Mendapatkan tidur yang cukup adalah hal yang sangat penting bagi anak-anak. Ketika pola tidur anak terjaga dengan baik, kesehatan tubuhnya pun senantiasa optimal. Di sisi lain, Anda perlu mewaspadai bahaya akibat anak sering begadang karena dapat merugikan kesehatan mereka.
Penyebab anak suka begadang
Sebelum memahami bahaya anak kurang tidur, ada baiknya orangtua peka terhadap penyebab anak suka begadang di malam hari.
Berikut adalah sejumlah hal yang bisa membuat anak tidur terlalu larut.
Jadwal yang padat
Salah satu alasan mengapa anak suka begadang dan tidak bisa tidur di malam hari adalah jadwal keseharian yang padat.
Pekerjaan rumah (PR), perjalanan ke sekolah yang jauh, hingga aktivitas esktrakurikuler bisa mengganggu jam tidur anak. Terutama jika berbagai aktivitas ini dikerjakan oleh anak di malam hari.
Penggunaan gawai berlebihan
Penggunaan gawai berlebihan digadang-gadang dapat menjadi alasan mengapa anak-anak, terutama remaja, suka begadang di malam hari.
Dikutip dari Sleep Foundation, penggunaan gawai bisa meningkatkan waktu yang dibutuhkan anak untuk bisa tidur dan membuat anak tetap terjaga di malam hari.
Ditambah lagi, anak-anak yang bermain gawai di malam hari cenderung tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik dan berisiko merasa lelah di esok harinya.
Stres
Stres dapat memicu reaksi mendalam di dalam tubuh yang menimbulkan situasi kesulitan tidur. Respons stres ini dapat datang dari tugas di sekolah atau hubungan sosial.
Mengonsumsi makanan terlalu banyak di malam hari
Melahap makanan dalam jumlah yang besar di malam hari dipercaya dapat berdampak buruk pada sistem pencernaan. Kondisi ini berpotensi membuat anak sulit tidur dan akhirnya memutuskan untuk begadang.
Selain makanan dalam jumlah besar, mengonsumsi makanan yang pedas juga dipercaya dapat berdampak buruk pada sistem pencernaan dan membuat anak sulit terlelap.
Gangguan kesehatan mental
Gangguan kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, hingga depresi, dapat mengundang gangguan tidur.
Menurut sebuah studi yang dikutip dari MSD Manual, setidaknya 40 persen orang yang mengidap insomnia (sulit tidur) juga menderita gangguan kesehatan mental.
Bahaya akibat anak sering begadang yang harus diwaspadai
Setelah mengetahui penyebab anak kurang tidur, kini saatnya Anda memahami apa saja bahaya akibat anak sering begadang.
1. Membuat anak jadi pelupa
Salah satu bahaya anak sering begadang adalah membuat mereka menjadi pelupa alias pikun.
Pasalnya, pada saat anak tidur, sebuah peristiwa bernama sharp wave ripples dapat terjadi. Peristiwa ini bertanggung jawab untuk menyimpan memori.
Selain itu, sharp wave ripples berfungsi untuk mengirimkan informasi yang telah dipelajari dari hippocampus menuju neokorteks otak (tempat di mana memori jangka panjang disimpan).
Jadi, tidak heran jika anak kurang tidur di malam hari bisa menjadi pelupa.
2. Kenaikan berat badan
Hati-hati, kebiasaan begadang berlebihan juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Sebab, ketika anak kurang tidur, rasa lapar dan nafsu makan menjadi meningkat. Hal ini berpotensi menyebabkan obesitas.
Ditambah lagi, kurang tidur dapat membuat seseorang ingin mengonsumsi makanan yang berlemak dan berkarbohidrat tinggi.
3. Keseimbangan dan koordinasi tubuh yang buruk
Kurang tidur akibat begadang juga dinilai bisa membuat keseimbangan dan koordinasi tubuh menjadi buruk.
Saat keseimbangan dan koordinasi tubuh tidak terjaga, maka anak dipercaya lebih berisiko untuk terjatuh dan mengalami kecelakaan fisik lainnya.
4. Sistem imun melemah
Tidak hanya memicu obesitas, ternyata kurang tidur juga dapat mengakibatkan sistem imun anak melemah.
Ketika sistem kekebalan tubuh anak menjadi lemah, virus bisa menyerang dengan mudah. Hasilnya, anak bisa mengalami penyakit, seperti flu dan pilek.
5. Menurunnya performa akademis
Bahaya akibat anak sering begadang juga bisa berdampak buruk pada performa akademis.
Dikutip dari Berkeley Psychology University of California, anak remaja yang tidur di atas jam 11.30 pada masa sekolahnya lebih berisiko mendapatkan nilai akademis yang rendah dan berpotensi mengalami masalah emosional, dibandingkan dengan anak lain yang tidur lebih cepat.
6. Meningkatkan risiko kematian
Dilansri dari Whitehal II Study, sejumlah peneliti Inggris mencoba melihat dampak pola tidur terhadap risiko kematian.
Studi ini meneliti sekitar 10 ribu pegawai sipil Inggris yang bekerja lebih dari dua dekade lamanya.
Hasilnya, mereka yang tidur hanya 5 jam atau kurang dari itu mengalami peningkatkan risiko kematian dua kali lipat dari segala macam penyebab.
Selain itu, kurang tidur dipercaya mampu meningkatkan risiko kematian dua kali lipat akibat penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah).
Cara meningkatkan kualitas dan jam tidur anak
Rata-rata anak usia 6-12 tahun membutuhkan waktu tidur sekitar 9-12 jam per hari. Supaya anak terhindar dari berbagai masalah kesehatan di atas, terdapat sejumlah cara meningkatkan kualitas dan jam tidur anak yang bisa dicoba, seperti:
- Mengatur rutinitas waktu tidur yang teratur
- Bersantai dan membuat tubuh rileks sebelum tidur
- Pertahankan waktu tidur dan bangun tidur yang teratur
- Usahakan tidur siang anak lebih awal dan tidak terlalu lama
- Pastikan anak Anda merasa aman di malam hari
- Hindari anak dari kebisingan dan cahaya di kamar tidurnya
- Makan dalam jumlah dan waktu yang tepat.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, tanyakan langsung ke dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.