Bagaimana perkembangan politik Indonesia pada masa kemerdekaan

KONDISI POLITIK DAN EKONOMI INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia kehidupan masyarakat Indonesia masih belum mapan sebagai sebuah negara dengan berbagai macam permasalahannya. kondisi ekonomi pada masa awal kemerdekaan sangat memprihatinkan karena inflasi, belum punya mata uang Republik Indonesia, peredaran mata uang asing, dan kas negara kosong. Secara politik, keadaan Indonesia di awal kemerdekaan belum mapan, terjadi ketegangan, kekacauan dan berbagai insiden. Hal ini dikarenakan masih adanya sisa pasukan Jepang dan datangnya kembali Belanda untuk berkuasa di Indonesia.  Sedangkan pada masalah sosial, sebagaian besar masyarakat Indonesia pada masa awal kemerdekaan hidup dibawah garis kemiskinan.

Dengan demikian, kondisi awal Indonesia pada bidang sosial, ekonomi dan politik sangat memprihatinkan karena secara politik  terjadi ketegangan, kekacauan dan berbagai insiden yang mengancam kedaulatan indonesia. Sementara itu kondisi perekonomian negara masih sangat memprihatinkan karena inflasi, sedangakan pada masalah sosial sebagian masyarakat Indonesia pada masa awal kemerdekaaan hidup dibawah garis kemiskinan.

Lebih jelasnya lihat link video berikut : //drive.google.com/file/d/1bFOSLmLJE3pQlMNRVxWkf2MtK8awwZDO/view?usp=shari

Republik Indonesia Serikat (RIS) berdiri pada tanggal 27 Desember 1949. (Unsplash/Joakim Honkasalo)

adjar.id - Perkembangan Politik Republik Indonesia Serikat (RIS) setelah masa kemerdekaan melalui berbagai macam perubahan. 

Berdasarkan hasik kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB), bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).

Nah, Republik Indonesia Serikat (RIS) berdiri pada 27 Desember 1949 dengan landasan Undang-Undang Dasar Sementara sebagai konstitusinya. 

Baca Juga: Melengkapi Peta Pikiran 'Konferensi Meja Bundar', Kelas 6 Tema 2

Sesuai dengan isi konstitusi baru, negara Indonesia berbentuk sebuah federasi dan meliputi seluruh daerah Indonesia, lo. 

Apakah Adjarian tahu, apa saja negara-negaranya?

Kalau belum, yuk, kita simak informasi lebih lanjut mengenai perkembangan politik Republik Indonesia Serikat (RIS) di bawah ini!

"RIS didirikan pada 27 Desember 1949 dengan landasan Undang-Undang Dasar Sementara sebagai konstitusinya."

Page 2

Republik Indonesia Serikat (RIS) berdiri pada tanggal 27 Desember 1949. (Unsplash/Joakim Honkasalo)

1. Negara yang Tergabung di dalam Federasi

Berikut ini, adalah negara yang tergabung di dalam federasi, yaitu:

- Negara bagian yang meliputi: Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Selatan, Negara Sumatra Timur, dan Republik Indonesia. 

- Satuan-satuan kenegaraan yang meliputi: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Bangka, Belitung, Riau, dan Jawa Tengah.

- Daerah Swapraja yang meliputi: Kota Waringin, Sabang, dan Padang.

Baca Juga: Tugas Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 

Sistem pemerintahan RIS dipegang oleh presiden dan menteri-menteri di bawah perdana menteri, ya. 

Untuk Presiden RIS adalah Ir. Soekarno setelah ia menjadi calon tunggal di dalam pemilihan Presiden RIS tanggal 15 Desember 1949. 

Sedangkan, Drs. Moh. Hatta diangkat menjadi Perdana Menteri RIS pada tanggal 20 Desember 1949. 

"Presiden pertama RIS adalah Ir. Soekarno dan Perdana Menteri RIS pertama adalah Drs. Moh Hatta."

Page 3

Republik Indonesia Serikat (RIS) berdiri pada tanggal 27 Desember 1949. (Unsplash/Joakim Honkasalo)

2. Kembali Menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) ternyata tidak sejalan dengan cita-cita kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia. 

Oleh karena itu, muncul gerakan yang ingin mengubah bentuk negara Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Masyarakat negara bagian mengadakan demonstrasi yang bertujuan untuk membubarkan RIS dan menuntut kembali ke dalam NKRI. 

Baca Juga: Contoh Soal dan Jawaban Materi Seputar NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Pada bulan April tahun 1950, sebagian besar negara bagian dan satuan-satuan kenegaraan telah bergabung kembali menjadi Republik Indonesia. 

Akan tetapi, Negara Timur dan Negara Sumatra masih belum bersatu. 

Tak membutuhkan waktu lama, keduanya kembali bergabung di dalam NKRI. 

Kedua negara tersebut kemudian memberikan mandatnya kepada pemerintah RIS untuk mengadakan pembicaraan mengenai pembentukan Negara Kesatuan dengan pemerintah RI.

"Bentuk negara RIS tidak sesuai dengan cita-cita kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia."

Page 4

Republik Indonesia Serikat (RIS) berdiri pada tanggal 27 Desember 1949. (Unsplash/Joakim Honkasalo)

Pada 12 Mei 1950, kedua mandat telah diberikan oleh Negara Timur dan Negara Sumatra. 

Pada 19 Mei 1950, ditandatangani sebuah piagam persetujuan antara Pemerintah RIS dan Pemerintah RI. 

Baca Juga: Macam-Macam Fungsi dan Peranan Pancasila bagi Bangsa Indonesia

Piagamnya berisikan bahwa kedua pihak dalam waktu singkat akan bersama-sama melaksanakan pembentukan negara kesatuan. 

Dengan itu, RIS pun bubar dan menjadi Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustua 1950. 

Bersamaan dengan itu kabinet RIS yang diketuai oleh Hatta pun berakhir, ya.

Nah Adjarian, itulah perkembangan politik Negara Republik Indonesia (RIS) pada masa kemerdekaan yang perlu kita pelajari.

Sekarang, yuk, coba jawab soal di bawah ini!

Pertanyaan

Sebutkan kepanjangan dari RIS!

Petunjuk: Cek halaman 1-4.

Kamu tahu, gak, dalam sejarah politik Indonesia, negara tercinta kita ini sempat mengalami beberapa kali pergantian sistem politik? Kenapa demikian, ya? Nah, kalau kamu penasaran dengan sejarah politik Indonesia, apa saja yang pernah diterapkan di Indonesia dan apa saja alasannya, kamu simak baik-baik artikel ini, ya.

Sejarah Politik Indonesia di Masa Awal Kemerdekaan

Pada saat Indonesia baru merdeka, pemerintah Indonesia saat itu masih belum mengatur sistem pemerintahan secara sempurna. Para founding fathers kita alias para pendiri Indonesia masih terus berusaha mencari sistem pemerintahan yang tepat untuk Indonesia. Dalam catatan sejarah politik Indonesia disebutkan Soekarno-Hatta dilantik menjadi presiden dan wakil presiden pada tanggal 18 Agustus 1945. Saat itu sistem pemerintahan yang diterapkan untuk Indonesia adalah sistem presidensial. Presiden Soekarno kemudian membentuk Kabinet Presidensial untuk memenuhi alat kelengkapan negara.

Sistem pemerintahan presidensial tersebut terpusat atau tersentral pada Soekarno-Hatta karena pada saat itu rakyat Indonesia mempercayakan Indonesia kepada mereka. Sebelum ada Majelis Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, ataupun Dewan Pertimbangan Agung, Presiden  Soekarno dibantu oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Nah, untuk menghindari adanya absolutisme atau kekuasaan mutlak dari satu pihak saja, pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan tiga maklumat. Pertama, Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945, yang berisi ketetapan KNIP yang diubah menjadi lembaga legislatif. Kedua, Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, yang berisi mengenai pembentukan partai-partai politik di Indonesia. Ketiga, Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945, yang berisi mengenai perubahan sistem pemerintahan Indonesia dari sistem presidensial ke sistem demokrasi parlementer.

Kumpulan peristiwa sejarah Indonesia mencatat, dalam sistem demokrasi parlementer, kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat. Karena pemerintahan bersifat parlementer, Presiden Soekarno perlu membentuk suatu kabinet lagi. Namun sayangnya, kabinet-kabinet bentukan Presiden Soekarno tersebut tidak ada yang bertahan lama. Ini terjadi karena pada saat itu, masih ada banyak tantangan bagi pemerintah Indonesia, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Salah satu di antaranya adalah karena pada saat itu Belanda kepingin balik berkuasa lagi di Indonesia.

Konflik antara Indonesia dan Belanda yang menggemparkan sejarah politik Indonesia ini akhirnya ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan diadakannya Konferensi Meja Bundar alias KMB. Meskipun sebenarnya berbagai perjanjian seperti Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renville, dan Perjanjian Roem-Royen sudah pernah dilakukan.

Masa RIS

Perjanjian KMB pada saat itu dilakukan di Den Haag, Belanda, pada tanggal 23 Agustus sampai tanggal 2 November 1949. Hasil perjanjian KMB ini sangat penting bagi Indonesia. Salah satunya adalah kembalinya kedaulatan Indonesia seutuhnya setelah Belanda berusaha untuk menguasai Indonesia lagi. KMB juga menjadi babak baru sistem pemerintahan Indonesia.

Saat itu Indonesia menjadi salah satu negara federasi yang secara langsung memiliki hubungan dengan Kerajaan Belanda. Makanya, Indonesia juga menggunakan nama baru, yaitu Republik Indonesia Serikat (RIS). Sistem kepemimpinan dan pemerintahannya juga jadi berubah. Indonesia terbagi menjadi beberapa negara bagian.

Sistem ini sebenarnya malah akan membuat posisi Indonesia jadi lemah, tapi pada saat itu pemerintah Indonesia tidak memiliki cara lain. Hanya inilah satu-satunya cara yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengusir Belanda dari bumi Indonesia. Coba, deh, kamu bayangin. Wilayah Indonesia yang sangat besar dipecah-pecah menjadi beberapa negara bagian seperti Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, dan Negara Sumatera Selatan. Setiap negara bagian tersebut memiliki pimpinannya masing-masing.

RIS ini akhirnya tidak berlangsung lama, hanya sanggup bertahan selama satu tahun saja. Banyak negara bagian yang merasa tidak puas dengan sistem negara bagian. Mereka kemudian mengusulkan agar pemerintahan dikembalikan menjadi republik lagi, bukan RIS. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1950, usulan mereka ini diterima oleh Presiden RIS Soekarno. Indonesia akhirnya kembali menjadi negara kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950 dengan penandatanganan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950) sebagai pengganti UUD RIS.

Masa Demokrasi Liberal/Parlementer

Setelah RIS dibubarkan, Indonesia menerapkan demokrasi parlementer dengan mencontoh sistem parlementer Barat. Masa ini kemudian disebut sebagai Masa Demokrasi Liberal, yang secara otomatis bentuk negara serikat berubah menjadi negara kesatuan yang berlandaskan UUDS 1950. Dengan berlakuknya konstitusi ini, akhirnya Indonesia dijalankan oleh suatu dewan menteri atau kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri yang bertanggung jawab pada parlemen atau DPR.

Nah, pada masa ini Indonesia menganut sistem multipartai. Ada banyak partai politik dengan beragam ideologi dan tujuan politik. Tapi saking banyaknya partai pada masa tersebut akhirnya menciptakan dampak buruk bagi demokrasi kita. Kenapa begitu? Karena kehidupan politik dan pemerintahan Indonesia pada waktu itu jadi tidak stabil gara-gara sering gonta-ganti kabinet. Pergantian kabinet ini akhirnya membuat program-program yang dibuat pemerintah jadi tidak bisa dijalankan dengan baik.

Bayangin aja, selama hampir sembilan tahun, Indonesia pada saat itu mengalami tujuh kali pergantian kabinet. Makanya, UUDS 1950 dan sistem demokrasi liberal tidak cocok dan tidak sesuai dengan kehidupan politik bangsa Indonesia yang majemuk. Akhirnya pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengumumkan Dekrit Presiden mengenai pembubaran Dewan Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945, serta tidak berlakunya UUDS 1950 karena dianggap tidak cocok dengan ketatanegaraan Indonesia.

Masa Demokrasi Terpimpin

Seperti yang sering diulas dalam pelajaran sejarah Indonesia, Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kemudian menjadi penanda awal berlakunya demokrasi terpimpin di Indonesia. Pada tanggal 22 April 1959, Presiden Soekarno kemudian memberikan amanat ke konstituante mengenai pokok-pokok demokrasi terpimpin. Ada lima pokok demokrasi terpimpin tersebut, diantaranya adalah demokrasi terpimpin bukanlah diktator dan demokrasi terpimpin cocok dengan kepribadian dan dasar hidup bangsa Indonesia.

Penerapan Demokrasi terpimpin ini intinya adalah musyawarah untuk mufakat yang diselenggarakan secara gotong royong. Namun, pada saat itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) semakin berkembang melalui ajaran Nasakom. Sampai akhirnya muncul peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau yang sering kita sebut G30S PKI.

Setelah penumpasan komunis di Indonesia berhasil, masa pemerintahan Soekarno dengan Demokrasi Terpimpin pun berakhir. Ini lah kali pertama dalam sejarah politik Indonesia yang menjadikan sistem pemerintahan Indonesia berganti jadi Demokrasi Pancasila yang dipimpin oleh Soeharto. Indonesia pun berlanjut memasuki babak kehidupan selanjutnya di masa Orde Baru.

Nah, itulah beberapa sistem politik yang pernah diterapkan di negara kita tercinta, Pahamifren. Kalau kamu pengen mempelajari materi pelajaran ini lebih dalam, kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut di aplikasi Pahamify. Pahamify juga masih ada promo diskon berlangganan paket belajar selama tiga dan enam bulan hingga 80%, loh! Jadi, tunggu apalagi? Buruan unduh aplikasi Pahamify sekarang juga!

Penulis: Salman Hakim Darwadi

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA