasasti Yupa yang berisikan tulisan dengan aksara Palawa dan dalam bahasa Sansekerta.

Yupa adalah tugu [tiang batu] dengan ukuran sekitar 1 meter yang ditanam di atas tanah.

Pada permukaan tiang batu tersebut terukir prasasti Kerajaan Kutai yang dianggap sebagai sumber tulisan tertua di Indonesia.

Yupa sendiri memiliki tiga fungsi utama, yakni sebagai prasasti, tiang pengikat hewan dalam acara keagamaan, dan lambang kebesaran raja.

Prasasti yang juga kerap disebut sebagai prasasti Mulawarman tersebut berisi tentang kisah Kudungga, Aswawarman, dan Mulawarman.

Berikut keterangan isi tujuh yupa yang telah diterjemahkan oleh para ahli:

  1. Sebagian besar berisi tentang silsilah raja yang memerintah Kerajaan Kutai
  2. Letak geografis Kerajaan Kutai yang berada di hilir sungai Mahakam, yakni Muara Kaman
  3. Agama Hindu mulai menyebar pada masa pemerintahan Aswawarman
  4. Aswawarman disebut sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai dan menyandang gelar Wangsekerta
  5. Wilayah Kerajaan Kutai mencakup hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur
  6. Menggambarkan kondisi kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai yang sejahtera dan aman
  7. Menceritakan kebaikan Raja Mulawarman yang menyumbankan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana

***

Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!

Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari hunian di Sentraland Avenue?

Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!

Video yang berhubungan