Contoh metode garis lurus dan Saldo menurun

ASET pada umumnya mempunyai nilai yang makin berkurang dari waktu ke waktu (kecuali tanah). Nilai aset berkurang karena adanya pemakaian. Pada akhirnya, aset tersebut tidak lagi bisa digunakan dengan baik.

Untuk itu, suatu perusahaan perlu melakukan penyusutan (depresiasi) agar nilai aset dapat disajikan sesuai dengan nilai terkini dalam laporan keuangan. Penyusutan dimaksudkan untuk mengalokasikan biaya perolehan atas suatu aset selama masa manfaatnya.

Tidak hanya atas aset berwujud, penyusutan juga dapat dilakukan atas aset tak berwujud yang biasa dikenal sebagai amortisasi. Terkait dengan pajak, biaya penyusutan dan amortisasi merupakan salah satu biaya yang diperkenankan menjadi pengurang penghasilan bruto.

Dalam akuntansi komersial, terdapat sejumlah metode perhitungan penyusutan di antaranya metode garis lurus, metode jam jasa, metode hasil produksi, metode jumlah angka tahun, metode saldo menurun, metode saldo menurun ganda, dan metode tarif menurun (Baridwan, 2015)

Namun, untuk kepentingan pajak, UU Pajak Penghasilan (PPh) hanya memperkenankan dua metode penyusutan dan amortisasi. Kedua metode tersebut adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun. Lantas, apa itu metode saldo menurun?

Definisi
METODE saldo menurun (declining balance method) adalah sistem penyusutan dipercepat yang mencatat biaya penyusutan lebih besar selama tahun-tahun awal masa manfaat aset dan mencatat biaya penyusutan lebih kecil untuk tahun-tahun masa manfaat aset berikutnya (Kenton, 2022).

Kenton menyebut penyusutan dengan metode saldo menurun dihitung dengan mengalikan nilai buku aset saat ini dengan tarif penyusutan aset. Menurutnya, metode saldo menurun merupakan kebalikan dari metode penyusutan garis lurus dan cocok untuk aset yang cepat usang.

Sementara itu, IBFD International Tax Glossary (2015) mengartikan metode saldo menurun sebagai bentuk depresiasi dipercepat yang ditentukan berdasarkan tarif depresiasi dikalikan nilai buku aset.

Lebih lanjut, pada metode saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun ke tahun juga makin menurun. Sebab, perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku aset yang semakin menurun dari tahun ke tahun (Baridwan, 2015).

Ketentuan penyusutan dengan metode saldo menurun di antaranya tercantum dalam Pasal 11 ayat (2) UU PPh. Sementara itu, ketentuan amortisasi dengan metode saldo menurun di antaranya tercantum dalam Pasal 11A ayat (1) UU PPh.

Berdasarkan kedua pasal tersebut, metode saldo menurun merupakan metode penyusutan yang membebankan biaya penyusutan dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku. Simak ‘Penyusutan dan Amortisasi Aktiva Tetap’

Sementara itu, aset berwujud berupa bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode garis lurus, sedangkan aset berwujud selain bangunan dapat disusutkan dengan metode garis lurus atau saldo menurun. Simak ‘Contoh Penghitungan Biaya Penyusutan Secara Fiskal’ (rig)


Metode ini merupakan metode penyusutan yang sangat sederhana dan paling banyak diterapkan pada perusahaan, Penerapan metode ini didasarkan dari beberapa anggapan berikut ini:

1. Biaya tidak dipengaruhi oleh produktivitas atau penyimpangan efisiensi.

2. Biaya pemeliharaan dan perbaikan untuk setiap periode jumlahnya relatif stabil

3. Kegunaan ekonomis dari aktiva menurun proporsional setiap periode.

Metode garis lurus, penyusuutan merupakan biaya yang sama / tetap setiap periode. Metode ini sebaiknya digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap yang dipengaruhi perjalanan waktu atau bukan oleh tingkat pemakaian contohnya : penyusutan gedung, peralatan kantor dsb.

Jumlah penyusutan tahunan:

Sebagai contoh:

Pembelian satu unit mesin pada awal tahun dengan harga Rp. 50.000.000 dengan nilai sisa sebesar Rp. 5.000.000 dan umur ekonomis diperkirakan selama 5 tahun.

Metode Penyusutan dengan Beban Menurun

  • Metode jumlah angka tahun

Metode ini diterapkan dengan cara menjumlahkan angka-angka dari taksiran umur ekonomis, kemudian perhitungan penyusutan dimulai dari angka tertinggi dari umur aktiva yang terkait dan selanjutnya menurun secara berurutan.

Misalnya, pembelian suatu aktiva pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,- dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan perkiraan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun.

Jumlah penyebut dilakukan dengan menjumlahkan angka tahun : 5+4+3+2+1 = 15

2. Metode saldo menurun

dalam penerapannya, perhitungan biaya penyusutan dengan cara mengalikan persentase (tarif) tertentu dengan nilai buku suatu aktiva. Nilai buku pada setaip akhir tahun menurun sehingga menimbulkan beban penurunan beban penyusutan. Tarif dihitung dengan rumus :

Misalnya pembelian suatu aktiva pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,- dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan perkiraan umur ekonomis adalah 5 tahun.

Karena penyusutan merupakan suatu taksiran beban, tarif diatas dapat dibulatkan sehingga akan praktis dalam perhitungannya, sedangkan selisih biaya yang terjadi dianggap tidak terlalu penting.

3. Metode saldo menurun ganda

Beban penyusutan yang setiap tahun menurun akan dihitung dengan dasar persentase depresiasi metode garis lurus. Kemudian, berikutnya persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan dengan nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun.

Misalnya pembelian suatu aktiva pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,- dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan taksiran umur ekonomis diperkirakan 5 tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, ada perbedaan selisih sebesar 1.112.000 (5.000.000–3.888.000).

Itulah tadi penjelasan mengenai Metode Penyusutan Garis Lurus dan Beban Menurun Beserta Contohnya. Semoga bermanfaat. Sekian dan terimakasih.

Kunjungi Juga:

  • Metode Penyusutan (Depresiasi) Aktiva Tetap Beserta Contoh Soal
  • Pengertian dan Contoh Soal Piutang Wesel Adalah
  • Inilah 14 (Penjelasan) Prinsip Manajemen Menurut Henry Fayol dan Para Ahli
  • Inilah 6 Unsur Unsur Manajemen Menurut Para Ahli
  • 10 Fungsi Manajemen Menurut Henry Fayol dan Para Ahli

Bagaimana cara menghitung metode saldo menurun?

Perhitungan dengan metode penyusutan saldo menurun dilakukan dengan menghitung tarif penyusutannya terlebih dahulu, kemudian barulah tarif tersebut dikalikan dengan nilai bukunya..
Rumus metode saldo menurun yang bisa kamu gunakan adalah sebagai berikut..
Keterangan:.
Beban Penyusutan = Tarif x Nilai Buku..

Apa perbedaan metode garis lurus dan saldo menurun?

Perbedaan yg terjadi adalah bila menggunakan metode Saldo Menurun Ganda, maka pada awal tahun/periode biaya penyusutannya besar, dan akan semakin kecil di tahun-tahun berikutnya. Sedangkan bila menggunakan garis lurus, biaya penyusutannya sama besarnya utk setiap bulannya.

Bagaimana cara menghitung metode garis lurus?

Metode garis lurus ini memiliki rumus cara menghitung penyusutan yaitu: Rumus Biaya Penyusutan = (Biaya Perolehan Aset – Nilai Residu) / (Masa Manfaat Aset)

Mengapa metode penyusutan saldo menurun lebih efisien dibandingkan metode garis lurus?

Perusahaan sebaiknya menggunakan metode saldo menurun, karena menghasilkan beban penyusutan yang lebih besar dan laba (rugi) setelah pajak penghasilan yang lebih kecil dibandingkan dengan metode garis lurus, sehingga kas yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar pajak penghasilan lebih sedikit menggunakan metode saldo ...