Jelaskan cara penularan penyakit hiv

Cara penularan HIV biasanya menyebar pada cairan tubuh manusia, dan hanya ada tiga cairan tubuh yang rawan membawa HIV:

v  Darah

v  Cairan Kelamin

v  ASI (Air Susu Ibu)

Diseluruh dunia termasuk di Indonesia saat ini, cairan kelamin adalah media penyebab penyebaran HIV tersebar akibat perilaku seks bebas, dan darah merupakan media kedua terbesar penyebaran HIV diantara pengguna narkoba.

NARKOBA

Pemakai narkoba sangat beresiko tertular HIV yang disebabkan oleh penggunaan jarum suntik yang berulang-ulang dengan sesama pemakai. Dalam kondisi sakauw, pemakai narkoba tidak dapat berpikir jernih untuk hal apapun, termasuk masalah sterilisasi ataupun mengganti jarum suntikan, sehingga tiap orang dalam lingkaran pemakai narkoba berada dalam kondisi pasrah dalam penyebaran HIV.

Hal ini makin didukung dengan pandangan solidaritas sesama pemakai dengan menggunakan jarum yang sama. Tidak ada pula yang tahu betul kondisi bersih tidaknya sesama pemakai, apakah memiliki HIV dalam tubuhnya atau tidak. Setiap pemakai narkoba bukan hanya merusak tuibuhnya dengan zat adiktif, tetapi juga menjadi sarana penyebaran penyakit-penyakit berbahaya, terutama HIV.

“Orang yang bersih dari HIV dan memakai jarum suntik bersama dengan pengidap HIV positif akan langsung tertular HIV, jika di test lab mungkin masih belum terdeteksi bahkan sampai dengan 6 bulan kedepan, namun selama kurun waktu tersebut ia sudah dapat menularkan HIV ke orang lainnya tanpa ada gejala yang kelihatan”.

Jadi, HIV adalah virus yang masuk ke dalam tubuh & melemahkan sistem kekebalan yang jika terus memburuk akan membawa pengidap HIV pada kondisi AIDS yakni kondisi hilangnya sistem pertahanan tubuh sehingga semua jenis infeksi dapat masuk dan akhirnya mengakibatkan kematian.

BAGAIMANA CARA KERJA HIV DI DALAM TUBUH MANUSIA?

Tubuh manusia mempunyai sistem kekebalan yang sering kita sebut sebagai sel darah putih. Sistem kekebalan tubuh kita ini memiliki 2 sel utama yang mempunyai tugas yang berbeda: yang satu yaitu sel CD4 positif bertugas sebagai sel yang mengenali dan memberi informasi jika ada benda atau sel asing yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan yang lainnya bertugas untuk menyerang dan melumpuhkan sel asing tersebut setelah menerima informasi dari sel CD4 positif. Sedangkan HIV adalah virus yang secara khusus menjadikan sel CD4 positif sebagai target dari serangannya.

PROSES HIV MELUMPUHKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH MANUSIA:

1.      HIV masuk ke tubuh dan mencari sel-sel CD4 positif, kemudian virus ini masuk ke sel CD4 positif, melumpuhkan dan menguasainya dengan cara memperbanyak dirinya          di dalam sel CD4 positif ini.

2.      Kemudian sel-sel HIV yang baru yang telah menjadi banyak ini keluar dan mencari sel-sel CD4 positif lainnya dan mengulangi proses yang sama.

3.      Sel-sel penyerang datang dan menghancurkan sel CD4 positif yang telah terinfeksi HIV, namun sel-sel HIV yang baru telah menjadi banyak dengan cepat mencari sel-sel           CD4 positif dan memperbanyak diri lagi didalamnya.

4.      Setelah melewati beberapa waktu semakin banyak tubuh kehilangan sel-sel CD4 positif dan sistem kekebalan tubuh  menjadi lemah, karena tugas sel-sel CD4 positif                       adalah mengenali sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh dan mengirim informasi agar tubuh membentuk dan mengirim sel-sel penyerang untuk melumpuhkan sel               asing tersebut, maka dengan sangat berkurangnya sel-sel CD4 positif dalam tubuh, tubuh tidak menerima informasi yang cukup untuk dapat membentuk sel-sel penyerang          yang dibutuhkan.

5.      Dalam keadaan seperti inilah berbagai jenis penyakit dapat masuk ke tubuh tanpa dapat dikenali dan dilawan, sehingga akhirnya membawa kematian.

tirto.id - Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus penyakit yang dapat ditularkan dari orang ke orang. Penyebab penularannya pun beragam, mulai dari hubungan seks hingga penularan dari ibu ke bayi.

Namun, sebelum mengenal lebih jauh mengenai penularan HIV, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu HIV. Virus yang ditemukan pada 1986 ini tergolong sebagai virus yang sangat berbahaya. Menurut Mochamad Rochiman dalam "Modul Pembelajaran SMA PJOK" HIV merupakan virus yang menyerang sel-sel darah putih manusia.

Sel darah putih sendiri merupakan sel yang berfungsi membangun kekebalan tubuh. Sel tersebut bekerja untuk melindungi tubuh manusia dari serangan bakteri dan kuman penyakit. Apabila sel darah putih diserang oleh HIV, maka sistem kekebalan tubuh manusia menjadi terganggu.

Hal ini yang menyebabkan penderita HIV rentan terinfeksi penyakit berbahaya, bahkan berujung pada kondisi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). AIDS sendiri adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang karena HIV.

Infografik SC Penularan HIV AIDS. tirto.id/Fuad

Proses HIV Menyerang Tubuh Manusia

HIV sendiri merupakan virus yang sangat sulit dilawan oleh sel darah putih. Apalagi, menurut Sumaryoto dan Soni Nopembri dalam "Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan" HIV menyerang sel darah putih bernama CD4.

CD4 merupakan sel yang memegang komando dalam mengatur sistem kekebalan tubuh manusia. Sel ini memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dengan sel lain. Sel CD4 inilah yang menjadi sasaran HIV ketika menginfeksi tubuh. Lebih buruknya lagi, HIV menjadikan sel CD4 untuk memperbanyak diri.

Mula-mula HIV masuk ke dalam tubuh dan menyamar sebagai CD4. Kemudian, HIV akan menyusup molekul reseptor CD4 supaya virus tersebut dapat masuk ke dalam sel CD4. Setelah masuk, HIV akan membajak genetika sel CD4 dan menggunakannya sebagai tempat memperbanyak diri.

Akibatnya, HIV berproduksi secara masal dan menjadi tidak terkendali. Kondisi tersebut memicu lebih banyak sel CD4 yang mati karena tidak mampu melawan HIV yang semakin banyak. Padahal semakin banyak CD4 yang mati akan semakin banyak pula HIV yang diproduksi

Pada akhirnya, tubuh manusia menjadi kekurangan sel kekebalan tubuh yang berujung pada ketidakmampuan melawan kuman dan bakteri. Oleh karena itu, penyakit yang tergolong ringan seperti influensa, bisa menjadi sangat berbahaya bagi penderita HIV.

Hal ini karena tubuhnya tidak memiliki cukup kekebalan tubuh dan tidak dapat mengobati dirinya sendiri. Kasus terburuk, penderita HIV/AIDS bisa mengalami infeksi parah yang berujung pada kematian.

Gejala Penyakit HIV/AIDS

Gejala penyakit HIV/AIDS bisa muncul berbeda-beda pada setiap orang, bisa dalam beberapa hari setelah tertular atau dalam beberapa minggu.

Menurut Sumaryoto dan Soni Nopembri gejala awal infeksi HIV/AIDS sama seperti flu, berupa:

  • demam;
  • rasa lemah dan lesu;
  • sendi-sendi terasa nyeri;
  • batukl
  • nyeri tenggorokan.

Setelah gejala awal tersebut, penderitanya akan mengalami gejala lanjutan seperti terinfeksi penyakit lain. Gejala-gejala yang ditunjukkan biasanya menunjukkan bahwa terjadi kerusakan pada sistem kekebalan tubuh, termasuk:

  • demam berkepanjangan;
  • penurunan berat badan lebih dari 10 persen dalam waktu 30 hari;
  • tubuh melemah yang kemudian mengganggu aktivitas fisik sehari-hari;
  • pembengkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak;
  • diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas;
  • batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus;
  • kulit gatal dan muncul bercak-bercak merah kebiruan.

Satu-satunya cara untuk mendiagnosis apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak adalah dengan melakukan tes HIV. Antibodi HIV biasanya akan terdeteksi di laboratorium setelah 1 hingga 6 bulan penderita tertular HIV.

Sehingga, seseorang bisa saja dinyatakan negatif HIV meskipun sebetulnya virus tersebut sudah ada di dalam tubuhnya. Ini disebut dengan window period. Pada saat window period penderita sudah bisa menularkan HIV kepada orang lain.

Cara Penularan HIV/AIDS dan Risikonya

HIV umumnya terdapat pada cairan tubuh manusia, termasuk darah, sperma, dan cairan vagina. Ketiga cairan tersebut terbukti mampu menularkan HIV dari orang ke orang.

Sementara itu, ilmuwan memang membenarkan bahwa HIV juga dapat ditemukan dalam air mata, air liur, cairan otak, dan keringat. Namun, jumlahnya sangat-sangat kecil, sehingga hingga saat ini belum ada bukti bahwa HIV dapat ditularkan melalui cairan-cairan tersebut.

Umumnya penularan HIV terjadi karena:

  • Hubungan seksual dengan penderita HIV, baik secara heteroseksual maupun homoseksual.
  • Penggunaan jarum suntik atau alat tusuk lainnya seperti akupuntur, tindik, dan tato yang tercemar oleh HIV. Selain itu, terdapat banyak kasus dimana penularan HIV melalui jarum suntik yang digunakan bersama-sama oleh pecandu narkoba yang salah satu diantaranya pengidap HIV.
  • Transfusi darah dari pendonor yang mengidap HIV kepada penerima donor. Oleh karena itu, penderita HIV dilarang untuk menyumbangkan darahnya pada orang lain.
  • Ibu hamil yang mengidap HIV menularkan virus kepada bayinya lewat plasenta saat kehamilan atau saat melahirkan ketika bayi menelan cairan di jalan lahir.

Oleh karena itu, risiko tinggi tertular HIV bisa terjadi pada:

  • Orang-orang yang aktif secara seksual dan berganti-ganti pasangan.
  • Orang-orang yang tidak berhubungan seksual secara aman tanpa kondom.
  • Wanita dan pria tuna susila, serta pelanggan mereka.
  • Pecandu narkoba.

Hal-hal yang Tidak Menyebabkan Penularan HIV/AIDS

Meskipun HIV menular, namun proses penularannya tidak melalui kontak sehari-hari, seperti:

  • berpelukan dengan penderita HIV;
  • berjabat tangan dengan penderita HIV;
  • penderita HIV bersin atau batuk di dekat kita;
  • berenang di kolam renang yang sama dengan penderita HIV;
  • menggunakan toilet yang sama dengan pengidap HIV;
  • melalui gigitan nyamuk atau serangga lainnya.

Baca juga:

  • Mengapa Vaksin HIV Sulit Ditemukan?
  • Pemakaian Jarum Suntik Berulangkali Picu Wabah HIV di Pakistan
  • Fakta dan Mitos Seputar HIV/AIDS: Bisa Ditularkan Lewat Ciuman

Baca juga artikel terkait PENULARAN HIV AIDS atau tulisan menarik lainnya Yonada Nancy
(tirto.id - ynd/)


Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA