Melihat gerhana matahari secara langsung dapat merusak mata karena

CNN Indonesia

Rabu, 25 Des 2019 12:05 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti Planetarium dan Observatorium Jakarta, Widya Sawitar mengingatkan bahaya yang mungkin timbul jika warga melihat langsung fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC) maupun Sebagian dengan cara tak aman.Menurut Widya, warga sebaiknya tak menatap gerhana terlalu lama. Selain itu, masyarakat juga harus menggunakan filter optik yang dirancang khusus untuk mengamati GMC."Jangan sekali-kali melihat fenomena Gerhana Matahari terlalu lama secara langsung, berbahaya bagi mata. Apalagi dengan peranti optis seperti binokuler atau teleskop tanpa filter khusus," tulis Widya pada artikel "Menyambut Gerhana Matahari 26 Desember 2019" di laman resmi Planetarium Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Sebab, dapat membuat kesehatan mata secara serius bahkan pada taraf tertentu dapat menyebabkan kebutaan."
Dr. B. Ralph Chou, Presiden dari Royal Astronomical Society di Kanada dan mantan optometri pun menyatakan hal serupa. Optometri adalah profesi yang menangani kesehatan mata.Risiko kesehatan mata memang bisa terjadi tergantung dari berapa sering dan berapa lama mereka menatap gerhana. Menatap langsung gerhana tanpa filter bisa membakar retina dan merusak bagian penglihatan ini. Fenomena ini dikenal sebagai kebutaan gerhana. Hal ini bisa membuat gangguan penglihatan sementara atau permanen.Menurutnya tidak ada tanda-tanda langsung atau rasa sakit ketika retina mata rusak. Karena retina mata tak punya syaraf rasa sakit. Menurut Chou, efek kerusakan retina setelah melihat gerhana baru terasa setelah 12 jam. Terutama ketika seseorang baru bangun dari tidur dan merasa penglihatannya terganggu.

"Mereka tak bisa melihat wajah mereka di cermin, mereka tidak bisa membaca dengan jelas, mereka kesulitan melihat penanda alan, dan pandangan mereka kerap kabur," jelasnya, seperti dikutip Time.



[Gambas:Video CNN]Gangguan pandangan ini bisa berlangsung selama tiga bulan atau lebih. Pada kasus yang terburuk, korban bisa mengalami kebutaan.Bagi masyarakat yang ingin melihat fenomena Gerhana Matahari Sebagian di Planetarium Jakarta, Widya dan tim telah menyiapkan 5.700 kacamata khusus yang disematkan sebuah filter agar tidak terkena paparan cahaya matahari secara langsung.Planetarium Jakarta pun menyediakan 10 buah teleskop yang juga dilengkapi filter cahaya Matahari.Gerhana Matahari Cincin merupakan gerhana yang terjadi ketika bayangan bulan hanya menutupi bagian tengah Matahari. Sehingga menyisakan bentuk cincin api di sekeliling bayangan bulan, sementara pada Gerhana Matahari Total, Matahari tertutup total oleh bayangan Bulan.Sedangkan Gerhana Matahari Sebagian terjadi ketika Bulan berada tidak tepat di tengah-tengah garis antara Matahari dan Bumi, sehingga hanya menutupi sebagian Matahari.Fenomena GMC dapat diamati di Sumatera Utara (Simbolga dan Padang Sidempuan), Riau (Siak, Duri, Pulau Pedang, Pulau Bengkalis, Pulau Tebing Tinggi, dan Pulau Rangsang), Kepulauan Riau (Batam dan Tanjung Pinang).(Kalimantan Barat (Singkawang), Kalimantan Utara (Tanjung Selor) dan Kalimantan Timur (Makulit dan Berau).Sementara Gerhana Matahari Sebagian dapat dinikmati masyarakat yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang & Bekasi (Jabodetabek).

Fenomena yang terjadi 1-2 tahun sekali ini bisa disaksikan di program spesial CNN Indonesia, live streaming CNNIndonesia.com mulai pukul 10.00 WIB. CNN Indonesia akan menyiarkan langsung pantauan dari titik-titik lokasi gerhana matahari, serta bincang-bincang dengan para narasumber dari studio di Jakarta. (din /eks)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Why are solid, liquid and gas are important in our daily lives? write a 150 words essay (pelajaran science)

Apa manfaat empon-empon​

1.Sebutkan hewan yang berkembang biak dengan bertelur dan melahirkan 2. Sebutkan tujuan pemerintah dalam melindungi hewan langka​

Beri tanda (✔) pada kolom lingkungan alam atau buatan! Lingkungan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 www Nama benda Komentar Guru: Alam Buatan Catatan​

tolong dijawab yakegunaaan fungsi akar untuk tumbuhan adalah...warna daunhijau disebabkan karena adanya...​

tolong kakkkkkkkkk plisss​

Tulislah minimal 10 tulislah maafat lampu dlam kehidupan sehari hari?​

Apakah perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan serta sebutkan masing-masing contoh nya​​

menurut kamu Perlukah kita mengonsumsi sayuran setiap hari​

5 bersih 1. Perhatikan beberapa organ pernapasan berikut! (1) Paru-paru. (2) Hidung. (3) Trakea. (4) Sinus venosus. HOTS Organ pernapasan yang dimilik … i oleh manusia ditunjukkan oleh nomor .... a. (1) dan (2) b. (2) dan (3) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4)​

Peristiwa gerhana matahari total akan berlangsung pada 9 Maret mendatang. Hal ini mendapat atensi dari banyak orang yang ingin menyaksikan secara langsung peristiwa langka ini. Namun, fenomena alam ini tidak dapat dilihat secara sembarangan karena melihat ke arah matahari secara langsung dapat membahayakan kesehatan mata.

“Melihat matahari secara langsung untuk waktu yang lama dapat membakar retina atau makula dan merusak saraf mata yang merupakan sentral penglihatan,” ujar Dokter Spesialis Mata RSUP Dr Sardjito dan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Suhardjo, Senin (7/3).

Bahaya ini ditimbukan oleh sinar ultraviolet B yang dipancarkan matahari, termasuk pada saat terjadinya gerhana matahari pada titik ketika matahari tidak sepenuhnya tertutup. Meskipun matahari hanya terlihat sebagian, sinar ultraviolet yang dipancarkan tetap berbahaya. Paparan langsung terhadap cahaya matahari dapat mengakibatkan retinopathy solaris atau kerusakan pada retina yang menyebabkan penglihatan menjadi rabun.

“Secara fisik memang mata terlihat baik-baik saja karena kerusakan ini hanya bisa diketahui ketika mengamati retina dengan alat khusus. Saya baru satu kali menerima pasien yang mengalami kerusakan ini, yaitu pada seorang anak yang melihat matahari secara langsung selama hampir 15 menit,” tambahnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan bagi warga yang ingin menyaksikan gerhana matahari untuk menggunakan pelindung mata, yaitu media-media yang dapat menyerap ultraviolet B, seperti kaca berwarna yang dapat menyerap sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling tidak setara dengan panjang gelombang warna hijau.

“Menggunakan lensa kacamata biasa atau lensa kamera tanpa filter khusus masih berisiko karena belum cukup menyerap sinar ultraviolet B yang berbahaya bagi mata,” jelasnya. (Humas UGM/Gloria)

KOMPAS.com - Pada 26 Desember 2019, gerhana matahari cincin (GMC) diperkirakan akan menyambangi Indonesia.

Selain itu, gerhana matahari total (GMT) kembali akan melintasi Indonesia pada 20 April 2023.

Setiap ada fenomena gerhana matahari, kita biasanya diwanti-wanti agar tak melihat gerhana secara langsung karena bahaya.

Ada yang bilang bisa bikin buta, bahkan bisa membuat bayi dalam kandungan cacat. Benarkah?

Baca juga: gerhana matahari cincin Akan Terjadi di Riau, Ini Penjelasan Lapan

Apa itu gerhana matahari cincin?

Sebelum mengetahui kenapa gerhana matahari cincin dianggap berbahaya, mari simak dulu penjelasan soal apa itu gerhana matahari cincin.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, fenomena gerhana matahari cincin terjadi ketika Bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik apogee atau terjauh.

Piringan bulan akan tampak lebih kecil daripada piringan matahari hingga tidak menutupi seluruhnya.

Kemudian kerucut umbra tidak sampai ke permukaan Bumi dan akan terbentuk kerucut tambahan yang disebut antumbra.

Baca juga: Jangan ke Luar Negeri Akhir Tahun Ini, gerhana matahari cincin Bakal Sapa Indonesia

"Pengamat yang berada dalam wilayah antumbra akan melihat Matahari tampak seperti 'cincin' di langit. Inilah yang disebut gerhana matahari cincin (GMC)," tulis siaran pers LAPAN.

Bahaya melihat gerhana matahari

Lalu, kenapa kita tidak boleh melihat gerhana matahari secara langsung? Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 2016 lalu, cahaya dari sinar matahari memiliki intensitas sangat tinggi dan bisa merusak retina di belakang bola mata.

Kondisi ini dikenal dengan solar retinopathy . Jika itu terjadi, retina bisa rusak permanen.

Memang, matahari saat gerhana bisa lebih "nyaman" dilihat karena seolah meredup. Namun, justru di sinilah letak bahayanya.

Pupil di lensa mata tak bisa bereaksi dengan tepat dalam kondisi level kontras yang tinggi. Ini terjadi saat gerhana matahari berlangsung. Langit sekitar berubah gelap.

Bagian pengatur cahaya yang masuk ke mata dengan cara mengatur lebar bukaan iris itu, bekerja dengan mengukur cahaya keseluruhan di lingkungan sekitar.

Alhasil, saat memandang gerhana yang diselimuti langit gelap, pupil mata justru melebar sehingga jumlah cahaya yang masuk dan terfokus di retina meningkat.

Padahal, intensitas cahaya di bagian matahari yang tidak tertutup bulan sewaktu gerhana (baik saat gerhana sebagian maupun cincin saat gerhana total) sama dengan waktu-waktu biasa.

Cahaya kuat dari matahari pun bebas melenggang masuk ke mata tanpa bisa dicegah, dan mulai merusak retina.

Proses ini berlangsung tanpa rasa sakit sehingga kerap membuat orang tak sadar matanya mulai rusak.

Menikmati gerhana matahari secara aman

Seperti dilansir dari situs Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), bagi masyarakat yang akan melihat gerhana matahari cincin, disarankan tidak melihatnya dengan mata telanjang atau langsung, tapi memakai alat bantu.

Melihat langsung bisa menyebabkan sakit mata, mata berair, kepala pusing, hingga kebutaan.

Buat pengamat gerhana matahari cincin, bisa menggunakan kacamata khusus matahari untuk mengamati secara aman fenomena alam ini.

Seluruh proses gerhana, mulai dari gerhana Matahari sebagian hingga puncak cincin dapat diamati jika cuaca mendukung.

Jika tidak, masyarakat bisa menggunakan teleskop untuk melihat keindahan gerhana matahari cincin.

Baca juga: Akhir Tahun, Riau dan Singkawang akan Saksikan gerhana matahari cincin

Caranya dengan mengarahkan lensa obyektif teleskop ke matahari dan mengarahkan bayangan yang muncul dari lensa okulernya pada sebuah kertas.

Citra gerhana pada kertas itulah yang diamati, bukan melihat matahari melalui lensa okuler teleskop.

Gerhana matahari cincin di akhir tahun

Pada 26 Desember 2019 nanti, GMC kemungkinan akan dinikmati dengan cuaca mendung.

Gerhana matahari cincin diprediksi akan dimulai pukul 12.15 WIB. Puncaknya pada pukul 12.17 WIB dan berakhir pada pukul 12.19 WIB.

Wilayah yang akan dilintasi gerhana matahari cincin yakni Sumatera Utara (Sibolga, Padang Sidempuna) dan Riau (Siak, Duri, Pulau Pedang, Pulau Bengkalis, Pulai Teibing Tinggi, Pulau rangsang).

Kemudian ada Kepulauan Riau (Batam dan Tanjung Pinang), Kalimnantan Barat (Singkawang), Kalimantan Utara (Makulit dan Tanjung selor), dan Kalimanatan Timur (Berau).

Tempat terbaik untuk mengamati fenomena gerhana matahari cincin ada di Kampung Bunsur, Kabupaten Siak.

Di tempat lain juga bisa lihat, seperti di pulau Jawa ada sedikit. Namun bentuknya tidak akan bulat sempurna seperti cincin.

Lembaga Observasi Bosscha, Institut Teknologi Bandung, dan Pemerintah Kota Tanjung Pinang akan menggelar Festival gerhana matahari cincin pada 26 Desember 2019.

Festival tersebut akan digelar di Laman Boenda (Aula Gonggong), Tanjung Pinang, mulai pukul 10.00–14.00 WIB.

(Sumber: Kompas.com/Gloria Setyvani Putri, Oik Yusuf | Editor: Reza Wahyudi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA