Jelaskan yang dimaksud teknik pilin cetak dan dalam pembuatan kerajinan dari bahan tanah liat

Teknik Pilin – Teknik Pilin sebagai salah satu teknik yang dapat digunakan dalam proses pembuatan kerajinan tangan dengan berbahan dasar tanah liat atau gerabah.

Dikutip dari buku Terampil Berkreasi, Nandang Subarnas, teknik pilin adalah suatu teknik membentuk bahan baku tanah liat dengan cara memilin sehingga tampak seperti tali. Berikut dibawah ini adalah pengertian jenis dan cara membuat keramik dengan teknik pilin.

Pengertian Teknik Pilin

Perlu diketahui bahwa keramik pada prinsipnya dibedakan menjadi 2 yakni keramik tradisional serta keramik halus. Keramik Tradisional sebagai suatu keramik yang komposisi utamanya berasal bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dan lain-lain. Contoh dari keramik tradisional sendiri adalah industri refractory, barang pecah belah atau dinnerware, serta berbagai keperluan rumah tangga tile dan bricks.

Selain itu terdapat juga Keramik Halus atau dalam bahasa inggris disebut fine ceramics sebagai keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam diantaranya ZrO2, MgO, AI2O3, dan lainnya. Penggunaan elemen tersebut kemudian digunakan juga sebagai semikonduktor, komponen turbin pemanas, dan juga sangat berguna dalam bidang medis.

Teknik pilin atau disebut juga sebagai teknik coiling dalam suatu proses pembuatan kerajinan tangan dalam bentuk gerabah sendiri umumnya bersifat manual serta menggunakan tangan secara langsung. Adapun cara melakukan teknik pilin adalah dengan cara mengambil segumpal tanah liat terlebih dahulu lalu kemudian disatukan oleh kedua telapak tangan dalam memilin tanah liat hingga akhirnya memiliki bentuk memanjang menjadi sebuah tali.

Dalam penggunaan teknik pilin, seorang pengrajin juga dapat mengatur sendiri diameter tanah liat yang dipilin sesuai dengan keinginan serta kebutuhannya masing-masing. Setelah membuat pilinan tali tanah liat dengan jumlah dan diameter yang diinginkan, setelahnya pengrajin dapat mulai membentuk kerajinan gerabah dengan menempelkan tali pilinan yang satu dengan tali pilinan yang lainnya sambil memberikannya sedikit air serta menekan tanah liat agar menyatu secara lebih kuat.

Teknik Pilin dalam Proses Pembuatan Keramik

Proses pembuatan keramik dapat dilakukan dalam 5 tahap pengerjaan. Keramik, umumnya sendiri dibuat menggunakan bahan dasar tanah liat yang mengalami proses pembentukan serta pembakaran.

Keramik sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk kemudian menghasilkan barang dari tanah liat, di antaranya gerabah, genteng, porselin, dan lain sebagainya.

Teknik dan tahapan proses pembuatan keramik menjadi salah satu unsur yang penting dalam membuat keramik. Dalam proses pembuatan keramik, terdapat juga beberapa langkah atau proses pembuatan yang perlu diketahui.

Dalam membuat keramik terdapat bahan-bahan tertentu yang digunakan oleh pembuat keramik, ada 3 macam bahan.

a. Tanah Liat

Pada tanah liat terdapat empat kandungan utama di antaranya ialah kaolinite, montmorillonite, halloysite dan illite. Dengan adanya perbedaan di antara kandungan tanah maka kemudian akan menghasilkan sifat yang berbeda pula.

Sifat yang penting pada tanah ini disebut juga sebagai plastisitas yang artinya kemampuan ini akan dibentuk tanpa mudah retak, dengan kemampuan dilebur (fusibilitas), bahan baku pasir (kwarsa), serta sebagai bahan non plastik atau fungsi.

b. Pasir

Pasir berfungsi sebagai bahan pengisi, namun jika penambahannya terlalu banyak silika; maka pasir kemudian menyebabkan keretakan serta proses pembakaran yang tengah berlangsung.

Feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan keramik serta menurunkan temperatur pembakaran. Terdapat beberapa jenis bahan feldspar yang diantaranya adalah K-feldspar, Ca-feldspar dan Na-feldspar.

Pengolahan bahan ini merupakan proses mengolah bahan baku, di antaranya tanah liat yang belum siap pakai hingga menjadi bahan keramik plastis yang siap pakai. Pengolahan bahan sendiri umumnya dilakukan dengan dua metode yaitu basah maupun kering. Baik dengan langkah manual maupun masimal.

Dalam pengolahan bahan terdapat beberapa proses tertentu yang harus dilakukan, yakni:

  • Pengurangan ukuran butir sendiri dapat dilakukan dengan melalui penumbukan atau penggilingan dengan menggunakan ball mill. Penyaringan ini sendiri bertujuan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tak sama.
  • Melakukan pencampuran serta pengadukan, yang bertujuan mendapatkan campuran bahan yang sifatnya homogen. Pengadukan ini sendiri dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan sebelumnya menggunakan blunger maupun mixer.
  • Pengurangan kadar air sendiri bertujuan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik dalam plastis, proses ini kemudian dilakukan dengan cara diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filter press.
  • Pengulian sendiri bertujuan untuk menghomogenkan massa badan pada tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang terjebak di dalamnya. Massa badan keramik yang telah diuli sendiri kemudian disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Pembentukan Keramik

Langkah selanjutnya adalah proses pembentukan tanah liat sesuai dengan kreativitas masing-masing. Terdapat empat teknik yang umumnya digunakan dalam pembentukan tanah liat, yaitu teknik lintingan, teknik pijat, teknik butsir, dan teknik putar.

Teknik lintingan sebagai salah satu teknik yang digunakan dengan menyusun lintingan-lintingan kecil. Teknik pijatan sendiri merupakan teknik yang digunakan dengan menyusun keratan lempengan dengan bahan sesuai dengan rencana pembuat.

Teknik butsir merupakan suatu cara mengurangi sedikit-demi sedikit bahan dengan menggunakan sudip sehingga bahan terbentuk. Sementara teknik putar adalah teknik membuat keramik dengan cara menggunakan alat bernama kickwell atau handwell. Teknik yang paling sering digunakan oleh para pengrajin keramik adalah teknik putar.

Setelah proses pembentukan, keramik kemudian akan melalui tahap pengeringan untuk dapat menghilangkan kadar air yang masih terjebak di dalamnya. Proses pengeringan yang paling baik dilakukan dengan memanfaatkan angin alam serta suhu ruangan atau penjemuran di luar ruangan dengan memanfaatkan terik matahari.

Pembakaran keramik Setelah melalui proses pengeringan untuk dapat mengurangi kadar air, keramik selanjutnya akan masuk ke tahap pembakaran. Proses ini sendiri dilakukan agar keramik memiliki bentuk yang keras, padat, dan kuat. Keramik yang masih mentah ini sendiri sebaiknya dibakar dengan menggunakan suhu sekitar 700-1000 derajat celcius.

Untuk mendapatkan hasil keramik terbaik, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahapan pembakaran. Seperti diantaranya atmosfer tungku, suhu, serta mineral yang terlibat. Pengglasiran atau setelah dibakar, keramik kemudian akan masuk proses pengglasiran yang bertujuan melindungi keramik, memperkuat struktur, serta memperindah tampilannya.

Keramik kemudian dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, juga di kuas. Setelah diglasir, keramik juga dapat secara langsung didekorasi sesuai dengan keinginan untuk memperindah keramik. Ada beberapa teknik dekorasi keramik yang dapat dilakukan, seperti dekorasi ukir, dekorasi toreh, dekorasi melubangi, dekorasi cap atau stempelan.

4. Tahap Finishing

Pada tahapan finishing, keramik dapat dihaluskan dan diwarnai sesuka hati. Alat yang digunakan untuk menghaluskan umumnya ialah ampelas.

5. Pembakaran Kedua

Setelah keramik jadi sesuai dengan bentuk yang diinginkan, keramik kemudian dibakar kembali untuk membuatnya lebih kuat. Pembakaran kedua ini kemudian dilakukan pada suhu 1.220 derajat celcius dalam waktu 10 jam. Setelah pembakaran kedua, keramik kemudian siap untuk dijual, dijadikan hiasan, atau digunakan juga dalam berbagai kegiatan sehari-hari.

Perbedaan Teknik Pilin dengan Teknik Lainnya dalam Pembuatan Keramik

Tak hanya tahapan dalam pembuatan keramik, beberapa teknik-teknik pembuatan keramik juga patut untuk diketahui. Mulai dari teknik pijat jari atau pinching sebagai teknik membuat keramik nusantara dengan cara memijat tanah liat langsung dengan menggunakan tangan.

Di bawah ini adalah teknik-teknik pembuatan keramik yang dapat kamu gunakan.

1. Teknik Coiling (Lilit Pilin)

Teknik pilin sebagai salah satu langkah pembuatan keramik dengan membentuk tanah liat dengan bentuk bahan dasar tanah liat yang kemudian dipilin atau dibentuk seperti tali. Coiling Teknik pilin coiling sebagai salah satu cara membentuk tanah liat dengan bentuk dasar tanah liat yang dipilin atau dibentuk seperti tali.

Cara melakukan teknik pilin ini ialah dengan segumpal tanah liat dibentuk pilinan dengan kedua telapak tangan. Ukuran tiap pilinan kemudian disesuaikan dengan ukuran yang diinginkan. Panjangnya juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Kemudian, pilinan tanah liat tersebut dibuat secara melingkar sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Tekan tiap susunan serta tambahkan air agar menempel.

2. Teknik Putar

Teknik putar merupakan teknik pembuatan keramik paling populer. Teknik puter sebagai suatu teknik pembuatan keramik dengan menggunakan alat putar yang dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris dan bervariasi.

3. Teknik Lempengan

Teknik slab merupakan teknik pembuatan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan serta umumnya bentuknya kemudian tidak selalu simetris.

Membuat Keramik dengan Teknik Pilin

Kreasi dalam bentuk gerabah yang akan dibuat kemudian menyesuaikan dengan fungsi benda tersebut, seperti periuk dan belanga, tempayan, kendi. Peralatan yang dipakai dalam membuat gerabah sendiri di antaranya pisau cukil yang terbuat dari kayu atau bambu, sundi yang di buat dari kawat, butsir yang bertangkai kayu, meja putaran (subang pelarik), tali pemotong, kayu salab atau kayu rool penggilas, serta pisau. Dalam pembuatan gerabah ini dibutuhkan dengan menggunakan suatu teknik tertentu. Di antara teknik yang di gunakan terdapat Teknik pilin.

Salah satu teknik dalam membuat keramik dengan tangan langsung adalah teknik pilin. Sesuai dengan namanya maka keramik sendiri di susunan melalui pilinan-pilinan yang disambung. Ketebalan pilinan yang digunakan sendiri kemudian disesuaikan dengan ketebalan benda yang akan dibuat.

Pembuatan keramik dengan teknik pilin ini dapat diwujudkan dalam karakter aslinya yang menampakkan pilinan atau permukaan yang dihaluskan sehingga kesan pilinan tidak terlalu kelihatan.

Hal yang penting untuk diperhatikan ialah saat menyambung pilinan, permukaan pilinan yang akan disambung ini hendaknya dibasahi dengan air atau ‘dilem’ dengan menggunakan lumpur tanah liat. Agar lebih kuat, sebaiknya pada permukaan yang akan disambung diberi goresan terlebih dahulu.

Nah, Berikut ini langkah-langkah singkat dalam membuat benda dengan teknik pilin:

  • Dengan membuat pilinan dengan alas meja kerja atau tangan langsung.
  • Alas benda kemudian dapat dibuat dengan pilinan atau lempengan tanah liat.
  • Dengan menghaluskan alas benda
  • Dengan memasang dan menyambung pilinan dengan alas.
  • Dengan Menghaluskan permukaan benda
  • Dengan menghaluskan keseluruhan permukaan hingga benda siap dikeringkan.

Buku-Buku Terkait Teknik-Teknik Pembuatan Keramik

1. Membuat Keramik Teknik Handbuilding

Dalam buku ini, penulisnya memperlihatkan bahwa membuat keramik tidaklah sulit—cukup dengan peralatan yang sederhana. Menggunakan salah satu teknik pembuatan keramik, yaitu teknik handbuilding, pembaca awam pun bisa membuat keramik sendiri.

Ditulis sebagai panduan praktis, buku ini cocok untuk mereka yang ingin membuat keramik sebagai hobi. Dilengkapi gambar mengenai proses penyiapan dan pengolahan tanah liat, pendekorasian, dan pembakaran keramik, buku ini membuktikan bahwa pembuatan keramik cukup sederhana dan menyenangkan.

2. Membuat Keramik Teknik Putar

Memutar (throwing) adalah cara membuat pot dengan bantuan kecepatan gerak berputar roda dengan menggunakan tangan dan air sebagai pelumas (pelicinnya). la merupakan salah satu teknik yang paling menarik, ekspresif, dan impresif dalam pembuatan keramik.

Buku ini ditulis sebagai petunjuk praktis yang menjelaskan langkah-langkah mempelajari teknik putar dalam pembuatan keramik agar mudah dilakukan oleh para peminatnya.

3. Mengenal Seni Keramik Modern

Buku ini membahas perkembangan seni keramik modern dalam konteks umum, yaitu memaparkan bagaimana bidang keahlian dan keprofesian terbangun dalam konteks masyarakat modern. Meski seni modern menyebar dan dipraktikkan di seluruh dunia, namun dalam kenyataan tetaplah tampak fenomena yang menunjukkan perbedaan-perbedaan di setiap wilayahnya.

Karena itu buku ini menjabarkan pula perkembangan seni keramik di Eropa, Amerika, dan Jepang, sebagai wilayah-wilayah yang berperan penting dalam pemikiran dan perkembangan seni keramik modern. Dalam kaitannya lokal, buku ini memuat pula pembahasan mengenai seni keramik modern Indonesia.

Demikian ulasan tentang teknik pilin dan teknik lainnya dalam pembuatan keramik. Jika Grameds ingin membaca buku-buku terkait, kamu bisa mendapatkannya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Sofyan

BACA JUGA:

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien