Bagaimana cara melaksanakan shalat secara terlentang

Editor : S. Dian Andryanto


Minggu, 5 Desember 2021 05:35 WIB

Bagaimana cara melaksanakan shalat secara terlentang

Seorang warga Muhammadiyah saat melakukan salat Idul Adha 1436 Hijriahdi halaman Masjid Al-Huda, Tebet. Warga tersebut tetap menjalankan Salat Idul Adha dengan khusyuk, walaupun dengan cara duduk di atas kursi. Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Salat wajib merupakan salat fardhu yang dikerjakan lima kali dalam sehari yaitu pada waktu subuh, zuhur, ashar, maghrib, isya. Ibadah ini wajib hukumnya bagi umat Islam.

Namun bagaimana dengan pasien yang terbaring sakit di rumah maupun di ranjang rumah sakit dalam melaksanakan salat wajib tersebut?

Bagi seorang pasien ataupun orang sakit saat dirinya merasa kesulitan karena sakit yang ia derita, sebenarnya diperbolehkan untuk mengerjakan salat dengan cara jama taqdim. Jama taqdim yaitu seperti menggabungkan shalat zuhur dan ashar di waktu tanda adzan zuhur.

Selain itu, pasien juga menggunakan cara mengwashat salat, yaitu melakukan salat seperti zuhur, ashar, dan isya cukup dengan dua rakaat saja. Tidak hanya itu, pasien juga boleh mengerjakan dalam posisi salat seperti dalam posisi duduk atau pun dengan cara berbaring atau tidur. Adapun tata cara posisi sholat tersebut berikut penjelasannya.

1. Salat dalam posisi berbaring atau tidur. a. Bagi pasien sakit yang tidak bisa menunaikan sholat dengan cara duduk ataupun duduk, maka diperbolehkan untuk mengerjakan sholat dengan cara tiduran. b. Anda cukup memposisikan dengan tidur terlentang, wajah menghadap kiblat, dan posisi bantal lebih tinggi. c. Sedangkan untuk cara mengerjakan ruku, anda harus menggerakkan kepala ke muka atau sedikit menekuk. d. Untuk sujud. Cukup dengan menggerakkan kepala lebih dalam ke muka atau lebih ditundukkan. Namun jika leher anda mengalami sakit atau sedang menggunakan gips, cukup lakukan dengan isyarat mata yang dibuka dan ditutup sebagai ganti gerakan tersebut. e. Selanjutnya posisi tidur juga bisa dengan cara badan miring ke kanan atau ke arah kiblat. 2. Salat dengan posisi duduk. a. Pada posisi ini pasien bisa duduk layaknya duduk diantara dua sujud atau duduk sambil meluruskan kaki. b. Lalu, untuk mengerjakan gerakan ruku, anda cukup dengan duduk membujuk sedikit dan posisi tangan masih sama layaknya shalat biasanya. c. Terakhir untuk posisi sujud, bisa dengan cara sujud seperti biasanya. Namun, bagi pasien salat wajib dengan cara meluruskan kaki, pada posisi ruku, gerakan bungkuknya lebih sedikit dari pada bungkuk dalam sujud.

ASMA AMIRAH

Baca: Tata Cara Salat Taubat, Berikut ini Niat Salat Beserta Doa

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

KOMENTAR

BERITA TERKAIT

Liputan6.com, Jakarta Sholat merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan untuk mendapat ridha Allah SWT. Tentu sebagai umat Islam tidak boleh meninggalkan sholat, meski hanya satu waktu. Di tengah kondisi sakitpun, sholat masih bisa dikerjakan.

  • Tata Cara Salat yang Benar, Lengkap dengan Bacaannya
  • Tata Cara Sholat Dhuha 2 Rakaat, Lengkap Bacaan Niat dan Waktu Terbaik Menjalankannya
  • Bacaan Doa Sholat Hajat Arab, Latin, dan Artinya

Sakit bukan menjadi penghalang umat muslim meninggalkan sholat, bahkan Allah SWT memberi keringanan kepada orang sakit untuk menjalankannya. Keringanan tersebut berupa boleh tayamum dan bisa melakukan sholat dengan posisi duduk maupun berbaring bagi yang sakitnya parah.

Tata cara sholat bagi orang sakit, berbeda dengan gerakan sholat pada umumnya. Tercantum dalam kitab suci Al-Quran, surah Al-Baqarah ayat 185, Allah berfirman:

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Q.S. Al-Baqarah ayat 185)

Berikut Liputan6.com ulas mengenai tata cara sholat posisi berbaring bagi orang sakit dan bacaan niat yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (27/4/2022).

Sholat Idul Fitri bagi umat muslim akan segera tiba. Ini dia syarat sholat ied massal versi fatwa MUI di masa pandemi Corona Covid-19.

**Gempa Cianjur telah meluluhlantakkan Bumi Pasundan, mari bersama-sama meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Cianjur dengan berdonasi melalui: rekening BCA No: 500 557 2000 A.N Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih. Bantuan akan disampaikan dalam bentuk sembako, layanan kesehatan, tenda, dll. Kepedulian kita harapan mereka.

Tata Cara Wudhu atau Bersuci Bagi Orang Sakit

Ilustrasi tayamum yang benar. 

Suci merupakan salah satu syarat sah sholat yang berarti tetap harus dijalani bagi umat islam yang akan beribadah walau dalam keadaan sakit. Menjalankan sholat dengan mengikuti tata cara sholat duduk berarti juga bisa mengikuti tata cara bersuci bagi orang sakit berikut ini.

1. Wajib bagi orang yang sakit untuk mandi, sebagai bentuk membersihkan diri dari hadas besar lalu berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil.

2. Jika tidak mampu mengambil air wudhu karena suatu halangan atau khawatir sakitnya akan bertambah parah, maka diperbolehkan tayamum. Berikut tata cara tayamum yang benar:

a. Membaca niat sebelum tayamum, lalu menekan kedua telapak tangan di tanah atau debu. Jari-jari kedua telapak tangan dirapatkan. Niat yang dibaca saat melaksanakan tayamum:

Nawaytu tayammuma li istibaakhati sholati lillahi ta'ala.

Artinya: “Aku niat melakukan tayamum agar dapat mengerjakan shalat fardlu karena Allah taala.”

b. Mengusap wajah dengan tanah atau debu. Dianjurkan meratakan debu pada seluruh bagian wajah.

c. Tekan kedua telapak tangan di tanah atau debu kembali, jari-jari direnggangkan.

d. Usap telapak tangan kiri ke punggung lengan kanan sampai siku. Kemudian, balikkan telapak tangan kiri ke bagian dalam lengan kanan. Usap bagian tersebut hingga ke pergelangan. Lalu lanjutkan dari telapak tangan kanan untuk usap punggung tangan kiri hingga siku.

e. Usap bagian dalam jempol kiri ke bagian punggung jempol kanan. Lakukan hal yang sama pada tangan kiri.

f. Selanjutnya, satukan kedua telapak tangan dan usapkan di antara jari-jari.

g. Membaca doa setelah tayamum. Doa setelah tayamum sama seperti setelah berwudhu, yaitu:

Asyhadu Allaa Ilaaha Illalloohu Wandahuu Laa. Syariika Lahu Wa Asyhadu Anna Muhammadan 'Abduhuuwa Rosuuluhuu, Alloohummaj'alnii Minat Tawwaabiina Waj'alnii Minal Mutathohhiriin.

Artinya: “Aku mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci (sholeh).”

3. Apabila orang yang sakit memiliki luka atau di gips, maka usapkan air cukup sekali saja sebagai ganti membasuhnya.

4. Pastikan orang yang sakit menggunakan pakaian yang bersih ketika akan menunaikan sholat. Tidak terkena najis atau kotoran yang bisa membatalkan. Jika tidak memungkinkan, maka bisa sholat seadanya.

5. Sholat di tempat yang suci juga, jika ada najis sebaiknya diganti atau dibersihkan. Bisa juga menghamparkan kain bersih untuk alas sholatnya.

Syarat melakukan sholat dalam posisi berbaring, dapat dilakukan jika orang sakit tidak dapat mengerjakan sholat dengan duduk. Dilakukan dengan posisi tidur terlentang, wajah menghadap kiblat dan posisi bantal lebih tinggi. Berikut tata cara sholat posisi berbaring adalah:

1. Cara mengerjakan ruku cukup menggerakkan kepala ke muka atau sedikit menekuk.

2. Cara mengerjakan sujud dengan menggerakkan kepala lebih dalam ke muka atau lebih ditundukkan. Jikalau ada sakit yang menghalangi kedua gerakan tersebut, semisal leher di gips. Orang sakit bisa melakukan dengan isyarat mata yang dibuka dan ditutup sebagai ganti gerakan.

3. Posisi tidur juga bisa dengan cara badan miring ke kanan atau ke arah kiblat. Gerakan ruku dan sujud pun sama.

4. Jika semua cara di atas tidak memungkinkan sama sekali, orang sakit bisa menunaikan sholat dalam hati, selama akal dan jiwa masih ada.

Jika orang sakit merasa kesulitan akan hal tersebut, diperbolehkan pula untuk mengerjakan sholat dengan jama taqdim. Seperti menggabungkan sholat Dzuhur dan Ashar di waktu tanda adzan Dzuhur. Selanjutnya tata cara sholat bagi orang sakit sedang dalam perawatan di luar negeri, diperbolehkan pula untuk menunaikan dengan cara menqashar sholat. Sehingga bisa melakukan sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya cukup 2 rakaat.

Bacaan Niat Sholat Lima Waktu

Setiap sholat tentu berbeda niatnya. Berikut bacaan niat dalam cara sholat lima waktu, yaitu:

1. Sholat Subuh 

Sholat subuh dikerjakan paling awal yakni sejak terbitnya fajar dan berakhir hingga terbitnya matahari. Jumlah rakaat sholat subuh yaitu 2 rakaat. Berikut bacaan niat sholat subuh, yaitu:

“Usholli fardha shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala”. 

Artinya: “Aku niat salat fardu subuh, dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah ta’ala”. 

2. Sholat Dzuhur 

Selanjutnya ada sholat dzuhur, dikerjakan pada pertengahan hari atau siang hari saat matahari tepat berada di atas kepala sampai panjang bayangan melebihi benda. Jumlah rakaat shokat dzuhur yaitu 4 rakaat. Berikut ini bacaan niat sholat dzuhur, yaitu:

“Usholli fardha dzuhri arba’a raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala”. 

Artinya: “Aku niat salat fardu dzuhur, empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah ta’ala”. 

3. Sholat Ashar 

Sholat ashar dikerjakan ketika panjang bayangan benda telah melebihi benda tersebut hingga tenggelamnya matahari. Jumlah rakaat sholat ashar yaitu 4 rakaat. Berikut ini bacaan niatnya, yaitu:

“Usholli fardha ‘ashri arba’a raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala”. 

Artinya: “Aku niat salat fardu ashar, empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah ta’ala". 

4. Sholat Maghrib 

Sholat maghrib dikerjakan mulai dari tenggelamnya matahari, hingga mega merah yang ada di langit sudah tidak tampak lagi. Jumlah rakaat sholat maghrib ada 3 rakaat. Berikut ini bacaan niatnya, yaitu:

“Usholli fardha maghribi tsalaatsa raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala”. 

Artinya: “Aku niat salat fardu maghrib, tiga rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah ta’ala”. 

5. Sholat Isya' 

Sholat fardu yang terakhir yaitu sholat Isya' yang dapat dikerjakan sejak langit sudah mulai gelap hingga terbitnya fajar shadiq. Jumlah rakaat sholat Isya' ada 4 rakaat. Berikut ini bacaan niatnya, yaitu:

“Usholli fardha ‘isyaa`i arba’a raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala”. 

Artinya: “Aku niat salat fardu isya, empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah ta’ala”. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bagaimana cara melaksanakan salat dengan terlentang?

Tata cara shalat tidur terlentang:.
Berbaring telentang dengan kaki menghadap kiblat. ... .
Bertakbir dan bersedekap sama seperti saat mengerjakan shalat pada umumnya..
Untuk ruku'nya, cukup dengan menundukkan kepala sedikit, dan kedua tangan diluruskan ke arah lutut..

Bagaimana ketentuan orang yang shalat dalam keadaan berbaring?

Berbaring telentang dengan kaki menghadap kiblat. Yang utama, kepala diangkat sedikit dengan ganjalan seperti bantal atau semisalnya sehingga wajah menghadap kiblat. Jika tidak memungkinkan untuk menghadap kiblat maka tidak mengapa. Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat dalam keadaan berdiri.

Apakah diperbolehkan shalat dengan terlentang?

Salat Posisi Tidur Jika orang sakit tidak dapat mengerjakan salat dengan duduk, boleh menunaikannya dengan posisi tidur terlentang wajah menghadap kiblat, dan posisi bantal lebih tinggi.

Bagaimana cara melakukan ruku dan sujud bagi orang yang shalat dengan posisi telentang?

tata caranya shalat terlentang sebagaimana berikut; Meletakkan sesuatu dibawah kepala agar wajah bisa menghadap kiblat. Mengarahkan kedua telapak kaki ke arah kiblat. Melakukan ruku' dan sujud dengan isyarah kepalanya menunduk, seperti cara menunduk ketika sujud lebih rendah dari pada menunduk diwaktu ruku'