Cara Berpikir Sejarah Penerapan konsep sinkronik dalam kehidupan sehari-hari yaitu
Penerapan konsep diakronik dalam kehidupan sehari-hari yaitu
PembahasanDalam sejarah, dikenal dua jenis pemikiran sejarah yaitu sinkronik dan diakronik, serta kronologis. Apa itu?
Lalu, apa saja aspek-aspek pembangun dalam sejarah? Aspek-aspek yang membangun suatu sejarah antara lain 1. Ruang Ruang artinya perkembangan dari suatu bidang dimana ruang adalah suatu rongga yang terbentuk akibat kumpulan dari beberapa bidang. Ruang ini merupakan suatu pondasi berdirinya sejarah. Sejarah harus mengandung ruang karena jika tidak ada ruang, maka sejarah tidak akan terbentuk. 2. Waktu Waktu adalah lama dari suatu kejadian atau rangkaian kejadian berlangsung. Dalam sejarah, waktu menjadi pilar utama terbentuknya sejarah karena sejarah sangat memperhatikan waktu. 3. Manusia Dalam sejarah, harus ada manusianya, artinya harus ada manusia minimal yang mempelajari dan mengurutkan kronologisnya. Manusia juga bisa menjadi saksi dalam peristiwa-peristiwa sejarah. Karena hanya manusialah yang mampu berbicara dan menceritakan suatu peristiwa di masa lampaunya. Pelajari Lebih LanjutDetailKelas = 10 Mapel = Sejarah Kategori = Cara Berpikir Sejarah Kata Kunci = penerapan konsep sinkronis dan diakronis dalam kehidupan sehari-hari Kode = 10.3.1 [Kelas 10 Sejarah Bab-1 Cara Berpikir Sejarah] #OptiTimCompetition tirto.id - Selama ini, sejarah kerap kali dipersepsikan sebagai ilmu hapalan, mulai dari menghapal nama, tanggal, tahun, atau suatu kejadian tertentu. Aktivitas menghapal pelajaran sejarah ini sering dianggap membosankan. Dalam tahap ekstrem, sejarah bahkan dipandang sebagai topik yang tak penting dikaji atau dipelajari. Anggapan bahwa sejarah merupakan topik remeh dan tak relevan ini sempat mencuat pertengahan tahun lalu. Peter Carey, sejarawan Inggris spesialisasi sejarah modern Indonesia menyatakan urgensi mempelajari sejarah. Tanpa mengetahui sejarah bangsa sendiri, Indonesia tidak akan pernah bisa jadi bangsa berdaulat. Selain itu, jika dipelajari dengan benar, pelajaran sejarah merupakan topik yang menarik dan jauh dari kata membosankan. Seyogyanya, pelajaran sejarah mengajak siswa atau pembacanya merasakan pengalaman nyata dari peristiwa atau pelaku sejarah dalam kejadian tersebut. Secara ilmiah, mempelajari atau mengkaji sejarah harus tunduk pada suatu konsep atau cara berpikir metodik. Dua konsep berpikir yang kerap digunakan dalam mengkaji sejarah adalah cara berpikir diakronik dan sinkronik. Kedua konsep itu saling melengkapi untuk memahami suatu peristiwa sejarah secara komprehensif.Berikut ini penjelasan mengenai cara berpikir diakronik dan sinkronik, sebagaimana dikutip dari Modul Sejarah (2020) yang ditulis Yuliani. Konsep Berpikir Diakronik Sederhananya, konsep diakronik adalah adalah pembabakan sejarah berdasarkan urutan peristiwa dan urutan waktu.Dari sisi bahasa, diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu "dia" dan "khronos". "Dia" artinya melintas atau melewati. Sementara itu, "khronos" adalah perjalanan waktu. Dalam pengertian itu, konsep diakronik merupakan landasan berpikir bahwa peristiwa dalam sejarah melintas dalam perjalanan waktu yang teratur. Peristiwanya dinamis, serta melalui proses kausalitas sebab-akibat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Cara berpikir diakronik dalam mengkaji sejarah ini memiliki dua unsur, yaitu unsur periodisasi dan unsur kronologis.Pertama, unsur periodisasi memandang bahwa peristiwa sejarah berlangsung dalam urutan kejadian-kejadian tertentu di masa silam. Contoh sejarah yang dipandang berdasarkan periode perkembangan kebudayaan adalah sebagai berikut:
Secara bahasa, sinkronik juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu "syn" yang artinya dengan dan "chronos" yang berarti waktu. Singkatnya, konsep sinkronik berhubungan dengan suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu masa dalam sejarah. Ciri-ciri konsep berpikir sinkronik dalam mengkaji sejarah terdiri dari poin-poin berikut ini.
|