Kostum dan riasan yang khas dari tarian ini dengan menggunakan daun rumbia

Kostum dan riasan yang khas dari tarian ini dengan menggunakan daun rumbia

Sajojo

Tari Sajojo adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Papua. Tarian ini sering dijadikan penampilan di berbagai acara, baik acara adat, budaya, maupun sekadar hiburan saja. Tarian ini sangat terkenal di Papua. Tarian ini bisa ditarikan oleh berbagai jenis kalangan, baik pria maupun wanita, tua maupun muda, karena tarian ini termasuk tarian pergaulan.[1]

Budaya tari ini tidak diketahui secara pasti asal usulnya. Menurut beberapa sumber, tarian ini sudah mulai ada sejak tahun 1990-an. Nama tari Sajojo ini diambil dari judul lagu yang mengiringinya yaitu "Sajojo" yang diciptakan oleh orang jawa dikarenakan lagu lirik lagu tersebut bukanlah diambil dari salah satu bahasa dari ratusan bahasa yang ada di papua sekarang.[2] Lagu "Sajojo" merupakan lagu daerah dari Papua yang menceritakan tentang sebuah kisah perempuan cantik dari desa. Perempuan yang dicintai ayah dan ibu berikut para laki-laki desa. Perempuan yang didambakan laki- laki untuk bisa berjalan-jalan bersamanya. Meskipun gerakan tari ini tidak terlalu menggambarkan lirik lagu tersebut, tetapi iramanya yang penuh keceriaan dalam lagu tersebut sangat cocok dengan gerakan Tari Sajojo.[2]

Gerakan tarian ini yaitu dengan meloncat, bergerak ke depan, ke belakang, ke kiri maupun ke kanan dengan ritme dan ketegasan gerak yang tentunya setiap penari mengupayakan kesamaan gerak dengan penari lainnya supaya terlihat kompak dalam kesenian yang ada.[3]

Kostum tarian ini hampir sama dengan kostum tarian tradisional Papua lainnya. Kostumnya biasanya merupakan busana tradisional yang terbuat dari akar atau daun. Namun, seiring dengan adanya perkembangan, ada juga yang mengkreasikan kostum ini dengan kain agar terlihat lebih menarik. Selain itu, penari juga dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti penutup kepala, kalung dan lukisan tubuh bercorak etnis khas Papua.[4]

Dalam perkembangannya, tarian ini masih terus dilestarikan dan dikembangkan sampai sekarang. Bermacam-macam kreasi dan variasi juga sering ditambahkan di setiap pertunjukan, baik dalam segi gerak maupun kostum para penari, agar terlihat lebih menarik namun tidak meninggalkan ciri khas dan keasliannya. Tarian ini juga masih sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, penyambutan, maupun acara hiburan lainnya. Selain itu, tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan promosi pariwisata.[1]

Pada Mei 2018, tarian ini ditampilkan di acara penutupan TMMD yang berlangsung di wilayah Kabupaten Pati, dibawakan oleh anggota TNI yang merupakan putra-putra asli Papua.[5]

  1. ^ a b "Tari Sajojo Gambarkan Semangat Kebersamaan Rakyat Papua". Diakses tanggal 17 Maret 2019. 
  2. ^ a b "Sekarang, Giliran Tari Sajojo". Diakses tanggal 17 Maret 2019. 
  3. ^ "Sekilas Tentang Tari Sajojo, Papua". Diakses tanggal 17 Maret 2019. 
  4. ^ "Tari Sajojo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-02. Diakses tanggal 17 Maret 2019. 
  5. ^ "Tari Sajojo Meriahkan Penutupan TMMD Reguler ke-101 di Pati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-05. Diakses tanggal 16 Maret 2019. 

 

Artikel bertopik tarian di Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tari_Sajojo&oldid=21186702"

Selain Tari Yospan, Tari Musyoh dan Tari Selamat Datang, Papua juga punya tarian khas lainnya, yaitu Tari Sajojo.

Tari Sajojo adalah tarian tradisional masyarakat Papua. Termasuk dalam jenis tari pergaulan, Sajojo memiliki gerakan yang khas, energik, penuh keceriaan, dan semangat kebersamaan. Dengan gerakan yang cukup mudah untuk diikuti, tarian ini dapat dibawakan oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, tua dan muda.

Ulasan lengkap tentang Tari Sajojo yang antara lain meliputi gerakan dasar, pola lantai, juga lagu yang mengiringi tarian dapat ditemukan dalam artikel ini.

Sekilas Sejarah dan Makna Tari Sajojo

Kostum dan riasan yang khas dari tarian ini dengan menggunakan daun rumbia
Tari Sajojo sudah dipopulerkan sejak tahun 90-an. Sumber: tato-an. blogspot.com

Pertama-tama kita perlu mengetahui sejarah dari Tari Sajojo. Meski belum diketahui secara pasti asal-usul lengkapnya, tari khas Papua ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1990-an. Menurut beberapa sumber, Tari Sajojo diambil dari lagu Sajojo yang juga merupakan lagu iringannya. Lagu Sajojo menceritakan tentang seorang gadis cantik dari desa yang didamba-dambakan oleh keluarga dan para pria di desa. Gerakan Tari Sajojo sendiri tidak secara terang-terangan menjelaskan soal cerita dan lirik lagunya, namun memiliki lagat dan makna seperti menggambarkan kebahagiaan dan keceriaan masyarakat.

Tari Sajojo dilakukan oleh sekelompok penari sehingga tercipta kekompakan. Nah, kekompakan gerakan dan ekspresi penari turut menggambarkan semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat setempat.

Fungsi

Kostum dan riasan yang khas dari tarian ini dengan menggunakan daun rumbia
Kini Tari Sajojo bisa kita nikmati sebagai atraksi hiburan sekaligus edukasi budaya. Sumber: Youtube Gontortv

Awalnya, Tari Sajojo dipentaskan untuk melengkapi seremoni adat di Papua. Seiring berjalannya waktu, tarian ini unjuk gigi untuk menyambut tamu-tamu terhormat yang datang ke Papua. Hingga akhirnya, dijadikan sebagai wisata budaya untuk para turis dan pertunjukan hiburan dari panggung lokal hingga mancanegara.

Gerakan Dasar

Gerakan Tari Sajojo memfokuskan pada hentakan kaki dan loncatan, baik ke arah depan, belakang, ke kiri, maupun ke kanan dengan ritme dan ketegasan gerak. Ada banyak variasi gerak dalam Tari Sajojo. Ia tidak memiliki patokan ketat sehingga kita bisa juga membuat kreasi gerakan sendiri.

Adapun langkah-langkah gerakan dasar yang sederhana seperti:

  • Posisi pertama adalah dari bawah setengah berdiri dan setengah duduk.
  • Lalu saat lagu mulai, kita berdiri dan melompat ke depan dan ke belakang. Tangan dibuka ke depan saat melompat ke depan dan saat melompat ke belakang, ditaruh di bawah.
  • Lakukan beberapa kali sampai lirik Sajojo dinyanyikan.
  • Selanjutnya, lompat ke kanan dan lompat kembali ke posisi awal. Saat sudah kembali berdiri di posisi awal, tepuk tangan dua kali.
  • Lalu kita berjalan maju dan mundur empat kali sambil menggerakkan tangan ke kanan dan ke kiri.
  • Lakukan beberapa kali dan setelah itu, kita bisa membuat lingkaran dan menghentakan kaki sambil berputar mengelilingi lingkaran kita.

Mudah kan Selasares? Jika masih bingung, lebih baik langsung saja menonton aksi penari cilik yang bisa mengajarkan kita gerakan Tari Sajojo.

Pola Lantai

Kostum dan riasan yang khas dari tarian ini dengan menggunakan daun rumbia
Pola lantai berbaris. Sumber: indonesiadance. wordpress.com

Formasi dalam Tari Sajojo beragam dan disesuaikan berdasarkan jumlah penarinya. Biasanya pola lantai berbentuk V, sejajar, lingkaran, atau berbaris. Pola lantai yang baik akan menambah unsur estetika, kerapihan, dan kekompakan dalam penampilan Tari Sajojo.

Musik Iringan dan Lagu

Kostum dan riasan yang khas dari tarian ini dengan menggunakan daun rumbia
Tifa biasa didendangkan untuk mengiringi lagu Sajojo. Sumber: blogkulo.com

Lagu yang mengiringi Tari Sajojo berjudul Sajojo dan sudah populer di berbagai media Kita bisa menarikannya tanpa alat musik pengiring (hanya memutar musik di gawai kita) atau bisa juga dilantunkan oleh berbagai alat musik seperti tifa atau perkusi khas Papua, gitar, keyboard, biola, dan seorang penyanyi.

Lirik lagu Sajojo adalah sebagai berikut.

Sajojo, sajojo
Yumanampo misa papa
Samuna muna muna keke
Samuna muna muna keke

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Sajojo, sajojo
Yumanampo misa papa
Samuna muna muna keke
Samuna muna muna keke

Kuserai, kusaserai rai rai rai rai
Kuserai, kusaserai rai rai rai rai

Inamgo mikim ye
Pia sore, piasa sore ye ye
Inamgo mikim ye
Pia sore, piasa sore ye ye

Kostum dan Properti

Kostum dan riasan yang khas dari tarian ini dengan menggunakan daun rumbia
Potret kostum lengkap Tari Sajojo. Sumber: merdeka.com

Busana dan aksesoris yang dikenakan penari Sajojo mirip dengan busana tarian Papua lainnya. Kostum dan properti Tari Sajojo terbagi menjadi enam, yaitu:

1. Penutup Kepala

Kita mulai dari atas ke bawah. Penutup kepala berfungsi untuk menutupi kepala penari. Bentuknya bernuansa alam dan terbuat dari ijuk, kayu halus, bulu burung atau daun sagu biasanya. Lalu ia dibentuk melingkar menyesuaikan kepala penarinya.

2. Lukisan Khas Papua

Bagi penari laki-laki, telanjang dada sering dilakukan saat mementaskan Tari Sajojo. Badan mereka juga tidak biarkan begitu saja. Lukisan-lukisan motif fauna dan flora khas Papua dibubuhkan di badan, wajah, tangan, atau kaki mereka. Ini juga berlaku untuk penari perempuan, hanya saja penari Sajojo perempuan sekarang lebih sering menutup badannya dengan kain atau baju.

3. Kalung

Kalung yang digunakan di leher penari terbuat dari kerang, batu, kayu, tulang atau gigi binatang. Ia dibentuk menyerupai liontin ikon-ikon Papua seperti burung cendrawasih, patung asmat, honai ataupun yang lainnya. Ukuran kalung bervariasi, ada yang kecil dan ada yang besar dan panjang.

4. Gelang

Selanjutnya adalah aksesoris yang digunakan di tangan dan kaki, yaitu gelang. Gelangnya berbentuk rumbai dan terbuat dari daun sagu kering, ijuk, atau rafia.

5. Rok Rumbai

Rok rumbai dapat dikatakan ikon dari kostum Tari Sajojo. Baik penari laki-laki maupun perempuan menggunakan kostum satu ini. Rok yang berbentuk rumbai-rumbai wajib dikenakan saat menari Sajojo. Rok ini terbuat dari daun sagu kering, daun rumbia, atau ijuk.

Demi kemudahan, sekarang juga banyak yang beralih menggunakan rafia yang berwarna-warni. Rok rumbai menutupi sebagian tubuh bagian bawah mulai dari pinggang hingga lutut atau sampai betis. Rok yang dikenakan memiliki arti kedekatan masyarakat dengan alam.

6. Senjata

Terakhir, Tari Sajojo bisa dilengkapi dengan properti senjata khas Papua seperti tombak atau busur panah. Properti satu ini tidak wajib, tetapi kehadirannya dapat mempertegas gerakan tari. Selain itu nilai tradisional bahwa masyarakat Papua menggunakannya sebagai alat berburu juga turut disampaikan jika menari dengan senjata.

Tata Rias

Kostum dan riasan yang khas dari tarian ini dengan menggunakan daun rumbia
Contoh make up Tari Sajojo. Sumber: dktpprovinsipapua. blogspot.com

Make up Tari Sajojo tergolong unik karena banyak menggunakan warna putih. Alasannya untuk memperlihatkan dengan jelas motif atau lukisan yang diberikan. Biasanya riasan di wajah diberi pada bagian mata, pipi, dan hidung. Sedangkan untuk riasan lainnya seperti bedak, lipstick, eye shadow, alis, dan lain-lain, menyesuaikan dengan kebutuhan.

Keunikan Tari Sajojo di Era Modern

1. Tidak Terbatas Usia dan Jenis Kelamin

Kostum dan riasan yang khas dari tarian ini dengan menggunakan daun rumbia
Tari Sajojo bisa dilakukan oleh siapa saja. Sumber: radarkudus. jawapos.com

Salah satu hal lagi yang membuat Tari Sajojo unik adalah bebasnya orang yang menarikannya. Penari tidak terbatas oleh usia dan jenis kelamin. Seberapa tua baik laki-laki dan perempuan, dari anak-anak hingga lansia bisa turut mementaskan tari bahagia ini. Karena pada dasarnya, Tari Sajojo mengangkat semangat kebersamaan.

2. Bisa Dipentaskan dalam Skala Besar

Kostum dan riasan yang khas dari tarian ini dengan menggunakan daun rumbia
Tari Sajojo bisa disajikan dalam jumlah penari yang banyak agar semakin meriah. Sumber: money.kompas.com

Ya, tarian ini sudah ditunjukkan di mana-mana. Jumlah penarinya bisa dimulai dari angka 5 orang sampai puluhan penari. Dari akar masyarakatnya yang suka berkumpul, saat tari ini digoyangkan, masyarakat juga ikut memeriahkan Tari Sajojo.

Berikut ini ada penampilan Tari Sajojo yang bisa Selasares saksikan.

Oke Selasares, mungkin cukup sekian cipika-cipiki soal Tari Sajojo. Bagaimana, sudah siap mencoba menari Sajojo di rumah? Jangan lupa untuk tersenyum dan ceria saat menarikannya ha ha. Untuk tari-tari tradisional lainnya, tersedia lengkap juga di Selasar.