Bahan pelapis yang fungsinya untuk Bahan Pengeras atau pembentuk disebut

hawa nafsu adalah. sesuatu yang disenangi oleh jiwa kita baik bersifat jasmani maupun nafsu yang bersifat maknawi,bagaimana pendapat anda!​

pemain Minecrt pasti sudah tahuyoutuber Minecrt dari luar negericiri cirnya-hebat perang-hebat loncat-selalu wowapakah ituno ngasalfollow aku ya ​

Kota A B C D di bawah ini. Suhu Musim Dingin -9°℃ -11°C -7°C -12°C Suhu Musim Panas 12°C 10°C 13°C 15°C empat kota berbeda. Kota manakah yang memiliki … perbedaan suhu terbesar Tabel di atas menunjukkan suhu saat musim dingin dan musim panas di dari musim dingin ke musim panas? ​

jawab yaa 1-5 makasih :)​+10 point

QuizzPerhatikan Bahan-bahan berikut ini! (1) Kayu.(2) Batu.(3) Lilin. (4) Gips. Berikut ini yang bukan merupakan bahan untuk membuat patung dengan tek … nik memahat adalah... a. (1), (2), dan (3)b. (1), (2), dan (4)c. (2), (3), dan (4)d. (1), (3), dan (4)Tolong dibantu :(​

Menurun 1. Beranekaragam 2. Kepercayaan dan tanggapan atas karya penyelamatan Allah 3. Dikenal sebagai pulau dewata 4. Kota yang dikunjungi Paulus 5. … Tarian dari Batak 6. Dasar Negara Indonesia 7. Negara Kesatuan Republik Indonesia 8. Yang diutus Allah 9. Memperbaiki dan tidak melakukan kesalahan yang sama​

1.Contoh sikap yang mencerminkan persatuan di a. gotong royong membersihkan kelas b. melaksanakan tata tertib sekolah c. memilih-milih teman dalam bek … erja kelompok d. mengerjakan tugas pr 2. merawat & menjaga benda benda peninggalan bersejarah merupakan kewajiban setiap a. warga negara b. ketua suku c. petugas arkeologi d. pejabat pemerintah 3. bacaan yang bersifat mengajak merupakan teks a. cerita petualangan b. eksposisi c. persuasi d. informasi 4. Latar tempat cerita bisa disebut a. pegununungan b. setting c. perkotaan d. laut 5. bentuk baku dari kata musium adalah a. musim b. museum c. monas d. mesium 6 sebuah persegi panjang memiliki panjang 15 cm & lebar 12 cm berapakah kelilingnya a. 27cm b. 180cm c. 54cm d. 90cm.7. Jika sebuah kertas memiliki panjang 42 cm & lebar 9 cm, berapakah luasnya a. 378 cm² b. 358 cm² c. 328 cm² d. 51 cm²8. Presiden & wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh a. MPR b. DPR c. Rakyat d. MA. Ketika bermain / membentuk kelompok tidak boleh membeda bedakan?salah satu kewajiban kita berkunjung di museum ialah? kata baku dari Nasehat adalah? kata baku dari jadual adalahTumbuhan penghasil minyak atsiri adalah? ​

Pertanyaan 15: Nikmatnya Kopi Bisa Bikin Ketagihan (Numerasi) Konsumsi kopi dibatasi paling banyak 4 cangkir dalam 1 hari. Jika 1 cangkir memiliki vol … ume 250 ml, maka siapakah di bawah ini yang termasuk kategori tidak sehat dalam meminum kopi? (A) Benjo dalam 1 hari meminum 10 cangkir yang l cangkir berkapasitas 95ml (B) Yana dalam 1 hari meminum 15 cangkir yang 1 cangkir berkapasitas 70 ml (C) Nathan dalam 1 hari meminum 7 cangkir yang berkapasitas 140 ml (D) Abdul dalam 1 hari meminum 5 cangkir yang l cangkir berkapasitas 190 ml​

kegunaan penempatan penempatan bendera​

Bantuin tugas sayaa...jangan dilaporin :(​

Bahan pelapis yang biasa digunakan pada busana terbagi dibagi atas 4 kelompok, yaitu lapisan bawah (underlining), lapisan dalam (interfacing), lapisan antara (interlining), dan bahan pelapis (lining/ furing). Agar pakaian yang dihasilkan lebih bagus siluetnya, hendaklah digunakan lapisan busana yang tepat sehingga dapat mempertinggi mutu busana yang dihasilkan. Lapisan Bawah (Underlining) adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah (bagian buruk) bahan utama pakaian. Bahan pelapis juga disebut dengan lapisan pertama. Lapisan bawah berfungsi untuk menguatkan bahan utama pakaian dan keseluruhan desain. Lapisan Dalam (Interfacing) adalah bahan pelapis yang terletak di seluruh bagian dari pakaian, tetapi pada umumnya hanya dipergunakan pada bagian-bagian tertentu saja, seperti pada kerah, manset, saku, dan lain sebagainya. Lapisan Antara (Interlining) adalah bahan pelapis (yang bersifat lembut dan ringan) yang terletak di antara interfacing dan lining. Interlining akan memberikan rasa hangat saat pemakaian. Bahan Pelapis (Lining/Furing) adalah bahan pelapis yang digunakan untuk menutupi bagian dalam pada pakaian. Lining/furing disebut juga dengan lapisan terakhir. Lining memberikan penyelesaian yang rapi, dan memberikan rasa nyaman, kehangatan, dan kehalusan terhadap kulit. Untuk bahasan yang pertama kita akan bahas mengenai interfacing, interlining sering digunakan pada bagian-bagian pakaian seperti lingkar leher, kerah, belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian pundak pada jas, pinggang, dan lain-lain. Interfacing Sumber: //www.voguefabricsstore.com Jenis interfacing ada yang mempunyai lem atau perekat sehingga kain menjadi keras dan ada yang tidak berperekat. Interfacing yang mempunyai lem atau perekat biasanya ditempelkan dengan jalan disetrika pada bahan yang akan dilapisi. Begitu juga dengan ketebalannya, interfacing ini ada yang tebal seperti untuk pengeras kerah dan pengeras pinggang. Interfacing yang relatif tipis dapat digunakan untuk melapisi belahan tengah muka, saku, depan leher, kerah, dan lain-lain. Warna interlining tersedia berbagai macam, namun umumnya yang digunakan berwarna putih dan hitam. Jika busana yang akan dipasang interfacing berwarna gelap sebaiknya gunakan interfacing berwarna hitam. Jika busana yang akan dipasang interfacing berwarna cerah atau berwarna putih, maka gunakan warna putih. Interfacing Sumber: //img.weiku.com Sumber: //bahankain.com Jenis-jenis interfacing berdasarkan proses antara lain interfacing non-woven, interfacing woven, dan interfacing knit. Interfacing non-woven sangat bervariasi dari ukuran ketebalan dan jenis-jenis perekat yang digunakan. Interfacing non-woven ini sering diproduksi dari serat atau filamen mekanis, thermally atau kimia. Kelebihan dari interfacing non-woven ini adalah tahan lama dibanding dengan jenis yang lain. Kain interfacing non-woven banyak digunakan untuk kerah dan celana. Kain ini juga banyak digunakan untuk interfacing pakaian kemeja, bahan topi chef, dan produk-produk kerajinan tangan dan bordir. Interfacing woven, proses pembuatanya dengan cara ditenun, biasanya terbuat dari serat kapas (katun) dan dilapisi bahan perekat tipis yang menutup seluruh permukaan kain. Interfacing knit ini bahanya sama dengan jenis bahan kaos karena proses pembuatanya sama. Interfacing knit memiliki ciri-ciri lembut dan tipis dan tidak menggunakan proses pengerasan. Interfacing Sumber: //www.top-asia.hk Terdapat jenis interfacing yang lain, antara lain trubenais, fisilin atau viselin, bulu kuda, pelapis gula. Trubenais yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baik digunakan untuk melapisi kerah kemeja dan kerah board atau krah yang letaknya tegak atau kaku dan ban pinggang. Trubenais ini ada yang dilapisi plastik dan ada juga yang tidak dilapisi. Trubenais yang dilapisi lebih praktis dalam pemakaiannya karena hanya perlu diseterikakan pada bahan yang hendak dilapisi. Sedangkan trubenais yang tidak dilapisi plastik terlebih dahulu perlu dijahitkan pada bahan yang akan dilapisi. Trubenais jenis ini biasanya dipakai untuk melapisi ban pinggang rok atau celana. Fisilin atau viselin yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat atau lem yang mencair jika diseterika. Jenis ini ada yang sangat tipis, sedang, dan agak tebal. Yang baik kualitasnya biasanya yang sangat tipis. Jenis ini berbentuk serabut yang berupa lembaran dan mudah robek. Fisilin sering digunakan untuk melapisi kerah pakaian wanita, lapisan belahan, lapisan rumah kancing vasfoal, dan lain-lain. Bulu kuda, yaitu pelapis yang biasanya digunakan untuk melapisi bagian dada jas atau mantel. Berupa lembaran kain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan mempunyai lem. Lem ini juga mencair jika diseterika pada bahan yang akan dilapisi. Pelapis gula atau pasir merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi bagian dada dan punggung pakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa lembaran kain tipis berwarna putih yang dilapisi dengan lem berbentuk gula atau pasir. Untuk melapisi bagian busana dapat ditempelkan dengan cara diseterika pada bahan. Interfacing Fusing adalah proses merekatkan (memanaskan dan mengepres) komponen-komponen kecil pada pakaian seperti collar, cuff, centerline, dan sebagainya dengan material atau bahan pelapis (interfacing) yang berfungsi sebagai pembentuk untuk membuat pakaian lebih kaku, kuat dan mengokohkan bagian-bagian tertentu. Pada sebagian proses produksi di industri garmen, proses penempelan atau fusing berbeda dengan tahapan mengerjakan pengepresan, dimana perbedaan tersebut terletak pada material atau bahan pelapis yang digunakan. Pada proses penempelan (fusing), bahan pelapis yang digunakan adalah interfacing, sedangkan pada tahapan mengerjakan pengepresan menggunakan bahan pelapis, yaitu underlining, interlining, dan lining. Akan tetapi pada sebagian proses produksi yang lain, penempelan (fusing) dan pengepresan merupakan satu tahapan pekerjaan yang sama yang disesuaikan dengan standar prosedur kerja di tiap-tiap industri garmen. Pengetahuan Bahan Pelapis (Underlying) Bahan pelapis yang digunakan sebagai salah satu material atau bahan pembuatan pakaian berpengaruh terhadap pembentukan pakaian yang berkualitas. Bahan pelapis dapat didefinisikan sebagai bahan tambahan yang terletak di bawah bahan utama yang berfungsi sebagai pembentuk, penopang kain, menjaga kekuatan kain dari gesekan, lipatan, tekanan, dan tahanan rendaman. Bahan pelapis juga dapat berfungsi sebagai pemberi rasa nyaman saat pemakaian (rasa sejuk, hangat, dan menghindari dari rasa gatal).  Penggolongan Bahan Pelapis Dalam pembuatan pakaian, bahan pelapis digolongkan menjadi 4 (empat) jenis yang masing-masing mempunyai fungsi khusus yang mempengaruhi penampilan sebuah pakaian. 1. Lapisan Bawah (Underlining) Adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah (bagian buruk) bahan utama pakaian (Garment Fabrics). Bahan pelapis juga disebut dengan lapisan pertama. Lapisan bawah berfungsi untuk menguatkan bahan utama pakaian dan keseluruhan desain. 2. Lapisan Dalam (Interfacing) Adalah bahan pelapis yang terletak di seluruh bagian dari pakaian, tetapi pada umumnya hanya dipergunakan pada bagian-bagian tertentu saja, seperti pada kerah, manset, saku, dan lain sebagainya. Lapisan dalam lebih kokoh dari lapisan bawah, karena fungsinya yang memperkuat dan memelihara bentuk pakaian. 3. Lapisan Antara (Interlining) Adalah bahan pelapis (yang bersifat lembut dan ringan) yang terletak di antara interfacing dan lining. Interlining akan memberikan rasa hangat saat pemakaian. Interlining digunakan pada bagian lengan baju dan bagian pada badan dari pakaian (jaket atau mantel). 4. Bahan Pelapis (Lining/Furing) Adalah bahan pelapis yang digunakan untuk menutupi bagian dalam pada pakaian. Lining/furing disebut juga dengan lapisan terakhir. Lining memberikan penyelesaian yang rapi, dan memberikan rasa nyaman, kehangatan, dan kehalusan terhadap kulit. Desain pakaian yang berstruktur dan berdetail, maka kebutuhan akan bahan pelapis akan semakin besar pula. Selain itu, bobot bahan pakaian merupakan faktor lain untuk diperhatikan. Semakin ringan bobot atau kelembutan dari suatu bahan utama pakaian, maka semakin besar pula kebutuhan bahan penyokongnya. Tidak semua pakaian menggunakan keempat jenis bahan pelapis secara bersama-sama. Akan tetapi apabila digunakan secara bersama-sama, maka secara berurutan penempatan bahan pelapis adalah sebagai berikut : Penempatan Bahan Pelapis Pada Pakaian Keterangan gambar : a. Bahan utama b. Interlining c. Interfacing d. Underling e. Lining Konstruksi Bahan Pelapis 5. Lapisan Bawah (Underlining) Underlining memiliki ciri-ciri bobot yang relatif stabil dan ringan sampai yang sedang, dengan penyempurnaan yang lembut, sedang, dan gemersik (crisp). Contoh underlining adalah : sutra cina, organdi, organza, muslin, batiste, tula, rayon, tricot ringan (untuk rajutan), dan sebagainya. Adapun contoh underlining dapat ditunjukkan dengan gambar berikut : Lapisan Bawah (Underlining) 6. Lapisan Dalam (Interfacing) Interfacing terbuat dari bermacam-macam bahan yang berbeda, dengan konstruksi dan penyempurnaan yang berbeda pula. Interfacing dibagi menjadi 3 (tiga) bagian berdasarkan konstruksinya, yaitu :  Tenunan (woven) Lapisan ini memiliki tenunan yang arah seratnya memanjang dan saling mengikat. Penggunaan sebaiknya mengikuti arah serat, karena akan membentuk pakaian lebih bagus dan stabil.  Bukan Tenunan (non-woven) Lapisan ini pembuatannya dilakukan dengan cara dikempa, sehingga tidak memiliki arah serat. Interfacing yang tidak ditenun biasanya lebih keras daripada yang ditenun.  Rajutan (knit) Lapisan ini memiliki konstruksi kain yang berbeda dengan kain tenun. Pada umumnya, elastisitas kemuluran bahan rajut lebih tinggi dari bahan tenun. Berikut ini adalah gambaran umum yang menunjukkan contoh dari lapisan dalam (interfacing) yang umum beredar di pasaran dan digunakan oleh industri garmen. Jenis Interfacing : Tenunan (woven) Contoh Bahan : Rambut Kuda Rambut Kuda Ciri dan Kegunaan :    Bahan terbuat dari campuran kapas dan rambut kuda/bulu binatang yang kuat jenis interfacing ini benar-benar lentur, tebal, kuat, dan tidak berperekat. Memberikan bentuk dan memperindah busana. Digunakan pada jas dan torso Jenis Interfacing : Tenunan (woven) Contoh Bahan : Trubinais Trubinais Ciri dan Kegunaan :      Digunakan sebagai penegak tekstur sedang sampai kaku. Berperekat atau tidak berperekat. Diproses secara fusi, laminit, welf. Digunakan sebagai pengeras, pembentuk pada kerah, manset, dan ban pinggang. Memberi ketegasan pada detail busana. Jenis Interfacing : Tenunan (woven) Contoh Bahan : Cufner Cufner Ciri dan Kegunaan :      Bahan tipis hingga tebal. Bertekstur halus. Bahan memiliki ketebalan bertingkat (tebal tipisnya tergantung dari kerapatan tenunan dan besar serat benang yang digunakan). Berperekat. Digunakan untuk melapisi bagian badan muka, memberi bentuk pakaian, memperbagus jatuhnya bahan (drape). Jenis Interfacing : Bukan Tenunan (Non Woven) Contoh Bahan : Vliseline Vliseline Ciri dan Kegunaan :  Interfacing bukan tenunan, tipis dan berperekat.     Bahan memiliki berbagai macam warna. Bahan bertekstur lembut atau kasar, sedang sampai tebal. Bahan mampu membentuk busana. Digunakan untuk melapisi tengah muka, saku, kerah, garis leher, dan belahan placket. Jenis Interfacing : Bukan Tenunan (Non Woven) Contoh Bahan : Cufner (Gula/Pasir) Cufner (Gula/Pasir) Ciri dan Kegunaan :     Bahan mempunyai daya elastisitas tinggi baik yang bertekstur lembut maupun kasar. Bahan memiliki ketebalan sedang sampai tebal. Bahan berperekat. Kegunaan seperti cufner. Jenis Interfacing : Rajutan (Knit) Contoh Bahan : Knit Fusible Interfacing Knit Fusible Interfacing Ciri dan Kegunaan :   Bahan bersifat lembut, sehingga mudah dibentuk dan dilipat sesuai mode busana. Menambah keindahan bentuk busana, mempertegas garis-garis busana jenis ini baik digunakan pada seluruh bagian badan pada pembuatan busana pria atau wanita yang bahan utamanya halus. Jenis Interfacing : Rajutan (Knit) Contoh Bahan : Weft Weft Ciri dan Kegunaan :   Bahan ini memiliki arah serat yang memanjang dan melebar. Dalam penggunaannya, sebaiknya digunakan arah serat yang melebar. 7. Lapisan Antara (Interlining) Lapisan ini memiliki bahan yang berbobot ringan, tipis hingga tebal dan kasab yang menyerupai busa atau katun berbulu. Contoh interlining adalah flanel, bahan selimut bobot ringan, felt, dacron. Adapun gambar dari interlining adalah sebagai berikut. Contoh Bahan Dacron dan Flanel Jaket dengan Interlining dari Dacron 9. Bahan Pelapis (Lining/Furing) Bahan pelapis memiliki ciri-ciri yaitu lembut, licin, tipis, ringan, higrokopis sehingga memberi rasa sejuk saat dikenakan. Contoh dari bahan pelapis (lining/furing) yaitu satin, katun, rayon, nilon, sutera (silky), trico. Adapun contoh bahan pelapis dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Contoh Bahan Pelapis (Lining/Furing)  Fungsi Bahan Pelapis Berikut ini adalah keempat fungsi/kegunaan dari bahan pelapis tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bahan Pelapis Pertama (Underlining) Adapun fungsi/kegunaan dari underlining adalah :  Memperkuat bahan utama busana secara keseluruhan  Memperkuat kelim dan bagian-bagian busana  Mencegah bahan tipis agar tidak tembus pandang  Menjadikan sambungan bagian-bagian pakaian atau kampuh tidak kelihatan dari luar 2. Bahan Pengeras (Interfacing) Adapun fungsi/kegunaan dari interfacing adalah :  Memperbaiki bentuk pada busana seperti kerah, saku, garis leher  Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagian pakaian  Menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian tertentu seperti ujung/pinggiran dan detail-detail pada pakaian  Memperkuat dan mencegah bahan renggang/mulur (stretching) 3. Bahan Penghangat (Interlining) Adapun fungsi satu-satunya dari interlining adalah memberikan rasa hangat saat pemakaian. 4. Lining/Furing Adapun fungsi/kegunaan dari lining/furing adalah :  Menutupi detail-detail konstruksi bagian dalam pada pakaian  Menahan bentuk dan jatuhnya pakaian  Melindungi bahan utama pada pakaian agar tidak tembus pandang (transparan)  Memberikan rasa nyaman (sejuk, hangat) saat pemakaian  Memudahkan pakaian untuk dikenakan dan ditanggalkan  Penggunaan dan Penempatan Bahan Pelapis 1. Bahan Pelapis Pertama (Underlining)  Underlining dipasang pada bagian-bagian tertentu pada pakaian, misalnya bahan organdi atau organza dapat digunakan sebagai bahan penegak kerah.  Underlining digunakan untuk menyelesaikan lapisan menurut bentuk dan belahan tengah muka.  Underlining dapat dipasang di seluruh bagian pakaian. 2. Bahan Pengeras (Interfacing)  Interfacing digunakan pada bagian-bagian tertentu pada pakaian, seperti pada kerah, lapisan saku, belahan tengah muka, belahan lengan (placket), manset, dan sebagainya.  Lapisan leher dan lengan Penggunaan Bahan Pengeras (Interfacing) pada Lapisan Leher dan Lengan  Belahan tengah, muka dan ban pinggang Penggunaan Bahan Pengeras (Interfacing) pada Belahan Tengah, Muka, dan Ban Pinggang  Manset Penggunaan Bahan Pengeras (Interfacing) pada Manset  Kerah dan saku Penggunaan Bahan Pengeras (Interfacing) pada Kerah dan Saku  Interfacing dipasang pada seluruh bagian pakaian, misalnya pada pembuatan jas atau blazer Penggunaan Bahan Pengeras (Interfacing) pada Jaz/Blazer 3. Bahan Penghangat (Interlining)  Interlining digunakan sebagai pelapis pada pembuatan suatu produk garmen, seperti jaket, jas atau mantel.  Interlining dipasang pada bagian tertentu, seperti bagian badan atas, kerah, dan sebagainya. 4. Lining/Furing  Lining dipasang pada seluruh bagian dalam pada pakaian, seperti jas, jaket, mantel, rok, blus, dan lain sebagainya.[] Penggunaan dan Penempatan Bahan Pelapis a.Underlining 1)Dipasang pada bagian-bagian tertentu pada busana misalnya bahan organdi/ organza bisa digunakan sebagai bahan penegak kerah, pada kebaya tanpa harus merusak motif bahan utama. 2)Untuk menyelesaikan lapisan menurut bentuk dan belahan tengah muka juga untuk memperkuat badan yang akan dihias (dibordir, dipayet). 3)Di pasang diseluruh bagian busana. b.Interfacing Penggunaan bahan pelapis intefacing 1)Bagian-bagian tertentu pada busana seperti pada kerah, lapisan saku, belahan tengah muka, belahan lengan (placket), manset dan sebagainya. a)Lapisan Leher dan lengan b)Belahan tengah, muka dan ban pinggang c)Manset d)Kerah dan saku 2)Dipasang pada seluruh bagian busana misalnya pada pembuatan jas atau blazer Stay tape: pita /plester yang tipis tapi kuat, terbuat dari linen atau katun yang dijahit sepanjang tepian lapel untuk memperkuat dan menghindari pelebaran cufner tenunan rapat atau tebal ditempatkan pada bagian atas untuk lebih memberi bentuk pada badan atas Pemasangan interfacing hair canvas pada badan bagian muka c.Interlining Pemakaian pelapis dalam, pada pembuatan busana, antara lain: 1)Pada bagian badan jaket, jas atau mantel 2)Pada bagian tertentu pada busana, misalnya bagian badan atas, kerah & sebagainya d.Lining Pemakaian pelapis luar/terakhir (lining) ini pada pembuatan busana pada umumnya dipasang pada: 1)Seluruh bagian dalam dari busana seperti jas, jaket, mantel, bebe, rok, blus 2)Pada bagian busana tertentu, misalnya pada bagian badan atas pada kebaya, lapisan dalam ban pinggang celana. keywords : les,indonesia,private,obras,guru,sekolah,wanita,belajar,yogyakarta,usaha,jogja,kursus,terbaik, batik,kaos,kebaya,jahit,baju jahit,mesin jahit,konveksi,bordir,belajar menjahit,kursus menjahit (//fitinline.com/article/read/bahan-pelapis-busana-interlining/) (//garmenstudionline.blogspot.co.id/2013/01/fusing-dan-bahan-pelapis.html) (//kursusjahityogya.blogspot.co.id/2013/08/pelapis.html) Bahan Pelapis Busana Bermain dan Pesta Anak Bahan pelapis adalah bahan pelapis dan bahan pengisi pada busana yang letaknya dibawah bahan utama. Macam-macam bahan pelapis adalah underlining, interfacing, interlining dan lining.  Bahan Pelapis Busana Bermaian Anak Bahan pelapis yang biasa digunakan pada busana bermain anak adalah interfacing dan lining • Interfacing adalah bahan pelapis yang lebih kokoh dari lapisan bawah dipergunakan untuk menguatkan dan memelihara bentuk pakaian. • Fungsi interfacing adalah : - Memberbaiki bentuk pada busana - Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagian busana - menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian tertentu - Memperkuat dan mencegah bahan renggang • Lining adalah bahan pelapis terakhir atau bahan yang terletak pada lapisan paling akhir karena merupakan penyelesaian akhir dari pembuatan busana • Fungsi lining adalah: - Menutupi kampuh agar tampak rapih - Menahan bentuk dan jatuhnya busana - Memberi rasa nyaman - Agar bahan tipis tidak tembus pandang Busana anak dalam pemilihan Lining/puring disesuaikan dengan bahan utama, warna, corak/motif, tekstur, bahan pelapis dan bahan pengeras juga disesuaikan, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kecacatan atau kekeliruan.  Bahan Pelapis busana Pesta Anak Bahan pelapis yang digunakan untuk busana pesta anak biasanya terdiri dari underlining, interfacing dan lining • Underlining : ( bahan pelapis pertama/lapisan bawah) adalah bahan pelapis yang terletak dibawah (bagian buruk) bahan utama • Fungsi underlining adalah: - Memperkuat bahan utama busana secara keseluruhan - Memperkuat kelim dan bagian-bagian busana - Mencegah bahan tipis agar tidak tembus pandang - Menjadikan sambungan bagian-bagian pakaian dan tusuk-tusuk setikan tidak tampak dari luar Penggunaan iterfacing dan lining sama dengan busana bermain anak. Busana pesta anak dalam pemilihan underlining, interfacing dan lining/puring disesuaikan dengan bahan utama, warna, corak/motif, tekstur, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kecacatan atau kekeliruan. Bahan Pelengkap Busana Bermain dan Pesta Anak  Bahan Pelengkap Busana Bermain anak Busana anak biasanya memiliki bahan pelengkap seperti: a. Kancing Kancing pencetan : sangat peraktis untuk busana anak laki- laki yang aktif Kancing kait : untuk ban pinggang, rok, celana Kancing tanam : kancing yang dalam pemasangannya tidak memerlukan jahitan Kancing hias : kancing yang berfungsi untuk menghias, menutup belahan, biasanya banyak digunakan untuk busana anak perempuan b. Pita hias dan renda Pita-pita dan renda yang banyak dipergunakan sebagai hiasan berupa renda yang berpinggir atau biku- biku yang dijahitkan pada sepanjang tepi-tepinya. Untuk mendapatka efek yang beraneka warna hiasan ini dapat ditempatkan pada busana anak wanita seperti pada garis princess, empire, bolero dan garis bawah rok. Penggunaanya berfungsi untuk memperjelas garis-garis model tersebut. Pemilihan bahan hiasan / bahan pelengkap ini harus disesuaikan dengan sifat dan mutu bahan busananya. Misalnya bahan busana dari katun dihiasi renda katun. Beading adalah renda yang berlubang- lubang ditengah untuk disisipkan pita yang dapat ditarik, selain pita dapat juga berupa kain serong. Penempatan beading pada busana anak sebagai hiasan menjadikan hiasan lebih menarik. c. Aplikasi d. Benang Benang hias seperti benang sulam, benang wol.  Bahan Pelengkap Busana Pesta Anak Bahan pelengkap yang digunakan untuk busana pesta anak sama dengan bahan pelengkap yang digunakan busana bermain anak, namun untuk busana pesta anak bisa ditambahkan payet dan batu-batuan (//kursusjahityogya.blogspot.co.id/2015/03/bhap.html) Pemilihan Bahan Pelapis (Lining) Sesuai Bahan Utama Lining digunakan pada bagian dalam pakaian untuk proses finishing serta untuk menyembunyikan bentuk/ kontruksi bagian dalam pakaian. Tak perduli jenis pakaian macam apapun seperti: gaun, jas, jaket, celana lining adalah bagian serta finishing yang paling mewah. Sebagian besar, lining dibuat dari jenis-jenis kain yang licin, warna lining bisa dipilih yang sesuai atau yang kontras dengan warna pakaian (kain utama yang akan digunakan). Bahkan juga bisa menggunakan kain cetakan yang tidak terlalu bagus sejauh liningnya rapi dan tak terlihat dari luar. Lining akan membuat pakain terasa hangat, selain itu juga akan memudahkan si pemakai untuk melepaskan dan memakai pakaiannya. Meskipun kain-kain untuk lining terbuat dari berbagai macam kain dasar, pilihan-pilihan tertentu harus dibatasi, selain itu lining juga haruslah kokoh sehingga dapat menopang konstruksi/ bentuk dalam pakaian. Kualitasnya juga harus sesuai dengan jenis pakaian yang akan dibuat. Contohnya, lining mantel salju harus dipilih yang lebih hangat/tebal, seperti terlihat pada gambar. Memeriksa Kelayakan Bahan Pelapis Pemilihan bahan lining sangat tergantung pada pemilihan bahan utama, pemilihan bahan utama tergantung pada pemilihan desain. Salah satu unsur pemilihan desain adalah disesuaikan dengan kesempatan pemakaian antara lain kesempatan dirumah, bekerja, rekreasi, oleh raga dan pesta. Untuk kesempatan kerja diperlukan kenyamanan selama beraktivitas dimana aktivitas itu banyak sekali pergerakan anggota badan dan banyak sekali mengeluarkan keringat oleh karena itu diperlukan bahan pelapis yang kuat, higroskopis, tidak mudah kusut dan mudah perawatannya agar pakaian menjadi nyaman saat dikenakan perlu diperhatikan pemakaian bahan pelapis baik interfacing maupun lining yang tepat. Contoh pemilihan bahan pelapis untuk kesempatan kerja yang dibuat dari bahan kartun dengan kelengkapan interfacingnya. Pemilihan bahan yang tepat adalah yang terbuat dari katun dan satin. Sedangkan pemilihan lining untuk kesempatan pesta juga harus disesuaikan dengan bahan utama yang berkesan mewah biasanya melangsai, lembut, tipis, dan berkilau. Untuk itu diperlukan lining yang bisa menopang bahan tersebut pemilihan lining yang tepat untuk kesempatan ini adalah yang bersifat lembut, halus warna dan cara perawatannya disesuaikan dengan bahan utamanya. Bahan lining yang tepat untuk busana pesta antara lain: satin, tricot, dan silky. Sedangkan interfacing yang tepat adalah tipis, lembut, dan elastis contoh cufner dari rajutan (welf). Gambar dibawah menunjukkan busana pesta setengah resmi dengan bahan pelapis silky atau satin Bahan pelapis dikatakan layak digunakan apabila: a)tidak terdapat caat atau kerusakan b)bahan pelapis interfacing sudah di tes apakah ada penyusutan sebelum dipasang pada bahan utama c)bahan pelapis sudah sesuai dengan bahan utama di tinjau dari kesesuaian warna dan warna tidak luntur, tekstur dan cara perawatan. (//kursusjahityogya.blogspot.co.id/2013/08/pelapis-lining.html) Lapisan Bawah (Underlining Adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah (bagian buruk) bahan utama pakaian (Garment Fabrics). Bahan pelapis juga disebut dengan lapisan pertama. Lapisan bawah berfungsi untuk menguatkan bahan utama pakaian dan keseluruhan desain. Underlining memiliki ciri-ciri bobot yang relatif stabil dan ringan sampai yang sedang, dengan penyempurnaan yang lembut, sedang, dan gemersik (crisp). Contoh underlining adalah : sutra cina, organdi, organza, muslin, batiste, tula, rayon, tricot ringan (untuk rajutan). Adapun fungsi/kegunaan dari underlining adalah : a) Memperkuat bahan utama busana secara keseluruhan b) Memperkuat kelim dan bagian-bagian busana c) Mencegah bahan tipis agar tidak tembus pandang d) Menjadikan sambungan bagian-bagian pakaian atau kampuh tidak kelihatan dari luar Lapisan Dalam (Interfacing) Adalah bahan pelapis yang terletak di seluruh bagian dari pakaian, tetapi pada umumnya hanya dipergunakan pada bagian-bagian tertentu saja, seperti pada kerah, manset, saku, dan lain sebagainya. Lapisan dalam lebih kokoh dari lapisan bawah, karena fungsinya yang memperkuat dan memelihara bentuk pakaian. Interfacing terbuat dari bermacam-macam bahan yang berbeda, dengan konstruksi dan penyempurnaan yang berbeda pula. Adapun fungsi/kegunaan dari interfacing adalah : a) Memperbaiki bentuk pada busana seperti kerah, saku, garis leher b) Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagian pakaian c) Menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian tertentu seperti ujung/pinggiran dan detail-detail pada pakaian. d) Memperkuat dan mencegah bahan renggang/mulur (stretching) Interfacing dibagi menjadi 3 (tiga) bagian berdasarkan konstruksinya, yaitu : Tenunan (woven) Lapisan ini memiliki tenunan yang arah seratnya memanjang dan saling mengikat. Penggunaan sebaiknya mengikuti arah serat, karena akan membentuk pakaian lebih bagus dan stabil. Contoh pelapis yang termasuk tenunan (woven) : 1) Rambut Kuda; bahan terbuat dari campuran kapas dan rambut kuda/bulu binatang yang kuat jenis interfacing ini benar-benar lentur, tebal, kuat, dan tidak berperekat, memberikan bentuk dan memperindah busana, digunakan pada jas dan torso. 2) Trubinais tenunan (woven); digunakan sebagai penegak tekstur sedang sampai kaku, berperekat atau tidak berperekat, diproses secara fusi, laminit, welf, digunakan sebagai pengeras, pembentuk pada kerah, manset, dan ban pinggang, memberi ketegasan pada detail busana. 3) Cufner tenunan (woven); bahan tipis hingga tebal, bertekstur halus, bahan memiliki ketebalan bertingkat (tebal tipisnya tergantung dari kerapatan tenunan dan besar serat benang yang digunakan), berperekat, digunakan untuk melapisi bagian badan muka, memberi bentuk pakaian, memperbagus jatuhnya bahan (drape). Bukan Tenunan (non-woven) Lapisan ini pembuatannya dilakukan dengan cara dikempa, sehingga tidak memiliki arah serat. Interfacing yang tidak ditenun biasanya lebih keras daripada yang ditenun. Contoh pelapis yang termasuk bukan tenunan (non

woven) : 1) Vliseline bukan tenunan (Non Woven); Interfacing bukan tenunan, tipis dan berperekat, bahan memiliki berbagai macam warna, bahan bertekstur lembut atau kasar, sedang sampai tebal, bahan mampu membentuk busana, digunakan untuk melapisi tengah muka, saku, kerah, garis leher, dan belahan placket. 2) Gula/ pasir bukan tenun (non woven); bahan mempunyai daya elastisitas tinggi baik yang bertekstur lembut maupun kasar, bahan memiliki ketebalan sedang sampai tebal, berperekat, kegunaan seperti cufner. (//kursusjahityogya.blogspot.co.id/2015/04/lapisan-bawah-underlining.html)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA