Bagaimana Cara memeriksa switch rem depan dan belakang dengan ohmmeter

Sejeworks – Salam oprex dan salam satu asphal, lampu rem pada kendaraan bermotor termasuk sebagai safety signal saat berkendara. Posisi lampu rem pada umumnya berada dibagian belakang dari sepeda motor, selain itu warna kaca mika lampu rem biasanya berwarna merah. Hal ini berbeda dengan mika lampu depan dan lampu ren, jadi saat biker menarik handel rem atau menginjak pedal rem, maka lampu rem belakang akan menyala merah sesuai dengan warna mika tersebut.  


Lampu rem merupakan bagian dari sistem beban seperti klakson, lampu senja, lampu sen dan lampu spidometer. Sistem beban sangat membutuhkan sumber tenaga arus listrik dari aki atau batrey, jika batrey ngerop atau soak, sinar lampu rem agak redup tidak seperti biasanya. Untuk menyalakan lampu rem belakang pada sepeda motor, diperlukan switch atau saklar rem sebagai pemotong dan penerus arus listrik dari aki. 

Sebelum kita ngomongin fungsi swit atau swith rem, lebih dahulu kita bahas apasih fungsi lampu rem belakang pada sepeda motor.  Lampu rem berfungsi sebagai lampu untuk memberi petunjuk ke pengendara dibelakangnya agar mereka tidak terkejut jika kecepatan sepeda motor kita melambat, pada umumnya tutup lampu rem berwarna merah. Arus listrik lampu rem mempunyai daya sekitar 18 watt – 12 volt, dengan jumlah arus listrik tersebut sering kali membuat aki cepat ngedrop dan soak. Penyebabnya karena lampu rem belakang dalam kondisi manjer atau menyala terus, jadi pada intinya lampu rem akan sangat berpengaruh untuk keselamatan berkendara dan tidak bisa dianggap sepele untuk masalah kelistrikan.  

Saklar atau swicth lampu rem berfungsi sebagai sebagai penghubung dan pemutus arus listrik yang masuk ke lampu rem belakang. Pada sepeda motor biasanya mempunyai 2 swit rem, yaitu swit rem depan dan swit rem belakang. Setiap motor mempunyai model swit rem yang berbeda – beda, letak perbedaan tersebut biasanya pada swit rem belakang antara motor matic dengan motor bebek dan sport. Selain itu swit rem Honda dan Yamaha juga mempunyai perbedaan yang sangat mencolok, contohnya swit rem cakram depan.  

Saklar rem depan pada motor – motor pabrikan jepang biasanya mempunyai bunyi click saat rem motor tersebut digunakan, bunyi click pada swit rem depan hampir sama dengan suara mouse komputer. Tapi untuk motor pabrikan garputala atau Yamaha, tidak menggunakan swit rem depan dengan model yang sama seperti motor – motor pabrikan jepang lainnya. Swit rem depan yang berbunyi klick biasanya digunakan oleh pabrikan Honda, Suzuki dan Kawasaki. 

Cara kerja dari swit rem cakram depan tersebut yaitu, saat handel rem ditarik kondisi kawat tembaga didalam swit akan saling menyambung karena tidak ada tekanan dari handel rem depan. Sebaliknya lampu rem akan mati jika handel rem dibiarkan pada posisi bebas atau tidak ditarik, jadi handell rem akan menekan swit rem cakram depan dan plat tembaga tidak akan saling menempel atau bersentuhan.      

Berbeda halnya dengan swit rem depan cakram, pada swit rem belakang motor bebek dan motor sport bekerja mengalirkan arus listrik saat pedal rem diinjak, kondisi pedal rem yang diinjak tersebut akan menarik pegas / peer yang yang menghubungkan pedal rem dengan swit rem. Swit rem belakang motor bebek dan sport mempunyai bentuk yang hampir sama walaupun rem belakang tersebut memakai rem belakang cakram dan rem belakang teromol, tapi tetap saja bisa dipasang atau saling substitusi dengan sedikit rubahan. Hal ini disebabkan karena panjang pendeknya kabel swit rem dan jenis soketan swit rem. 

Sedangkan saklar rem belakang motor matic mempenyai bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan saklar rem jenis diatas, biasanya rem belakang matic menggunakan rem teromol dan handel rem terletak disebelah kiri. Posisis swit rem belakang motor matic seperti Honda Beat, Vario dan Yamaha Mio biasanya terletak disebelah handel rem kiri, bentuk swit rem belakang motor matic Honda hampir sama dengan swit rem rem cakram depan motor – motor Yamaha.

Pada dasarnya jalur rangkaian lampu rem sepeda motor dimulai dari Aki – Kunci Kontak – Sekring / FUSE – Swit Rem Depan & Belakang – Lampu Rem, tapi ada juga yang jalur kabel rem belakang masuk ke swit starter. Biasanya yang jalur kabel rem masuk swit starter ada dipada motor – motor matic yang menggunakan swit standar samping.  

Arus listrik lampu rem sepeda motor sekitar 18 watt dengan tegangan listrik 12 volt, hal ini bisa dilihat dari angka yang tertulis pada bohlam belakang standar bawaan pabrik. Pada bohlam lampu rem belakang tersebut tertera angka 12 V – 5/18 W, yang artinya 12 volt untu tegangan listrik yang dibutuhkan. Sedangkan angka 5 berarti daya yang dibutuhkan untuk lampu senja belakang dan 18 adalah daya yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu rem. Itulah sebabnya kenapa lampu rem mempunyai sinar yang lebih terang dari lampu senja. 

Nah, biar lebih jelasnya tonton viideo dibawah ini ya bro, dan jangan lupa tingggalkan komen, like, share dan subscribenya ya bro…

Akhir kata dari gua tetep keep riding, hormati para pejalan kaki salam oprex dan salam satu asphal.  

Jika lampu kepala Sepeda Motor (depan) tidak menyala, maka pemeriksaanya adalah:

  1. Periksa bola lampu, ganti bila bola lampu jika putus.
  2. Periksa tahanan pada lighting coil (kumparan penerangan pada generator mesin atau spul lampu). Standar tahanan dan warna kabel kumparan penerangan berbeda setiap merek/tipe sepeda motor, lihat buku manual masing-masing. Jika hasil pengukuran melebihi/kurang dari standar, gantilah kumparan penerangan atau stator alternator.
  3. Periksalah saklar (switch) lampu. Lihat keterangan diatas tentang pemeriksaan saklar.
  4. Periksalah saklar lampu jauh dekat (dimmer switch). Untuk memeriksa tahanannya/hambatan (kontinuitas-nya), lihat keterangan diatas tentang pemeriksaan saklar. 
Untuk memeriksa tegangannya lampu kepala:

a) Hubungkan multimeter (skala voltmeter) pada terminal (+) ke konektor lampu Jauh maupun lampu dekat secara bergantian (tergantung posisi saklar dimmer tersebut).

b) Hubungkan terminal (-) multimeter ke massa/body kendaraan atau kabel yang menuju massa.

c) Hidupkan mesin sepeda motor

d) Geser saklar/switch lampu ke posisi ON

e) Geser saklar/switch dimmer ke posisi lampu dekat atau ke lampu jauh secara bergantian.

f) Multimeter harus menunjukkan tegangan sebesar tegangan baterai (12 V) pada sambungan konektor bola lampu depan sepeda motor tersebut.

Jika tegangan yang diperoleh di luar spesifikasi atau terdapat kerusakan rangkaian kabel dari kunci kontak ke sambungan soket tersebut, maka :

1. Periksa sambungan kabel sepeda motor.

Periksa seluruh sambungan kabel sistem penerangan sepeda motor. Perbaiki jika ada kabel/soket yang rusak, terputus, longgar dan sebagainya.

2. Periksa kondisi tiap sirkuit/rangkaian sistem penerangan sepeda motor.

C. Pemeriksaan Lampu Sein sepeda motor

Jika lampu tanda belok (sein) tidak menyala, maka pemeriksaanya adalah:

1) Periksa bola lampu, ganti bila bola lampu sepeda motor putus.

2) Periksa sekering sepeda motor, ganti jika sekering terbakar atau putus. Periksa sambungan pada kabel rangkaian sistem lampu sein. Perbaiki/ganti sekering jika ada yang rusak, terputus, longgar dan sebagainya.

3) Periksa relay (flasher) lampu sein sepeda motor

Jika seluruh sambungan dan kabel sistem lampu sein masih dalam keadaan bagus maka, periksa relay /flaser lampu sein dengan cara menghubung secara singkat soket pada flaser.  antara terminal yang ada pada flaser menggunakan kabel jumper. Kemudian periksa nyala lampu sein dengan memposisikan saklar lampu sein pada posisi ‘ON”. Jika lampu sein menyala, berarti flaser rusak dan harus diganti dengan yang baru.

D. Pemeriksaan Klakson

Jika klakson tidak berbunyi, maka yang harus dilakukan adalah:

1) Periksa saklar/tombol klakson.

Lihat bagian saklar/swch diatas tentang pemeriksaan saklar.

2) Periksa tegangan/arus yang menuju klakson, dengan cara:

a) Periksa dengan menggunakan multimeter (skala voltmeter), yaitu hubungkan terminal (+) multimeter ke kabel di terminal klakson (kabel yang mendapat arus dari baterai) dan terminal (-) multimeter ke massa/body sepeda motor.

b) Putar kunci kontak pada posisi ON

c) Multimeter harus menunjukkan tegangan sebesar tegangan baterai sebesar 12 V pada pengukuran tersebut.

Jika tegangan yang diperoleh di luar spesifikasi/standar,maka terdapat kerusakan rangkaian kabel dari kunci kontak ke klakson.

3) Periksaan klakson, dengan cara:

a) Periksa dengan menggunakan multimeter (skala voltmeter),yaitu terminal (+) pada multimeter ke terminal klakson (terminal yang kabelnya menuju massa) dan terminal (-) multimeter ke massa/body sepeda motor.

b) Putar kunci kontak pada posisi ON

c) Multimeter harus menunjukkan tegangan sebesar tegangan baterai sebesar 12 V pada pengukuran tersebut.

Jika tegangan yang diperoleh di luar spesifikasi/standar, maka terdapat kerusakan pada klakson.Ganti klakson dengan yang baru.

4) Cara lain memeriksa klakson adalah dengan cara menghubungkan langsung klakson ke baterai 12V seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

5) Jika klakson berbunyi nyaring, maka klakson dalam keadaan normal.

E. Pemeriksaan dan Pengukur Tinggi Permukaan Bensin sepeda motor

1) Buka/lepaskan pengukur tinggi permukaan bensin yang terdapat pada tanki kendaraan.

2) Periksa tahananya dengan menggunakan multimeter (skala ohmmeter) pada setiap posisi pelampung.

3) Standar tahanan pada masing-masing terminal pengukur tinggi permukaan bensin setiap merek/tipe sepeda motor berbeda. Lihat buku manual (BPR) yang bersangkutan untuk lebih jelasnya.

4) Jika nilai tahanan yang diukur tidak sesuai dengan spesifikasi/tidak standar, maka ganti satu set pengukur tinggi permukaan bensin tersebut.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA