Apakah yang menyebabkan kemajuan Islam pada masa Bani Umayyah?

Era Umayyah dan Abbasiyah merupakan tonggak kejayaan peradaban Islam

Senin , 05 Jul 2021, 16:05 WIB

Davidmus.dk

Era Umayyah dan Abbasiyah merupakan tonggak kejayaan peradaban Islam. Madrasah Mustansiriya, Baghdad, Irak, salah satu karya arsitektur Abbasiyah.

Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, — Sejarah peradaban Islam tidak lepas dari riwayat kemajuan yang dicapai Dinasti Bani Umayyah (661–750) dan Bani Abbasiyah (750–1517). 

Baca Juga

Kedua wangsa tersebut membawa umat Islam ke dalam masa keemasan, yakni ketika sains, ilmu pengetahuan, seni dan budaya berkembang dengan sangat pesatnya. 

Berkaca dari masa lalu, menurut Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin, kunci kegemilangan mereka adalah pada daya adaptasi dan bertahan hidup (survival). 

Dia mengatakan pemerintahan yang berlangsung pada kedua dinasti tersebut bersikap terbuka. Mereka menyerap dari banyak peradaban besar yang muncul sebelumnya, semisal Yunani, Romawi, Persia, atau India. 

“Kemajuan dari dua dinasti yang diunggulunggulkan pada masa keemasan tersebut sebetulnya adalah karena sikap akomodatif terhadap unsur non- Arab,” ujar guru besar ilmu filsafat itu, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika. 

Utamanya karena sikap akomodatif mereka terhadap unsur-unsur non-Arab, seperti tradisi Persia, Romawi, India, dan lain-lain. Maksudnya, keduanya Daulah Umayyah dan Abbasiyah mengadopsi, mengadaptasi, dan melakukan harmonisasi budaya peradaban-peradaban yang jauh lebih besar (daripada Arab) sebelum Islam. Semuanya lantas diharmoniskan ke dalam tradisi Arab dan utamanya Islam. 

Al Makin menjelaskan, ada banyak filsuf Muslim pada era Abbasiyah, misalnya Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Miskawaih, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan sebagainya. 

Mereka semuanya mempunyai buku yang ada benang merahnya dengan (pemikiran) para filsuf Yunani. Sebutlah Plato, yang menulis Politeiadalam bahasa Latin artinya Republik. Karya itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi Siyasah atau sering juga disebut Madinah.

Intinya, menurut Al Makin, para pemikir dan filsuf Muslim pada zaman keemasan itu turut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan. Mereka tidak meman dang filsafat Yunani, misalnya, hanya untuk orang Yunani. 

“Mereka mengambil dan mempelajarinya, mendiskusikannya. Geliat filsafat itu tidak berhenti. Dan, itulah kunci kemajuan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam.,” kata dia.  

sumber : Harian Republika

Peradaban Islam pernah mengalami masa kejayaan dan kemajuan di berbagai bidang pada abad pertengahan. Zaman kejayaan ini dimulai pada Kekhalifahan Umayyah (Bani Umayyah) yang memerintah sejak tahun 661 M dan mencapai puncaknya pada periode Kekhalifahan Abbasiyah (Bani Abbasiyah).

Pada masa-masa tersebut, para filsuf, ilmuwan, dan insinyur dari dunia Islam berkontribusi besar terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan dunia.

Ketika Dinasti Umayyah berkuasa, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Sementara pada kekhalifahan Abbasiyah (750 M – 1258 M), peradaban Islam mengalami kemajuan luar biasa di bidang ilmu pengetahuan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemajuan Peradaban Islam

Bagaimana peradaban Islam di masa lalu, sehingga bisa menciptakan kemajuan luar biasa yang berpengaruh pada dunia? Berikut faktor-faktor pendorongnya:

1. Terjadinya Asimilasi

Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa lain telah mendorong kemajuan peradaban Islam. Keberhasilan penyebaran Islam di berbagai wilayah baru telah mengenalkan Islam pada kebudayaan baru, yang mendorong lahirnya ilmu pengetahuan. Di masa Bani Abbasiyah, banyak masyarakat non-Arab yang ikut memeluk Islam, membuat Islam lebih berwarna dan lebih berkembang.

Sebagai contoh, asimilasi dengan bangsa Persia berpengaruh besar di bidang pemerintahan. Asimilasi dengan India yang terlihat pada bidang kedokteran, matematika, dan astronomi. Selain itu, pengaruh bangsa Yunani pada ilmu filsafat. Terjemahan manuskrip di berbagai bidang inilah yang bisa mendorong kemajuan peradaban Islam.

          Baca juga artikel 5 Tokoh Ilmuwan Muslim Pelopor Teknologi Modern

2. Kemajemukan dalam Pemerintahan dan Politik

Demi mengokohkan pemerintahannya, Kekhalifahan Abbasiyah mengambil strategi yang berbeda dengan Kekhalifahan Umayyah. Abbasiyah meninggalkan corak Umayyah yang ke-arab-araban dengan menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia, sekaligus memasukkan orang-orang Persia dalam struktur pemerintahan.

Abbasiyah juga melakukan nikah silang antara pria Islam dengan wanita-wanita Persia, yang bahkan melahirkan kekhalifahan baru, yaitu al – Makmum. Bukan hanya itu, pada periode ini, tatanan pemerintahan Islam juga tak lagi dimonopoli orang Arab. Kekhalifahan Abbasiyah terbuka dengan bangsa asing untuk ikut duduk di kursi pemerintahan.

3. Stabilitas Politik dan Ekonomi

Salah satu khalifah Abbasiyah yang termashyur dan berhasil mencapai kejayaan, Harun Al Rasyid memiliki strategi dalam memajukan peradaban Islam. Selain politik yang teratur, kestabilan di bidang ekonomi dimanfaatkan oleh Harun al-Rasyid untuk membangun sektor sosial dan pendidikan. Misalnya dengan pengadaan infrastruktur dan fasilitas umum yang menunjang proses belajar masyarakat. Stabilitas politik dan ekonomi telah mendorong kemajuan sains dan teknologi umat Islam di masa itu.

4. Maraknya Gerakan Penerjemah

Gerakan penerjemahan ambil andil sangat besar dalam membantu penyebaran ilmu pengetahuan bukan hanya di kalangan penguasa dan intelektual, tapi juga awam. Gerakan penerjemahan manuskrip-manuskrip kuno ke dalam bahasa Arab pada Kekhalifahan Abbasiyah dibagi menjadi tiga fase.

Pertama, pada masa al-Mansur hingga Harun al-Rasyid yang banyak menerjemahkan karya di bidang astronomi dan logika. Fase kedua, berlangsung sejak periode al-Ma’mun hingga tahun 30 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah bidang filsafat dan kedokteran. Sementara fase ketiga, setelah tahun 300 H, karya yang diterjemahkan meluas, yakni di seluruh bidang keilmuan. Hal ini semakin dimudahkan setelah adanya pembuatan kertas di masa itu.

5. Tingginya Semangat Belajar dan Menggali Ilmu Pengetahuan

Faktor lain yang mendorong kemajuan peradaban Islam, yakni dengan didirikannya banyak perpustakaan sebagai pusat kajian ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Perpustakaan yang sangat tenar di masa Bani Abbasiyah bernama Bayt Al-Hikmah. Selain itu, para khalifah juga mendirikan sekolah-sekolah, lembaga pendidikan tinggi, serta observatorium. Para ilmuwan juga terus melakukan penelitian di berbagai bidang.

Itulah beberapa faktor yang mempengaruhi kemajuan pesat peradaban Islam di masa lalu.

Sahabat Widya, kamu bisa menggali lebih banyak lagi mengenai sejarah peradaban Islam di abad pertengahan melalui fitur “Widya Islami” yang disediakan Smart Speaker Widya Wicara Prima.

Smart Speaker Widya Wicara akan membantumu membacakan kajian-kajian Islam, kisah para nabi, hingga membacakan Al Quran dan terjemahannya. Menarik bukan? Kamu bisa beribadah dengan lebih mudah berkat bantuan Smart Speaker Widya Wicara Prima. Yuk, kunjungi www.widyawicara.com dan cari tahu kelebihannya!

Shopee

Tokopedia

Sumber gambar: //www.freepik.com/free-photo/istanbul-cityscape-featuring-hagia-sophia-blue-mosque_19138434.htm

Kemajuan umat Islam pada masa Bani Umayyah atau Bani Abbasiyah tidak terjadi secara tiba-tiba. Akan tetapi, disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. 

Faktor internal antara lain: 

  1. Konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
  2. Ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju, 
  3. Islam sebagai rahmat seluruh alam, 
  4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Faktor eksternal antara lain seperti berikut. 

1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting. Persia banyak berjasa dalam bidang pemerintahan, perkembangan ilmu filsafat, dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemahan dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat. 

2. Gerakan terjemahan pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah. 

Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik tersebut, antara lain seperti berikut. 

1. Melaksanakan ajaran al-Qur’an secara maksimal. Al-Qur’an di dalam nya banyak ayat menyuruh kita menggunakan akal untuk berpikir. 

2. Melaksanakan isi hadis. Banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia ini. 

3. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad. Contohnya ilmu pengetahuan umum dengan mempelajari ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika, geografi), dan lain-lain. 

4. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA