Ceritakan kisah Nabi dan hikmah yang dapat kita teladani

ISLAM memberikan pelajaran kepada umatnya salah satunya melalui utusan-utusan Allah yang kita sebut dengan Nabi dan Rasulnya. Terdapat banyak sekali Nabi yang diutus oleh Allah kepada umat-umatnya agar dapat tunduk dan patuh terhadap ajaran Islam.

Salah satunya adalah Nabi Ibrahim a’laihissalam yang dijuluki sebagai Bapaknya Para Nabi. Nabi Ibrahim mendapat banyak sekali ujian dari Allah, tapi ia sabar melaluinya. Di antara ujian itu kemudian menjadi hukum syariat seperti berkurban dan perintah haji.

Baca juga: Cantiknya Sarah Al Amiri, Ilmuwan Arab di Balik Misi ke Mars

Nabi Ibrahim merupakan salah satu Nabi yang sering kita sebutkan namanya di dalam bacaan sholat, yakni di doa tasyahud akhir. Allah terang-terangan menyebutkan Nabi Ibrahim sebagai kesayangannya. Keistimewaan Nabi Ibrahim diakui sendiri oleh Allah dalam Alquran:

Artinya : “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus, Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” [QS. An-Nisa : 125]

Kisah Nabi Ibrahim bisa jadi pelajaran bagi umat Islam untuk ditanamkan ke dalam jiwanya.

Dilansir dari laman About Islam, Rabu (15/7/2020), inilah hikmah yang dapat diambil dari kisah Nabi Ibrahim.

1. Nasihat yang baik bisa berasal dari tempat yang tidak diduga

Pada zaman tersebut tidak mengherankan bahwa umat Ibrahim menganggap berhala sebagai Tuhan mereka, dan pada saat itu ayah Ibrahim menjadi salah satu pembuat dari berhala tersebut. Maka Ibrahim berkata kepada ayahnya:

“Wahai ayahku, mengapa anda menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.” [Qs. Maryam :42-43]

Dari sinilah kita dapat mengetahui, sebuah hidayah dapat datang berasal dari mana saja, tidak terkecuali dari seorang anak kepada bapaknya, seperti kisah Nabi Ibrahim.

2. Allah memiliki kuasa atas segala sesuatu

Ketika Nabi Ibrahim memberitahukan kepada kaum penyembah tersebut untuk tidak menyembah patung-patung setelah ia hancurkan, membuat kaum tersebut marah dan meluapkan kemarahannya ingin membakar Nabi Ibrahim.

Namun, tak disangka api yang melahap tubuhnya pun tiada membakar sesuatu darinya tanpa terluka. Hikmah yang dapat kita ambil sebagai seorang muslim, ketika meminta pertolongan, ingatlah Allah, karena Dialah yang terbaik bagi segala urusan hambaNya. Apapun masalah hambaNya tersebut.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: //muslim.okezone.com/alquran

3. Menerima dengan ikhlas segala kehendak Allah

Siti Hajar, istri dari Nabi Ibrahim, kala itu diperintahkan untuk berhijrah. Siti Hajar bersama Ismail ditempatkan di bawah pohon dalam keadaan kepanasan, membuat Siti Hajar berjuang untuk menemukan mata air.

Meski Siti Hajar sempat bertanya, apakah Allah memerintahkan Ibrahim untuk meninggalkan dirinya bersama Ismail, ia tidak berputus asa dan ikhlas menerima kehendakNya, Ia menyerahkan sepenuhnya dirinya dengan Ismail dan memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh.

4. Meyakini pilihan Allah lah pilihan terbaik 

Dapat kita lihat keteguhan hati Nabi Ibrahim dan keluarganya selalu menerima dengan lapang dada atas perintahNya. Tidak hanya sebagai memohon pertolongan, namun selalu yakin apa yang Allah turunkan kepadanya merupakan pilihan yang terbaik, yang tidak diduga dan disangka-sangka bagi makhlukNya.

Banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil untuk pembelajaran kehidupan nyata hidup seorang muslim. Apalagi dalam masa pandemi seperti ini bisa kita kaitkan dengan kehidupan Nabi Ibrahim yang sedang dalam kondisi terpuruk saat itu. Setiap manusia diuji sesuai kemampuanNya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya, oleh karena itu sebagai muslim tunduk patuh terhadap ajaran Islam dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah SWT.

Ilustrasi masjid. ©2019 Merdeka.com/Pixabay

JATIM | 13 Mei 2020 06:00 Reporter : Rakha Fahreza Widyananda

Merdeka.com - Di dalam agama Islam, kita mengenal setidaknya 25 nama nabi yang wajib kita ketahui. Salah satunya adalah Nabi Ilyasa. Di dalam Al-quran, nama Nabi Ilyasa disebut sebanyak 2 kali yakni pada surat Al An’nam ayat 86-87 yang artinya:

"Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (pada masanya). Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus."

Kemudian dalam surat Shad ayat 48 yang artinya:
"Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik."

Nabi Ilyasa dikenal sebagai anak angkat dari Nabi Ilyas. Mereka senantiasa berdakwah pada kaumnya dengan tujuan agar menyembah Allah SWT. Meski tak banyak dikisahkan, namun perjalanan Nabi Ilyasa dalam melakukan dakwahnya begitu inspiratif. Sikapnya menjadi pemimpin pun patut menjadi teladan.

Untuk mengetahui secara lebih dalam mengenai kisah Nabi ilyasa, berikut kami telah rangkum kisah Nabi Ilyasa dalam melakukan dakwahnya, yang dilansir dari beberapa sumber.

2 dari 4 halaman

Dari silsilah keluarga yang dapat dilihat, diketahui bahwa Nabi Ilyasa merupakan anak kandung dari Asbath. Namun Nabi Ilyas menjadikan Nabi Ilyasa sebagai anak angkat. Karena itulah, kisah Nabi Ilyasa erat kaitannya dengan Nabi Ilyas.

Dalam beberapa riwayat pernah dijelaskan bahwa Nabi Ilyas sempat dikejar oleh kaumnya yang durhaka. Mereka yang tak patuh pada Nabi Ilyas pun mendapatkan azab berupa kemarau panjang. Ketika segerombol kaum durhaka mengejarnya, Nabi Ilyas bersembunyi dalam rumah Nabi Ilyasa.

Saat itulah, Nabi Ilyas bertemu Nabi Ilyasa yang masih sangat belia, namun menderita penyakit keras. Melihat kondisi Nabi Ilyasa yang tengah sakit, Nabi Ilyas pun memohon pada Allah untuk menyembuhkan Nabi Ilyasa. Setelah kejadian itu, hubungan Nabi Ilyas dan Nabi Ilyasa semakin dekat. Nabi Ilyas juga selalu mengajak Nabi Ilyasa ketika berdakwah.

3 dari 4 halaman

Setelah Nabi Ilyas wafat, banyak kaum Bani Israil yang semula telah dituntun untuk ke jalan yang benar oleh Nabi Ilyas menjadi kembali durhaka dan menyekutukan Allah SWT. Setelah itu, Nabi Ilyasa juga baru menyadari bahwa bahwa manusia adalah makhluk yang begitu mudah lalai dan kembali ke jalan sesat.

Sepeninggall Nabi Ilyas, tak gentar dengan berbagai rintangan, Nabi Ilyasa berusaha mengembalikan kaumnya ke jalan yang benar. Nabi Ilyasa terus menyeru menyembah Allah kepada kaumnya. Nabi Ilyasa juga selalu mengingatkan kaumnya tentang adanya hari akhir, beserta surga dan neraka.

Tak hanya itu, Nabi Ilyasa juga menjadi raja dan pemimpin yang arif bijaksana. Selama masa pemerintahannya, Nabi Ilyasa berhasil menciptakan tatanan masyarakat yang makmur, dan sejahtera. Menurut beberapa riwayat, ada banyak dugaan bahwa Nabi Ilyasa adalah raja yang menyerahkan kerajaan pada Nabi Dzulkifli.

Nabi Ilyasa disebutkan tak memiliki keturunan, sehingga beliau mewariskan kerajaannya pada orang yang mampu memenuhi syarat. Beliau mengumumkan akan memberikan tahta pada orang yang sanggup berpuasa saat siang hari, beribadah pada malam hari, dan tak pernah marah. Wallahu a'lam bish shawab.

4 dari 4 halaman

Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah Nabi ilyasa ini adalah sebagai berikut : - Nabi Ilyasa merupakan sosok seorang pemimpin yang baik adalah yang mampu menciptakan masyarakat rukun, damai, dan makmur di bawah lindungan Allah SWT.- Belajar mengerti pentingnya mematuhi pemimpin. Semasa nabi Ilyasa hidup, Bani Israil selalu patuh dan menuruti segala perintah yang diserukan kepadanya, sehingga mereka hidup aman dan makmur.

- Setiap umat yang durhaka kepada Allah SWT, pasti akan menerima azab, kemudian digantikan oleh umat yang lainnya. Setelah Nabi Ilyasa' as meninggal, Allah SWT mengutus Nabi Yunus as kepada kaum Bani Israil.

(mdk/raf)

Jakarta -

Nabi Musa AS merupakan nabi ke-14 dari 25 Nabi yang wajib kita teladani. Nabi Musa AS diutus untuk melawan kekafiran raja kejam Mesir pada saat itu, Raja Firaun.

Nabi Musa AS termasuk dalam rasul ulul azmi yang memperoleh mukjizat dari Allah SWT. Mukjizat yang diberikan berupa tongkat. Selain itu, Allah SWT juga mewahyukan kitab suci Taurat kepadanya. Salah satu rasul ulul azmi ini terlahir dari kaum Bani Israil. Pada saat itu Mesir berada di bawah kekejaman dan kesombongan raja Firaun. Raja Firaun enggan bersyukur kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan.

Dikisahkan oleh Abu Haafizh Abdurrahman dalam bukunya yang berjudul Kisah Nabi Musa 'Alaihissalam, pada suatu malam Firaun bermimpi buruk. Ia melihat api yang berkobar dan membakar Mesir dan memusnahkannya. Anehnya, tidak ada satupun rumah dari Bani Israil yang terbakar. Ia mengundang seluruh peramal untuk menafsirkan firasat buruknya.

Hingga suatu ketika ia memerintahkan untuk membunuh seluruh bayi laki-laki yang lahir dari kaum Bani Israil. Saat itu Ayarikha, wanita Bani Israil yang merupakan Ibu Nabi Musa AS tengah hamil tua. Ia melahirkan bayi laki-laki. Karena takut akan didatangi Firaun, ia mendapatkan bisikan untuk menghanyutkan bayi itu ke Sungai Nil. Allah SWT memberikan wahyu atas keselamatan putranya. Bayi itu ditemukan oleh Asiyah, istri Firaun. Ia amat menyukai bayi mungil nan malang itu dan memutuskan untuk menjadikannya anak angkat. Firaun menolak. Namun, atas bujukan Asiyah akhirnya menyetujuinya. Nabi Musa AS disusui oleh wanita Bani Israil yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Firaunpun tumbuh dengan segala kebaikan akhlaknya yang bertolak belakang dengan Firaun. Hingga suatu ketika Firaun mengetahui bahwa anak angkatnya adalah orang yang akan menghancurkannya. Salah satu kisah nabi Musa AS adalah melawan tukang sihir suruhan Raja Firaun. Pada suatu ketika Nabi Musa AS mendatangi raja Firaun untuk mengajaknya menyembah Allah SWT. Namun, justru Firaun menyusuh tukang sihirnya untuk melawan Musa AS. Penyihir lantas mengeluarkan ular-ular kecil.

Tanpa gentar sedikitpun, Nabi Musa AS melemparkan tongkatnya dan seketika berubah menjadi ular besar. Ular yang berasal dari tongkat Nabi Musa AS memangsa seluruh ular kecil buatan penyihir Firaun. Pertandingan itu disaksikan oleh banyak orang. Hingga akhirnya membuat para kurang sihir tersimpuh kepadanya.

Nabi Musa AS juga diberikan mukjizat untuk membelah laut merah dengan tongkat yang ia miliki. Kejadian itu dilakukan saat dalam pengejaran Raja Firaun. Hingga akhirnya ia beserta kaumnya selamat dari malapetaka. Keteladanan yang dapat kita peroleh dari kegigihan Nabi Musa AS dalam memerangi keangkuhan Raja Firaun adalah keberanian dan ketekunannya. Ia bahkan tak gentar sedikitpun saat harus melawan raja yang mengaku sebagai Tuhan tersebut.

Nabi Musa AS juga sabar dalam menerima setiap ucapan dari kaum Raja Firaun. Bahkan ia sering dikatakan sebagai penyihir karena mukjizat yang dia miliki.

Simak Video "Houthi Sita Kapal Militer Uni Emirat Arab"


[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA