Media tanam yang dipakai dalam tahap penyemaian adalah

[ahmad tusi] Atusi Online pada kesempatan kali  akan membagikan informasi terkait mengenai pengantar budidaya tanaman secara hidroponik berdasarkan literatur dan beberapa tambahan informasi dari pengalaman penulis yang pernah lakukan.  Beberapa tahapan dalam budidaya hidroponik adalah pemilihan/seleksi benih tanaman yang akan ditanam, penyemaian benih tanaman, penyiapan tempat tanam (rumah plastik, nutrisi, dll), perawatan sampai dengan panen.

Pemilihan Benih Tanaman

Proses pemilihan benih tanaman yang akan disemai dalam media penyemaian perlu diperhatikan secara baik.  Gunakanlah benih tanam yang memiliki kualitas unggul, baik dari jenis sayuran, buah-buahan, herbal, dll.

Tahap pertama yang dapat anda lakukan adalah: pertama, tentukan jenis tanaman apa yang akan ditanam dalam rencana produksi Anda? Apakah anda ingin memulai bisnis hidroponik untuk jenis sayuran (seperti Kangkung, Bayam, Caisim, Pakcoy, dll) ataukah jenis tanaman buah-buahan (seperti Melon, mentimun, tomat, dll); kedua, belilah benih tanaman dari perusahaan benih yang sudah populer/terkenal (biasa orang membeli).  Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pastikan bahwa benih tersebut merupakan turunan pertama (F1) dari perusahaan benih terkemuka; ketiga, perhatikan catatan di bagian bawah dari produk tersebut, mulai dari tanggal kadaluarsa benih, tingkat porsentase perkecambahan, daya tahan terhadap penyakit, dll

Penyemaian Benih Tanaman

Penyemaian benih tanaman dalam media tanam dapat dilakukan dengan dua metoda/cara. Pertama, metode satu langkah (One-step Method), dan kedua, metode dua langkah (Two-step Method).

Sebelum dilakukan penyemaian ke media tanam, sebaiknya benih tanaman kita rendam terlebih dahulu ke dalam air hangat semalaman atau bisa juga ditambahkan dengan zat perangsang perkecambahan (seperti Antonik secukupnya) dalam air hangat tersebut selama 2-4 jam.  Benih tanaman yang baik akan tenggelam, sedangkan yang terapung jangan digunakan dalam penyemaian.  Adapun media tanam yang dapat digunakan bermacam-macam jenisnya, seperti kapas, tanah humus, pasir, dll.

Berikut ini adalah gambar penyemaian tanaman tomat yang dilakukan dengan metode dua langkah. Pada Gambar 1 terlihat bahwa pertama kali benih tanaman tomat disemai di media pasir dengan jarak tanam + 5 cm selama 3 minggu.  Setelah itu tanaman dipindahkan ke media tanam tanah kompos di dalam polybag berukuran sedang sampai dengan tanaman memiliki tinggi + 30 cm.  Kemudian baru tanaman ditransplantasikan di media tanam produksi (dimana penulis menggunakan sistem hidroponik jenis deep flow technique dengan aerator).  Sebetulnya ada beberapa jenis sistem hidroponik, untuk lebih jelasnya dapat dalam Bab Sistem Hidroponik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses penyemaian berlangsung adalah: pertama, menjaga kelembaban media tanam penyemaian mulai dari tebar benih sampai dengan transplantasi, yaitu dengan cara melakukan penyemprotan setiap hari menggunakan hand sprayer; kedua, pastikan bahwa tanaman memperoleh radiasi sinar matahari secara baik, tetapi jangan terlalu banyak/berlebihan karena akan berdampak terhadap perkecambahan yang tidak baik bahkan mati.  Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penerimaan radiasi matahari yang berlebihan adalah dengan memberikan naungan/shading penutup menggunakan paranet atau bahan yang lain.

Penyemaian Tanaman Tomat dengan Two Step Method

Gambar 1. Penyemaian dengan Cara Dua Tahap pada Tanaman Tomat

Lamanya proses perawatan selama penyemaian berlangsung berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman.  Untung (2000) memberikan gambaran beberapa lamanya penyemaian, banyaknya jumlah daun yang muncul, dan lamanya pertumbuhan tanaman hingga panen untuk beberapa jenis tanaman seperti terlihat dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Lama Perawatan Bibit di Persemaian.

Persiapan Media Tanam

Kegiatan penyiapan media tanam untuk beberapa media tanam itu berbeda.  Apabila kita menggunakan media pasir atau arang sekam sebagai media tanam, maka yang perlu dilakukan adalah mensterilkan media pasir tersebut dan membersihkan dari kotoran/sampah dengan cara mengayak pasir terlebih dahulu (untuk memisahkan pasir dengan kotoran) baru kemudian menyangrai pasir atau dapat juga dengan cara menjemurnya. Namun bila kita menggunakan jenis sekam, yang perlu dilakukan adalah melakukan sterilisasi media dengan cara merebus media tersebut, kemudian ditiriskan.

Sedangkan apabila kita menggunakan media kerikil sebagai media tanam adalah dengan cara melakukan penyortiran ukuran kerikil (agar dihasilkan ukuran agregat kerikil yang lebih seragam).  Setelah itu lakukan penggelaran kerikil di lokasi penanaman, kemudian diratakan dan diberikan alur untuk perletakan benih tanaman.  Media kerikil umumnya digunakan untuk tanaman sayuran (seperti kangkung, bayam, dll).

 

Gambar 2. Media Tanam Kerikil

Selain beberapa media tanam tersebut di atas, masih ada lagi beberapa media tanam yang bisa digunakan (bahkan bisa langsung pakai) tanpa perlu melakukan perlakuan khusus, seperti rockwool, perlite, hydrogel, dll.

Demikianlah sharing informasi terkait budidaya tanaman secara hidroponik.  untuk tahapan-tahapan selanjutnya dapat dibaca pada bagian ke-2 (part 2). Selamat mencoba dan sukses..:-) [2C]

Cara Memilih Media Penyemaian Bibit atau Benih Cabai yang Baik

Salah satu cara memilih media penyemaian bibit atau benih cabai yang baik adalah dengan mengetahui bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya. Penyemaian adalah proses penting dalam tumbuh kembang cabai, terutama kalau Anda ingin mengembangkannya dalam jumlah banyak. Kemudian, media yang dipakai untuk menyemai cabai juga bisa Anda buat sendiri untuk menekan biaya pengeluaran.

Setidaknya, ada empat bahan untuk membuat media penyemaian cabai, yakni arung sekam, bokashi, cocopeat, dan kapur pertanian. Bahan-bahan tadi mempunyai manfaat dan fungsi masing-masing yang dapat menunjang penyemaian cabai seperti yang dijelaskan berikut ini.

Arung sekam yang dimanfaatkan sebagai media semai cabai mempunyai benefit seperti meningkatkan level pH. pH sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan cabai, karena elemen ini memungkinkan adanya fosfor (P) dalam tanah. Fosfor mempunyai peran yang tak kalah penting dalam tahap ini, yakni untuk membuat batang semakin kokoh, membantu pembelahan sel, mempercepat perkembangan akar, dan memperbaiki kualitas dari benih yang Anda pakai. Sementara penambahan arang berfungsi sebagai media tanam atau semai untuk cabai mampu menunjang peningkatan dalam sistem pertukaran udara atau aerasi di bagian akar tanaman cabai.

Dalam cara memilih media penyemaian bibit atau benih cabai yang baik, bokashi mempunyai peran yang tak kalah penting seperti halnya arung sekam. Sebagai media semai tanaman cabai, bahan-bahan yang digunakan dalam pupuk kandang yang telah melewati fermentasi mampu memperbaiki sifat kimiawi dan biologisnya. Selain itu, pupuk kandang atau kompos fermentasi juga sanggup memacu pertumbuhan dari tanaman cabai hingga menjaga kesehatan fisik dari bibitnya, sehingga terhindar dari penyakit dan hama. Kemudian, fungsi lain yang akan Anda dapatkan dari bokashi adalah dapat mencukupi kebutuhan unsur hara makro maupun mikro untuk tanaman.

Bahan selanjutnya yang digunakan untuk membuat media semai cabai adalah cocopeat. Bahan-bahan yang terkandung di dalam cocopeat berperan penting dalam tumbuh kembang cabai. Dampak positif yang paling terlihat adalah pada bagian akar tanaman. Selanjutnya, cocopeat juga memiliki kelebihan seperti mampu memperbaiki proses pertukaran udara hingga menjaga tingkat kelembapan. Sehingga, cocopeat atau yang lebi dikenal sebagai sabut kelapa ini pun sangat cocok Anda gunakan sebagai media semai untuk mengurangi pemakaian air. Terutama kalau Anda hendak membudidayakan tanaman cabai saat musim kemarau berlangsung.

Kapur pertanian adalah bahan yang harus Anda perhatikan dalam cara memilih media penyemaian bibit atau benih cabai yang baik. Jenis kapur yang digunakan dalam dunia pertanian memberi pengaruh pada tingkat pH dalam media asam, baik saat kondisinya asam atau acid maupun kala mendekati level netral. pH mempunyai peran yang sangat penting untuk menjaga pertumbuhan tanaman. Dalam kondisi netral, pH akan meningkatkan aktivitas organisme untuk menguraikan arung sekam, bokashi, dan sabut kelapa. Selain itu, kapur pertanian atau dolomit adalah memperbaiki struktur dari media semai dan menghindari pencucian yang terjadi dalam unsur hara.

Setelah mengenal bahan-bahan untuk membuat media semai serta fungsinya, Anda harus tahu kadar perbandingannya, yakni 2:1:1. Campurkan arung sekam (2), bokashi (1), cocopeat (1), dengan kapur pertanian sebanyak satu atau dua sendok makan untuk satu pot semai. Lantas, membuat media sendiri akan memudahkan Anda dalam membudidayakan cabai dibandingkan menerapkan cara memilih media penyemaian bibit atau benih cabai yang baik. Setelah menerapkan metode pemilihan bibit, anda bisa mencari tahu tentang cara merawat bibit atau benih cabai.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA