Bacaan yang mengandung hukum mad iwad pada ayat diatas ditunjukkan pada nomor

Jakarta -

Hukum membaca Al Quran sesuai dengan ketentuan ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu 'ain. Sebab itu penting mempelajari cara membaca panjang pendek bacaannya atau hukum mad. Salah satunya adalah mad iwad. Apa itu mad iwad dan bagaimana penjelasan hukum bacaannya?

Sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu penjelasan umum mengenai hukum bacaan mad. Arti mad secara bahasa adalah memanjangkan atau tambah. Kata ini diambil dari bahasa Arab al-mad (المد).

Artinya hukum bacaan mad adalah memanjangkan suara dengan suatu huruf di antara huruf-huruf mad atau lain (layyin) ketika bertemu dengan hamzah (ء) atau sukun (ه) karena adanya sebab.

Huruf-huruf mad itu sendiri terdiri dari tiga huruf hijaiyah di antaranya adalah, alif (أ), wawu (و), dan ya' (ي).

Melansir dari buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid karya Dr. Marzuki, M.Ag., Sun Choirol Ummah, S.Ag., M.S.I., hukum bacaan mad terbagi menjadi dua, di antaranya adalah mad thabi'i artinya dibaca panjang dua harakat (dua ketukan) jika huruf mad tidak bertemu dengan huruf mati/sukun (ه) dan hamzah (ء).

Sementara mad far'i adalah hukum tambahan dari mad asli atau semua bacaan mad (panjang) selain dari mad thabi'i. Mad far'i terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah mad iwad.

Pengertian dan Ciri Mad Iwad

Mad iwad adalah mad yang terjadi karena penggantian harakat fathatain atau tanwin fathah ( ﹷ ) menjadi alif seperti mad thabi'i karena diwaqafkan.

Atau dapat diartikan dengan berhentinya bacaan pada tanwin fathah di akhir kalimat. Bacaan mad iwad dibaca waqaf dengan dipanjangkan sampai satu alif atau dua harakah.

Contoh dan Cara Baca Mad Iwad

Berikut ini merupakan contoh bacaan mad iwad dalam Al Quran disertai dengan cara membaca dan sebabnya.

1. عَلَى النَّارِ هُدًى dibaca 'alan-nāri hudā (QS. Thaahaa: 10)

Sebab: Fathatain di akhir kalimat yang diwaqafkan sehingga diganti alif dan dipanjangkan hingga dua harakat.

2. كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ dibaca kaṡīraw wa nisā`ā (QS. An Nisa: 1)

Sebab: Fathatain di akhir kalimat yang diwaqafkan sehingga diganti alif dan dipanjangkan hingga dua harakat.

3. قَوْمًا بُورًا dibaca qaumam bụrā (QS. Al Furqan: 18)

Sebab: Fathatain di akhir kalimat yang diwaqafkan sehingga diganti alif dan dipanjangkan hingga dua harakat.

Itulah penjelasan lengkap tentang mad iwad, semoga mudah dipahami ya!

Simak Video "Lingkungan Kian Memburuk, Hewan-hewan di Australia Terancam"



(erd/erd)

Ilustrasi mad iwad. Foto: Pixabay.

Mad Iwad merupakan salah satu jenis mad dalam ilmu tajwid. Secara bahasa, mad artinya memanjangkan atau tambah, sedangkan iwad artinya ganti.

Pada dasarnya, hukum bacaan mad terbagi menjadi dua cabang, yaitu mad thabi’i dan mad far’i. Dikutip dari buku Alquran Hadis Madrasah Tsanawiyah kelas VII oleh Aminudin dan Harjan Syuhada, mad iwad termasuk ke dalam cabang mad far’i.

Mad iwad terjadi apabila harakat fathahtain yang terletak di akhir kalimat diwaqafkan. Sehingga, harakat fathahtain tersebut diganti dengan fathah biasa. Cara membacanya dengan dipanjangkan satu alif atau 2 harakat.

Sebagai umat Muslim, mengetahui hukum bacaan dalam Alquran adalah sebuah kewajiban. Sebab, salah membaca ayat Alquran karena tidak mengetahui hukum bacaan dapat mengganti makna dari ayat tersebut.

Agar lebih memahami hukum bacaannya, berikut contoh bacaan mad iwad dalam Alquran.

Contoh Hukum Bacaan Mad Iwad dalam Alquran

Ilustrasi contoh bacaan mad iwad dalam Alquran. Foto: unsplash.

وَكَانُوْا قَوْمًاۢ بُوْرًا

Ayat ini tidak dibaca wa kaanuu qawmam buuraan, tapi dibaca wa kaanuu qawmam buuraa.

اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ayat ini tidak dibaca innal laaha kaana 'alaikum Raqiiban, tapi dibaca innal laaha kaana 'alaikum Raqiiba.

اَوْ اَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى

Ayat ini tidak dibaca aw ajidu 'alan naari hudan tetapi dibaca aw ajidu 'alan naari hudaa.

فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ

Ayat di atas tidak dibaca fii diinil laahi afwajan tetapi dibaca fii diinil laahi afwajaa

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ

Ayat ini tidak dibaca fainna ma’al ‘usri yusron tapi dibaca fainna ma’al ‘usri yusroo.

اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ

Ayat diatas tidak dibaca Alam naj'alil arda mihaa dan, tetapi diabca Alam naj'alil arda mihaa daa.

  • Surat Al Baqarah ayat 269

وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ

Ayat tersebut tidak dibaca wa mai yutal Hikmata faqad uutiya khairan kasiiraan, tetapi dibaca wa mai yutal Hikmata faqad uutiya khairan kasiiraa.

Ayat ini dibaca Fal muuri yaati qadkhaa bukan Fal muuri yaati qadkhan.

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ

Ayat tersebut dibaca Allazii khalaqal mawta walhayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalaa, bukan Allazii khalaqal mawta walhayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalan.

اَ لۡحَمۡدُ لِلّٰهِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلٰى عَبۡدِهِ الۡكِتٰبَ وَلَمۡ يَجۡعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ؕ‏

Ayat ini dibaca Alhamdu lillaahil laziii anzala 'alaa 'abdihil kitaaba wa lam yaj'al lahuu 'iwajaa bukan Alhamdu lillaahil laziii anzala 'alaa 'abdihil kitaaba wa lam yaj'al lahuu 'iwajaan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA