Buku Suma Oriental karya Tome Pires menceritakan tentang

Buku ini kaya dengan informasi tentang aspek - aspek sosial, aktivitas ekonomi, dinamika politik, kehidupan budaya, dan praktik - praktik keagamaan dunia timur/ nusantara pada awal abad ke - 16

B198757915 ARM s c1Perpustakaan FAH (900)Tersedia
B1900699915 ARM s c5Perpustakaan FAH (900)Tersedia
B198759915 ARM s c2Perpustakaan FAH (900)Tersedia
B198760915 ARM s c4Perpustakaan FAH (900)Tersedia
B198758915 ARM s c3Perpustakaan FAH (900)Tersedia

Tidak tersedia versi lain


Berikut link E-Jurnal, E-Book , dan E-Lib Internasional. Silahkan klik tab disamping, klik logo nya untuk menuju website Pustaka Digital Internasional

Punya kritik , saran , pesan harapan ?

BWCF 2018.(Foto: Tita)

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA Karya catatan sejarah seperti yang ditulis oleh Tome Pires harus benar-benar dikritisi karena kental dengan subjektivitas.

Hal ini disampaikan oleh sejarawan UGM Dr. Sri Margana dalam acara tahunan Borobudur and Writers Cultural Festival (BWCF) di Hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, pada Kamis (22/11/2018).

Menurut Margana, Tome Pires memiliki kisah tersendiri mengenai Islamisasi yang terjadi pada orang-orang Jawa. Islamisasi dilakukan oleh orang-orang asing yang menurut perhitungan Pires sudah menetap selama 70 tahun.

Penulis berkebangsaan Portugis tersebut menyebutkan bahwa orang Jawa berkarakter tinggi hati dan suka pamer. Karakter inilah yang kemudian mempengaruhi orang-orang asing di Jawa untuk memiliki watak serupa.

“Berhubung orang asing tersebut lebih kaya daripada orang-orang Jawa, maka mereka merasa lebih superior daripada orang-orang lokal,” kata Margana.

Ia melanjutkan, tentu saja penjelasan yang disebutkan Pires dianggap banyak bertolak belakang dengan karakter orang Jawa pada umumnya. Akan tetapi, Pires sering menyatakan bahwa data yang diperolehnya itu valid.

Pires mengaku telah mengklarifikasi berbagai macam keterangan yang telah ditulisnya. Meskipun perlu banyak dikritisi lagi, kata Margana, Suma Oriental tetap dianggap penting sebagai karya yang bercerita tentang abad ke-16.

Pada abad-abad ini, lanjut Margana, sering disebut sebagai periode penemuan atau discovery karena adanya kompetisi arung samudera yang dilakukan oleh orang-orang Eropa. Mereka berlomba-lomba mengarungi samudera dan haus oleh pengetahuan mengenai dunia Timur.

Terlebih lagi ada mitos mengenai kekayaan dunia Timur yang menjadikan orang-orang Eropa ini selalu menganggap bahwa segala informasi yang didapatkan dari dunia Timur adalah barang berharga. Dengan adanya anggapan yang demikian, maka muncullah orientalisme yang mentimurkan dunia Timur.

“Dengan adanya discovery ini seakan-akan orang-orang Asia yang ada di Timur telah ditemukan oleh Barat. Apabila tidak ada orang-orang Barat, maka orang-orang Timur ini dianggap tidak ada,” imbuh Margana.(Tita)


Copyright © 2021 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. All rights reserved.

Counter :

BerandaBandar SumatraKajian Singkat Suma Oriental, Tomé Pires (1465?–1524 or 1540), tentang Kota Sumatra


Tomé Pires adalah seorang apoteker Portugis dari Lisbon. Setelah menjadi apoteker bagi Pangeran Afonso yang malang, putra Raja John II, ia pergi ke India pada tahun 1511 sebagai 'makelar obat-obatan'. Hidup selama dua setengh tahun di Malaka yang baru saja jatuh ke tangan Portugis sambil menulis sebagian besar Suma Oriental (Laporan dari Timur; Mulai Laut Merah hingga Cina) yang diperuntukkan kepada Manuel I, Raja Portugis. Dari Malaka, ia kemudian dikirim sebagai duta besar ke Cina, tempat dia meninggal setelah sekitar dua puluh tahun melalui berbagai pengalaman dan kepedihan. Kendati Suma Oriental karya Pires memiliki kepentingan besar bagi sejarah sebagai sebuah laporan yang luas tentang dunia Timur pada permulaan abad ke-16 M, namun karya itu sempat hilang dan penulisnya juga dilupakan. Karya itu baru muncul kembali setelah seorang kartografer dan sejarawan kartografi asal Portugis, , Armando Z. Cortesão (1891-1977), pada 1944, menerbitkan terjemahan Suma Oriental ke dalam bahasa Inggris berdasarkan salinan manuskrip Portugis yang terdapat di Bibliotheque de la Chambre des Deputes, Paris. Tentang Samudra-Pasai (Syumuthrah; Sumatra), Tomé Pires antara lain menulis dalam Suma Oriental-nya: “Kerajaan Pasai memiliki kota yang disebut Pasai; sebagian orang menyebutnya Camotora (Sumatra). Karena tidak ada kota lain di seluruh daratan pulau yang terlebih penting dari kota ini maka Kota Camotora (Sumatra) ini telah ‘memberikan’ namanya untuk seluruh daratan pulau, dan ia disebut dengan salah satu nama-nama itu (yakni, Camotora/Sumatra atau Pasai)… Begitulah, Pasai memiliki kota-kota besar yang ramai penghuninya di pedalaman, tempat tinggal orang-orang penting dari sebuah populasi yang bagus. Terkadang, kota-kota itu berselisih dengan Pasai soal lada, sutra dan benzoin, tetapi mereka menegaskan bahwa dalam pertengkaran keinginan itu, mereka bias menang di atas Pasai. Di kota-kota itulah hidup bangsawan-bangsawan agung kerajaan dan para prajurit.” Francisco Rodrigues adalah seorang Muallim (navigator) dan kartografer Portugis yang hidup di abad ke-16. Tidak diketahui kapan dia dilahirkan atau kapan dia meninggal. Dia adalah seorang navigator Afonso de Albuquerque (1453-1515) dan caravela (kafilah; kapal layar cepat Spanyol dan Portugis abad ke-15-ke-17) yang diperintahkan oleh Simão Afonso Bisagudo untuk menemukan "Pulau Rempah-rempah", yakni Kepulauan Banda di Maluku. Ia dikenal sebagai penulis atlas pertama dunia modern. Pasai muncul pertama kalinya pada peta Rodrigues (f. 34) sebagai Paccem, dan kemudian pada hampir setiap peta hingga abad ke-18 M. Peta itu ditemukan dalam naskah kuno berisi Suma Oriental karya Tome Pires dan Buku Francisco Rodrigues.

The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515.
URL Link: //archive.org/details/McGillLibrary-136385-182/page/n16

The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515.
URL Link: //archive.org/details/McGillLibrary-136385-182/page/n271

The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515.
URL Link: //archive.org/details/McGillLibrary-136385-182/page/n272

The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515.
//archive.org/details/McGillLibrary-136385-182/page/n220

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA