Bagian pengenalan atau pembukaan pada teks narasi sejarah disebut

Ilustrasi masa lalu, sejarah. (Photo by Chris Lawton on Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Teks cerita sejarah adalah sebuah teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai sejarah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

Di dalam teks cerita sejarah, disampaikan pengisahan suatu deretan peristiwa yang disusun berdasarkan kronologi waktu. Teks cerita sejarah berkaitan dengan teks narasi.

Teks cerita sejarah disampaikan berdasarkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan dan membentuk kisah sejarah teks tersebut.

Sama halnya jenis teks lainnya, teks sejarah memiliki ciri khas yang membedakan teks cerita sejarah dengan jenis teks yang lainnya.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang teks cerita sejarah perlu mengetahui ciri-ciri, struktur hingga kaidah kebahasaannya.

Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri teks cerita sejarah, struktur, jenis, dan kaidah kebahasaannya, dilansir dari laman emodul.kemdikbud.go.id, Selasa (12/10/2021).

Berita Video, Segera Jadi Klub Sultan, Berikut Sejarah dan Prestasi Newcastle United

Ilustrasi novel, cerita. (Image by 👀 Mabel Amber 👀, Messianic Mystery Guest from Pixabay0

Ciri- ciri Teks Cerita Sejarah

1. Teks cerita sejarah diceritakan berdasarkan urutan waktu atau secara kronologis.

2. Teks cerita Sejarah berbentuk recount (menceritakan ulang suatu kejadian).

3. Struktur teks dari cerita sejarah terdiri dari: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.

4. Teks cerita sejarah biasanya menggunakan konjungsi temporal.

5. Isi teks dari cerita sejarah berupa fakta.

Ilustrasi membaca. Credit: pexels.com/Enzo

Struktur Teks Cerita Sejarah

Orientasi merupakan bagian awal (pembukaan) dari sebuah teks cerita sejarah.

Urutan peristiwa adalah rekaman peristiwa sejarah yang pernah terjadi. Urutan peristiwa ini biasanya disampaikan secara kronologis (berurutan).

Reorientasi merupakan bagian yang biasanya berisi opini atau komentar dari penulis tentang peristiwa sejarah yang diceritakan di dalam teks.

Pada bagian ini penulis bisa menulis apa saja yang bersifat komentar dan bisa juga ajakan atau sebagainya yang masih berhubungan dengan cerita sejarah tersebut.

Ilustrasi membaca. Credit: pexels.com/Melanie

Ada dua jenis teks cerita sejarah, yakni teks cerita sejarah fiksi dan nonfiksi.

1. Teks cerita sejarah fiksi meliputi novel, cerpen, legenda, roman, dan lain-lain.

2. Teks cerita sejarah non fiksi meliputi autobiografi, cerita perjalanan, dan catatan sejarah.

Ilustrasi membaca. Fiksi Credit: pexels.com/Aline

Beberapa kaidah kebahasaan yang harus diperhatikan dalam pembuatan teks cerita sejarah terdiri dari pronominal, konjungsi temporal, dan verba material. Berikut ini penjelasannya:

1. Pronomina (kata ganti)

Pronomina adalah kata yang dipakai untuk sebagai pengganti benda dan memberi nama seseorang atau sesuatu dengan tidak langsung

  1. Kata ganti orang pertama tunggal. Contoh: saya dan aku.
  2. Kata ganti orang pertama jamak. Contoh: kita dan kami.
  3. Kata ganti orang kedua tunggal. Contoh: anda dan kamu.
  4. Kata ganti orang kedua jamak. Contoh: kalian.
  5. Kata ganti orang ketiga tunggal. Contoh: ia, dia, dan beliau.
  6. Kata ganti orang ketiga jamak. Contohnya mereka.
  7. Kata Ganti Penunjuk. Contoh: ini, itu, di sana, di sini
  8. Kata ganti kepemilikan. Contoh: -mu, ku, -nya

2. Konjungsi Temporal atau Kata Hubung Waktu

Konjungsi temporal adalah kata penghubung yang fungsinya menata urutan peristiwa yang diceritakan. Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu sekaligus sebagai sarana kohesi teks.

Teks yang berkohesi itu penting diperhatikan agar keserasian setiap unsur yang disambungkan tetap terjaga sehingga tercipta susunan kata yang indah dan mudah dipahami.

Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal atau peristiwa, terdiri dari dua bagian, yaitu:

a. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat. Misal: apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, tatkala, dan sebagainya.

b. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat. Misal: sebelumnya dan sesudahnya.

3. Verba Material

Verba material merupakan kata yang berfungsi menunjukkan aktivitas yang dilakukan partisipan, menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa. Contoh:  mendirikan, mengumumkan, mencatat, dan membentuk.

Sumber: Kemdikbud

Apakah kalian tahu pengertian dan struktur teks cerita sejarah? Pasti sudah mengetahui waktu masa sekolah kan. Nah, cerita sejarah ini juga bisa diterbitkan menjadi sebuah buku juga ya.

Secara umum, pengertian teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan mengenai fakta dan kejadian di masa yang sudah berlalu, khususnya tentang asal-usul sesuatu yang bernilai sejarah [seperti pahlawan, cerita yang mengubah peradaban, peninggalan dan lain sebagainya].

Kemudian, bagaimana urutan struktur teks cerita sejarah yang benar dan tepat. Nah, untuk mengetahui lebih lengkap penjelasannya, yuk pahami berikut ini.

Struktur Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah terdiri dari tiga struktur, yaitu disusun oleh bagian orientasi, urutan peristiwa dan reorientasi.

1. Orientasi

Pendahuluan atau orientasi merupakan bagian pembuka teks cerita sejarah. Untuk memahaminya dengan mudah, dalam pendahuluan pastinya diisi dengan pengenalan para tokohnya, suasananya serta waktu kapan kejadian tersebut terjadi. Nah, bisa juga ditambahkan latar tempat supaya pendahuluan bisa dapat dipahami dengan baik.

2. Peristiwa

Kedua, penjelasan, penggambaran dan cerita mengenai rekaman peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi. Pastinya, yang namanya peristiwa sangat erat kaitannya dengan narasi.

Nah, dalam cerita peristiwa ini juga mengandung unsur narasi yang menggunakan urutan cerita [alur cerita] serta latar-latar lainnya yang mendukung terjadinya peristiwa tersebut terjadi dan memperkuat sejarah secara fakta.

3. Reorientasi

Bagian terakhir dari teks sejarah adalah diisi dengan bagian penutup atau reorientasi, yang berisikan pendapat penulis atau komentar-komentar kesimpulan tentang peristiwa yang diceritakan.

Pada bagian penutup ini, sudut pandang penulis menjadi penjelasannya sebab setiap orang menulis pasti punya sudut pandang dan pesan yang disampaikan bahkan orang yang membacanya nanti belum tentu sama persis dengan keinginan penulis.

Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah

Setelah mengetahui urutan struktur teks sejarah, kenali dulu ciri-ciri teks sejarah supaya tidak salah menulis dan pastinya mematuhi aturan yang sudah tetap.

Berikut ini 7 ciri-ciri teks cerita sejarah yang harus diperhatikan.

1. Alur Cerita, artinya peristiwa disampaikan dalam bentuk kronologi 

2. Biasanya berupa cerita ulang, kan namanya sejarah jadi sumbernya juga hampir sama.

3. Menggunakan konjungsi temporal.

4. Berisi fakta-fakta sejarah yang valid.

5. Menggunakan keterangan waktu dalam bentuk lampau

6. Menggunakan kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh: pergi, melempar, memukul, dan lain-lain.

7. Dalam menceritakan sejarah, digunakan keterangan waktu seperti pada masa …, atau kemarin dan lain sebagainya.

Bentuk Penyajian Cerita

Teks cerita sejarah disajikan dalam bentuk narasi dan diceritakan secara kronologis dengan adanya alur cerita yang runtut. Oleh karena itu, teks ini tergolong juga sebagai teks narasi yang memiliki unsur tokoh, latar, dan konflik.

Bagaimana ciri-ciri teks narasi? Pahami penjelasanya di artikel Struktur dan Pengertian Teks Narasi.

Contoh teks cerita sejarah

Beberapa contoh teks cerita yang berisi sejarah di Indonesia dan sering kita baca pastinya.

  1. Perang Puputan
  2. Perjalanan Jenderal Soedirman
  3. Sejarah Candi Borobudur
  4. Runtuhnya kerajaan majapahit
  5. Legenda Roro Jonggrang
  6. Sejarah Lawang Sewu
  7. Perang dunia 1 dan 2
  8. Biografi Nelson Mandela
  9. dan lain-lain.

Semoga pembahasan tentang Struktur Teks Narasi dan seluk beluknya diatas mudah dipahami dan pastikan kalian menulisnya dengan baik. Selain itu, referensi rujukan menjadi unsur penting untuk menulis sejarah karena tidak boleh sembarangan dan asal.

Buku-Buku sejarah yang bisa dijadikan referensi, bisa kalian dapatkan di Toko Buku Online Deepublish ya. Berikut beberapa Rekomendasi Buku Sejarah.

Jakarta -

Teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan tentang fakta atau kejadian di masa lalu mengenai asal-usul sesuatu yang bernilai sejarah. Teks ini disajikan secara kronologis.

Secara garis besar, teks cerita sejarah berisikan peristiwa atau kejadian yang ditulis berdasarkan fakta yang ada, baik yang benar-benar terjadi maupun sekadar cerita rakyat yang dianggap pernah terjadi, seperti legenda.

Struktur Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah terdiri dari tiga struktur. Sebagai berikut:

Orientasi merupakan bagian pembuka teks cerita sejarah. Biasanya bagian ini berisikan pengenalan mengenai tokoh maupun kejadian.

2. Peristiwa [Event]

Peristiwa berisikan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi. Peristiwa ditulis berdasarkan urutan waktu atau kronologis.

3. Penutup [Reorientasi]

Penutup atau reorientasi berisikan komentar atau pendapat penulis tentang peristiwa yang diceritakan. Bagian ini disusun berdasarkan kehendak penulis.

Ciri-ciri Teks Cerita Sejarah

Dirangkum dari buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan oleh Taufiqur Rahman dan buku Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia oleh Tomi Rianto, berikut ciri-ciri teks cerita sejarah:

1. Disajikan secara kronologis sesuai dengan urutan kejadian suatu peristiwa2. Berbentuk cerita ulang [Recount]3. Menggunakan konjungsi temporal.4. Berisi fakta.5. Menggunakan keterangan waktu dalam bentuk lampau6. Menggunakan kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh: pergi, melempar, memukul, dan lain-lain.

7. Menggunakan keterangan dan frasa adverbial dalam mengungkapkan waktu dan cara. Contoh: kemarin.

Jenis Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah terbagi ke dalam dua jenis, yakni sejarah fiksi dan non fiksi. Dikutip dari Modul Bahasa Indonesia yang disusun oleh Direktorat Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi [Kemendikbudristek], perbedaan keduanya terletak pada jalan cerita dan sudut pandang penyajian. Berikut selengkapnya:

1. Sejarah Fiksi

Teks sejarah fiksi menggambarkan kehidupan batin tokoh lebih dalam dan disajikan berdasarkan sudut pandang pengarang. Pengembangan karakter dalam teks cerita sejarah jenis ini juga tidak diungkap sepenuhnya.

Terdapat empat macam teks sejarah fiksi, antara lain novel yakni karya fiksi prosa yang ditulis dalam bentuk cerita/naratif, cerpen yakni cerita pendek naratif fiktif, legenda yakni cerita rakyat yang dianggap sebagai sesuatu yang memang terjadi, dan roman yakni prosa yang menggambarkan perbuatan para tokoh secara rinci dan mendalam.

2. Sejarah Non Fiksi

Teks sejarah non fiksi disajikan berdasarkan data dan fakta. Teks jenis ini disusun secara objektif. Kehidupan tokoh juga dijelaskan secara lengkap berdasarkan fakta yang ada. Terdapat empat macam teks sejarah non fiksi, antara lain biografi, autobiografi, cerita perjalanan, dan catatan sejarah.

Bentuk Penyajian Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah disajikan dalam bentuk narasi dan diceritakan secara kronologis. Teks cerita sejarah juga termasuk salah satu teks narasi yang memiliki unsur tokoh, latar, dan konflik di dalamnya.

Contoh teks cerita sejarah adalah Perang Diponegoro, Jenderal Soedirman, Sejarah Candi Borobudur, Terbentuknya Danau Toba dan Pulau Samosir, Legenda Roro Jonggrang, Biografi Nelson Mandela, dan lain-lain. Sudah mengerti ya penjelasan di atas. Selamat belajar detikers!

Simak Video "Serunya Memberi Makan Alpaka yang Gemesin dan Kuda Poni yang Lucu, Jakarta"

[kri/nwy]

Teks Narasi Sejarah. Foto: Pixabay

Teks narasi sejarah adalah teks yang berisi peristiwa sejarah namun disampaikan dengan narasi. Biasanya, teks narasi sejarah berisi tentang fakta akan kejadian masa lalu yang menjadi asal muasal atau latar belakang sesuatu yang memiliki nilai sejarah.

Menurut buku My Arts-Informed Narrative Inquiry into Homophobia in Elementary Schools as a Supply Teacher oleh Gosse D., murid lebih menyukai penggunaan teks narasi, fiksi, berimajinasi, dan penggabungan seni yang membuat pembelajaran lebih menarik. Oleh sebab itu, teks narasi sejarah sangat diperlukan agar membuat murid tertarik untuk mempelajarinya.

Struktur Teks Narasi Sejarah

Teks Narasi Sejarah. Foto: Pixabay

Melansir dari buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAN Kelas XII oleh Tim Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan [Kemendikbud], berikut struktur teks narasi sejarah.

  • Pengenalan situasi cerita

Bagian ini merupakan perkenalkan latar belakang baik waktu, tempat, maupun lokasi dan awal mula kejadian atau peristiwa. Tokoh dan hubungan antartokoh juga mulai diperkenalkan dengan cara yang sesuai dengan kebutuhannya.

Bagian ini mengungkapkan peristiwa atau kejadian awal yang berpotensi menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran yang menghadang tokoh, terutama tokoh utama [protagonis].

Di sini mulailah terjadi peningkatan masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang menyebabkan kesukaran tokoh ikut meningkat pula.

  • Puncak Konflik [komplikasi]

Merupakan bagian yang paling mendebarkan, menghebohkan dan memuncak dari masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang dihadapi oleh para tokohnya.

Jika tidak dilanjuti oleh koda, bagian ini adalah akhir dari cerita yang berisi pengungkapan bagaimana tokoh utama dan tokoh lainnya menyelesaikan berbagai permasalahan yang menimpanya. Terkadang dapat melalui penjelasan maupun penilaian terhadap nasib dan sikap yang dialami oleh tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa.

Merupakan komentar yang membahas kembali isi semua peristiwa dan perilaku tokoh yang terlibat. Terkadang bagian ini memberikan interpretasi amanat, tetapi tidak disarankan. Lebih baik biarkan pembaca menyimpulkannya sendiri. Bagian ini adalah opsional, terkadang koda digunakan untuk membuat semacam teaser untuk buku lanjutannya.

Langkah Menyusun Teks Sejarah

Teks Narasi Sejarah. Foto: Pixabay

Menurut buku Jenis-jenis Teks yang ditulis oleh Kosasih E., berikut beberapa langkah untuk menyusun atau menulis teks sejarah.

  1. Tentukan tema. Sejarah apa yang akan digunakan sebaga latar dan penyokong utama dari teks cerita sejarah?

  2. Buat kerangka sejarah terlebih dahulu dan dapat disusun dengan secara: a] kronologis, b] sebab akibat, c] tindakan tokoh, d] urutan tempat, e] rentetan peristiwa.

  3. Cari literatur, sumber sejarah, buku, dan media yang relevan lainnya untuk mengumpulkan fakta-fakta sejarah.

  4. Kembangkan menjadi teks sejarah dahulu jika diperlukan, kemudian tuangkan sejarah tersebut dalam cerita sejarah yang diinginkan sesuai dengan imajinasi.

  5. Cermati kembali teks cerita sejarah yang disusun, baik itu struktur, isi ataupun kaidah kebahasaanya.

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA