Contoh iman islam dan ihsan dalam kehidupan sehari-hari

Contoh iman islam dan ihsan dalam kehidupan sehari-hari

ARTI DAN MAKNA IMAN, ISLAM DAN IHSAN BESERTA PENERAPANNYA

Makalah disusun guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu : Drs. Soeparyo, M.Ag

1.      Khoirul Falah [1503056006]

2.      Dian Ayu Pramesti [1503056012]

3.      Ulfa Azizah [1503056015]

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG



Tauhid adalah kunci dari makna hidup, bahkan manusia dan jin diciptakan hanya untuk beribadah kepada allah SWT. Dalam agama Islam memiliki tiga tingkatan yaitu Islam, Iman, Ihsan. Islam adalah sikap penyerahan diri (kepasrahan, ketundukan, kepatuhan) seorang hamba kepada Tuhannya, sedangkan iman adalah sebuah keyakinan dalam hati.

Ihsan berarti berbuat baik. Setiap perbuatan yang baik yang nampak pada sikap jiwa dan prilaku yang sesuai atau dilandaskan pada aqidah dan syariat Islam disebut Ihsan. Dengan demikian akhlak dan Ihsan adalah dua pranata yang berada pada suatu sistem yang lebih besar yang disebut akhlaqul karimah.

4.        Bagaimana penerapan dalam kehidupan sehari-hari?



Menurut bahasa iman yaitu penbenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah :

تَصْدِيْقٌ بِاْلقَلْبِ، وَإِقْرَارٌ بِاللِّسَانِ، وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ

“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan”.

Ini pendapat menurut jumhur ulama dan imam syafi’i mewariskan ijma’ para sahabat, tabi’in dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau atas pengertian tersebut.

B.            Penjelasan Definisi Iman

Menurut bahasa iman yaitu penbenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah : “membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan”.“Membenarkan dengan hati” maksudnya menerima segala sesuatu yang dibawa rasullullah SAW.

“Mengikrarkan dengan lisan” maksudnya, mengucapkan dua kalimat syahadat, “Laa Ilaahaillallah Wa Anna Muhammadarrosulullah” ( Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah SWT dan bahwa nabi muhammad adalah utusan Allah SWT).

“Mengamalkan dengan anggota badan” maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkan dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.

C.            Dalil-Dalil Kaum Salaf

Kaum salaf menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman. Dengan demikian itu bisa bertambah dan berkurangnya amal shalih. Para salaf bersandar kepada berbagai dalil, di antaranya adalah:

1.             Firman Allah SWT Dalam Surat Al-Muddatstsir Ayat 31

“Dan tiada kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi aklitab menjadi nyakin dan supaya orang-orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi alkitab dan orang-orang mukmin tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (menyatakan), apakah yang dikehendaki allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” (Al-Muddatstsir:31)

2.             Sabda Rasulullah SAW, yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,

الإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ، أَوْبِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ

“Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yng paling utama adalah ucapan “la ilaha illallah” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan (gangguan) dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman.” (HR. Muslim, 1/63).



D.           Penjelasan Dalil-Dalil Yang Menunjukan Bahwa Iman Dapat Bertambah dan Berkurang.

Di dalamnya terdapat penetapan bertambahnya iman otang mukmin. Yaitu dengan kesaksian mereka akan kebenaran nabi mereka, terbuktinya kabar berit yang dibawanya sebagaimana yang tersebut dalam kitab-kitab samawi sebelumnya.

Hadist ini menjelaskan bahwa iman terdiri darib cabang-cabang bermacam-macam, dan setiap cabang adalah bagian dari iman yang keutamaannya berbeda-beda, yang paling tinggi dan paling utama adalah ucapan “la ilaha illallah” kemudian cabang-cabang sesudahnya secara berurutan dalam nilai dan fadhilahnya sampai pada cabang yang terakhir yaitu menyingkirkan gangguan ditengah jalan.

Allah SWT. berfirman,“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar-nya.”(Al-Anfal: 2-4).

Dalam ayat diatas, Di dalamnya terdapat penetapan bertambahnya iman dengan mendengarkan ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang disafaati oleh Allah, yaitu mereka yang jika disebut nama Allah tergeraklah rasa takut mereka sehingga mengharuskan mereka menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya. Mereka itulah orang-orang yang bertawakkal kepada allah. Mereka tidak mengharapkan selainnya, tidak menuju kecuali kepadanya dan tidak mengadukan hajanya kecuali kepadanya. Mereka itu orang-orang yang memiliki sifat selalu melaksanakan amal ibadah yang disyariatkan, seperti sholat dan zakat. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar beriman, dengan tercapainya hal-hal tersebut, baik dalam i’tiqad maupun amal perbuatan.

Sedangkan dalam Islam sendiri jika membahas mengenai Iman tidak akan terlepas dari adanya rukun Iman yang enam, yaitu:

2.             Iman Kepada Malaikat-Nya

5.             Iman Kepada Qodho Dan Qodar

6.             Iman Kepada Hari Akhir

Islam bersal dari kata as-salamu-as-salmu-danassilmu yang berarti: menyerahkan diri, pasrah, tunduk, dan patuh.

Sedangkan islam menurut istilah yaitu sikap penyerahan diri (kepasrahan, ketundukan, kepatuhan) seorang hamba kepada Tuhannya dengan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, demi mencapai kedamaian dan keselamatan hidup, di dunia maupun di akhirat.

Islam merupakan agama terakhir dari syariat yang telah dirurunkan oleh Allah kepada rasul sekaligus nabinya yang terakhir pula. Disini, eksistensi islam sebagai agama yang paling benar tidak diragukan lagi adanya. Banyak kaum orientalis yang berusaha menyerang islam, dengan mempelajari islam itu sendiri, dengan tujuan mencari celah untuk meruntuhkan islam melalui kekurangan-kekurangan yang ada dalam islam. tapi apa yang terjadi, banyak diantara mereka yang malah berbalik kiblat kemudian masuk islam tanpa ragu. Karena islam merupakan agama yang sempurna, sekaligus sebagai penyempurna dari agama-agama masawi yang terdahulu. Allah berfiman :

إنَّ الدّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسلٰمُ ۗ وَمَا اختَلَفَ الَّذينَ أوتُوا الكِتٰبَ إِلّا مِن بَعدِ ما جاءَهُمُ العِلمُ بَغيًا بَينَهُم ۗوَمَن يَكفُر بِـٔايٰتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَريعُ الحِسابِ

Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Islam juga diartikan sebagai Islam yang menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang difardhukan, berpuasa di bulan ramadan dan haji. Berkaitan dengan Islam sebagai agama, maka tidak dapat terlepas dari adanya unsur-unsur pembentuknya yaitu berupa rukun Islam, yaitu:

1.             Membaca dua kalimat Syahadat

2.             Mendirikan sholat lima waktu

5.             Haji ke Baitulloh jika mampu.

Ihsan berasal dari kata Ahsana-Yuhsinu-Ihsaanan yang artinya “berbuat baik”. Sedangkan pengertian Ihsan menurut istilah adalah menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya jika tidak biasa demikian maka sesungguhnya Allah maha melihat. Maka Ihsan adalah ajaran tentang penghayatan diri sebagai yang sedang menghadap Allah dan berada di  kehadirat-Nya ketika beribadah.

Ihsan adalah pendidikan atau latihan untuk mencapai dalam arti sesungguhnya. Ihsan di analogkan sebagai bangunan Islam ( rukun Iman adalah pondasi dan rukun Islam adalah bangunannya). Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan ke islaman seseorang.  Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal islam lainnya akan terpelihara dan tahan lama dengan fungsinya sebagai atap bangunan.

·                PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Ø  Senantiasa berusaha untuk mentaati Allah SWT, baik melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan-Nya.

Ø  Bersikap hati-hati dalam hidup ini, berusaha tidak melanggar hukum Allah SWT. sebagaimana malaikat tidak maksiat kepada-Nya.

Ø  Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang meremehkan.

Ø  Bersikap tawadu kepada Allah SWT. dan mengagungkan-Nya, misalnya membaca tasbih, tahmid, dan takbir.



·           Menurut bahasa iman yaitu penbenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah :

تَصْدِيْقٌ بِاْلقَلْبِ، وَإِقْرَارٌ بِاللِّسَانِ، وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ

“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan”.

Islam bersal dari kata, as-salamu, as-salmu, danas-silmu yang berarti: menyerahkan diri, pasrah, tunduk, dan patuh. Sedangkan islam menurut istilah yaitu, sikap penyerahan diri (kepasrahan, ketundukan, kepatuhan) seorang hamba kepada Tuhannya dengan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, demi mencapai kedamaian dan keselamatan hidup, di dunia maupun di akhirat.

Ihsan berasal dari kata Ahsana-Yuhsinu-Ihsaanan yang artinya “berbuat baik”. Sedangkan pengertian Ihsan menurut istilah adalah menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya jika tidak biasa demikian maka sesungguhnya Allah maha melihat. Maka Ihsan adalah ajaran tentang penghayatan diiri sebagai yang sedang menghadap Allah dan berada di  kehadirat-Nya ketika beribadah.



·           Penerapan Dalam Kehidupan

Ø  Senantiasa berusaha untuk mentaati Allah SWT.

Ø  Bersikap hati-hati dalam hidup.

Ø  Berusaha menjaga kitab suci.

Ø  Bersikap tawadu kepada Allah SWT.

Demikian makalah yang dapat kami sajikan semoga bermanfaat. Pastinya  masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna membantu penyempurnaan makalah ini. Dan atas segala kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.



Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan, 2013, At-Tauhid Li Ash-Shaff Ats-Tsani Al-‘Ali, Jakarta: Darul Haq

Busyra, Zainuddin Ahmad,2010, Buku Pintar Aqidah Akhlaq dan Qur’an Hadis,Yogyakarta: Azna Books

T. ibrahim, darsono, 2009, Membangun akidah dan akhlak XI, Solo: PT Tiga serangkai pustaka mandiri.

T. Ibrahim, darsono, 2009, Membangun akidah dan akhlak X, Solo: pt Tiga serangkai pustaka mandiri.

Contoh iman islam dan ihsan dalam kehidupan sehari-hari

TAKHALLI, TAHALLI, TAJALLI, Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Akhlaq Tasawuf Dosen Pengampu : S oe paryo Disusun Oleh :                        1.     Dian Ayu Pramesti                                   2.     Khoirul Falah                                            3.     Ulfa Azizah                      UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2015 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Tasawuf adalah suatu   bidang ilmu keislaman untuk memasuki atau menghiasi diri dengan akhlak yang luhur dan keluar dari akhlak yang rendah. Tasawuf juga dapat diartikan sebagai kebebasan, kemuliaan, meninggalkan perasaan terbebani alam setiap melaksanakan perbuatan syara’, dermawan, dan murah hati. Secara garis besar tasawuf terbagi menjadi tasawuf sunni dan tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi ialah tasawuf yang ajaran-ajarannya disusun secara kompleks dan mendalam dengan bahasa-bahasa s

AWWALU WA AKHIRU MAA NAZALA Disusun Guna Memenuhi Tugas              Mata Kuliah : Ulum Al-Qur’an Dosen Pengampu : Lathifah Munawaroh, Hj. Lc., MA.                                                       Disusun oleh :      Favian                          (1602016008) Lutfi Alfiyatin                         (1602016009) Novia Angraini            (1602016010) Ayu Agta Diana           (1602016011) FAKULTAS   SYARIAH   DAN   HUKUM UNIVERSITAS   ISLAM   NEGERI   WALISONGO   SEMARANG PERIODE   2016 BAB I Pendahuluan A.       Latar Belakang Kajian tentang Al-Qur’an merupakan pengetahuan yang harus dikaji sedalam-dalamnya bagi umat islam. Karena begitu pentingnya ilmu yang bersumber dari   Al-Qu’an, sebagai umat islam sudah barang   tentu untuk me ngkaji isi kandungannya . Serta mengetahui tentang pentahapan   dalam hukum dan penyesuaiannya dengan keadaan tempat dimana huk