Kenapa lampung disebut kota begal

Instagram: dika_ngirawan

Sebutan sebagai wilayah ‘pengekspor’ begal sudah terlanjur melekat bagi Lampung, setelah berbagai aksi kejahatan itu marak di Ibu Kota beberapa waktu belakangan.

Apalagi pihak kepolisian kerap menyebut para pembegal yang berasal dari wilayah ini dengan sebutan kelompok Lampung. Tak pelak, siapapun yang berkunjung ke sana senantiasa dirundung penasaran soal begal.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring, kata ‘begal’ berarti penyamun, dengan kata kerja membegal yaitu merampas di jalan. Sementara polisi memiliki istilah ter sendiri yakni pencurian dengan pemberatan atau biasa disingkat curat.

Konon masyarakat Lampung sudah lama mengenal istilah begal jauh sebelum merebaknya aksi pembegalan di Ibu Kota dan sekitarnya.

Kepolisian Daerah Lampung mencatat beberapa titik rawan pembegalan di provinsi yang mayoritas penduduknya bersuku Jawa ini, antara lain Jabung dan Melinting di Lampung Timur, sementara di Kabupaten Lampung Utara terdapat di Abung Timur dan Selatan. Adapun di Kota Bandar Lampung, titik rawan begal terletak di Tanjungkarang Barat dan Sukarame.

Malam itu, Kamis (4/9), jelang pukul 21.00, Jalan Wolter Mongonsidi, Kota Bandar Lampung, lengang dari lalu lalang laju kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Tentu kondisi tersebut kontras dengan kehidupan malam di Jakarta yang tak pernah sepi dari keramaian.

Tak hanya kendaraan, di sepanjang jalan pun sukar menemukan warga yang bercengkrama atau sekadar nongkrong. Transportasi umum pun tak mudah ditemui. Kebetulan malam itu saya bertemu Supri (40) seorang supir angkutan perkotaan yang tengah memarkirkan kendaraannya di tepian jalan.

Berbincang soal begal, Supri tak menampik adanya pelaku kriminal itu. Lampung memang akrab dengan begal. Namun, menurut pria yang juga pendatang asal Pulau Jawa ini, para pembegal umumnya berada di wilayah pinggiran Lampung seperti Tulang Bawang, Lampung Timur dan Lampung Utara.

“Malam saya tidak berani ke sana, beraninya siang,” tuturnya.

Supri bercerita para pembegal biasanya mengincar kendaraan roda empat atau dua yang kebetulan melintasi ruas jalan minim penerangan serta sunyi. Bila sudah menemukan targetnya, mereka selanjutnya menodong korban dengan senjata tajam agar mau menyerahkan barang miliknya mulai dari kendaraan hingga telepon genggam.

Mengenai kampung begal, Supri mengungkapkan ada di Lampung Timur dan Lampung Utara. Menurut nya, aparat kepolisian setingkat polres dan polsek tak mampu menindak para pelaku pembegalan yang berada di desa-desa tersebut.

Di tempat terpisah saya bertemu Feri Agustian (32). Warga asli Lampung ini justru tak sepakat bila desa-desa di sebagian wilayah Lampung disebut tempat persembunyian begal. Feri yang juga Staf Humas Polda Lampung ini mengungkapkan tak ada kampung begal, yang ada pelaku begal kebetulan berasal dari desa tersebut.

Saat dia mengunjungi Desa Jabung beberapa waktu lalu, warga desa di sana menyambut baik keda-tangannya. Feri menuturkan mereka tidak mengetahui bila ada warganya yang menjadi pelaku pembegalan.

Baru diketahui, setelah ada penangkapan oleh anggota kepolisian.“Ngobrol biasa saja dengan warga di sana,” tuturnya.

Menurut Feri, pelaku pembegalan tidak berasal dari satu desa melainkan bergabung bersama rekannya dari desa lain. Dia mencontohkan kasus pembegalan warga Perum II Gunung Madu Plantation, Kampung Gunungbatin Baru, Terusannunyai, Lampung Tengah, Sabtu (9/8) lalu yang ber-hasil dibekuk polisi. Ternyata para pelaku tidak berasal dari wilayah yang sama.

Mengenakan baju tahanan berwarna biru, Abdul Muthalib, (25) seorang tersangka pembegalan yang diduga telah menewaskan anggota Polres Metro Brigadir Kepala Samsul Isnanto, mengaku hanya ikut-ikutan rekannya melakukan aksi kejam itu.

“Saya sehari-hari kerja tani,” ujarnya dengan wajah tertutup saat dihadirkan di Mapolda Lampung, Selasa (2/9).

Awal Agustus lalu, Bripka Samsul ditembak oleh kawanan begal yang hendak mencuri sepeda motor miliknya di halaman rumahnya. Satu proyektil menancap di bagian paha kiri, sedangkan butir lainnya bersarang di bagian kiri perut. Akhir Agustus,

Samsul menghembuskan nafas terakhir ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dul—demikian Abdul biasa disapa—mengungkapkan saat peris-tiwa berlangsung, dia menembak anggota Polres itu dengan senjata api rakitan tepat di bagian paha. Dalam menjalankan aksinya, Dul tidak seNdiri melainkan ditemani rekannya Andi, Iwan, Ridwan, dan Sopyan. Mereka semuanya dicokok pada 19 Agustus lalu oleh anggota Polda Lampung.

PERSEMBUNYIAN

Kepala Biro Operasi Polda Lampung Komisaris Besar Pol. Suhaimin Zainudin mengungkap-kan di Lampung terdapat sejumlah daerah yang kerap dijadikan tempat persembunyian para pembegal.

Dari sekian daerah tersebut salah satunya adalah di Desa Negeri Ratu, Kecamatan Muara Sungkai, Lampung Utara. Tempat persembunyian pembegal itu bahkan sukar dijangkau, sehingga polisi harus menunggu saat yang tepat untuk masuk tempat tersebut agar tak membuat warga emosi. Tetapi kini, seiring perjalanan waktu, kepolisian berhasil memasuki tempat itu.

“Sebagian besar sudah kita ungkap jaringannya,” ucapnya.

Suhaimin tak kaget Lampung disebut sebagai sarang begal.Menurutnya, keberadaan begal di provinsi seluas 35.376 km persegi itu sudah dikenal sejak 20 tahun lalu. Para pembegal yang dikejar di Jawa melarikan diri ke Lampung dan menjadikan provinsi ini tempat persembunyian mereka.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung Komisaris Besar Pol. Purwo Cahyoko mengungkapkan angka tindak pidana pencurian dengan pemberatan alias begal di Lampung dari Januari hingga Juli mencapai 1.194 kasus.

Dari angka itu, Polda Lampung berhasil mengungkap 789 kasus. Sementara kasus lain yang belum terungkap lantaran pergerakan pelaku sukar dideteksi dan bersembunyi di desa-desa berbaur dengan warga.

“Kita sudah tahu orangnya, tapi penangkapan butuh waktu,” ujarnya.

Guna menekan angka pembegalan, Polda Lampung gencar melakukan operasi pengejaran serta penangkapan para pembegal intensif 24 jam. Bahkan, menurut Purwo, sejak sebulan lalu telah dibentuk Tim Khusus 308 yang bertugas menumpas aksi pembegalan.

Kepala Bidang Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih mengatakan aksi pembegalan dipicu oleh penggunaan narkoba dan kondisi penerangan jalan yang masih minim. Pelaku, ujarnya, senantiasa memanfaatkan para korban yang tak waspada.

Karena itu, dia mengimbau kepada warga untuk senantiasa awas terhadap aksi begal dengan menghindari ruas-ruas jalan yang masih minim penerangan.

“Kita mengimbau kepada warga kalau malam hari untuk menghindari tempat yang tidak ada lampu penerangannya. Jangan sendiri. Di sini kan penerangannya masih kurang. Terus di kampung-kampung jalan masih gelap. Itu bisa membuat terjadi aksi begal,” tutur Sulistyaningsih.

Polda Lampung, lanjutnya, akan berupaya memberikan rasa keamanan kepada warga asli maupun pendatang untuk melaksanakan aktivitasnya di wilayah pangkal Sumatra ini.

*Dimuat di Koran Bisnis Indonesia, Edisi 5 September 2015.

2 menit

Siapa sangka kalau deretan kota paling keras di Indonesia ini dianggap sebagai kota begal karena aksi kriminal yang terbilang sadis. Apakah daerah kamu salah satunya?

Aksi kejahatan memang kerap terjadi di sejumlah kota di Indonesia, Sahabat 99.

Namun, hanya sejumlah daerah yang dianggap berpredikat sebagai kota terkeras karena aksi begalnya.

Para begal di kota tersebut tak segan mengancam dan menodongkan senjata api.

Begal adalah tindak pidana pencurian dengan kekerasan menggunakan kendaraan roda dua sebagai alat untuk melakukan aksinya.

Catatan kepolisian juga menyatakan kalau aksi begal tersebut biasanya dilakukan secara komplotan.

Lalu, kota apa yang paling keras di Indonesia karena aksi begalnya?

Melansir okezone.com dan sumber lain, inilah daftarnya!

5 Kota Begal Paling Keras di Indonesia

1. Lampung

Sumber: wikimedia/Sakurai Midori

Lampung memiliki catatan buruk terhadap kasus kriminalnya.

Tak heran kalau Lampung disebut kota begal meskipun hal tersebut masih menjadi sebuah perdebatan.

Aksi begal di Lampung cukup sadis dan ekstrem.

Para begal di sana sering beraksi secara komplotan dengan bersenjata tajam dan api.

Banyak aksi pembunuhan sadis dan keji terhadap para korban begal.

Menurut laporan jawapos.com, bahkan di Lampung terdapat sebuah kampung begal.

2. Tangerang

Tangerang disebut-sebut sebagai kota paling keras di Indonesia.

Kepolisian di sana bahkan mencatat daerah rawan begal di Tangerang seperti daerah Cikupa sampai Balaraja hingga Pasar Kemis.

Pelaku begal di daerah itu juga tak mengenal umur karena para remaja juga sering terlibat.

Para begal kerap bersenjata tajam saat menjalankan aksinya.

3. Makassar

Sumber: Suara.com/Lirzam

Makassar kabarnya termasuk kota begal dan menjadi salah satu perhatian dari kepolisian setempat.

Tak sedikit pemberitaan soal begal di Makassar yang terbilang sadis dan ekstrem.

Hal ini membuat masyarakat di sana resah sehingga harus berhati-hati saat beraktivitas terutama di malam hari.

4. Pasuruan

Pasuruan terkenal sebagai kota paling keras di Indonesia karena aksi para begalnya yang sadis.

Begal jalanan di sejumlah daerah di sana sangat kejam.

Tak jarang, para pelaku tega menghabisi nyawa korbannya.

Aksinya yang tak kenal takut membuat polisi tak segan menembak mereka saat hendak menangkapnya.

5. Depok

megapolitan.kompas.com

Siapa sangka kalau Depok adalah kota begal sekaligus kota paling berbahaya di Indonesia.

Tak cuma dijalanan sepi, pemberitaan di media juga mengungkap kalau aksi mereka makin berani.

Komplotan begal di Depok terkadang beraksi di kompleks perumahan dengan cara yang kejam dan brutal.

Mantan Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna mengaku kalau kasus begal di Depok merupakan persoalan serius.

***

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Simak artikel lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.

Jangan lupa, kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com bagi kamu yang sedang cari rumah.

Cek sekarang juga, salah satunya dari Alexandria Premiere Cimanggis!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA