Dalam tari saman terdapat beberapa cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian

TARI SAMAN

A.     Nama Tarian

Nama tarian ini adalah Tari Saman.

B.     Asal Tarian

Tarian ini berasal dari Provinsi Naggroe Aceh Darussalam (NAD).

C.     Sejarah

     Tarian ini dinamakan Tari Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Aceh yang  bernama Syekh Saman pada sekitar abad ke-XIV Masehi dari dataran tinggi Gayo. Pada awalnya, tarian ini hanya berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan dengan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT serta diiringi oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Pada saat itu, Tari Saman menjadi salah satu media dakwah. Namun, lama-kelamaan fungsi Tari Saman menjadi bergeser. Tarian ini menjadi lebih sering berfungsi sebagai media hiburan pada pesta, hajatan, dan acara lain.

D.     Bentuk Penyajian

     Pada mulanya, Tari Saman hanya ditampilkan pada acara tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Muhammad SAW atau sering disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, Tari Saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun, seiring dengan perkembangan zaman, Tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Saat ini, Tari Saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Tari Saman biasa dilakukan di rumah, di lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.

     Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.

     Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan oleh kaum perempuan. Pendapat lain mengatakan bahwa tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Gerakan dan nyanyian syair-syair Tari Saman diatur oleh seorang Syekh.

     Dalam penampilan yang biasa (bukan pertandingan) dimana adanya keterbatasan waktu, Tari Saman dapat dimainkan oleh 10-12 penari, akan tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung oleh 15 - 17 penari yang mempunyai fungsi sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

a.     Nomor 9 disebut pengangkat

Pengangkat adalah tokoh utama (sejenis Syekh dalam seudati) titik sentral dalam Tari Saman yang menentukan gerak tari, level tari, dan syair-syair yang dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap serangan lawan main (Saman Jalu/ pertandingan).

b.    Nomor 8 dan 10 disebut pengapit

Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat, baik gerak tari maupun nyanyian/vokal.

c.     Nomor 2-7 dan 11-16 disebut penyepit

     Penyepit adalah penari biasa yang mendukung tari atau gerak tari yang diarahkan oleh pengangkat. Selain sebagai penari, penyepit juga berperan menyepit (menghimpit) agar kerapatan antara penari terjaga. Sehingga, penari menyatu tanpa dalam posisi berbanjar/ bershaf (horizontal) untuk keutuhan dan keserempakan gerak.

d.    Nomor 1 dan 17 disebut penupang

     Penupang adalah penari yang paling ujung kanan dan kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Penupang selain berperan sebagai bagian dari pendukung tari juga berperan menupang/menahan keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus. Sehingga penupang disebut penamat kerpe jejerun (pemegang rumput jejerun). Seakan-akan bertahan memperkokoh kedudukan dengan memgang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat dan terhujam dalam, sukar di cabut.

E.     Ragam Gerak

     Tari Saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam Tari Saman, yaitu tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, Syekh Saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan.

     Tari Saman hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Pada Tari Saman, biasanya temponya semakin lama akan semakin cepat supaya Tari Saman menarik.

Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan juga sangat dominan dalam Tari Saman karena gerak tangan berfungsi sebagai gerak sekaligus musik. Ada yang disebut cerkop, yaitu kedua tangan berhimpit dan searah. Ada juga cilok, yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil sesuatu benda ringan seperti garam, dan tepuk yang dilakukan dalam berbagai posisi (horizontal/bolak-balik/seperti baling-baling). Gerakan kepala seperti mengangguk dalam tempo lambat sampai cepat (anguk) dan kepala berputar seperti baling-baling (girek) juga merupakan ragam gerak Saman. Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan dalam gerak Tari Saman.

F.      Tata Rias dan Busana

Tata rias dan busana pada Tari Saman dibagi pada bagian:

1.    Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam persegi (dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies).

2.    Pada badan: baju pokok/baju kerawang, (baju dasar warna hitam,disulam benang putih, hijau dan merah, bagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana, dan kain sarung.

3.    Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna. Menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.

G.    Iringan

     Tari Saman tidak diiringi dengan alat musik, tetapi diiringi oleh bunyi tangan dan badan.

Cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut adalah:

1.    Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat

2.    Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat

3.    Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang

4.    Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.

Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari Tari Saman. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam Tari Saman dibagi dalam 5 macam, yaitu :

1.        Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.

2.        Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.

3.        Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.

4.        Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak

5.        Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.

H.    Tema

Tari Saman bertemakan sebuah tari yang berguna untuk media penyebaran agama Islam di daerah Naggroe Aceh Darussalam (NAD).

I.        Keunikan

            Keunikan Tari Saman terletak pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari Saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakan satu tubuh, terus menari dengan kompak mengikuti dendang lagu yang harmonis.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA