Kenapa prabowo disebut jenderal kardus

Brilio.net - Kondisi politik Indonesia sedang panas oleh istilah jenderal kardus. Pun dengan media sosial yang ramai membahas topik ini. Jenderal kardus sendiri istilah sindiran untuk Prabowo Subianto. Julukan ini dilontarkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief.

BACA JUGA :
Ramai soal jenderal kardus, 10 reaksi kocak & menohok dari warganet

foto: Instagram/@prabowomenyapa

BACA JUGA :
10 Gaya Sucianti Suaib, politisi cantik sekaligus sosialita hijaber

Mari kita berjuang demi kebaikan rakyat dan umat bukan untuk ego masing-masing
.
*Photo diatas diambil ketika bapak mendengar salah satu petinggi partai menyebut bapak di #twitter sebagai Jenderal Kardus, beliau sangat sabar, beliau tidak emosional, bahkan beliau bermain dan memberi makan bobby (kucing kesayangan beliau di #RumahKertanegara)," tulis akun tersebut seperti brilio.net kutip pada Kamis (9/8).

Sebelumnya Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus terkait keputusannya yang tidak memilih Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres di Pilpres 2019. Padahal pada pertemuan antar ketua umum partai koalisi Prabowo telah muncul nama anak mantan Presiden SBY ini.

Prabowo Subianto (Foto: AFP PHOTO/ADEK BERRY)

Pakar Linguistik Universitas Indonesia, Frans Asisi Datang, angkat bicara soal polemik jenderal kardus yang dialamatkan kepada Prabowo. Dia menilai bahwa istilah jenderal kardus yang digunakan politisi Partai Demokrat, Andi Arief, sebagai metafor atas kekecewaannya terhadap Prabowo.

Lalu apa makna jenderal kardus dalam perspektif bahasa?

Frans menuturkan bahwa penggunaan istilah jenderal dan kardus untuk menggambarkan sosok Prabowo yang lemah. Dia menyebut sifat lemah tersebut ada pada watak kata kardus yang digunakan.

"Kardus merupakan sebuah alat pembungkus atau wadah untuk menyimpan suatu barang tertentu. Bahannya terbuat dari kertas sehingga sifatnya lembek. Tidak kuat dan mudah dilipat. Berbeda dengan peti, atau wadah penyimpan berbahan kayu," kata Frans saat dihubungi kumparan, Kamis (9/8).

Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto usai menemui SBY di Jakarta, Kamis (9/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)

Frans menjelaskan, Andi berupaya untuk menciptakan sebuah imajinasi tersendiri tentang Prabowo dengan menggunakan kelompok kata. Oleh sebab itu, yang tercipta adalah satu makna yang begitu peyoratif (mengejek) terhadap sosok Prabowo.

"Penggunaan kardus di sini maknanya untuk menunjukkan kelemahan seseorang yang mudah dipengaruhi, mudah diatur, dan tidak mempunyai kekuatan untuk mempertahankan prinsipnya. Sama seperti kardus yang mudah dilipat dan berbahan kertas yang mudah rusak," tambah Frans.

Uniknya, kata dia, Prabowo selama ini diasosiasikan sebagai sosok jenderal yang gagah. Namun Andi berhasil menciptakan gambaran baru mengenai sosok Prabowo itu dengan menyandingkan kata jenderal dan kardus dalam satu kesatuan yang sama.

"Jadi, penggunaan kata kardus sebagai metafora dalam kalimat tersebut mau menunjukkan bahwa Prabowo tidak kuat, tetapi lemah," tegasnya.

Wasekjen Demokrat Andi Arief di kediaman SBY, Mega Kuningan (Foto: Ricad Saka/kumparan)

Pernyataan politikus Partai Demokrat, Andi Arief, yang menyebut Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus kini tengah menuai polemik. Bukan hanya kader Partai Gerindra yang panas akibat pernyataan itu, tetapi PAN dan PKS turut tersinggung dengan ucapan Andi tersebut.

Terlebih, Andi mengungkap bahwa Prabowo keluar dari koridor perjuangan dengan Demokrat yang saat ini tengah dirintis. Andi juga menuding bahwa Prabowo memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres. Dia bahkan menyebut PKS dan PAN menerima sejumlah uang dari Sandiaga.

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaakan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghatgai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," tulis Andi di Twitternya, Kamis (9/8).

Pertemuan Prabowo dan SBY. ©Liputan6.com/Johan Tallo

NEWS | 10 Agustus 2018 06:00 Reporter : Desi Aditia Ningrum

Merdeka.com - Di detik-detik terakhir pendaftaran capres-cawapres, suhu politik Indonesia makin panas. Kubu Prabowo Subianto mulai muncul friksi. Di mana Partai Demokrat merasa dikhianati Prabowo sehingga keluar sebutan jenderal kardus kepada Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Saling serang pun tak terelakkan, Gerindra membalas pernyataan Demokrat dengan sebutan jenderal baper yang ditujukan kepada Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Berikut cerita di balik jenderal kardus vs baper:

2 dari 6 halaman

prabowo subianto. ©2018 Merdeka.com/facebook

Demokrat murka dengan sikap Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto karena telah 'selingkuh' dari partai berlambang mercy itu. Prabowo dituding menerima lobi-lobi politik di luar sepengetahuan Demokrat dalam menentukan cawapres.

Wasekjen Demokrat Andi Arief menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus lantaran langkahnya yang tak cakap dalam memperhitungkan harmonisasi koalisi. "Ada politik transaksional yang sangat mengejutkan. Itu membuat saya menyebutnya jadi jenderal kardus, jenderal yang enggak mau mikir!" kata Andi di Rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jalan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/8) dini hari.

3 dari 6 halaman

Sandiaga Uno. ©2018 Merdeka.com

Awalnya calon kuat pendamping Prabowo Subianto adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Salim Segaf dan Ustaz Abdul Somad. Akan tetapi di akhir-akhir pendaftaran capres-cawapres, muncul nama Wagub DKI Sandiaga Uno sebagai pasangan Prabowo di Pilpres 2019 mendatang.

Padahal sebelumnya Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan, nama Sandiaga masih sekadar aspirasi baru. Menurutnya, Sandiaga belum ditugaskan oleh Prabowo menjadi pendampingnya untuk memimpin Indonesia. "Yang menjadi berkembang aspirasi nama Sandiaga, AHY, beberapa nama akan dibahas," kata Fadli Zon di kediaman Prabowo Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (8/8) malam.

Hingga akhirnya mencuat nama Sandiaga sebagai pendamping Prabowo membuat hubungan dengan Partai Demokrat memanas. Sebab, nama Sandi tak pernah ada sebelumnya, begitu pula hasil ijtima ulama yang didukung PKS.

4 dari 6 halaman

wasekjen demokrat andi arief. ©2018 Merdeka.com/liputan6.com

Selain sebutan jenderal kardus, Wasekjen Demokrat Andi Arief mengungkap bahwa ada uang Rp 500 miliar yang diberikan kepada PAN dan PKS dari Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno. Andi yakin, Prabowo telah melakukan politik transaksional dengan menerima suntikan dana segar sebesar Rp 500 miliar.

"Benar, saya dengar dan bisa dicek dalam karir politik saya bahwa saya tidak pernah bohong," kata Andi di Rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jalan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/8) dini hari.

5 dari 6 halaman

Susilo Bambang Yudhoyono. © richestlifestyle.com

Pernyataan Wasekjen Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo Subianto jenderal kardus tentu membuat geram Gerindra. Sebagai balasannya, Gerindra menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jenderal baper (bawa perasaan) karena sering mengeluh.

Tak cuma itu SBY juga dituding sering menerima uang dari hasil korupsi. Hal itu terlihat dari banyaknya kader Demokrat yang terlibat kasus korupsi. "Wah dia mah salah, sebenarnya Jenderal kardus itu bos-nya Andi Arief yang suka terima kardus-kardus. Gini lho kalau Jenderal kardus itu Jenderal yang mimpin partai politik sering terima kardus. Kalau Prabowo itu Jenderal yang suka keluar duit," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Pouyono melalui pesan singkat yang diterima merdeka.com, Rabu (8/8).

6 dari 6 halaman

Sandiaga Uno. ©2018 Merdeka.com

Wasekjen Demokrat Andi Arief geram dengan Prabowo Subianto karena telah berkhianat kepada Demokrat. Prabowo lebih memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres yang sebelumnya nama Wagub DKI itu tak pernah ada. Yang membuat murka karena pemilihan itu di luar sepengetahuan Partai Demokrat.

Andi mengaku tak kecewa pada pencapresan Prabowo-Sandi. Dia hanya ingin Prabowo tahu jika Sandi sempat ingin menggulingkan Prabowo dalam pencapresannya. "Suatu hari utusan Sandi Uno diutus bertemu saya untuk menggulingkan pencalonan Prabowo-AHY menjadi Sandi-AHY, esoknya saya ditemukan dengan Sandi Uno. Saya sampaikan ke SBY lalu SBY bilang 'saya tak akan pernah khianati Prabowo," cuit Andi, dikutip merdeka.com, Kamis (9/8). (mdk/has)

Baca juga:
GNPF temui Prabowo ingin dengar langsung soal kabar Sandiaga Cawapres
Prabowo ditemani petinggi PAN keluar dari Kertanegara, dikabarkan bertemu elite PKS
Petinggi Partai Gerindra dan PAN mulai berdatangan ke rumah Prabowo
Fadli Zon sebut kicauan Andi Arief soal Sandiaga Uno tak perlu ditanggapi
Fadli Zon sebut cawapres Prabowo belum final, masih ada waktu sampai besok

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA